Share

Tempat yang Lebih Baik

last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-11 19:00:14

Nazharina duduk di salah satu bangku panjang, kedua tangannya saling menggenggam erat di pangkuan. Udara di dalam ruangan kecil itu terasa lebih sunyi dari biasa, seakan mencerminkan pikirannya yang dipenuhi kecemasan.

Di hadapannya, Kinoshita duduk dengan lengan terlipat di atas meja. Wajah gadis yang biasanya ceria itu dipenuhi kekhawatiran.

"Aku rasa… ini sudah akhir perjalananku di butik ini," ucap Nazharina pelan, nada suaranya lebih terdengar seperti gumaman.

Mata Kinoshita membulat. "Apa maksudmu?"

Nazharina menghela napas panjang. "Insiden kemarin…" Dia menunduk, menatap meja di depannya seolah-olah ada jawaban yang bisa dia temukan di sana. "Aku yakin, tidak lama lagi aku akan dipecat."

Kinoshita langsung mengguncang kepalanya dengan keras. "Jangan bicara begitu, Nazh! Itu bukan salahmu! Semua orang di butik ini tahu kalau Shelby memang suka berbuat licik!"

Nazharina mengulas senyum kecil, tapi sorot matanya tetap suram. "Itu tidak penting, Kin
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Munculnya Masalah Baru

    Nazharina berjalan pulang dengan langkah lelah.Udara malam terasa lebih dingin dari biasanya, atau mungkin itu hanya perasaannya yang terlalu kacau setelah hari yang panjang dan melelahkan. Setelah kejadian dengan Reynold di kantor, rasanya setiap inci tubuhnya memberontak untuk lari. Ia muak. Ia marah. Tapi yang paling buruk adalah perasaan tak berdaya yang mulai menggerogoti dirinya perlahan-lahan.Tapi ia harus bertahan. Setidaknya sampai bulan depan.Pintu rumah terbuka dengan suara pelan. Ia melepas sepatunya tanpa tenaga, lalu berjalan ke dalam dengan niat langsung mandi dan tidur. Tapi baru beberapa langkah, suara ketukan di pintu membuatnya menghentikan langkah.Tok. Tok. Tok.Nazharina mengerutkan kening. Siapa yang datang malam-malam begini?Dengan hati-hati, ia membuka pintu—dan mendapati sosok yang sama sekali tak ia duga.Shelby.Wanita itu berdiri di ambang pintu dengan wajah penuh penyesalan, matanya merah seperti habis m

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Jerat Tanpa Jalan Keluar

    Dua bulan kemudian,Nazharina melangkah keluar dari ruangan General Manager dengan langkah yang lebih berat dari biasa. Perasaannya berkecamuk, antara muak, lelah, dan frustasi. Begitu pintu menutup di belakangnya, Kinoshita yang sudah menunggu di luar segera mendekat."Nazharina, kau tak apa?" suara Kinoshita dipenuhi kekhawatiran. "Apa kau baik-baik saja?"Nazharina tersenyum kecil—senyum yang jelas dipaksakan. "Aku baik-baik saja, Kinoshita.""Tidak, kau tidak baik-baik saja!" Kinoshita berseru dengan frustrasi. "Kau semakin kurus. Wajahmu pucat. Matamu… kau terlihat begitu lelah." Tangan gadis itu langsung meraih pergelangan Nazharina, seolah memastikan temannya masih bisa berdiri tegak.Nazharina menghela napas panjang. "Aku hanya mencoba bertahan, Kinoshita." Ia menunduk, merasa tak sanggup menatap mata sahabatnya."Apa yang dia lakukan padamu kali ini?" desak Kinoshita.Nazharina menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan gemetar di dadanya.

