“Maafkan saya Tuan, tapi saya harus memberitahukan hal penting ini pada Anda. Nyonya, beliau melarikan diri.”Deg!“Apa?”Zayden langsung berdiri, dia mendekat pada Sam yang baru saja menyampaikan kabar tidak menyenangkan baginya.“Apa kau bilang?!” tanyanya lagi dengan suara yang semakin mendingin.“Nyonya telah melarikan diri Tuan.” Sam kembali mengulang perkataannya.Seketika, amarah pun semakin tampak pada wajah Zayden. Dia mencengkeram kerah kemeja Sam, sebagai bentuk amarahnya.“Bagaimana dia bisa melarikan diri? Apa mereka semua tidak bekerja? Apa mereka hanya menerima gaji buta!” marahnya.Pegawai wanita itu merasa bingung siapa sebenarnya yang sedang Zayden dan Sam bicarakan. ‘Sebenarnya siapa yang sedang mereka bicarakan, siapa yang melarikan diri. Tadi sekretaris Sam memanggilnya nyonya, siapa nyonya yang dia maksud' pikirnya.“Beritahu mereka semua, cari wanita itu sampai dapat. Jika mereka tidak bisa menemukannya, jangan harap mereka masih bisa bernafas!”“Baik
Zayden melangkahkan kakinya menuju luar rumah dengan ekspresi mengerikan yang masih tampak begitu jelas dia tunjukkan.Dia harus segera menemukan Aara. Dia tidak akan membiarkan Aara bersenang-senang terlalu lama, karena sudah waktunya tikus kotor itu kembali ke sarangnya, tepatnya sarang penjaranya.“Sam, apa kau sudah menyuruh semua anak buahmu untuk mencarinya?” tanyanya“Saya sudah menyebar seluruh anak buah saya di seluruh kota Jakarta Tuan, saat ini mereka sedang mencari keberadaan nyonya,”jawabnya.“Bagus!”Sam membukakan pintu mobil bagian belakang untuk Zayden, tampak Zayden yang langsung masuk ke dalam mobil dengan ekspresi dinginnya. Sam juga langsung masuk ke dalam mobil dan melajukan mebilnya dengan kecepatan sedang, melewati halaman mansion Zayden yang begitu luas.Selama di perjalanan, Zayden terus mengepalkan kedua tangannya. Ekspresinya benar-benar sangat marah, seakan-akan saat ini dia bahkan bisa membunuh seseorang untuk meluapkan kemarahannya. “Aku tidak ak
“Ikut denganku! Akan aku tunjukkan padamu balasan yang akan kau dapatkan setelah berani melarikan diri dariku! Tatapan Zayden kembali menajam, dia melepaskan tangannya dari pipi Aara dengan kasar lalu beralih memegang tangan Aara dengan kasar pula. Zayden lalu menarik Aara dengan keras untuk ikut dengannya.Aara yang mendapat perlakuan seperti itu pun langsung memberontak, dia bahkan berteriak meminta tolong, berharap orang yang ada di sekitar sana akan mendengar teriakannya dan menolongnya dari Zayden.“Tolong! Siapa pun tolong aku, aku diculik. Tolong... tolong aku kumohon hiks hiks.” Namun nihil, sekeras apa pun Aara berteriak, tidak ada satu pun orang yang mendengarnya, entah kemana orang-orang di sini pergi. Aara tahu bahwa di sini memang tempat yang lumayan sepi, tapi tidak mungkin tidak ada satu pun orang di tempat ini.Aara melihat ke sana kemari, berharap dia melihat satu saja orang yang bisa dia mintai pertolongan, tapi harapan Aara kembali pupus saat dia tidak melihat sa
Mobil berhenti tepat di halaman rumah Zayden, tampak Zayden yang langsung keluar saat Sam membukakan pintu mobil untuknya. “Keluar!” titahnya kemudian pada Aara.Aara melihat takut kepada Zayden, dia sebenarnya tidak mau turun. Tapi keinginan itu sia-sia, karena hal itu tidak akan terjadi. Karena perintah dari Zayden adalah perintah yang mutlak bagi siapa pun yang berada di rumah ini, karena itulah tidak ada keinginan orang lain yang akan terkabul di rumah ini kecuali atas keinginan Zayden.Aara perlahan-lahan mulai menggeser tubuhnya sampai ke dekat pintu mobil yang terbuka, dia mengeluarkan sebelah kakinya terlebih dahulu lalu kakinya yang lain dengan perlahan. Sebenarnya Aara sangat tidak tahan dengan rasa sakit yang saat ini dia rasakan. Sungguh saat ini dia membutuhkan seorang dokter, jika tidak entah apa yang akan terjadi padanya setelah ini.“Apa kau tidak bisa cepat sedikit!” Zayden memerintah dengan tidak sabarnya.“I-iya,” jawab Aara dengan terbata. ‘Sakit, sakit sekal
