Home / Rumah Tangga / Terjebak Cinta Suamiku / Menunggu Kannaya Pulang

Share

Menunggu Kannaya Pulang

Author: Ainin
last update Last Updated: 2023-06-26 15:44:53

Sosok tegap tinggi yang sedang berbaring diatas ranjangnya itu mulai terusik ketika di sinar matahari menyusup ke dalam kamarnya.

Dia menggerakkan tubuhnya hingga telentang, terasa seluruh tulangnya begitu lelah tapi ada rasa puas dan lepas dalam hatinya ketika bangun.

Masih merasa silau dengan apa yang dilihatnya, Dean, ya pria itu adalah Dean Richard Agnajaya. Dia menyeka wajahnya dengan tangan terbentang dan dada yang telanjang, sementara selimut masih membelit tubuhnya dari pinggang ke bawah.

Menatap ke arah kanan kiri, hanya ada dia di kamar itu. Membuatnya menggerakkan tubuhnya dan duduk, lalu menatap ke arah sebelahnya dan menyingkap sedikit selimut. Benar saja, ada sesuatu disana yang berwarna kemerahan.

Wajah pria itu tetap datar saja seolah tak ada yang terjadi, seraya menatap ke arah pintu kamar dan menarik napas hingga jakunnya bergerak.

"Kannaya Frastyna ..." ucapnya pelan layaknya bisikan seraya tersenyum miring.

Bangkit dari duduknya, Dean melangkah ke arah kamar mandi. Ini adalah kamarnya, hingga dia bisa gunakan sesuka hatinya. Sebelum ke kamar mandi, Dean mengambil ponselnya dan melihat layarnya dengan serius, sebelum akhirnya dia mengetikkan pesan dan meletakkan benda pipih yang terlihat elegan itu dengan sedikit hentakan.

Rahangnya juga terlihat mengeras daripada saat bangun tidur tadi. Tampak ada kemarahan didalam dirinya yang tak bisa dia tepis.

"Aku benci sama Satpam apartemen. Orangnya genit banget sampai suka menggoda!"

Kata-kata itu sering dia katakan pada sahabatnya, Andreas, ketika bertemu di tempat nongkrong atau Club. Bahkan sampai detik ini masih juga kesal dengan tingkah pria itu, benar-benar menjijikkan!

"Kenapa kamu bisa kesal gitu? Memangnya ada masalah antara dirimu sama dengannya?" tanya Andreas santai seraya menuangkan wine ke dalam gelasnya.

Mendengar pertanyaannya, Dean berpikir sekali lagi untuk mengatakannya. Bagaimanapun juga, dia tak mau harga dirinya jatuh hanya karena merasa kalah pada seorang satpam yang sangat jauh darinya.

"Bagaimana caranya agar bisa membuat seseorang jera agar tak bertingkah menyebalkan?" tanya Dean dengan tatapannya yang tampak mengarah ke wine yang ada di tangan Andreas.

"Caranya?"

Dean mengangguk, menatap Andreas yang agak diam berpikir karena dahinya tampak berlipat.

"Kau bisa membuatnya kehilangan sesuatu yang paling berharga dari dalam hidupnya. Maka dia akan menyesal."

Kata-kata Andreas itu berhasil membuatnya memikirkan satu hal. Benar, ada satu hal yang paling berharga dari wanita itu. Gadis yang dia nikahi secara dadakan itu pastilah masih suci dan perawan, hingga dia bisa mendapatkan keperawanannya.

"Kau benar, aku akan mencobanya." Dean menyerigai lalu meraih botol wine dan menuangkan isinya ke gelas.

"Bagus, kau 'kan tampan, kaya raya dan juga hebat. Siapa yang bisa mengalahkanmu?" tanya Andreas yang membuat Dean tersenyum kecil.

"Kau benar." Diteguknya minuman itu, lalu menatap ke arah Andreas yang sudah tersenyum kecil, hampir mabuk.

"Aku pernah melihat satu gadis yang ada di apartemenmu. Siapa dia? Cantik dan imut sekali."