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Bukanlah Sebuah Kekalahan

    “Nazharina, aku harap apa yang kita bicarakan di ruangan ini tak menyebar apalagi sampai ke telinga staf yang lain. Bagaimanapun, semakin sedikit yang tahu, semakin baik. Aku tak mau rencana untuk merekomendasikanmu ke hotel Velaris akan membuat staf yang lain protes. Kalaupun kau menyampaikan hal ini pada Kinoshita, pastikan saja dia tak mengatakannya pada siapa pun.”Nazharina mengangguk. “Baik, Miss. Aku mengerti.”Dengan hati yang jauh lebih ringan daripada saat dia datang, Nazharina bangkit dan meninggalkan ruangan itu.Begitu dia keluar, Kinoshita langsung mendekat dengan penuh antisipasi."Bagaimana?" tanyanya cemas.Nazharina menarik napas, lalu tersenyum kecil. "Aku dipecat."Mata Kinoshita melebar."Tapi," lanjut Nazharina, "aku mendapatkan kesempatan baru."Nazharina menjelaskan tentang tawaran di Velaris Grand Royale Hotel. Kinoshita tampak terkejut, lalu langsung berseru, "Astaga! Itu jauh lebih baik! Kau harus mengambilnya!"

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Tempat yang Lebih Baik

    Nazharina duduk di salah satu bangku panjang, kedua tangannya saling menggenggam erat di pangkuan. Udara di dalam ruangan kecil itu terasa lebih sunyi dari biasa, seakan mencerminkan pikirannya yang dipenuhi kecemasan.Di hadapannya, Kinoshita duduk dengan lengan terlipat di atas meja. Wajah gadis yang biasanya ceria itu dipenuhi kekhawatiran."Aku rasa… ini sudah akhir perjalananku di butik ini," ucap Nazharina pelan, nada suaranya lebih terdengar seperti gumaman.Mata Kinoshita membulat. "Apa maksudmu?"Nazharina menghela napas panjang. "Insiden kemarin…" Dia menunduk, menatap meja di depannya seolah-olah ada jawaban yang bisa dia temukan di sana. "Aku yakin, tidak lama lagi aku akan dipecat."Kinoshita langsung mengguncang kepalanya dengan keras. "Jangan bicara begitu, Nazh! Itu bukan salahmu! Semua orang di butik ini tahu kalau Shelby memang suka berbuat licik!"Nazharina mengulas senyum kecil, tapi sorot matanya tetap suram. "Itu tidak penting, Kin

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Nazharina, sang Mantan Yang Tak Tersentuh

    Nazharina tampak berbicara dengan seorang pria paruh baya, pelanggan yang datang berbelanja. Ia berdiri di samping meja kasir, tersenyum sopan sambil menjelaskan sesuatu tentang koleksi pakaian pria.Tak jauh dari mereka, seseorang diam-diam mengeluarkan ponsel.Arian mempersempit matanya."Stop," katanya. "Zoom pada orang itu."Layar membesar, dan Arian bisa melihatnya dengan jelas. Shelby.Wanita itu berdiri agak jauh, tetapi sudut kamera menangkapnya dengan cukup jelas. Ia mengangkat ponselnya, mengambil beberapa foto dari angle yang cerdik—membuatnya terlihat seolah-olah Nazharina sedang menggoda pelanggan pria itu.Lalu, rekaman berlanjut, menunjukkan saat Nyonya Clara datang dengan amarah membara dan langsung menampar Nazharina di depan banyak orang.Arian mengatupkan rahangnya.Miss Lovya, yang sejak tadi menonton dengan raut serius, menghela napas panjang. "Jadi ini yang terjadi..."Arian menoleh padanya. "Apa kau akan melakukan s

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Turun Tangan

    "Janda?" Nyonya Clara menatap Nazharina dengan sorot jijik. "Oh, jadi begitu. Pantas saja kau tidak tahu malu menggoda suamiku. Kau pasti sudah terlalu lama kesepian! Kau pikir karena seorang janda, kau bisa bebas bermain dengan pria mana pun?! Kau bahkan berani mendekati laki-laki beristri!”Nazharina merasakan darahnya berdesir.Ia tahu pasti—ini bukan sekadar kesalahpahaman. Ini adalah fitnah.Nazharina menggeleng cepat, suaranya bergetar karena emosi. "Bukan begitu! Saya tidak pernah—""TIDAK PERNAH?" Nyonya Clara kembali memotong dengan suara penuh penghinaan. "Lalu, bagaimana kau menjelaskan foto ini?! Kau terlihat menggoda suamiku dengan jelas!"Nazharina mencoba mengatur napasnya, berusaha mengendalikan gejolak dalam dirinya.Ia ingin berteriak, ingin membela diri, ingin mengatakan bahwa ini adalah fitnah.Tetapi bagaimana? Siapa yang akan percaya padanya?Nazharina mengalihkan pandangannya ke wajah-wajah karyawan lain. Mereka hanya di

