Share

Harapan Kannaya

Author: Ainin
last update Last Updated: 2023-06-26 15:43:45

"Akhh ... sakit," ujarnya dengan isakan pelan ketika merasakan sang suami yang akan menyatukan tubuh mereka.

Dean yang sedang mabuk dalam keadaan sadar mendengar ucapan itu, hingga dia menggerakkan tangannya dan mengusap lembut wajah istrinya. Isakan Kannaya masih terdengar membuatnya tahu kalau wanita ini masih perawan dan dia akan mendapatkan keperawanannya.

"Mas ... akhh!" Kannaya bergerak kesakitan kala merasakan tusukan suaminya yang tak berkurang.

Tangan Kannaya mencengkram erat lengan suaminya, air matanya bercucuran tapi dia seolah tak bisa menolak sentuhan dan juga apa yang akan dilakukan suaminya.

Entah kenapa, dia terhipnotis. Sekarang Kannaya hanya bisa meringis merasakan sakit sementara sang suami terus membobolnya di bawah sana.

"Emmh ..."

Pasrah, tak ada yang bisa Kannaya lakukan sekarang ini. Harapannya semoga saat bangun nanti, suaminya tak sadar sudah melakukan ini dan takkan ada masalah lagi selanjutnya. Bagaimanapun Kannaya khawatir, Dean akan mengamuk saat sadar sudah menghabiskan malam dan bercinta dengan wanita yang tak sekelas dengannya dan bahkan tak dicintainya.

***

Tubuh Kannaya menggigil satu jam setelah dia jatuh tertidur di atas ranjang suaminya. Sakit sekali, Kannaya merasakan tulang-tulangnya remuk dan dia jatuh tidur karena suaminya melakukan hubungan itu dengan sangat panjang dan lama.

Seluruh tubuhnya seakan mati rasa, tapi Kannaya sadar kalau dia harus bangun dan meninggalkan kamar ini sebelum Dean bangun. Pakaiannya tampak berceceran di lantai bawah bersama dengan pakaian Dean, bahkan kepalanya terasa begitu sakit saat bangkit dan melepaskan tangan Dean yang menggenggam tangannya erat.

"Astaga, ini sudah jam lima. Aku harus ke pasar," batinnya dengan rasa mual yang terasa diperutnya.

Kannaya belum makan tadi malam ketika membukakan pintu untuk pria itu. Hingga dia mungkin masuk angin sekarang dan juga kelelahan karena apa yang dilakukan suaminya.

"Jangan sampai asam lambungku kumat," batinnya lagi seraya bergerak pelan meninggalkan ranjang.

Walau sekujur tubuhnya terasa begitu sakit dan seluruh tulangnya hendak lepas, Kannaya tetap melangkah perlahan dan memungut pakaian miliknya dan suaminya yang berceceran. Dia harus menyembunyikan pakaian itu agar tak ada masalah juga, Kannaya bahkan berharap Dean tak sadar atas apa yang sudah terjadi.

Itu adalah harapan besarnya, dia memejamkan matanya sejenak, lalu menatap wajah suaminya yang tampak begitu lelap dan ya, pria itu puas.

Kannaya menghela napas, mau menyesal juga percuma. Dari awal dia tak pernah bisa menolak dan menggagalkan keinginan pria yang tak lain adalah suaminya itu. Kalau dia bisa, maka mereka takkan menikah.

Kannaya akui walaupun Dean mabuk, malam tadi saat mencumbuinya, Dean melakukannya dengan lembut dan tak menyakitinya sama sekali, membuat Kannaya menghela napas pelan dan melangkah perlahan-lahan ke arah luar.

Dia meninggalkan kamar pria itu, masuk ke dalam kamarnya dan meletakkan pakaian kotor mereka ke dalam keranjang. Setelahnya, dia menyalakan shower dan mulai membasuh dirinya di sana.

Kannaya menarik napas panjang, melihat sabunnya yang hampir habis. Dia akan membelinya nanti diam-diam, bagaimanapun juga dia biasa mengambil sedikit uang belanja yang diberikan oleh Dean untuk membeli kebutuhannya sendiri.

