Share

Bab 2

Author: QueenShafa
last update Last Updated: 2025-07-19 20:24:11

"Kamu punya kaki yang normal kan? Turun!" Ucap Farel yang telah lebih dulu meninggalkann nya. pria itu telah berlalu memasuki rumah mewahnya.

Naya yang tengah melamun memikirkan nasibnya kedepannya. tersentak kala suara berat itu menyuruhnya turun dengan kota kata yang kurang baik.

"Astaga orang ini, apa enggak bisa bertutur kata yang baik!" monolognya.

Ingin rasanya melawan perlakuan kurang menyenangkan pria itu. Tetapi Naya berusaha bersabar. Bersabar untuk sementara waktu ini. dirinya sadar akan akibatnya jika melawan Farel

"Ya Ampun, besar sekali rumah nya!" Gumamnya yang mengedarkan pandangannya keseluruh arah. lebih besar dan mewah di banding rumah keluarga Dicky mantan kekasihnya. Ya, Naya kini telah menganggap Dicky mantan.

Naya buru-buru mengikuti langkah Farel yang sudah tidak terlihat lagi dsri jangkauannya. Naya segera memasuki Rumah besar itu sebelum pria itu mengeluarkan kata-kata kasarnya lagi.

sesampainya di dalam Farel langsung menyambutnya dengan beberapa lembar kertas.

"Buka dan baca isinya. Pahami point-point penting di dalam surat perjanjian itu." Ucap Farel seraya melemparkan beberapa lembar kertas itu ke hadapan Naya yang baru menjejakkan kakinya di dalam hunian mewahnya itu.

"Dasar Tuan Angkuh!" monolognya

Tanpa kata Naya pun memungut kertas-kertas yang berserakan di kakinya itu dan membacanya dengan teliti.

"Pernikahan konyol ini hanya akan berlangsung sampai enam bulan saja. Setelahnya kita akan bercerai" Tukas Farel lagi dengan melipat kedua tangannya di depan dada. menunjukkan ke kuasaanya.

Naya menghentikan membaca point-point perjanjian tersebut saat mendengar kaliamat Farel yang menekan kan kalimat Cerai itu. Walaupun itu juga yang di inginkan nya, Tetap saja hatinya terasa bagai di iris-iris mendengar kaliamat tidak mengenak kan itu keluar dari mulut pria yang telah ber status suaminya.

"Dan ingat, kamu tidak berhak menuntut nafkah apapun dariku. Karena aku terpaksa menikahimu demi menyelamatkan nama baik Pamanku!" Lanjutnya.

Naya tetap diam menyimak semua perkataan Farel. Sambil tetap membaca isi surat perjanjian itu tanpa melewatkan sedikitpun.

"Selama kita menikah, kamu tidak berhak mencampuri atau mengatur-ngatur kehidupan ku. Mau aku bersama siapapun, itu urusan aku. Jika tidak sengaja bertemu di luar, bersikaplah seolah-olah kita tidak saling mengenal. Paham kan?" Lanjut Farel lagi yang menatap tajam Naya.

Naya menghela nafasnya kemudian membuangnya kasar.

"Saya paham!" Balas Naya bersamaan dengan tangan mungilnya yang menggores kan tinta pena di atas kertas hitam putih itu. Kemudian menyerahkan nya kembali kepada yang berwenang yaitu Farel suaminya. _Suami kontrak._

"Oya, satu lagi. Di rumah ini hanya ada satu Art namanya Bi Ina, yang hanya bertugas membersihkan Rumah. Jadi jika kamu ingin makan dan lain-lain kamu masak dan lakukan sendiri. Jangan manja." Ucap Farel lagi mengingatkan posisi Naya di rumahnya.

"Hah! cerewet sekali!" kesal Naya yang hanya bisa ia ucapkan dalam hati.

"Tenang saja Tuan! aku nggak akan menggangu privasi mu, aku juga nggak akan menuntut hal apapun darimu. Dan juga aku nggak butuh pengakuan apa pun darimu! Aku hanya butuh tempat untuk berlindung sementara. Jika aku sudah bisa berdiri di atas kakiku sendiri. aku akan pergi. Jadi Tuan jangan khawatir yang berlebihan." Balas Naya seraya membalas tatapan tajam Farel.