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Fitnah Menyakitkan

    Butik mewah itu tak pernah sepi dari perbincangan, terlebih jika ada sesuatu yang menarik untuk digunjingkan.Pagi ini, di sudut ruang staf, beberapa karyawan berkumpul dengan wajah penuh antusiasme. Bisikan mereka terdengar samar, namun sesekali diiringi tawa cekikikan."Aku melihatnya kemarin sore," ujar seorang wanita berambut sebahu, Nadya, dengan nada penuh arti. "Dia duduk berdua dengan pria itu di kafe dekat butik. Ngobrol intens setelah pulang kerja. Aku yakin, salah satu dari mereka akan diajak singgah ke rumah."Shelby, yang sedang merapikan kuku dengan ekspresi malas, menoleh dengan ketertarikan. "Dia? Maksudmu, si wajah polos itu? Nazharina?""Iya." Nadya mengangguk, matanya berbinar penuh gosip. "Yang lebih menarik, dia bahkan tak masuk kerja hari ini. Sakit, katanya. Tapi siapa yang percaya?"Seorang lagi, Emma, menimpali dengan suara dramatis, "Aku yakin dia tak bisa bangun dari tempat tidur."Tawa cekikikan pecah di antara mereka."

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Pergolakan Batin Arian

    "Kau beruntung," gumam Arian akhirnya. "Aku bisa saja membunuhmu di sini dan menghilangkan jejakmu tanpa ada yang tahu."Darren menahan napas, ngeri dengan ketenangan yang menyelimuti suara itu."Tapi aku tidak akan melakukannya," lanjut Arian. "Karena kau tidak sebanding dengan risikonya. Aku tidak akan mengotori tanganku untuk sampah sepertimu."Arian berjongkok, menyamakan tinggi mereka, lalu menepuk pipi Darren dengan ringan—hampir seperti seorang teman lama yang sedang berbincang."Tapi dengarkan aku baik-baik, Darren," katanya, suaranya lebih pelan, lebih dingin. "Jika kau berani muncul lagi dalam hidup Nazharina… jika kau bahkan mencoba mendekatinya satu langkah saja… aku akan menemukanmu."Darren merasakan bulu kuduknya berdiri."Aku akan menghancurkan hidupmu," lanjut Arian, tatapannya gelap dan tanpa belas kasihan. "Aku akan memastikan kau tidak bisa melarikan diri ke mana pun. Dan kalau itu belum cukup…" Ia menyeringai kecil, ekspresi yang le

  • Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami    Dijaga Dalam Diam

    “Apa... apa yang kau lakukan?” Darren tersenyum miring. “Aku hanya ingin bersenang-senang, sayang. Masuklah.” Nazharina menggigil, tetapi dengan tangan gemetar, ia membuka pintu rumahnya. Begitu masuk, Darren menutup pintu dan menguncinya. Ia memandang sekeliling. “Tempat yang nyaman. Sepertinya cocok untuk sedikit... permainan.” Nazharina mundur perlahan. “Darren, tolong. Jangan lakukan ini.” Darren mendekat, jemarinya yang dingin menyentuh wajahnya. “Sayang sekali kalau wajah cantik ini harus rusak. Tapi aku suka meninggalkan kenangan.” Ia mencengkeram bahu Nazharina dan mendorongnya ke sofa. Pisau itu masih di tangannya, tetapi sekarang ia mulai menarik kasar pakaian Nazharina. Nazharina menjerit, meronta, tetapi Darren lebih kuat. “Kau tahu,” gumamnya sambil merobek kancing blus Nazharina, “Aku suka melihat ketakutan di mata wanita. Mereka selalu terlihat lebih hidup saat ketakutan.” Nazharina menangis. Ia memukul, menendang, tetapi setiap perlawanan hany

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status