Se connecterByurr..!!
Farel mengguyur Naya dengan air dingin langsung dari shower. "Hentikan! Aku sudah mandi!" Naya menghalau kucuran air itu dengan kedua tangannya. "Itu biar kamu bangun dari tidurmu!" Farel masih mengguyur Naya dengan air. Hingga wanita itu tidak lagi berusaha menghalau air yang mengguyur nya. Toh, percuma dihalau pun sepertinya pria yang berstatus suaminya itu tidak akan berhenti melakukan itu. "Ya Tuhan! Kapan semua ini akan berakhir! Rasanya aku sudah tidak sanggup lagi hidup seatap dengan pria ini!" Naya menangis dalam diam. Sambil duduk meringkuk di pojok kamar mandi dengan memeluk kedua lututnya. "Bagaimana, apa sekarang kamu sudah nggak ngantuk lagi?" Pertanyaan itu seperti sedang mengolok-olok Naya yang tidak sengaja ketiduran di sore hari. Sehingga tidak mendengar suara ketukan di pintu kamarnya. "Itu akibatnya jika kamu tidak mematuhi Setiap peraturan yang aku buat!" Farel melempar shower itu ke sembarang arah setelah puas mengguyur Naya. Sampai wanita itu tak ubahnya anak ayam yang kehujanan tanpa induk. Meringkuk kedinginan. "Memang nya apa yang telah aku langgar dari semua peraturan yang kamu buat itu Farel?" Naya berucap dengan bibir gemetar karena kedinginan. "Dengan kamu berani muncul di kantorku itu sudah melanggar peraturan yang aku buat Nayara! Apa kamu nggak sadar dengan hal itu?" Rupanya Farel masih marah atas kemunculan Naya di kantornya tadi pagi. Padahal itu juga bukan sengaja. Itu karena pekerjaan Naya yang mengharuskan nya menginjakkan kaki di kantor Fsrel. Lagipula sebelumnya Naya tidak mengetahui jika gedung pencakar langit itu adalah milik Farel. "Bukan kah aku sudah mengatakan jika saat itu aku sedang bekerja! Apa seragam yang aky kenakkan tidak bisa kau lihat?" Demi Apa Naya sungguh merasa sangat kesal hari ini. Dia pikir masalah tadi pagi sudah berakhir. Tapi ternyata dia salah, Farel masih belum selesai dengan itu. "Dengan kemunculanmu di sana, orang-orang akan bergosip tentang hubungan kita!" Memang benar apa yang Farel katakan. Banyak bisik-bisik yang membicarakan tentang dirinya. Tetapi itu juga karena ulah Farel sendiri yang menahannya di dalam Lift. "Apa kamu nggak sadar jika gosip mereka itu karena ulahmu sendir?" Bungh!! Farel memukul tembok dengan kuat hingga buku-buku jarinya memerah. Sehingga membuat Naya membulat kan kedua bola matanya. Terkejut. "Siapkan air mandiku!" Perintahnya kemudian. Naya yang masih terkejut langsung berdiri dari berjongkoknya tanpa sadar jika pakaian yang ia kenak kan saat ini menerawang memperlihatkan tubuh eloknya. "Apa wanita ini sengaja melakukan ini untuk menggodaku?" Gumam Farel yang tidak sengaja melihat puncuk dada Naya yang tercetak jelas sebab tidak mengenakkan bra. Di tambah lagi pakaian yang di kenakkan Naya basah kuyup saat ini. Naya yang tidak sadar dengan penampilan nya itu mulai mengisi bathub dan mengatur suhu pemanas air. Tidak sadar jika saat ini predator tengah mengintainya. "Akh..!" "Apa kau sengaja ingin menggodaku!" Farel menarik lengan Naya dan menghimpitnya di dinding kamar mandi yang dingin itu. "Kau ingin bermain-main denganku Nayara..!" "Akh...!" Naya meringis kecil saat tangan lebar Farel meremas dadanya yang setidak mengenak kan penyanggah itu. "Ya ampun, kenapa aku bisa lupa jika saat ini nggak pakai bra!" Monolognya yang baru sadar ketika Farel meremas dadanya. "Apa ini yang kau inginkan hm!" Farel kembali meremas dan memilin puncuk dada Naya yang seakan menantangnya itu. "Ti...tidak! A...aku...akh..!" Naya kembali bersuara saat tangan nakal suami kontraknya itu mempermainkan area dadanya. "Tidak apa Naya? Bukan kah ini yang kamu inginkan? Kamu ingin di sentuh olehku hm!" Krek! Sekali tarik dress tipis yang di kenak kan Naya kini telah teronggok di lantai kamar mandi itu. "Farel..! Jangan keterlaluan!" Naya mendorong dada Farel yang kini sudah bertelanjang dada dan semakin menghimpitnya. Namun tenaganya tidak sebanding dengan tenaga kuat Farel yang tidak bergerak sedikitpun saat Naya mendorongnya. "Aku