Kata-kata Andreas selanjutnya layaknya api yang menyulut sumbu peledak bom dihati Dean. Dia menghentakkan gelas ditangannya dengan kuat usai menghabiskan isinya dengan sekali teguk. Merasa tak suka kala ada yang mendekati dan membahas soal Kannaya Frastyna, gadis yang merupakan miliknya itu.

"Hei, kau mau kemana? Sudah selesai minumnya?" tanya Andreas dengan tatapannya yang agak tak percaya ketika melihat Dean bangkit dan berniat pergi.

"Jangan menghubungiku sampai besok pagi!" ujar Dean dengan suara dalam seraya berjalan meninggalkan Andreas yang tak mengerti apa yang akan dilakukan oleh sahabatnya itu.

Selama berjalan, wajah Dean keras seperti menahan kemarahan. Dia menuju ke bagian bartender, lalu membeli sebotol anggur dan meminumnya sambil berjalan keluar. Sampai akhirnya dia merasa agak mabuk dan pulang ke rumah dengan Kannaya, istri kecilnya yang menyambut. Hingga akhirnya, dia dapat melakukan apa yang bisa dia lakukan untuk membuat gadis itu jera.

***

Dean memutar tombol shower hingga mati, lalu melangkah keluar dari ruangan itu dan membalutkan handuk putih ke tubuhnya yang atletis.

Pria itu bersiap, memakai pakaian berjas putih dan merapikan rambutnya tapi tetap agak berantakan hingga terlihat lebih mempesona di balik matanya yang hitam legam dan wajahnya yang tampak tampan dan agak garang.

Dia merapikan kerahnya sekilas, lalu melangkah keluar setelah melihat ke arah ranjangnya yang berantakan. Senyum miring terlihat dibibirnya yang tampak mempesona itu, tapi dia tetap melangkah tanpa merapikannya.

Dia ingin tahu apa yang dilakukan oleh Kannaya.

Namun begitu sampai di bawah, apartemen mewahnya itu kosong dan tak ada siapapun di sana. Dean melangkah ke arah dapur, lalu menemukan sepiring roti yang menjadi sarapannya.

Pria itu mengerutkan dahinya. Kemana Kannaya? Dilihatnya ke arah belakang, tidak ada. Bahkan di tempat jemuran juga tidak ada. Apa mungkin di kamar?

Tanpa menyentuh sarapannya, Dean melangkah ke atas lagi dan membuka kamar Kannaya. Tidak ada juga.

"Kemana dia? Jangan bilang kalau dia kabur?" Wajah pria itu mengeras, dia melangkah ke arah lemari kecil milik gadis itu dan pakaiannya masih utuh semua.

Tak ada yang berkurang, bahkan beberapa alat tulis dan juga perlengkapan kuliah gadis itu masih utuh. Dean menarik napas pelan, lalu melangkah keluar dan menuruni tangga.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan tapi dia seolah tak punya pekerjaan hingga sangat santai duduk di sofa ruang tamu. Berniat untuk menunggu kedatangan gadis itu. Dia ingin tahu, apakah Kannaya jera atau tidak.

Namun selama beberapa saat, Kannaya tak juga muncul, membuatnya agak gelisah sendiri dan beranjak bangkit. Dia menyambar kunci mobil, lalu mengempaskan pintu apartemen sebelum memasuki lift.

***

"Ah, Mas bisa saja. Saya bisa sendiri, saya masih kuat kok."

Kannaya yang baru tiba usai belanja dari supermarket, dengan sopan dan ramah menolak bantuan dari satpam yang ada disana.

"Tidak apa-apa, biar aku bantu. Lagipula kau juga seorang gadis, kalau kubantu 'kan akan lebih baik. Kau akan melihat kalau aku adalah laki-laki yang gantle."

Kannaya menggeleng pelan. "Majikan saya tidak suka kalau ada orang asing yang masuk ke dalam apartmennya, Mas. Mohon kerjasamanya, ya? Saya tidak mau kena hukuman nanti karena melanggar perintah," ujarnya membuat Satpam muda itu terdiam.

