All Chapters of Terjebak Cinta dan Gairah Mantan Suami : Chapter 1 - Chapter 8

8 Chapters

Nestapa Nazharina

“Tolong bujuk Nazharina untuk pulang sekarang juga. Kami akan memakamkan ibunya pagi ini,” ucapnya pilu. Alicia menoleh ke belakang, tepat di mana siswi yang dimaksud sedang mencoret-coret kertas ujian sambil merebahkan kepala di atas meja. “Ibunya meninggal?” tanyanya memastikan. Antara terkejut dan ikut berduka. “Iya, kecelakaan tadi pagi saat pergi ke pasar untuk bekerja menjual sayuran,” jawab pria itu. “Nazharina pasti akan sangat terkejut mendengar berita ini.” “Dia sudah tahu. Jenazah ibunya kami antar ke rumah, tepat sebelum ia berangkat ke sekolah pagi ini,” jawab pria itu dengan yakin. Alicia terkejut. “Dia tahu ibunya meninggal, tapi tetap pergi ke sekolah?!” suaranya nyaris terdengar seperti sebuah teriakan tertahan. “Kami sudah berusaha menahannya, tapi dia bilang hari ini ada ujian.” Alicia menggelengkan kepala. Tak mengerti akan jalan pikiran salah satu siswinya itu. “Tunggu sebentar. Aku akan menyuruhnya bersiap untuk pulang.” Sang guru masuk. Men
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Babak Baru di Rumah Lama

Di depan rumah megah itu, Nazharina berdiri dengan koper di tangannya. Arian, seperti biasa, hanya menatapnya tanpa ekspresi.Siang hari ini matahari menyengat kulit, namun hati Nazharina seakan gelap kelabu. Ada mendung yang menciptakan awan hitam dalam jiwanya. Seakan ingin menjatuhkan hujan air mata, namun guruh di hati menahannya.Ia tak tahu apakah tangisan itu perlu?Haruskah ia bersedih saat ini?Bagaimana kalau ternyata mulai hari ini ia bisa mencoba hidup yang sesuai dengan kemauannya?“Terima kasih atas waktumu Arian. Akhirnya selesai juga. Bolehkah kita berjabat tangan karena mungkin tak akan ada lagi pertemuan setelah ini?” Nazharina menyodorkan tangan pada lelaki tampan namun beraura dingin di hadapannya.Sedetik... dua detik... hingga beberapa detik Arian tak menyambut uluran tangan itu, hanya menatap Nazharina dengan pandangan yang sulit untuk diartikan.“Ternyata tak boleh,” gumam Nazharina pelan, seraya menggenggam kembali jemari tangan dan memilih untuk menggaruk uju
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Pekerjaan Pertama

Langit masih kelabu ketika Nazharina melangkah keluar dari rumahnya pagi itu. Udara dingin sempat menggigit kulitnya, tetapi ia tidak membiarkan keraguan merayap ke dalam hati. Hari ini, ia memulai sesuatu yang baru—tanpa embel-embel sebagai istri seseorang, tanpa bayang-bayang nama besar yang pernah menaunginya.Butik tempatnya bekerja terletak di pusat kota, di sebuah gedung megah dengan arsitektur modern yang dipenuhi kaca reflektif. Sebuah plakat elegan dengan huruf berwarna emas terpampang di atas pintu masuk, menyatakan nama butik yang selama ini hanya ia kenal dari majalah mode.Ia menarik napas dalam, lalu melangkah masuk.Dari dalam, butik itu tampak lebih menawan. Lantainya berkilau, dipadukan dengan pencahayaan yang memancarkan kemewahan. Rak-rak pakaian tersusun rapi, menampilkan koleksi eksklusif dari berbagai desainer ternama. Tidak ada yang tampak biasa di tempat ini.“Nazharina, bukan?”Nazharina menoleh. Seorang wanita muda dengan seragam butik yang sama mendekatinya,
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Permainan Licik

Nazharina sedang sibuk merapikan deretan gaun di rak ketika suara tinggi seorang wanita menggelegar di seluruh butik. "Ini tidak bisa diterima! Kalian pikir aku bodoh?" Seluruh butik mendadak hening. Beberapa staf langsung menoleh ke arah sumber suara. Seorang wanita dengan pakaian mahal dan tas bermerek berdiri di depan kasir dengan ekspresi marah. Ia mengacungkan secarik struk belanja ke arah Shelby, yang berdiri di belakang meja kasir dengan ekspresi pura-pura terkejut. Nazharina merasa jantungnya berdebar saat menyadari siapa pelanggan itu. Nyonya Dee. Salah satu pelanggan VIP yang terkenal perfeksionis dan tidak segan-segan mengkritik jika ada sedikit saja kesalahan dalam pelayanannya. Shelby menoleh ke arah Nazharina dengan ekspresi prihatin yang dibuat-buat. "Oh, Nyonya Dee, mungkin ada sedikit kesalahan. Tapi saya yakin bukan niat staf kami untuk membuat Anda merasa tidak nyaman," katanya manis. Nyonya Dee tidak terpengaruh. "Aku mau jawaban! Bagaimana bisa gaun yang ha
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Bahaya di Balik Senyuman

