Share

Iba Venca Untuk Rani

Rani hanya teringat tadi ketika Tara hanya menghubungi lewat sambungan telepon. Tetapi mampu membuat perempuan itu ketakutan. Tepat, sebelum dia pulang dari kantor. 

Tara juga ketakutan atas ancaman papanya. Lantas saja dia menekan pacarnya. Entah, semuanya begitu gelap, terus terang, lelaki itu juga memikirkan tanpa fasilitas papa, dia bisa apa?

“Bagaimana, Ran, kamu sudah periksa lagi, soal telat datang bulan kamu?” 

“Belum,” jawabnya singkat. Dia tahu persis, akhir-akhir ini Tara berubahm bukan seperti cowok yang Rani kenal dahulu.

“Kenapa belum?” 

“Aku belum sempat, lagi pula, rasanya semua itu enggak mungkin.” 

“Jangan main-main, Ran, ini masalah yang serius.” 

“Aku enggak main-main, Tar,” air mata Rani hampir berlinang. Dadanya seringkali sesak ketika dia harus berbicara dengan lelaki ini.  Perempuan itu menghela napas. “Lagi pula, kalau memang kamu mau, aku bersedia pergi, agar kamu berbahagia dengan adikku.”

Tara menggera
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status