Share

Bab 9 Kelicikan Seorang Adnan

Penulis: NatsuHika
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-30 12:30:38

Risa terdengar tertawa kaku tidak enak hati di seberang sana, makanya hanya bisa bergumam pelan ‘um’.

Merasa Risa mulai menjaga jarak dengannya, Adnan segera mengambil alih. “Ada apa meneleponku pagi-pagi begini?”

Risa mulai panik mendengarnya, menatap hadiah di tangan, merasa ragu-ragu dan takut menjawab pertanyaan itu.

“Kenapa diam saja?” ledek sang pria dengan tawa rendahnya yang renyah.

“I-itu Adnan... um... apa kamu yang memberiku hadiah akhir-akhir ini?”

Dengan mata terpejam kuat, Risa akhirnya memberanikan diri menanyakan hal memalukan tersebut.

Kalau bukan dari Adnan, bagaimana dia akan menjelaskannya?

Kalau bukan dari Adnan, pria itu pasti berpikir dirinya sangat berharap dalam hubungan ini sampai merasa kegeeran, kan?

Tidakkah itu agak memalukan meski mereka sudah mau menikah?

“Hadiah?”

“I-iya. Hadiah. Kemarin ada hadiah buku dan polpen, serta bunga tulip hias. Um... hari ini ada hadiah lagi. Lebih mahal daripada sebelumnya, kalung berlian dan cokelat. Juga masih ada bunga tulip untukku. Itu... dari kamu, kan?”

Risa deg-degan parah.

Kacaulah kalau ini bukan dari Adnan!

Sesaat hening.

“Adnan?” sahut Risa ragu-ragu.

“Oh. Itu. Tentu saja itu dariku. Apa kamu suka?”

Hati Risa mengembang dengan cepat layaknya sebuah dentuman supernova dahsyat di alam semesta. Sekujur tubuhnya gemetar terlalu bahagia!

“A-aku suka! Aku sangat suka! Tapi, kalung itu terlalu mahal. Kenapa memberiku hadiah seperti itu, sih?”

“Tidak apa-apa. Bukankah aku sudah bilang kalau aku ingin memanjakan wanitaku?”

Jantung Risa rasanya sudah mau melompat keluar! Terbayang wajah ramah dan tampan pria itu tepat di depannya dengan penuh tatapan cinta dan kasih sayang hanya untuknya!

“Te-terima kasih. Kalau begitu aku tutup dulu. Nanti kita bicara lagi. Istirahatlah yang baik!” seru Risa penuh semangat.

“Um. Assalamualaikum.”

“Waalaikumussalam.”

Risa mengakhiri percakapan itu dengan jantung berdebar kuat, bersandar di dinding dengan wajah terpana tidak percaya. Ponsel dan kotak perhiasan itu dipeluknya di dadanya.

“Ternyata benar itu dari Adnan...” gumamnya dengan perasaan berbunga-bunga, raut wajahnya termenung dalam, penuh keharuan menatap lantai di bawahnya.

Kembali ke penthouse Adnan.

“Apakah dia itu adalah calon istrimu?” goda sang wanita di dekat Adnan yang tengah menghisap rokoknya.

“Bukan urusanmu,” balasnya dingin, mengembuskan asap putih ke udara.

Sang wanita mendengus pelan. “Sejak kapan kamu begitu romantis? Hadiah? Kamu bukan tipe pria semanis itu. Apa dia sudah tahu betapa ganasnya kamu ini di atas ranjang? Itu seharusnya menjadi hadiah yang lebih cocok darimu.”

Adnan meliriknya tajam dan dingin, tapi diabaikan saja oleh sang wanita, memeluknya lebih erat.

Pikiran Adnan melayang pada ucapan Risa.

Hadiah-hadiah itu bukanlah darinya.

Jelas itu dari orang lain, tapi Adnan tidak mau Risa mengetahuinya.

Walaupun dia sempat memberinya gelang seharga 10 juta, itu sebenarnya hanyalah sebuah simbolis. Dia tidak membelinya untuk menyenangkan hati calon istri yang tidak diinginkannya itu, melainkan merupakan langkah untuk membeli kepercayaannya secara tidak langsung.

Seperti kata wanita di sebelahnya, dia bukan tipe pria manis atau pun romantis.

Itu bukan gayanya!

Tidak masalah jika dia mengklaimnya sebagai hadiah darinya, bukan? Wanita itu juga tampaknya senang dan penuh harap di telepon.

Siapa pria yang akan menyukai wanita biasa seperti Risa jika bukan dirinya ini?

Dalam hati, Adnan tertawa dingin mengejek.