Dia memang salah, tetapi bukan berarti harus menerima tindasan dari orang yang bukan siapa-siapa baginya. Ya! Naya menganggap Farel bukan siapa-siapa baginya.

"Wanita ini!...." Batin Farel geram mendengar kaliamat Naya.

"Bagus lah, jika kamu tahu posisimu di rumah ini. Bi Ina akan menunjukkan kamarmu, sesuai posisi dan derajat mu di rumah ini." Ucap Farel yang merasa tertantang dengan ucapan Naya dan sorot mata tajam wanita itu yang sepertinya tidak mudah di intimidasi.

"Bi Ina, tunjukan kamarnya dimana. Anggap dia rekan kerja. Jangan perlakukan dia seperti majikan. Karena dia bukan siapa-siapa disini!" Ucap Farel ekor matanya melirik ekspresi Naya yang biasa saja. Farel semakin kesal melihat itu.

"Baik Den, ayo Non Naya, saya antar ke kamar!" Ucap bi Ina mengajak Naya untuk menunjukkan di mana kamarnya berapa.

"Panggil Naya saja bi, jangan pakai embel-embel lain. Aku bukan siapa-siapa di rumah ini. aku juga sama seperti bi Ina." Ucap Naya sembari mengikuti langkah bi Ina yang membawanya ke ruang belakang dimana kamar nya terletak.

Farel mengeraskan rahangnya, tangan terkepal kuat mendengar kaliamat Naya barusan. Entahlah, mendengar Naya berkata seperti itu, rasanya wanita itu seakan menantang dirinya untuk adu jotos di atas ring tinju saja.

"Ini kamar nya Non, Silahkan! Mau bibi bantu membereskan barang-barangnya?" Ucap bi Ina yang juga menawarkan bantuan.

"Nggak usah bi, oya! Panggil Naya saja, nggak usah pake Non segala. Aku disini sama seperti bibi. aku bukan majikan disini, jadi tidak pantas di panggil seperti itu." Naya kembali mengingatkan bi Ina untuk tidak memanggil nya Non. Itu sangat menggelikan bagi Naya.

"Baik, Naya. Kalau begitu saya tinggal dulu ya! Kamu istirahat saja. Jika perlu apa-apa kamu bisa panggil saya." Ucap bi Ina lagi sebelum meninggalkan paviliun khusus pekerja di rumah itu.

Naya menutup pintu kamarnya kemudian menyeret koper kecilnya mendekati tempat tidur yang hanya muat satu orang itu. Naya mulai menyusun pakaiannya ke dalam lemari kayu setinggi pinggang orang dewasa. Lemari itu multi fungsi sekalian meja juga. Naya mencari baju rumahan yang nyaman untuk ia gunakan istirahat.

Mengganti kebaya yang ia gunakan untuk menikah tadi. Kebaya yang ia beli menggunakan uangnya sendiri. Demi berlangsung nya pernikahan sederhana bersama kekasihnya. Namun apa daya, sang kekasih malah pergi lari dari tanggung jawab.

Naya memandangi kebaya murah yang telah ia loloskan dari tubuhnya. Masih belum memungutnya. Hatinya dilema, apakah kebaya yang telah menjadi saksi kekecewaannya akan tetap ia simpan atau kah lebih baik di buang saja.

"Aku benar-benar nggak Ingat bagaimana kejadian itu terjadi. yang aku ingat kamu memaksaku meminum minuman laknat itu!" Naya mengusap air matanya sedih dengan nasibnya yang malang! mengingat saat-saat kebersamaan nya dengan kekaishnya yang malah pergi meninggalkannya di hari pernikahan mereka.

"Argh...!"

Farel berteriak sembari membuang kasar jas yang baru saja ia lepaskan dari tubuh Atletisnya. Demi melupakan rasa kesalnya setelah apa yang terjadi hari ini. Otot-otot biseb nya yang menonjol itu selalu menjadi daya tarik bagi para perempuan yang menggilainya di luar sana. yang rela melemparkan tubuhnya pada Farel salah satu CEO perusahaan ternama di kota itu.

