Share

Bab 3

Penulis: QueenShafa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-21 00:09:36

Entah sudah berapa lama tertidur, Naya terbangun karena suara ketukan di pintu kamar nya. Yang di sertai suara panggilan. Sepertinya itu bi Ina.

"Naya! Ini bi Ina!"

Tok! Tok!

"Iya bi, sebentar!"

Naya segera bangun dan membuka pintu kamarnya.

"Maaf Nay, bibi ganggu waktu istirahat nya!."

"Iya, nggak apa-apa, masuk bi. Saya cuci muka dulu!" Naya mempersilahkan bi Ina memasuki kamarnya. Sementara dirinya segera berlalu ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya agar lebih segar.

"Ada apa bi?" Tanya nya saat sudah keluar dari kamar mandi dan kini tengah duduk di tepi tempat tidurnya sembari mengeringkan wajahnya dengan handuk kecil.

"Itu Nay, Den Farel memanggil kamu ke dalam. Hanya itu saja kok!" Ucap bi Ina.

Naya mengkerutkan keninganya mendengar perkataan bi Ina.

"Ada apa lagi bi, bukannya sudah nggak ada hal penting lagi yang harus di bahas?" Tanya Naya heran.

"Bibi tidak tahu Nay, sebaiknya kamu datangin saja Den Farel nya. Mungkin ada yang kelupaan yang belum di bahas tadi. Ayo, jangan sampai Den Farel marah!" Ucap bi Ina lagi.

"Baiklah, saya akan segera ke sana bi. Terima kasih ya!" Ucap Naya tidak lupa mengucapkan terima kasih pada bi Ina.

Naya buru-buru mencepol asal rambutnya kemudian segera menemui Farel. Menurut bi Ina saat ini Farel sudah menunggunya di ruang keluarga. Entah apa yang akan di sampaikan oleh pria itu

Dari kejauhan Naya sudah bisa melihat Farel yang berdiri menghadap jendela yang menampilkan pemandangan kolam renang yang berada di samping kanan Rumah. Pria itu sesekali berdecak kesal.

Naya menarik nafas nya terlebih dahulu sebelum membawa langkahnya menemui pria yang telah menikahinya beberapa jam yang lalu.

"Apa jarak paviliun itu terlalu jauh dengan rumah ini? Sehingga untuk datang kesini saja membutuhkan waktu yang lama! aku sudah menunggu mu beberapa menit yang lalu! Apa kamu pikir aku nggak ada kerjaan lain selain mengurusi mu Nayara?!"

Belum juga Naya mendekat ke arah Farel, pria itu sudah mengucapkan kata-kata yang tidak enak di dengar.

"Astaga! Pria ini! Apa dia memiliki mata lain di punggungnya?" Decak Naya kesal mendengar ucapan Ferel yang pedas itu.

"Aku juga hanya manusia biasa, dan juga tidak selalu standbye di depan pintu menunggu panggilanmu kan? Aku juga butuh istirahat, aku bukan dewa yang langsung berada di sini saat Tuan butuhkan!" Tukas Naya tak kalah kesal dari Farel.

Dan jawaban Naya itu berhasil membuat Farel menggertakan giginya.

"Kamu!" kesal Farel

"Ada apa? Bukannya sudah nggak ada lagi hal yang harus di bahas?" Lagi Naya melontarkan pertanyaan masa bodoh dengan ekspresi Farel yang menatapnya nyalang.

"Sialan! Wanita ini!" Monolog farel geram.

"Aku yang berkuasa di rumah ini. Jadi terserah aku mau bahas apapun itu. Jika aku suruh kemari, ya kamu harus nurut! Paham kan itu Nayara! Ingat siapa kamu di mataku!"

"Ya! Aku tahu siapa aku di mata anda! jadi nggak perlu mengulang-ulang perkataan!Jadi Ada apa Tuan Farel memanggilku kesini?" Tukas Naya yang sengaja memanggil Farel dengan sebutan Tuan.

Farel menarik sudut bibirnya mendengar ucapan Naya itu.

"Aku sedikit berubah pikiran tentang isi perjanjian tadi!" Ucap Farel acuh.

