Share

BAB : 6

Penulis: Soffia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-15 10:27:19

Kiara mendorong Dion hingga tangan dia yang mencengkeram lehernya terlepas. Langsung terbatuk-batuk karena napasnya sesak dan lehernya sakit.

Dion beranjak dari sana, kemudian mengambil satu gelas minuman dan menyodorkan pada Kiara.

"Untukmu.”

"Aku nggak mau," tolak Kiara masih dengan rasa sakit di lehernya bekas cekikan tangan kasar Dion.

Yang lain malah tertawa melihat adegan itu.

"Dion sepertinya benar. Kiara barang ori, dikasih minuman yang bikin melayang saja dia nolak."

"Nggak tahu saja kalau udah nyobain rasanya bikin nagih," sahut seorang cewek.

Juan tersenyum menatap Kiara. "Kamu dengar, kan. Ini hari untuk bersenang-senang, Sayang. Jadi aku tentu saja nggak akan menikmatinya sendirian. Ada kamu kekasihku yang tentunya akan ku ajak untuk menikmatinya bersama. Percayalah, jika kamu mencobanya akan membuatmu ketagihan.”

"Aku nggak mau!" bentak Kiara.

Dion memaksa Kiara untuk meneguk minuman yang ia siapkan, meskipun gadis itu bersikeras untuk menolak. Seolah jadi tontonan, yang lain malah memberikan apresiasi saat satu gelas minuman itu berhasil ditelan paksa oleh Kiara.

"Parah Dion. Malah dipaksa."

Bicara seperti itu, tapi kemudian malah tertawa melihat apa yang Dion lakukan pada Kiara.

Dion melingkarkan lengannya di badan Kiara, hingga membuat dia tertarik padanya. "Kamu harus menikmati acara ini, kan. Aku baik loh, karena mengajak kamu."

Dion hendak mencium Kiara, hanya saja tindakan itu tak terjadi saat Kiara mendorong Dion hingga menjauh darinya.

"Laki-laki bajingan!"

Kiara langsung berlalu pergi dari sana. Hanya saja Dion langsung mengejar langkahnya yang kabur keluar dari tempat itu.

"Mau kemana kamu!" teriak Dion penuh emosi ketika Kiara melarikan diri dari sana.

Entah minuman apa yang dia berikan padanya. Rasanya benar-benar membuat pijakan kakinya saja terasa melayang dan kepalanya pusing. Hanya saja ia harus bisa kabur dari jangkauan Dion. Krena kalau tidak, sepertinya hal yang buruk akan terjadi padanya.

Sampai di pinggiran jalan, Kiara berniat untuk menghentikan sebuah taksi yang lewat. Hanya saja gagal ketika Dion berhasil mendapatkannya.

"Juan lepas! Aku nggak mau ikut denganmu! Lepasin!"

"Kamu datang denganku dan pulang denganku! Kita akan nikmati hari ini dengan hal yang menyenangkan, Kiara.”

"Laki-laki sialan! Lepasin gue!" teriak Kiara bersikeras saat tangan Dion begitu kuat mencengkeram lengannya dan memaksanya untuk kembali ke dalam tempat itu.

Apa yang diberikan Dion padanya minuman dengan kadar alkohol yang tinggi? Kenapa rasanya beda dari minuman yang kemarin. Efek pusingnya lebih parah dan kepalanya mendadak sakit.

“Dion lepas! Gue nggak mau!" teriak Kiara berusaha lepas. tangannya benar-benar terasa sakit ketika dia tarik paksa untuk ikut. Lebih tepatnya, dia menyeretnya.

Kiara berusaha untuk tetap sadar meskipun isi pikirannya sudah tak karuan sekarang. Pandangannya saja mulai tak jelas. Langsung menendang kaki Dion dengan kuat hingga pegangan dia terlepas. Saat itu, Kiara gegas kabur dan kembali menuju arah jalanan. Hanya saja langkahnya terhenti ketika tenaganya seakan habis dan terduduk di jalanan.

"Kamu nggak akan bisa pergi dariku, Kiara!" Dion kembali menyusul langkah Kiara, karena yakin jika gadis itu sebentar lagi pasti ambruk.

Kiara kembali bangkit dari posisinya dan berusaha untuk kabur meskipun dengan tubuh yang terasa benar-benar lemas.

Di saat yang bersamaan, sebuah mobil berhenti. Seseorang keluar dari sana, kemudian menarik tangan Kiara hingga gadis itu jatuh ke dekapannya. Bahkan dengan begitu intens melingkarkan lengannya di badan Kiara.

Posisi udah pusing, bahkan membuka mata saja rasanya dibuat mabuk. Tiba-tiba menemukan tempat bersandar ya otomatis pasrah. Setidaknya bukan jatuh dalam pelukan Dion yang sudah ia pastikan akan berakhir dengan buruk.

"Sudah ku bilang, kan. Kamu itu milikku. Mau lari kemana pun tetap saja jatuhnya dalam pelukanku," bisiknya pada Kiara.