"Ya ampun, tubuhku sudah seperti terkena penyakit kulit." Kannaya menarik napas pelan, lalu kembali mandi dan keluar dari sana.

Dia memakai pakaian kuliah sekalian karena jam sepuluh nanti dia akan masuk. Dua semester lagi dia akan lulus dan dia akan berhenti menjadi istri diatas perjanjian ganti rugi. Kannaya berniat mencari pekerjaan yang lebih bagus, tinggal di sebuah kost dan terakhir dia akan menabung uang untuk melakukan jalan-jalan ke negara yang diinginkannya.

Usai bersiap dan menyiapkan buku kuliah, Kannaya berjalan keluar membawa ponselnya. Dia baru meminum obat nyeri, hingga diantara pahanya sudah lebih baik. Melangkah ke dapur dan menyiapkan teh hangat, roti tawar dan mentega juga buah-buahan untuk sarapan pagi Dean.

Setelahnya, dengan cepat Kannaya keluar dari unit apartemen karena takut berselisih atau bertemu dengan Dean kalau pria itu bangun. Dia khawatir yang ada adalah kemarahan, Dean sadar apa yang sudah dia lakukan dan itu hanya akan membuat Kannaya ketakutan.

"Eh, Mbak Kannaya sudah bangun? Cepat sekali?" sapa seorang satpam muda yang berjaga di gerbang apartemen luxury itu.

Kannaya tersenyum, menaiki motor listriknya dan berhenti di dekat satpam itu.

"Saya mau ke pasar, Mas. Hari ini kebutuhan pokok sudah habis, jadi saya akan belanja mingguan lagi." Kannaya berkata menjelaskan, membuat Satpam yang sudah seperti sahabatnya itu mengangguk-angguk.

"Hati-hati, ya? Kalau terjadi apa-apa jangan sungkan untuk menghubungi aku, okay?"

Kannaya tersenyum, seraya menatapnya yang sudah membuka pintu gerbang.

"Saya pamit dulu ya, Mas?"

"Okay!"

Kannaya menghela napas seraya membawa motor listriknya melaju di atas jalanan pagi. Gadis berusia dua puluh dua tahun itu tampak menarik napasnya dalam-dalam, masih teringat akan apa yang sudah terjadi tadi malam. Masih ada ketakutan dalam dirinya hingga tangannya agak gemetar menarik pedal gas.

"Tenang, Kannaya, Mas Dean hanya mabuk dan dia takkan mengingat apapun kecuali kau yang mengingatkannya. Sekarang kau harus tahu kalau dia tidak akan sadar dan sekarang kau jangan mencari masalah sampai membuatnya sadar."

Kannaya menarik napasnya beberapa kali dan mencoba untuk tenang. Dia ada dijalan raya sekarang ini dan dia harus fokus. Kalau tidak, maka dia akan menabrak. Jalan sudah semakin ramai dan jangan sampai dia melakukan kesalahan.

Kannaya tak punya uang kalau harus berobat di rumah sakit, kalau Dean tahu pria itu pasti akan marah besar. Kalau dia yang terluka parah masih lebih baik, bagaimana kalau korban yang ditabraknya yang luka parah dan harus di rawat? Lalu harus ganti rugi?

Kannaya menggeleng pelan membayangkannya. Wajah gadis itu tampak berusaha fokus. Dia memiliki iris mata yang tegas, tapi indah dilihat. Alis matanya lentik, bibirnya yang agak tebal tapi seksi dan hidungnya yang sedikit mancung serta rambut panjangnya yang terawat.

Gadis itu memiliki tubuh yang ideal, cantik untuk gadis yang seuisia dengannya. Makanya beberapa mahasiswa mau berteman dengannya, bahkan tanpa mempedulikan status kekayaan Kannaya. Bahkan saat teman-temannya tahu dia harus jadi pembantu di apartemen Dean, dosen mereka yang cenderung galak dan killer, mereka banyak menyabarkannya.

"Beras merah, beras putih." Kannaya bergerak mengambil kantung beras berbeda merk, lalu mendorong troli itu seraya membuka ponselnya yang berisi catatan.