"Maksud nya?" Heran Naya.

"Aku telah menambahkan beberapa point baru. bahwa kamu akan melayani ku, menyiapkan makanan untuk ku, dan mengurus segala kebutuhanku lainnya! " Jelas Farel yang berubah pikiran. menggapa tidak bermain-main saja pada wanita itu sebagai bentuk pembalasan nya atas apa yang terjadi hari ini. Farel menganggap pernikahan nya dengan Naya ini adalah Sebuah kesialan sepanjang perjalanan hidupnya.

"Maksudnya bagaimana? aku akan menjadi pelayanan anda begitu?" Tanya Naya lagi.

"Ya! kamu akan menjadi pelayanan ku. sampai waktu kontrak kita selesai!"

"Bagaimana bisa seperti itu! aku nggak setuju! "

"Ingat! aku yang berkuasa di rumah ini. kamu numpang sama aku, jadi kamu harus menerima segala keputusan dariku. apapun itu!" Tukas Farel merasa menang dari Naya.

Naya menahan kekesalannya mendengar itu semua.

"Sekarang buatkan aku kopi, jangan terlalu manis dan jangan juga hambar. Aku tunggu sekarang!" Ucapnya dengan melipat kedua tangannya di depan dada. _Angkuh_

"Apa?!"

Naya membulatkan kedua bola matanya mendengar hal itu. Jadi, pria itu memanggilnya hanya untuk menyuruhnya membuat kopi? "Ya Tuhan! Orang ini!" kesal Naya yang hanya bisa keluar dalam hati saja.

"Kenapa? Kamu pikir tinggal disini gratis? Kamu salah! Di dunia ini tidak ada yang gratis Nona! Jadi nggak usah kaget begitu. Pergi dan buatkan aku kopi, antar keruang kerjaku!" Jelas Farel lagi yang tersenyum sinis melihat ekspresi Naya.

"Tapi itu kan tugas bi Ina! Di dalam surat perjanjian itu nggak ada point jika aku harus menjadi pelayanmu!"

"Sekarang ada! Dan itu yang terlewat tadi!" Sahut Farel enteng.

Tanpa kata Naya langsung membalikkan badannya meninggalkan Farel dengan perasaan dongkol.

Sesampainya di dapur Naya langsung mencari letak kopi dan yang lainnya.

"Naya! Kamu ingin apa?" Bi Ina yang baru saja kembali ke dapur usai menyiram tanaman di halaman depan menghampiri Naya.

"Ini bi, aku mau buat kopi untuk Farel! panci buat rebus air dan juga kopinya yang mana ya bi?" Sahut Naya sembari mengedarkan pandangannya mencari tempat kopi.

"Ada di sini Nay kopinya, airnya nggak usah di rebus, karena sudah ada di dalam mesin kopi ini. Tinggal kamu takar saja gula dan kopinya seberapa!" Ucap bi Ina seraya menunjuk mesin kopi di sampingnya.

Naya nyengir kuda menyadari jika dirinya begitu kampungan dan melupakan jika saat ini dirinya tengah berada di rumah orang kaya.

Naya pun berhasil membuat kopi dengan meminta tolong di ajari oleh bi Ina.

"Untung saja di ajarin bi Ina! Kalau nggak, hm...pasti aku nggak bisa buat kopi dan si Tuan penguasa itu akan marah!" Guman Naya yang saat ini telah menuju ruang kerja Farel dengan sebuah nampan yang berisi satu cangkir kopi untuk Farel

sebelum membuka pintu Naya mengetuk dahulu pintunya setelah mendapat sahutan dari dalam baru lah dia masuk. Di sana Farel nampak gagah duduk di kursi kerjanya dengan ekspresi serius menatap laptop.

"kalau diam begini dia kelihatan tampan, tapi..." Naya segera menggelengkan kepalanya menyadari kebodohannya yang bisa-bisanya mengagumi Farel.

"Apa kamu akan tetap berdiri di sana seperti patung?" Ucap Farel tanpa mengalihkan fokusnya dari layar laptop.