"Lihat saja kau Naya! aku akan membuatmu hidup menderita di rumah ini! ya, tidak ada salahnya bermain-main dengan kucing kecil sepertimu kan!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Cinta suami Pengganti    Bab 35

    "Heh, seperti dugaanku. Wanita murahan itu hanya menginginkan harta Ayah saja. Dan bodohnya lagi Ayah masih saja membelanya. Orang tua itu sudah di butakan oleh cinta dan bujuk rayu wanita itu!" Ucap Dicky yang masih mengamati rekaman cctv yang ditampilkan di layar laptopnya. Dicky masih menimbang-nimbang apakah baiknya membawa bukti itu ke hadapan Ayahnya, atau memilih diam sebagai bentuk ke kecewaannya karena sang Ayah telah memisahkannya dengan Naya. "Jadi apa keputusan anda Tuan Muda?" Tanya Basuki yang juga ikut menyaksikan bagaimana liarnya istri atasannya itu bermain dengan seorang gig0l0 di salah satu hotel mewah di kotanya.Dicky berdiri dari duduknya sembari memperbaiki jasnya. "Untuk sementara waktu biarkan saja dulu seperti ini. Aku ingin lihat sampai dimana dia bermain." Ucap Dicky sembari keluar dari ruangan nya meninggalkan Basuki yang masih berdiri di sana. Brugh!! "Auhh...! Sakit banget!" Jerit seorang wanita. Yang tiada lain adalah Ella sambil memegang bahunya ya

  • Terjebak Cinta suami Pengganti    Bab 34

    Naya merenggangkan tubuhnya yang kaku, entah sudah berapa lama dia tertidur dalam pelukan Farel. Wanita itu menoleh kesembarang arah mencari jam yang mungkin ada di sana. Matanya terbelalak saat melihat jarum antik yang tergantung di dinding tepat di atas jendela besar yang sudah menunjukkan pukul 12 siang. "Astaga! Sudah siang banget ini! Kenan belum makan!" Gumam Naya yang hendak bangun dari tidurnya namun tangan kekar Farel menahannya. "Mau kemana?" Tanya nya dengan suara serak."Mau bangun mas, ini sudah jam 12, kita tidurnya terlalu lama Kenan belum makan, dia pasti sudah lapar ini!" Ucap Naya yang mencoba melepaskan belitan tangan Farel dari pinggangnya. "Tetap begini saja Naya, Kenan sudah makan!" Ucap Farel yang masih merasa nyaman dengan posisinya saat ini. "Hah, sudah makan?" Ulang Naya bingung."Iya, aku sudah menyuruh koki untuk menyiapkan makan siang buat Tuan muda Kenan." Jelas Farel lagi yang kini telah membuka kedua matanya menatap Naya yang juga tengah menatapnya

  • Terjebak Cinta suami Pengganti    Bab 32

    "Tuan, tenang kan diri anda, jangan terbawa emosi menghadapi Tuan muda!" Ucap Marzuki berusaha menenangkan Tuan nya yang tengah di kuasai emosi itu. Semenjak sakit Yanto kerab mengamuk sebab emosinya yang tidak stabil. "Anak itu semakin kurang ajar saja kalau berbicara!" Tukas Yanto yang berusaha meredamkan emosinya. Yanto tidak terima jika Dicky menjelek-jelekkan istrinya dan menyebutnya sebagai Jal*ng. Marzuki menghela nafasnya panjang mendengar perkataan Yanto. Sebenarnya apa yang di katakan Dicky itu adalah kebenaran. Tetapi sayang Yanto terlalu tunduk pada istri mudanya itu sehingga menutup mata dan percaya saja apa yang di katakan Ewin. Selama Yanto jatuh sakit Ewin kerap sekali kedapatan Marzuki yang tengah berada di luar sana di tempat hiburan malam. Namun Marzuki belum bisa memberikan bukti yang akurat pada Yanto tentang kebiasaan buruk istrinya itu. "Apa tidak sebaiknya anda mencari tahu apa saja kegiatan Nyonya di luar sana Tuan!" Saran Marzuki berharap Yanto tidak ters