Dia berbelanja, berniat lama-lama di sana agar tak bertemu dengan Dean di apartemen. Kalau bertemu di kampus masih bisa untuk tak bertemu sapa, tapi kalau di apartemen pasti ada saja yang membuat Kannaya harus di marahi atau ditegur oleh pria dingin itu.

Entahlah, salah melulu semua yang Kannaya kerjakan di matanya. Membuat telinga Kannaya seolah semakin tebal semenjak menjadi pembantu di apartemen seorang Dean Richard Agnajaya.

Ck!

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ta Ta
Cerita yang menarik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjebak Cinta Suamiku    Akhir Kisah Bahagia.

    Bagi Dean hubungannya dengan Kannaya begitu panjang. Panjang dalam urusan perjuangan dan juga panjang ketika dia harus meyakinkan wanitanya itu kalau cintanya benar-benar tulus. Menikahi seorang wanita yang berasal dari keluarga sederhana tapi penuh dengan sikap tahu diri dan tidak pernah menjadi seseorang yang rakus dan tamak, adalah sesuatu hal yang tidak mudah untuk Dean lakukan tapi dia puas karena bisa mendapatkan kriteria istri yang benar-benar baik tanpa memandangnya dari segi harta.Begitu lama dia meyakinkan istrinya itu kalau dia benar-benar sangat tulus, tapi pada kenyataannya hati yang beku dan kaku akan tetap mencair perlahan dengan segala macam hal yang mereka jalani karena pada dasarnya manusia memiliki perasaan yang mudah terbolak-balik.Kini sudah berakhir waktu di mana dia berusaha untuk menggapai istrinya karena saat ini wanita itu sudah berada di dalam genggaman dan pelukannya. Bersama dengannya dalam menikmati kehidupan yang begitu bahagia. Bersama dengannya meraw

  • Terjebak Cinta Suamiku    Sudah Mendapatkan Kebahagiaan

    Kannaya tersenyum dan mengusap punggung suaminya dengan lembut ketika kedua orang tuanya pulang setelah seharian bermain di rumah ini bersama dengan anak kembar mereka. Dia tahu kalau berat apa yang dirasakan oleh suaminya makanya dia tidak mau memaksakan pria ini untuk bicara."Masuk dulu, aku baru membuat kopi untuk Mas," ujar Kannaya dengan lembut membuat Dean menatapnya dan tersenyum.Hari juga sudah malam dan tidak ada lagi yang harus mereka lakukan. Biasanya mereka sudah di dalam kamar dan memperhatikan anak-anak saat ini tapi karena suasana hati Dean yang belum membaik sejak tadi membuat Kannaya juga tidak akan membuatnya semakin berubah karena sejak di pria ini sudah diam saja tanpa banyak bicara.Masuk ke dalam rumah, Kannaya menutup pintunya dan melihat semua suami yang sudah berjalan ke arah sofa. Anak-anak sedang dijaga oleh baby sitter, dia biarkan kamar bersama dengan perawat kedua putranya itu karena dia ingin menemani suaminya."Mau menonton sebuah film?"Dean meletakk

  • Terjebak Cinta Suamiku    Lupakan Semuanya

    Hari itu, Dean membiarkan kedua orang tuanya memegang dan menggendong bayinya. Sementara setelah beberapa saat kedua orang tuanya itu menggendong cucu, Dean membawa Kannaya ke tempat sunyi dan memeluknya dengan erat disana.Kannaya tersenyum, tahu kalau suasana hati suaminya sedikit berantakan akibat apa yang dia dapatkan hari ini. Apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya, tentu saja membuatnya merasa sebal tapi tidak bisa menolak mereka hanya karena permintaannya."Aku tahu kalau Mas merasa tidak suka sama mereka yang datang secara tiba-tiba dan meminta maaf begitu saja. Aku tahu kalau Mas pastinya kesal, tapi mau sampai kapan kita akan terus saling membenci seperti itu?" tanya Kannaya dengan lembut.Dean menghela napas dan menatap wajah istrinya dengan tatapan sebal. "Aku semula sudah hidup dengan tenang sebelum kedatangan mereka, Sayang. Tetapi kedatangan mereka membuatku merasa sedikit kesal. Aku tahu kalau tidak boleh membenci orang tua terlalu lama, sebagai anak aku hanya dimi