Shelby menunduk sedikit, bibirnya bergetar seolah sedang menahan rasa malu. “Saya... mungkin telah melakukan kesalahan saat memperbarui harga di sistem. Tetapi saya sama sekali tidak berniat buruk.”Pria yang tadi membela Nazharina tersenyum tipis. “Lucu sekali. Saat semua orang menuduh staf baru ini, kau langsung percaya diri menyalahkannya. Tapi sekarang, begitu terbukti bahwa hanya kau yang bisa mengubah harga, tiba-tiba ini jadi ‘kesalahan kecil’?”Shelby menoleh tajam ke arahnya. “Saya tidak bermaksud seperti itu!”“Tapi kau terdengar seperti itu.”Shelby menggigit bibirnya, lalu menoleh ke arah Nyonya Dee dengan wajah memelas. “Saya benar-benar minta maaf, Nyonya. Ini hanya kesalahan teknis. Saya janji akan lebih berhati-hati ke depannya. Tolong jangan biarkan kesalahan ini mencoreng reputasi butik kami.”Nyonya Dee menatapnya lama.Suasana begitu tegang hingga Nazharina bisa mendengar suara napasnya sendiri.Saat itulah suara lain menyela.“Cukup.”Semua orang menoleh ke arah s
last updateLast Updated : 2025-04-03
Read more

Dijaga Dalam Diam

“Apa... apa yang kau lakukan?” Darren tersenyum miring. “Aku hanya ingin bersenang-senang, sayang. Masuklah.” Nazharina menggigil, tetapi dengan tangan gemetar, ia membuka pintu rumahnya. Begitu masuk, Darren menutup pintu dan menguncinya. Ia memandang sekeliling. “Tempat yang nyaman. Sepertinya cocok untuk sedikit... permainan.” Nazharina mundur perlahan. “Darren, tolong. Jangan lakukan ini.” Darren mendekat, jemarinya yang dingin menyentuh wajahnya. “Sayang sekali kalau wajah cantik ini harus rusak. Tapi aku suka meninggalkan kenangan.” Ia mencengkeram bahu Nazharina dan mendorongnya ke sofa. Pisau itu masih di tangannya, tetapi sekarang ia mulai menarik kasar pakaian Nazharina. Nazharina menjerit, meronta, tetapi Darren lebih kuat. “Kau tahu,” gumamnya sambil merobek kancing blus Nazharina, “Aku suka melihat ketakutan di mata wanita. Mereka selalu terlihat lebih hidup saat ketakutan.” Nazharina menangis. Ia memukul, menendang, tetapi setiap perlawanan hany
last updateLast Updated : 2025-05-06
Read more

Pergolakan Batin Arian

"Kau beruntung," gumam Arian akhirnya. "Aku bisa saja membunuhmu di sini dan menghilangkan jejakmu tanpa ada yang tahu."Darren menahan napas, ngeri dengan ketenangan yang menyelimuti suara itu."Tapi aku tidak akan melakukannya," lanjut Arian. "Karena kau tidak sebanding dengan risikonya. Aku tidak akan mengotori tanganku untuk sampah sepertimu."Arian berjongkok, menyamakan tinggi mereka, lalu menepuk pipi Darren dengan ringan—hampir seperti seorang teman lama yang sedang berbincang."Tapi dengarkan aku baik-baik, Darren," katanya, suaranya lebih pelan, lebih dingin. "Jika kau berani muncul lagi dalam hidup Nazharina… jika kau bahkan mencoba mendekatinya satu langkah saja… aku akan menemukanmu."Darren merasakan bulu kuduknya berdiri."Aku akan menghancurkan hidupmu," lanjut Arian, tatapannya gelap dan tanpa belas kasihan. "Aku akan memastikan kau tidak bisa melarikan diri ke mana pun. Dan kalau itu belum cukup…" Ia menyeringai kecil, ekspresi yang le
last updateLast Updated : 2025-05-07
Read more

Fitnah Menyakitkan

Butik mewah itu tak pernah sepi dari perbincangan, terlebih jika ada sesuatu yang menarik untuk digunjingkan.Pagi ini, di sudut ruang staf, beberapa karyawan berkumpul dengan wajah penuh antusiasme. Bisikan mereka terdengar samar, namun sesekali diiringi tawa cekikikan."Aku melihatnya kemarin sore," ujar seorang wanita berambut sebahu, Nadya, dengan nada penuh arti. "Dia duduk berdua dengan pria itu di kafe dekat butik. Ngobrol intens setelah pulang kerja. Aku yakin, salah satu dari mereka akan diajak singgah ke rumah."Shelby, yang sedang merapikan kuku dengan ekspresi malas, menoleh dengan ketertarikan. "Dia? Maksudmu, si wajah polos itu? Nazharina?""Iya." Nadya mengangguk, matanya berbinar penuh gosip. "Yang lebih menarik, dia bahkan tak masuk kerja hari ini. Sakit, katanya. Tapi siapa yang percaya?"Seorang lagi, Emma, menimpali dengan suara dramatis, "Aku yakin dia tak bisa bangun dari tempat tidur."Tawa cekikikan pecah di antara mereka."
last updateLast Updated : 2025-05-08
Read more
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status