  • Terjebak Cinta suami Pengganti    Bab 31

    "Jadi, kamu dan Kenan akan kembali ke Ibu kota bersama Farel?" Tanya Ella yang sangat terkejut mendengar cerita Naya bagaimana Farel menemukannya. Pantas saja kemarin dirinya di datangi oleh Edward sekretaris pribadi Farel untuk mengajukan mutasi Naya ke Ibu kota. "Hm, aku nggak ada oiluhan El, aku nggak bisa lari lagi sekarang. Kenan sudah di tangan Farel!" Ucap Naya dengan wajah pasrah. "Memang sudah seharusnya kan kalian kembali! Aku yakin Kenan itu anak Farel Nay! Lihat wajahnya, semuanya mirip dengan Farel!" Sahut Ella lagi yang menatap serius Naya. "Itu mustahil El, Kenan anak nya Dicky." Bantah Naya lagi. "Tapi wajah Kenan cenderung mirip dengan Farel, ketimbang Dicky Nay!" Ella masih kekeuh dengan pendapat nya. "Mungkin karena saat itu aku terlalu membenci Farel, jadi....jadi Kenan mirip dia!" Balas Naya lagi. Mana mungkin Kenan anak Farel, sedangkan dia tidur bareng Farel saja baru dua hari dan dirinya dinyatakan hamil 4 Minggu saat itu. "Tapi....." "Sudah lah El, itu

  • Terjebak Cinta suami Pengganti    Bab 30

    "Wanita itu, memggapa sampai sekarang masih menjadi sumber masalah dalam keluarga ini!" Geram Yanto yang tidak berdaya di kursi rodanya. "Tuan, sebaiknya anda istirahat, ini sudah sangat larut tidak baik untuk kesehatan anda!" Ucap Marzuki tangan kanan Yanto yang masih setia padanya hingga saat ini. Marzuki pun mendorong kursi roda Yanto menuju kamarnya untuk beristirahat. "Zuki, cari tahu keberadaan wanita itu. Aku yakin Farel pasti belum menemukannya!" Perintahnya pada Marzuki. "Baik Tuan!" Sahut Marzuki. Sementara itu di kamar lain Dicky tengah asik bercumbu dengan wanita bayarannya. Dicky sengaja membawa wanita jal*ng itu ke rumah agar Ayahnya semakin kesal. Itu ia lakukan sebagai bentuk protes terhadap sang Ayah yang telah tega memisahkannya dengan Naya. "Akh.. Dicky pelan-pelan!" Rinti sang wanita saat Dicky terlalu kasar memainkan jarinya di bagian intimnya. "Kenapa? Bukan kah ini yang kamu inginkan?" Ucap Dicky tanpa menghentikan aktifitasnya. "Tapi kamu terlalu kasar

  • Terjebak Cinta suami Pengganti    Bab 29

    "Kamu mau ngapain ikut masuk ke sini?" Tanya Naya saat melihat Farel yang sudah lebih dulu berbaring di atas tempat tidur. "Aku juga mau tidur lah, iyakan Boy?" Sahut Farel tanpa rasa bersalah. Pria itu bahkan meminta bantuan pada Kenan yang menganguk senang karena kini dirinya bisa tidur bersama ayah dan Bundanya. Seperti yang di inginkannya selama ini. Walaupun Kenan masih membatasi diri untuk berinteraksi dengan Farel tetap balita itu tidak keberatan saat Farel ingin tidur bersamanya. Naya menepuk jidatnya melihat semua itu. Dia yakin jika Farel tidak hanya tidur bersama. Sebab sebelumnya dirinya telah di buat tidak berdaya dengan kelicikan pria itu. "Sebaiknya kamu pindah saja ke kamar mu sana! Tempat tidur ini tidak cukup luas untuk di tiduri bertiga!" Usir Naya sembari menarik tangan Farel agar pria itu mau bangun dari sana. "Ken, tolong Ayah! Ayah tidak di izinkan tidur disini, padahal Ayah kan sangat merindukan Kenan dan ingin tidur disini!" Ucap Farel penuh drama. Berhara

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status