  • Terjebak Cinta Suamiku    Meminta Maaf

    Hari-hari berjalan dengan sangat baik setelah itu dan tidak ada lagi masalah-masalah yang terjadi. Keano dan Kenaan jaga anak yang baik dan tidak banyak menangis. Mereka senang karena ada yang menjaga apalagi sifatnya sangat ramah seperti ayah ibu mereka.Apa itu masih dalam fase pertumbuhan yang begitu panjang dan akan segera mereka lalui perlahan. Hanya dengan cara ini maka mereka bisa menunjukkan kalau sudah berhasil menjadi anak-anak yang sehat. "Keano tampan sekali pakai kacamata seperti itu," ujar Kannaya sambil bergerak dan memotret putranya yang satu lagi lalu memakaikan kacamata yang sama.Mereka sedang berjemur saat ini, sebuah rutinitas yang biasa dilakukan Kannaya sejak anak-anaknya lahir. Makanya dia sudah biasa walau masih ada bantuan dari suster yang memang sangat profesional. Dia sama sekali tidak kesulitan dalam merawat anaknya walau dia adalah ibu baru."Kalian itu mengikut Papa sekali, wajahnya juga mirip Papa," gumam Kannaya seraya menghela napas. "Kalian harus bi

  • Terjebak Cinta Suamiku    Janji Pada Andreas

    Andreas menatap Camelia lalu menatap ke arah depan dan fokus mengemudi lagi. "Saya hanya mau menhenalmu lebih jauh. Apakah boleh?" tanyanya santai membuat Canelia makin membulatkan matanya."Hah?"Andreas menatapnya sejenak dan menuju ke rumah megah yang sudah terlihat di depan mata."Saya sering memperhatikanmu diam-diam. Jujur saja, saya suka dengan wanita pekerja keras sepertimu. Kau hampir sama seperti istrinya Dean, Kannaya yang bekerja keras. Walaupun sebenarnya seorang wanita itu tidak diwajibkan bekerja saat sudah menikah. Tetapi tidak selamanya seorang pria atau suami itu akan terus berada di atas. Suatu saat bisa saja hancur karena roda itu berputar. Untuk saat ini tentu saja kami bisa memberikan kebahagiaan dan segala kemewahan untuk istri. Tetapi siapa yang tahu nanti?"Camelia diam mendengarnya membicarakan itu, sumpah, dia belum paham! Kenapa Andreas yang merupakan seorang pria besar dan pengusaha ini mau membahas tentang hal ini dengannya? Dengan dia yang bukan siapa-sia

  • Terjebak Cinta Suamiku    Andreas dan Camelia

    Kannaya benar-benar tidak repot mengurus anak kembarnya karena ada baby sitter. Dia hanya memerah ASI, memulihkan dirinya dan membuat semuanya menjadi lebih mudah hanya dengan menjalaninya dengan santai.Kannaya mendapatkan support dan juga bantuan sepenuhnya dari Dean, seperti yang sekarang mereka lakukan. Dia memerah ASI, sementara itu Dean yang menuliskan tanggalnya kalau dia masukkan ke dalam lemari pendingin kecil yang disediakan langsung anaknya."Hari ini Camelia akan datang katanya, Mas mau bekerja atau tidak? Apakah berangkat hari ini?"Dean tersenyum lalu menggeleng pelan. "Hari ini Haris akan mengantarkan beberapa berkas yang akan ditandatangani, aku benar-benar masih bekerja di rumah, jadi kamu tidak perlu khawatir."Kannaya tersenyum dan mengangguk. Kembali berbaring, anak-anak ada bersama dengan mereka siang ini dan terlihat sangat nyaman. Dean tersenyum dan mengusap kaki Kannaya dengan lembut seolah ingin memijatnya."Ada sesuatu yang kamu mau? Aku akan membelikannya,"

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status