Palingan, itu adalah kerjaan ayahnya yang setengah mati ingin mencarikannya pasangan hidup. Jadi, mungkin saja dia tengah mencoba mewakili dirinya untuk membuat hati sang wanita menjadi luluh.

Dengan berpikir begini, Adnan tidak ambil pusing lagi masalah yang sangat membuat Risa kepikiran dan tidak nyaman itu.

Pria ini memiliki kepribadian praktis, tidak mau memikirkan hal-hal berat. Jika bisa mengambil keuntungan dari suatu hal atau seseorang, kenapa tidak?

“Mau satu ronde lagi, tidak?” goda sang wanita, mengelus pelan lengan sang pria, senyumnya nakal dan genit.

Adnan mendengus pelan. “Boleh juga.”

Risa mungkin sempat membuatnya tersentuh semalam, dan ingin menciumnya alih-alih mengerjai dan membuatnya menderita, itu adalah nilai plus untuknya di mata Adnan sejauh ini. Tapi kalau urusan ranjang, itu lain lagi.

Belum ada wanita yang bisa memuaskannya sampai merasa benar-benar kenyang sampai detik ini. Bahkan, dia menilai Risa juga jauh dari standarnya. Wanita polos itu hanyalah makanan ringan di sela-sela kebosanannya.

Selimut putih dan empuk mulai bergerak-gerak kacau, diiringi suara 2 manusia yang membuat kuping orang-orang menjadi merah mendengarnya.

Sementara itu, di sebuah pesawat jet pribadi, di waktu yang sama.

“Apakah dia senang dengan hadiahnya?” tanya Shouhei sembari membaca laporan di tangan. Wajah dingin dan tampan pria berkemeja hijau cobalt gelap ini terlihat sangat serius.

Sang pria muda yang berdiri di dekatnya berkata dengan pelan. “Ya, Tuan muda. Nona Risa sangat menyukai hadiahnya. Tapi... ada satu masalah....”

Mata Shouhei melirik pelan ke arah sekretaris pribadinya, Renji Makoto.

“Masalah?”

Renji menelan saliva kuat-kuat. Mata saling tatap dengan sang bos, keringat dingin menuruni punggungnya. Senyum kaku terpasang di wajah gelisah pria muda ini.

*** 

Hari Sabtu pagi, Risa tersenyum-senyum lebar menjejakkan kakinya memasuki kantor.

Minggu ini rasanya adalah minggu paling membahagiakan baginya sebagai seorang wanita.

Sungguh bahagianya Risa saat ini!

Kabar soal pacar kayanya dengan hadiah elit sudah menyebar ke seluruh kantor!

Yah, walau sebenarnya mereka belum ada hubungan apa-apa, sih, selain status mereka masing-masing masih calon suami istri yang belum resmi.

Tidak seperti kasus heboh Vera sebelumnya, kali ini benar-benar membuat mereka satu kantor mulai bergosip ria tentangnya ketimbang bos misterius mereka.

Itu tidak lain karena kalung berlian yang menjadi sorotan semua mata.

Harganya selangi! Bahkan, orang yang maniak perhiasan di kantor itu sempat memeriksanya dan menilai itu adalah berlian asli dengan kualitas tinggi!

Ketika Vera mendapat pertanyaan bak selebriti bertemu wartawan dari orang-orang di sana, akhirnya terkuak sandirawanya beberapa hari lalu. Tambah kagumlah mereka semua dan mulai merasa iri dengan nasib baik Risa.

“Lihat! Ratu kita sudah tiba rupanya!” sindir seorang karyawan wanita bertubuh gemuk, dari gaya bicara dan bahasa tubuhnya sepertinya sengaja ingin menjilat kepada Risa.

“Eitss! Bu Sari! Jangan dekat-dekat! Tidak boleh secepat itu!” seru Vera penuh semangat, meraih tubuh Risa yang baru saja ingin duduk di kursi. Tangan wanita berambut pendek sebahu ini mengarah kepada wanita tadi seolah hendak menghentikan mobil di tengah jalan.

“Memang kenapa? Semua orang mau dekat-dekat dengan Risa, kan? Kenapa aku tidak boleh dekat-dekat dengannya?” rajuknya dengan nada manja menyebalkan.

Penampilan wanita baru ini sedikit nyentrik dengan kacamata merah lancip dan rambut hitam keriting sebahu. Ada sebuah tahi lalat di sudut bibir kirinya, membuat kesannya jadi lebih menyebalkan dengan pakaian yang selalu bermotif polkadot.

Wanita polkadot ini adalah wanita yang telah memeriksa keaslian kalung berlian milik Risa, dan juga wanita yang berada di bidang khusus iklan untuk barang-barang merek ternama.