Udah pusing, mual, tenanganya habis, kepalanya sakit ... seketika berasa tertampar saat suara itu berbisik padanya. Tolong, ya ... ingatannya masih normal. Berpikir akan bebas, tapi apa yang terjadi? Malah kembali tertangkap oleh macan yang kemarin.

"Kamu ..."

Dia menahan niat Kiara yang hendak lepas dari rengkuhannya.

"Kamu mau menjadi wanita pemuas dia, atau memilih bersamaku?"

Pilihan macam apa ini? Yang satu macan, yang satu singa. Bukankah itu dua hal yang sama-sama menakutkan? Tapi kenapa menurutnya Dion lebih menakutkan sekarang.

"Jawab."

Inimah maju masuk kandang singa, mundur masuk kandang macan sih. Plis, ya ... jangan berpikir ia berpihak pada cowok sia-lan yang sedang memeluknya dengan seenaknya ini. ia juga masih ingat kelakuan dia padanya kemarin. Tapi kali ini sepertinya hal terpaksa harus ia lakukan. Daripada berada di tangan Dion, mending sama ni cowok kan. Yang menakutkan saat ini adalah Dion.

Perlahan Kiara melingkarkan kedua lengannya pada dia yang sedang merengkuhnya.

Mendapatkan respon dari Kiara, dia memberikan perintah pada dua orang suruhannya untuk melakukan tindakan yang seharusnya mereka lakukan. Ya, apalagi kalau bukan memberikan sebuah peringatan pada Dion.

Dua laki-laki berbadan kekar langsung menghampiri Dion. Berniat kabur, tapi sayangnya niat itu gagal. Keduanya menghajar Dion beberapa kali hingga akhirnya tersungkur dengan kondisi babak belur. Menghentikan serangan itu setelah mendapatkan perintah dari atasan mereka.

Terasa rengkuhan Kiara di badannya melemah, pun tubuh dia yang benar-benar jatuh padanya. Segera membawa gadis yang sudah tak sadarkan diri masuk ke dalam mobil. Kemudian berjalan menghampiri Dion yang sudah terkapar penuh luka.

Menatap Dion dengan tatapan penuh ancaman. "Ini hanya peringatan kecil untukmu. Setelah ini, jangan pernah muncul lagi di sekitar Kiara. Karena dia milikku! Jadi, jangan pernah menyentuh milikku!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 19

    Kiara melakukan pergerakan, mengubah posisi tidurnya menghadap arah jendela. Yang awalnya terkesan malas untuk membuka mata, tapi malah langsung melek sempurna saat melihat pantulan cahaya matahari di luar sana sudah terang benderang, menembus tirai.Langsung bangun dan duduk, mengarahkan pandangannya ke sekitar. Apalagi yang ia lakukan selanjutnya kalau bukan mengecek dirinya sendiri. Lega, itulah yang dirasakan saat mendapati semua dalam keadaan aman. Lebih tepatnya, aman dari sikap gila seorang Sean.Mengarahkan pandangannya pada jam dinding. “Minimal bangunin gitu loh,” gerutunya saat melihat jarum jam sudah berada di angka 10.“Dia kemana ini. Malah ninggalin aku sendirian di sini.”Kiara beranjak dari ranjang, kemudian menuju arah balkon. Membuka tirai, jendela dan pintu ... hingga cahaya dan udara masuk ke dalam kamar. Coba kalau di rumahnya, sudah panas telinganya dapat omelan dari mamanya kalau bangun di jam segini.Berdiri di tepi pagar, dengan pandangan mengarah ke sekelil

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 18

    Kiara yang tidur nyenyak, perlahan melakukan pergerakan. Tapi tindakannya terhalang oleh sesuatu yang sedang berada di badannya.Perlahan membuka mata, tapi langsung melek sempurna saat mendapati posisi tangan Sean yang melingkar di badannya. Mau teriak, tapi sayang sekali Kiara langsung tersadar jika hubungan keduanya kini adalah suami-istri.“Kenapa juga harus meluk, sih. Ih, dasar cowok mesum,” gurutu Kiara perlahan melepaskan lengan Sean yang ada di badannya. Mana posisi dia nggak pake baju, membuat otak bersihnya jadi berpikir kotor saja.Tapi Kiara sedikit terdiam dan langsung terfokus pada kondisi Sean. Suhu badannya masih panas. Yang awalnya mau ngoceh, tapi tak jadi.Setelah lepas dari Sean, Kiara segera bangun dari posisi tidurnya. Benar-benar tak bisa dikasih peluang kan cowok ini. Sudah di bilang jangan sampai bertindak terlalu jauh, tapi ia berasa sudah digarap sebadan-badan oleh Sean. Kalau belum nikah, bakalan ngamuk sih ini. Dirinya tidur hanya mengenakan gaun tidur, p