Aara menangis dengan arah pandangannya yang terus menatap kepada Feni dan dua bodyguard yang sedang berusaha keras berjalan keluar dari ruangan Lucas.“Maafkan aku,” gumamnya.“Tidak ada gunanya Nyonya,” ucap seseorang yang merupakan Lucas. Dia datang dari arah luar ruangannya dan masuk menghampiri Aara.Aara tersentak dan melihat ke arah Lucas, dia baru menyadari bahwa Lucas tadi tidak ada di sini. Dimana dia berada sejak tadi, Aara juga tidak tahu. Mungkinkah dia juga menerima hukuman dari Zayden karena memperbolehkannya untuk keluar dari rumah ini.“Tidak ada gunanya lagi meminta maaf Nyonya, karena mereka sudah menanggung semua yang Anda lakukan. Mereka menderita karena kesalahan Anda, Anda hampir saja membuat nyawa mereka yang berharga melayang. Apa Nyonya tidak menyadarinya?”Aara menunduk, dia sepenuhnya merasa bersalah. Dia hanya memikirkan dirinya saja yang ingin keluar dari tempat ini. Tanpa memikirkan nasib dari orang-orang yang terakhir bersamanya, kenapa dia bisa tid
Aara tampak membuka matanya, dia baru saja terbangun dari pingsannya. Perlahan dia menggerakkan tangannya seraya melihat ke sana ke mari setelah benar-benar membuka matanya. “Ahh sakit,” ringisnya saat dia berusaha untuk duduk di atas tempat tidur.Keadaan kamarnya begitu gelap, arah pandangnya itu melihat jendela kaca yang masih terbuka gordennya dan menunjukkan bulan yang begitu bersinar dengan terangnya. Aara menunduk, melihat pada dirinya sendiri, rasa hancur pada dirinya tidak bisa dia sembunyikan kala melogat tubuh polosnya yang penuh dengan bekas merah, akibat ulah Zayden.Dia bahkan tidak memedulikan dirinya yang pingsan akibat aksi brutalnya itu dalam menyiksanya.“Sudah berapa lama aku tidak sadar,” gumamnya kemudian.Dengan sedikit tenaga yang masih tersisa di tubuhnya, Aara mencoba untuk berjalan ke arah lemari pakaian, dia mengambil pakaiannya dan memakainya dengan terus merintih kesakitan.Tok tok.Aara mendengar suara ketukan pintu dari luar kamarnya. Dia me
“Lihat ke sana!” serunya.Aara pun menurut, dia mengikuti arah pandang Zayden. Dan seketika, matanya pun melebar. Ketika melihat video yang ada di layar itu.“Ayah,” ujarnya dengan langkah kaki yang refleks maju ke depan.Air mata Aara seketika menetes, ketika mendengar rintihan sakit ayahnya yang dicambuk oleh seseorang yang tidak dikenal.“Apa yang kau lakukan pada ayahku?! Di mana kau menyekapnya! Kenapa kau lakukan ini padaku, kenapa kau begitu kejam! Apa alasan melakukan ini, apa salahku?!”“Berhenti berbicara dengan suara keras padaku! Apa kau tidak takut aku memotong lidahmu!” ancam Zayden.Mendengar ancaman Zayden, Aara justru dengan beraninya melangkah mendekat ke arahnya dan saat ini tepat berada di hadapan Zayden. “Aku tidak takut, jika kau membunuhku saat ini pun. Aku tidak takut!” jawabnya, Aara sepertinya sudah lelah dengan semua sikap Zayden padanya. Karena sampai sekarang pun, dia masih tidak mengerti kenapa Zayden melakukan semua ini padanya dan juga keluargan
Zayden melihat ke arah tangan Aara yang memegang tangannya, dia seperti tidak berdaya dengan sentuhan Aara. Bibirnya ingin menolak permintaan dari Aara, tapi hatinya menolak keras apa yang ingin diucapkan oleh bibirnya.“Baiklah,” ucapnya kemudian.Aara terlihat tersenyum saat mendengar kata persetujuan dari Zayden, dia merasa lega karena itu artinya ayahnya akan baik-baik saja. Dan Zayden tidak akan membunuhnya.“Tapi kau harus menepati kata-katamu, jika kembali melanggarnya dan berusaha untuk kabur lagi dariku. Aku akan langsung mencari ayahmu dan membunuhnya saat itu juga!” lanjutnya.Glek!Seperti biasa ancaman Zayden terdengar sangat mengerikan di telinga Aara. Dan Zayden adalah tipe orang yang selalu melakukan apa yang dia katakan, ucapannya bukan hanya sekedar gurauan atau ancaman yang hanya keluar dari mulut. Tapi dia akan benar-benar melakukannya, jika orang yang membuat janji dengannya telah mengingkari perkataannya.“Aku sudah berjanji, aku pasti akan menepatinya,” ja