Dengan angkuh dan bangganya, Vera menggosok bawah hidungnya dan berkata tegas, “dia ini adalah harta karun perusahaan kita! Harus dijaga baik-baik! Aku dengar, calon suaminya adalah pria dari kalangan kelas atas. Bukan begitu, Risa?”

“Ve-vera! Kamu gosip apa, sih, dengan mereka?” keluhnya tidak enak hati, melepas tangan lawan bicaranya, duduk dengan gelisah di kursi, pura-pura mulai sibuk dengan wajah malu-malu.

Beberapa orang tidak berani mendekat, karena Bu Sari ini terkenal cukup galak dan benar-benar sangat gila urusan. Apalagi saat telah mengetahui kualitas kalung yang diberikan kepada Risa.

Di dalam hati, dia bahkan sangat tahu kalau itu tidak bisa dibeli sembarangan oleh kalangan biasa. Jadi, tidak perlu Vera jelaskan, dia bisa menebak orang macam apa yang memberikan hadiah istimewa itu untuk Risa.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kikiw
Risa bahagia, Shouhei murka
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terjebak Cinta Suami Yandere (Indonesia)   Bab 186 Di Ruangan Gelap dan Terkunci

    Acara lelang berlangsung sangat meriah sampai menuju puncak acara. Bahkan, sebagian orang terkaget-kaget dengan kelakuan Shouhei. Dia memanjakan Ayana dengan memenangkan banyak sekali benda-benda berharga. Nilainya tidak main-main.Risa yang duduk bersama Adnan hanya bisa bermuram durja dengan ekspresi tidak menyenangkan. Dia masih ingat isi rekening bos dinginnya ketika dia diculik ke pulau yang jauh."Apakah sekarang dia sedang pamer? Sebenarnya siapa dia itu? Kenapa bisa memiliki banyak sekali uang yang tidak masuk akal?" batin Risa dengan perasaan jengkel.Dia masih tidak bisa habis pikir apakah bosnya sudah berbohong selama ini kepadanya, ataukah masih menyembunyikan sesuatu darinya.Bagi pria yang mempermainkan wanita dan bertindak sesuka hati, memiliki rahasia lain jelas adalah hal yang mencurigakan.“Apa kamu sudah bosan?” tanya Adnan tiba-tiba, berbisik di dekatnya, menyadari suasana hati Risa yang tidak nyaman.“Tidak. Bukankah kamu sangat ingin menghadiri acara ini? Aku h

  • Terjebak Cinta Suami Yandere (Indonesia)   Bab 185 Hadiah Adnan dan Acara Lelang Amal

    Hari-hari berlalu dengan sangat tenang antara Risa dan Adnan. meskipun gosip di sekitarnya masih terus berputar, dia tetap fokus menjaga hubungannya dengan keluarga Budiraharja. Bagaimanapun, cepat atau lambat, dia akan menjadi menantu keluarga itu.Baginya, ketidakhadiran Shouhei adalah sebuah berkah yang jarang terjadi. Dalam hatinya, Risa merasakan perasaan yang sangat kompleks, tapi dia terus mencoba menekan perasaan aneh itu.Mungkin dulu dia pernah sangat menyukai Shouhei, bahkan tergila-gila kepadanya. Tetapi, semakin sering dia dipermainkan, semakin dingin hatinya dari rasa hangat. Risa tidak lagi bisa mempertahankan perasaan aslinya terhadap pria itu.Dia mencoba untuk lebih terbuka kepada Adnan. Baginya, hal itu bukan sesuatu yang sulit. Di masa lalu, Risa sudah menjalin banyak hubungan romantis dengan berbagai pria. Memulai hubungan baru bukanlah hal yang menakutkan, meskipun sedikit menantang, apalagi ketika hidupnya kini dikendalikan dan diancam oleh bosnya sendiri.Disaa

  • Terjebak Cinta Suami Yandere (Indonesia)   Bab 184 Pesan Shouhei dan Perintah Barunya

    Selama beberapa hari ke depan, Shouhei tidak muncul di kantor. Mungkin dia menemani Ayana yang baru saja mendapat masalah besar. Semua orang di kantor juga menduga hal yang sama, terlebih lagi adegan sandera itu cukup menegangkan. Ada banyak tersebar di internet video di mana Ayana berdiri di antara para penjahat dan Shouhei. Namun, Risa sama sekali tidak ingin melihatnya. Entah karena benci atau marah, dia enggan melakukannya.Pada suatu hari, di hari Senin pagi, suasana hati Risa sedikit membaik, semua berkat keberadaan Adnan yang lebih akrab dengannya.Sebuah pesan muncul di ponselnya.Adnan: Apa kamu ada waktu untuk makan siang bersamaku hari ini, Risa?Risa: Tentu saja. Bagaimana dengan keadaan ayahmu? Apa ada kemajuan lagi?Adnan: Ya. Dokter bilang selama semuanya semakin stabil, kemungkinan dia akan terbangun lebih cepat.Risa: Syukurlah. Perasaanmu bagaimana?Adnan: Baik. Semua berkat dirimu. Terima kasih banyak. Beberapa kontrak berhasil aku amankan.0Keduanya bercakap-cakap