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 17

    Durasi tiga puluh menit, bahkan belum ada tanda-tanda Sean keluar dari kamar mandi. Tak ingin khawatir bahkan tak berminat untuk mengkhawatirkan dia, tapi tetap saja Kiara bingung. Masa iya mandi aja selama itu.“Ck, dia ngapain sih di kamar mandi selama itu? Masa berendam di tengah malam begini.”Kiara beranjak dari posisi duduknya dan berjalan menuju arah kamar mandi. Mau memanggil dan memastikan keadaan dia, tapi lagi-lagi mengurungkan niat itu dan balik ke ranjang.Mengarahkan pandangannya pada jam dinding yang tampak sudah menunjukkan pukul 11 malam.“Arrgghh, Sean! Kamu bener-bener bikin gregetan,” gerutunya. Kembali menuju arah kamar mandi. “Sorry, ya. Ini tuh bukan khawatir, tapi kalau terjadi sesuatu kan bikin aku kena imbasnya juga gitu loh.”Ragu-ragu, maju mundur ... endingnya tetap saja melakukan. Langsung mengetuk pintu kamar mandi. Tapi di luar prediksi, belum tangannya bertindak, pintu tiba-tiba dibuka dari arah dalam. Memeperlihatkan Sean yang muncul di depannya.Kia

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 16

    Seperti yang Sean katakan, seseorang yang datang adalah Dion. Sejujurnya ia merasa akan buang-buang waktu untuk menghadapi Dion, tapi jelas tak ingin melewatkan kesempatan ini. Saat di mana dirinya melihat ekpressi dan emosi Dion ketika ia mendapatkan Kiara.Sean keluar dari rumah, lebih tepatnya menuju arah pagar pembatas di mana Dion tertahan di sana karena tak diberikan akses masuk oleh penjaga.Bukan hanya Sean, tapi Randy dan Viona juga ikut mengekori karena sudah pasti fokus utama keluarga Narendra. Pertunangan yang sudah berlangsung lama, tapi endingnya Kiara malah jatuh ke tangan Sean. Mau mengelak juga tak bisa, karena posisi Sean jauh lebih unggul dari Dion dari sisi apapun juga.“Om benar-benar munafik!” umpat Dion langsung saat dihadapkan pada Randy. Hendak menyerang, tapi dua orang bodyguard Sean langsung menghadang hingga tindakan itu gagal terjadi.“Jangan lupa, ini areaku ... jaga sikapmu. Kalau tidak, kemungkinan orang tuamu akan datang menemuimu ke UGD,” peringatkan

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 15

    Kiara langsung berubah ekpressi saat dihadapkan pada Sean yang datang menghampirinya. Nyalinya yang tadinya seakan berkobar seperti api ketika menghadapi Nadine, kini malah meleleh seperti besi yang dibakar.Sean mendekat. Menarik kursi, kemudian duduk di sana berhadapan dengan Kiara.“Cantik. Sesuai dengan apa yang ku mau.”Kiara tak memberikan respon, hanya diam tanpa kata. Jangankan salting dipuji, otaknya saja seperti tak sedang berfungsi dengan benar saat ini.“Bisakah seperti itu terus?”“Apa?” tanya Kiara dengan maksud dari permintaan Sean.“Bisakah melepaskan semua emosi yang kamu rasakan, tanpa menahan dan berpikir jika tindakan itu salah?”Hal aneh yang terjadi jika berhadapan dengan Sean. Nyalinya hilang diterpa angin. Manusia yang satu ini seolah menyerap habis kemarahannya dan seperti memegang kendali dirinya.“Maaf,” ucap Kiara bergumam.“Kenapa harus minta maaf? Kamu nggak melakukan kesalahan apapun padaku, Kiara.”Kiara sedikit menunduk, kemudian kembali tegak dan mena

  • Terjebak Dekapan Panas Duda Posesif   BAB : 14

    Keesokan harinya ....Matanya mengantuk, kepalanya pusing karena semalaman tak bisa tidur. Jangan ditanya lagi seperti apa isi otaknya karena pastinya berantakan. Menolak Dion, tapi berakhir dengan Sean. Kiara sampai bingung harus menganggap ini untung atau buntung. Keduanya berada di tingkat buruk masing-masing.Kiara kini berada di sebuah ruangan dengan beberapa orang penata rias dan busana yang sedari tadi berputar-putar menggerayangi dirinya. Bisa menebak kan apa yang sedang terjadi? Yap, nikah.Berharap ini mimpi, tapi sayangnya setiap ia mencoba tutup mata dan membuka kembali, hasilnya tetap sama. Ini nyata! Lebih tepatnya, kenyataan yang buruk.Mimpinya jika menikah dengan pesta yang meriah, kini tak mau berharap lagi. Meskipun Sean mau mengabulkan, tapi ia tetap menolak. Hanya ijab qabul dan itupun hanya dihadiri oleh keluarga inti.“Sesuai dengan permintaan dari Bapak Sean. Bagaimana menurut Anda dengan hasilnya, Nona? Kalau ada yang kurang atau tak Anda sukai, bisa kami perb

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status