"Kamu tahan sekali ya bekerja sebagai pembantu. Bagaimana kalau kita menikah saja? Biar aku yang membiayai hidup kamu?" tawar pria muda itu dengan blak-blakan membuat Kannaya membulatkan matanya.

Namun, sebelum dia bicara, sudah ada siluet bayangan yang membuatnya gagal melakukannya dan malah berusaha pergi tanpa kata dari hadapan satpam itu.

"Oh, jadi kamu disini? Asyik pacaran dan meninggalkan pekerjaanmu!"

Kannaya sampai tercengang mendengar ucapannya, tapi dia tak berani menatap wajah pria yang merupakan suami sekaligus majikannya itu.

"Naik ke atas, Kannaya!"

"I-iya, Mas."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Cinta Suamiku    Akhir Kisah Bahagia.

    Bagi Dean hubungannya dengan Kannaya begitu panjang. Panjang dalam urusan perjuangan dan juga panjang ketika dia harus meyakinkan wanitanya itu kalau cintanya benar-benar tulus. Menikahi seorang wanita yang berasal dari keluarga sederhana tapi penuh dengan sikap tahu diri dan tidak pernah menjadi seseorang yang rakus dan tamak, adalah sesuatu hal yang tidak mudah untuk Dean lakukan tapi dia puas karena bisa mendapatkan kriteria istri yang benar-benar baik tanpa memandangnya dari segi harta.Begitu lama dia meyakinkan istrinya itu kalau dia benar-benar sangat tulus, tapi pada kenyataannya hati yang beku dan kaku akan tetap mencair perlahan dengan segala macam hal yang mereka jalani karena pada dasarnya manusia memiliki perasaan yang mudah terbolak-balik.Kini sudah berakhir waktu di mana dia berusaha untuk menggapai istrinya karena saat ini wanita itu sudah berada di dalam genggaman dan pelukannya. Bersama dengannya dalam menikmati kehidupan yang begitu bahagia. Bersama dengannya meraw

  • Terjebak Cinta Suamiku    Sudah Mendapatkan Kebahagiaan

    Kannaya tersenyum dan mengusap punggung suaminya dengan lembut ketika kedua orang tuanya pulang setelah seharian bermain di rumah ini bersama dengan anak kembar mereka. Dia tahu kalau berat apa yang dirasakan oleh suaminya makanya dia tidak mau memaksakan pria ini untuk bicara."Masuk dulu, aku baru membuat kopi untuk Mas," ujar Kannaya dengan lembut membuat Dean menatapnya dan tersenyum.Hari juga sudah malam dan tidak ada lagi yang harus mereka lakukan. Biasanya mereka sudah di dalam kamar dan memperhatikan anak-anak saat ini tapi karena suasana hati Dean yang belum membaik sejak tadi membuat Kannaya juga tidak akan membuatnya semakin berubah karena sejak di pria ini sudah diam saja tanpa banyak bicara.Masuk ke dalam rumah, Kannaya menutup pintunya dan melihat semua suami yang sudah berjalan ke arah sofa. Anak-anak sedang dijaga oleh baby sitter, dia biarkan kamar bersama dengan perawat kedua putranya itu karena dia ingin menemani suaminya."Mau menonton sebuah film?"Dean meletakk

  • Terjebak Cinta Suamiku    Lupakan Semuanya

    Hari itu, Dean membiarkan kedua orang tuanya memegang dan menggendong bayinya. Sementara setelah beberapa saat kedua orang tuanya itu menggendong cucu, Dean membawa Kannaya ke tempat sunyi dan memeluknya dengan erat disana.Kannaya tersenyum, tahu kalau suasana hati suaminya sedikit berantakan akibat apa yang dia dapatkan hari ini. Apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya, tentu saja membuatnya merasa sebal tapi tidak bisa menolak mereka hanya karena permintaannya."Aku tahu kalau Mas merasa tidak suka sama mereka yang datang secara tiba-tiba dan meminta maaf begitu saja. Aku tahu kalau Mas pastinya kesal, tapi mau sampai kapan kita akan terus saling membenci seperti itu?" tanya Kannaya dengan lembut.Dean menghela napas dan menatap wajah istrinya dengan tatapan sebal. "Aku semula sudah hidup dengan tenang sebelum kedatangan mereka, Sayang. Tetapi kedatangan mereka membuatku merasa sedikit kesal. Aku tahu kalau tidak boleh membenci orang tua terlalu lama, sebagai anak aku hanya dimi