  • Terjebak Cinta Suami Yandere (Indonesia)   Bab 183 Kencan dengan Adnan

    Untuk melupakan semua berita viral mengenai aksi heroik Shouhei terhadap Ayana yang disandera, Risa Abdullah benar-benar bersenang-senang di taman bermain bersama calon suaminya. Dia mendatangi komedi putar, menaiki arung jeram buatan, menaiki gelas berputar, lalu menaiki wahana yang menguji adrenalin hingga membuat Adnan muntah sejadi-jadinya di salah satu pagar tanaman yang ada di sana.“Kamu baik-baik saja?” tanya Risa dengan wajah kaget, tidak menyangka kalau pria itu memiliki ketahanan perut yang lemah.Adnan melambaikan tangannya cepat sambil menutup mulutnya dengan satu tangan.“Aku baik-baik saja. Sebenarnya, hari ini aku kurang tidur karena semalam begadang mengerjakan beberapa hal. Tidak menyangka kalau kamu akan meminta datang ke taman bermain.”“Oh, aku sungguh minta maaf! Aku tidak tahu. Kalau saja kamu mengatakannya sejak awal, aku tidak akan merengek untuk pergi bersamamu.”“Bukan salahmu,” ucapnya sambil menenangkannya. Ekspresinya terlihat rileks. “Sekali lagi, aku ha

  • Terjebak Cinta Suami Yandere (Indonesia)   Bab 182 Adegan Cinta Shouhei dan Ayana

    Pada minggu berikutnya, Risa menjalani kehidupan sehari-harinya dengan sangat tenang. Bos dinginnya, Shouhei, tidak muncul di kantor sama sekali. Entah apa yang dilakukannya kali ini bersama wanitanya, dia tidak mau ambil pusing. Fokusnya saat ini hanyalah pekerjaan dan juga bagaimana menemani calon suaminya menghadapi musibah yang menimpa keluarganya.Pada hari di hari Senin ini, Risa menyelesaikan beberapa laporan, menggerakkan jari-jarinya ke kiri dan ke kanan hingga berbunyi. Dengan senyum lebar, dia menekan enter dan menyelesaikan pekerjaan utamanya Tidak lama kemudian, tiba-tiba saja dua sekretaris dari ruang sekretaris utama muncul sambil bergosip.“Kamu tidak akan percaya,” bisik salah satunya.Risa berkerut. “Apa? Kenapa wajah kalian seperti itu?”Kedua wanita itu terkikik dengan senyum lebar, seolah-olah baru saja mendapatkan berita yang luar biasa parah. Mereka menunjukkan sebuah postingan berita luar negeri yang menunjukkan judul heboh. Bunyinya seperti ini:"CEO Grup Shir

  • Terjebak Cinta Suami Yandere (Indonesia)   Bab 181 Gosip Shouhei dan Calon Istrinya

    Keesokan harinya, setelah mendapatkan bantuan dari perusahaan keuangan, Risa juga menyerahkan data yang diberikan oleh Shohei kepada Adnan Budiraharja yang berdiri di lobi rumah sakit, tampak gemetar ketika menerima benda kecil itu.“Risa, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu sampai bisa mendapatkan hal sepenting ini?”Sang wanita menggeram erat-erat benda di tangan Adnan dan mendorong benda itu ke dadanya.“Ini bukan apa-apa dibandingkan pertolonganmu saat aku dikejar oleh orang-orang jahat malam itu…” kata Risa lembut. “Kamu tidak tahu betapa takutnya aku dengan perasaan putus asa yang menusukku. Apa yang aku lakukan sekarang bukan hanya karena aku ingin berterima kasih karena pertolonganmu. Tetapi, bagaimanapun, sebentar lagi keluarga kita akan bersatu. Sudah seharusnya aku membantumu.”Adnan menundukkan kepala dengan rasa bersalah. Dia menggenggam benda kecil di tangannya, lalu menaikkan pandangan dengan penuh tekad.“Aku berjanji, ketika aku mengambil alih sepenuhnya perusahaan dan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status