"Kan, apa ku bilang, dia itu selalu mengesalkan kalau sudah buka mulut!" Dumelnya.

"Ini kopinya!"

"Prufftt..! Kopi macam apai ini hah?!..."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjebak Cinta suami Pengganti    Bab 35

    "Heh, seperti dugaanku. Wanita murahan itu hanya menginginkan harta Ayah saja. Dan bodohnya lagi Ayah masih saja membelanya. Orang tua itu sudah di butakan oleh cinta dan bujuk rayu wanita itu!" Ucap Dicky yang masih mengamati rekaman cctv yang ditampilkan di layar laptopnya. Dicky masih menimbang-nimbang apakah baiknya membawa bukti itu ke hadapan Ayahnya, atau memilih diam sebagai bentuk ke kecewaannya karena sang Ayah telah memisahkannya dengan Naya. "Jadi apa keputusan anda Tuan Muda?" Tanya Basuki yang juga ikut menyaksikan bagaimana liarnya istri atasannya itu bermain dengan seorang gig0l0 di salah satu hotel mewah di kotanya.Dicky berdiri dari duduknya sembari memperbaiki jasnya. "Untuk sementara waktu biarkan saja dulu seperti ini. Aku ingin lihat sampai dimana dia bermain." Ucap Dicky sembari keluar dari ruangan nya meninggalkan Basuki yang masih berdiri di sana. Brugh!! "Auhh...! Sakit banget!" Jerit seorang wanita. Yang tiada lain adalah Ella sambil memegang bahunya ya

  • Terjebak Cinta suami Pengganti    Bab 34

    Naya merenggangkan tubuhnya yang kaku, entah sudah berapa lama dia tertidur dalam pelukan Farel. Wanita itu menoleh kesembarang arah mencari jam yang mungkin ada di sana. Matanya terbelalak saat melihat jarum antik yang tergantung di dinding tepat di atas jendela besar yang sudah menunjukkan pukul 12 siang. "Astaga! Sudah siang banget ini! Kenan belum makan!" Gumam Naya yang hendak bangun dari tidurnya namun tangan kekar Farel menahannya. "Mau kemana?" Tanya nya dengan suara serak."Mau bangun mas, ini sudah jam 12, kita tidurnya terlalu lama Kenan belum makan, dia pasti sudah lapar ini!" Ucap Naya yang mencoba melepaskan belitan tangan Farel dari pinggangnya. "Tetap begini saja Naya, Kenan sudah makan!" Ucap Farel yang masih merasa nyaman dengan posisinya saat ini. "Hah, sudah makan?" Ulang Naya bingung."Iya, aku sudah menyuruh koki untuk menyiapkan makan siang buat Tuan muda Kenan." Jelas Farel lagi yang kini telah membuka kedua matanya menatap Naya yang juga tengah menatapnya

  • Terjebak Cinta suami Pengganti    Bab 32

    "Tuan, tenang kan diri anda, jangan terbawa emosi menghadapi Tuan muda!" Ucap Marzuki berusaha menenangkan Tuan nya yang tengah di kuasai emosi itu. Semenjak sakit Yanto kerab mengamuk sebab emosinya yang tidak stabil. "Anak itu semakin kurang ajar saja kalau berbicara!" Tukas Yanto yang berusaha meredamkan emosinya. Yanto tidak terima jika Dicky menjelek-jelekkan istrinya dan menyebutnya sebagai Jal*ng. Marzuki menghela nafasnya panjang mendengar perkataan Yanto. Sebenarnya apa yang di katakan Dicky itu adalah kebenaran. Tetapi sayang Yanto terlalu tunduk pada istri mudanya itu sehingga menutup mata dan percaya saja apa yang di katakan Ewin. Selama Yanto jatuh sakit Ewin kerap sekali kedapatan Marzuki yang tengah berada di luar sana di tempat hiburan malam. Namun Marzuki belum bisa memberikan bukti yang akurat pada Yanto tentang kebiasaan buruk istrinya itu. "Apa tidak sebaiknya anda mencari tahu apa saja kegiatan Nyonya di luar sana Tuan!" Saran Marzuki berharap Yanto tidak ters