  • Terjebak Cinta Suamiku    Meminta Maaf

    Hari-hari berjalan dengan sangat baik setelah itu dan tidak ada lagi masalah-masalah yang terjadi. Keano dan Kenaan jaga anak yang baik dan tidak banyak menangis. Mereka senang karena ada yang menjaga apalagi sifatnya sangat ramah seperti ayah ibu mereka.Apa itu masih dalam fase pertumbuhan yang begitu panjang dan akan segera mereka lalui perlahan. Hanya dengan cara ini maka mereka bisa menunjukkan kalau sudah berhasil menjadi anak-anak yang sehat. "Keano tampan sekali pakai kacamata seperti itu," ujar Kannaya sambil bergerak dan memotret putranya yang satu lagi lalu memakaikan kacamata yang sama.Mereka sedang berjemur saat ini, sebuah rutinitas yang biasa dilakukan Kannaya sejak anak-anaknya lahir. Makanya dia sudah biasa walau masih ada bantuan dari suster yang memang sangat profesional. Dia sama sekali tidak kesulitan dalam merawat anaknya walau dia adalah ibu baru."Kalian itu mengikut Papa sekali, wajahnya juga mirip Papa," gumam Kannaya seraya menghela napas. "Kalian harus bi

  • Terjebak Cinta Suamiku    Janji Pada Andreas

    Andreas menatap Camelia lalu menatap ke arah depan dan fokus mengemudi lagi. "Saya hanya mau menhenalmu lebih jauh. Apakah boleh?" tanyanya santai membuat Canelia makin membulatkan matanya."Hah?"Andreas menatapnya sejenak dan menuju ke rumah megah yang sudah terlihat di depan mata."Saya sering memperhatikanmu diam-diam. Jujur saja, saya suka dengan wanita pekerja keras sepertimu. Kau hampir sama seperti istrinya Dean, Kannaya yang bekerja keras. Walaupun sebenarnya seorang wanita itu tidak diwajibkan bekerja saat sudah menikah. Tetapi tidak selamanya seorang pria atau suami itu akan terus berada di atas. Suatu saat bisa saja hancur karena roda itu berputar. Untuk saat ini tentu saja kami bisa memberikan kebahagiaan dan segala kemewahan untuk istri. Tetapi siapa yang tahu nanti?"Camelia diam mendengarnya membicarakan itu, sumpah, dia belum paham! Kenapa Andreas yang merupakan seorang pria besar dan pengusaha ini mau membahas tentang hal ini dengannya? Dengan dia yang bukan siapa-sia

  • Terjebak Cinta Suamiku    Andreas dan Camelia

    Kannaya benar-benar tidak repot mengurus anak kembarnya karena ada baby sitter. Dia hanya memerah ASI, memulihkan dirinya dan membuat semuanya menjadi lebih mudah hanya dengan menjalaninya dengan santai.Kannaya mendapatkan support dan juga bantuan sepenuhnya dari Dean, seperti yang sekarang mereka lakukan. Dia memerah ASI, sementara itu Dean yang menuliskan tanggalnya kalau dia masukkan ke dalam lemari pendingin kecil yang disediakan langsung anaknya."Hari ini Camelia akan datang katanya, Mas mau bekerja atau tidak? Apakah berangkat hari ini?"Dean tersenyum lalu menggeleng pelan. "Hari ini Haris akan mengantarkan beberapa berkas yang akan ditandatangani, aku benar-benar masih bekerja di rumah, jadi kamu tidak perlu khawatir."Kannaya tersenyum dan mengangguk. Kembali berbaring, anak-anak ada bersama dengan mereka siang ini dan terlihat sangat nyaman. Dean tersenyum dan mengusap kaki Kannaya dengan lembut seolah ingin memijatnya."Ada sesuatu yang kamu mau? Aku akan membelikannya,"

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status