keterlaluan? Bukan kah kamu yang memulai ini Naya!" "Tidak!.. jangan lakukan ini!" Naya memberontak saat Farel hendak mencium bibirnya. Menerima penolakan dari Naya, tentu saja membuat darah Farel semakin panas. Farel semakin tertantang untuk mengalahkan Naya. Farel yakin jika Naya sama seperti wanita-wanita di luar sana yang selalu tergila-gila padanya. "Apa kamu menolak ku?" Farel semakin mengeraskan rahangnya dengan kabut gairah yang sudah di ubun-ubun. Apalagi saat melihat tubuh mulus Naya yang memiliki dada penuh. Semakin membuat hasratnya membara dan ingin segera menuntaskannya. "Ya, aku menolakmu! Jadi cepat minggir!" Naya kembali mendorong dada Farel dengan sebelah tangannya. Sementara tangan satunya lagi berusaha menutupi area dadanya. Naya ingin menangis saja merasa tengah di lecehkan oleh Farel. "Akh...! Apa yang kamu lakukan Farel! Cepat turunkan aku brengsek....!" Pekik Naya yang terkejut saat tubuhnya tiba-tiba saja sudah melayang di udara. Farel membopong tubuhnya dan membawanya ke arah tempat tidur. Farel melempar tubuh Naya yang hanya mengenakan segitu yang menutupi area sensitifnya. "Mau apa kamu!" Naya segera membalut tubuhnya dengan selimut. "Karena kamu telah membangunkan predator yang sedang tidur. Maka tidak ada salahnya kan aku memberimu sedikit sentuhan...istriku!" Farel segera meloloskan cekana bahanya dan kini tinggal boxer yang menutupi aset berharganya. Naya semakin membulat kan mata saat melihat pemandangan yang baru pertama kali ia lihat itu. "Nggak....aku.mohon jangan lakukan ini Farel! Biarkan aku keluar!" Tangis Naya yang sangat takut melihat benda yang masih bersembunyi di balik boxer itu. "Melepaskanmu? Itu hanya dalam mimpi saja. Kurasa mencicipi mu sedikit tidak masalah!" Detik berikutnya Farel telah menarik selimut itu dari tubuh Naya dan membuangnya ke sembarang arah. "Tidak...!" Farel menarik kaki Naya dan menahan kedua tangan Naya di atas kepalanya sehingga membuat kedua gunung kembar Naya seakan membusung di hadapannya. "Akh...!""Maksudnya gimana Nay?" Ella menautkan kedua alisnya mendengar penuturan sahabatnya itu. Naya mendesah pelan sebelum menjelaskan apa yang di alaminya selama sebulanan ini dengan sikap Farel yang kontras sekali dengan perubahannya. "Intinya semenjak kejadian itu Farel jadi berubah sikap El, dia seperti menghindariku!" jelas Naya yang sangat kentara raut resah di wajah cantiknya. "Aku nggak ngerti, kenapa dia seperti itu! Sebelumnya dia selalu hangat dan romantis!" lanjutnya, murung. Ella semakin menautkan kedua alisnya mendengar penuturan Naya. Wanita itu ikut berpikir, apa yang telah terjadi dengan hubungan Naya dan Farel."Mungkin dia sedang lelah karena banyak pekerjaan di kantor! Edward saja sekarang jarang menemuiku karena terlalu subuk. Dia hanya mengirimkan pesan saja setiap hari!"" ucap Ella mengingat kekasihnya juga akhir-akhir ini sangat sibuk. "Apa iya begitu El? Hampir setiap hari pulang malam, dan pagi-pagi sekali dia sudah pergi lagi. Kadang aku belum bangun dia suda
Hari berlalu begitu cepat, tidak terasa kini sudah sebulan dirinya kembali berkumpul dengan keluarga kecilnya. ehari-hari yang Naya lalui penuh keceriaan bermain bersama Kenan. Walaupun sebulan terakhir ini Naya merasa ada sedikit ganjalan di hatinya. Naya merasa Farel suaminya sedikit cuek padanya. Entah hanya perasaannya saja atau memang demikian. Tetapi Naya merasa Farel lebih banyak berada di rung kerjanya di bandingkan bersama dirinya dan Kenan seperti sebelumnya. Sebelum kejadian naas yang menimpanya satu bulan yang lalu. Sebelumnya Farel selalu mengurungnya di kamar, bahkan tiada hari yang mereka lewati tanpa bercinta. Tetapi kini Naya merasa ada perubahan pada sikap Farel padanya. Sepertinya ada yang di sembunyikan darinya. Tetapi Naya tidak tahu apa itu. Malam ini Naya sengaja menunggu Farel pulang, ya, akhir-akhir ini Farel selalu pulang larut. Terkadang saat pulang dirinya sudah tertidur pulas. Bahkan dalam sebulan ini Farel hanya meminta haknya dua kali saja. Tidak sepe