  • Terjebak Cinta suami Pengganti    Bab 31

    "Jadi, kamu dan Kenan akan kembali ke Ibu kota bersama Farel?" Tanya Ella yang sangat terkejut mendengar cerita Naya bagaimana Farel menemukannya. Pantas saja kemarin dirinya di datangi oleh Edward sekretaris pribadi Farel untuk mengajukan mutasi Naya ke Ibu kota. "Hm, aku nggak ada oiluhan El, aku nggak bisa lari lagi sekarang. Kenan sudah di tangan Farel!" Ucap Naya dengan wajah pasrah. "Memang sudah seharusnya kan kalian kembali! Aku yakin Kenan itu anak Farel Nay! Lihat wajahnya, semuanya mirip dengan Farel!" Sahut Ella lagi yang menatap serius Naya. "Itu mustahil El, Kenan anak nya Dicky." Bantah Naya lagi. "Tapi wajah Kenan cenderung mirip dengan Farel, ketimbang Dicky Nay!" Ella masih kekeuh dengan pendapat nya. "Mungkin karena saat itu aku terlalu membenci Farel, jadi....jadi Kenan mirip dia!" Balas Naya lagi. Mana mungkin Kenan anak Farel, sedangkan dia tidur bareng Farel saja baru dua hari dan dirinya dinyatakan hamil 4 Minggu saat itu. "Tapi....." "Sudah lah El, itu

  • Terjebak Cinta suami Pengganti    Bab 30

    "Wanita itu, memggapa sampai sekarang masih menjadi sumber masalah dalam keluarga ini!" Geram Yanto yang tidak berdaya di kursi rodanya. "Tuan, sebaiknya anda istirahat, ini sudah sangat larut tidak baik untuk kesehatan anda!" Ucap Marzuki tangan kanan Yanto yang masih setia padanya hingga saat ini. Marzuki pun mendorong kursi roda Yanto menuju kamarnya untuk beristirahat. "Zuki, cari tahu keberadaan wanita itu. Aku yakin Farel pasti belum menemukannya!" Perintahnya pada Marzuki. "Baik Tuan!" Sahut Marzuki. Sementara itu di kamar lain Dicky tengah asik bercumbu dengan wanita bayarannya. Dicky sengaja membawa wanita jal*ng itu ke rumah agar Ayahnya semakin kesal. Itu ia lakukan sebagai bentuk protes terhadap sang Ayah yang telah tega memisahkannya dengan Naya. "Akh.. Dicky pelan-pelan!" Rinti sang wanita saat Dicky terlalu kasar memainkan jarinya di bagian intimnya. "Kenapa? Bukan kah ini yang kamu inginkan?" Ucap Dicky tanpa menghentikan aktifitasnya. "Tapi kamu terlalu kasar

  • Terjebak Cinta suami Pengganti    Bab 29

    "Kamu mau ngapain ikut masuk ke sini?" Tanya Naya saat melihat Farel yang sudah lebih dulu berbaring di atas tempat tidur. "Aku juga mau tidur lah, iyakan Boy?" Sahut Farel tanpa rasa bersalah. Pria itu bahkan meminta bantuan pada Kenan yang menganguk senang karena kini dirinya bisa tidur bersama ayah dan Bundanya. Seperti yang di inginkannya selama ini. Walaupun Kenan masih membatasi diri untuk berinteraksi dengan Farel tetap balita itu tidak keberatan saat Farel ingin tidur bersamanya. Naya menepuk jidatnya melihat semua itu. Dia yakin jika Farel tidak hanya tidur bersama. Sebab sebelumnya dirinya telah di buat tidak berdaya dengan kelicikan pria itu. "Sebaiknya kamu pindah saja ke kamar mu sana! Tempat tidur ini tidak cukup luas untuk di tiduri bertiga!" Usir Naya sembari menarik tangan Farel agar pria itu mau bangun dari sana. "Ken, tolong Ayah! Ayah tidak di izinkan tidur disini, padahal Ayah kan sangat merindukan Kenan dan ingin tidur disini!" Ucap Farel penuh drama. Berhara

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status