Naya membuka kedua matanya dan seketika matanya memicing saat sinar lampu menyorot telak netranya. "Eum, aku dimana ini?" ucapnya dengan suara serak. Naya kembali membuka matanya perlahan setelah berhasil menetralkan penglihatannya. Sesekali matanya berkedip saat terasa sepat memandang pencahayaan yang cukup terang. "Auuhh!..sakit, kok tanganku di infus, apa yang sebenarnya terjadi?" tanyanya pelan. Naya mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan itu dan sedikit terkejut campur bahagia saat mendapati Farel yang tertidur di samping Badnya. "Mas Farel ada disini? Itu berarti aku telah lolos dari penyekapan yang di lakukan Dicky?" gumam Naya pelan. Perlahan Naya menggerakkan tangannya yang terpasang selang infus dan mengusap-usap rambut Farel. Berpisah selama beberapa hari membuatnya merindukan pria itu. Ternyata dirinya benar-benar telah mencintai Farel. Merasakan usapan lembut Naya di kepalanya membuat Farel terjaga. "Sayang, kamu sudah bangun?" ucap Farel sembari berdiri dari d
"Brengsek..!!" geram Farel sambil menggenggam erat ponselnya yang menampilkan sebuah foto yang baru saja dikirimkan oleh Dicky. Bughh!!! Farel meninju kuat dasbor mobil itu dengan tiba-tiba. Sontak saja Edward terlonjak kaget karenanya. "Lebih cepat lagi Edward! Apa kamu tidak bisa mengemudi dengan benar?" teriak Farel dengan wajah memerah menahan kesal. "Astaga, ada apa dengan Tuan Farel, bukannya tadi baik-baik saja?" monolog Edward yang heran dengan sikap Tuannya yang tiba-tiba saja ngamuk. Padahal tadi baik-baik saja. "Kurang ajar, berani-beraninya kamu menyentuh istriku Dicky!" geram Farel sambil mengepalkan kedua tangannya hingga buku-buku tangannya memutih. Tak berapa lama Edward telah menghentikan mobilnya tepat didepan sebuah Apartemen sederhana. Tanpa menunggu lama Farel langsung keluar dan berjalan tergesa-gesa menuju lift untuk membawanya naik ke lantai atas dimana Dicky menyembunyikan Naya. Sesampainya di unit yang di tuju, Farel di sambut oleh beberapa o
"Mohon maaf Tuan Farel, ada keperluan apa Tuan kesini?" Basuki menahan langkah Farel yang hendak memasuki kediaman Yanto dan langsung di cegah oleh Basuki pria paruh baya kepercayaan Yanto. "Mana si bajingan itu, dia telah menculik istriku!" tukas Farel dengan rahang mengeras penuh emosi. "Tuan muda sedang tidak ada di rumah, dan anda tidak boleh masuk!" Basuki tetap berusaha menahan Fsrel untuk tidak masuk ke dalam rumah majikannya. Bisa bahaya jika sampai Farel berhasil masuk, bisa-bisa seluruh isi rumah akan hancur lebur nanti. "Minggir! Aku tahu dia memang tidak ada di sini! Tapi aku ingin bertemu si tua bangka yang pandai bersandiwara itu! Dia pasti ambil andil juga dalam hal ini. Iya kan?" kesal Farel "Apa anda masih mencurigai beliau yang bahkan untuk sekedar beraktivitas saja tidak bisa?" tukas Basuki yang berhasil membuat Farel terdiam. "Tuan, anak buah kita telah berhasil menemukan persembunyian Tuan Dicky." Edward berbisik ditelinga Farel setelah mendapatkan kabar dan
Bugh!!!Bugh!!!"Brengsek!" teriak Farel dengan melampiaskan kekesalannya meninju kuat tembok di hadapannya saat Edward telah berhasil melacak keberadaan Dicky yang ternyata sudah kembali ke ibu kota. Namun lokasinya belum di ketahui dimana sepupu bajingannya itu membawa Naya istrinya. "Tenangkan dirin anda Tuan Farel, jangan emosi begini! Kita pasti secepatnya menemukan dimana lokasi persembunyian Tuan Dicky!" Edward berusaha menenangkan Farel yang sudah tidak bisa menahan kemarahannya pada Dicky. "Bagaimana aku bisa tenang Ed, dia menculik istriku! Bagaimana jika dia menyakiti istriku?" ucap Farel dengan wajah memerah penuh emosi yang meluap-luap. Edward yang mendengar perkataan Farel itupun terdiam sejenak. Sebelum berucap yang berhasil membuat Farel terdiam. "Aku rasa, Tuan Dicky tidak akan menyakiti Nona Naya Tuan, sebab Nona Naya sebelumnya adalah,,,,,," Bugh!! "Hentikan, tidak perlu kamu memperjelas hubungan mereka sebelumnya, Naya istriku, tentu saja aku begitu mengkhawat







