Home / Romansa / Terjebak Gairah Panas Majikanku / Bab 12: Tuduhan yang Dibalikkan

Share

Bab 12: Tuduhan yang Dibalikkan

last update Last Updated: 2025-07-05 22:35:59

Liam baru saja merebahkan tubuhnya di ranjang, sebelah tangannya terlipat di bawah kepala, dan mata setengah terpejam dalam keheningan malam. Ia baru saja hendak benar-benar terlelap ketika suara klik pintu kamar mandi terdengar, membuatnya spontan membuka mata.

Pintu kamar mandi berayun pelan, dan Nala muncul di ambangnya. Liam langsung membuka mata lebar-lebar, terkejut dan terpana. Nala berdiri di sana mengenakan lingerie hitam berbahan tipis dan nyaris transparan, membuat setiap lekuk tubuhnya terekspos begitu menggoda di bawah remang-remang cahaya.

Rambutnya terurai lembut hingga punggung, tampak sedikit berantakan seperti baru keluar dari pancuran hangat. Ia menatap Liam, matanya bercahaya redup, memancarkan keinginan dan kelembutan sekaligus.

Langkahnya begitu pelan dan anggun, membuat kain satin licin di tubuhnya bergesekan ringan dan memantulkan siluetnya di dinding kamar.

Ia kemudian berbisik, “Sayang…” dengan suara yang begitu lembut dan merayu, membuat suasana di kamar lan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Mbak Nana
rasakan Nala dulu saja sok sok an menolak liam sekarang gantian di tolak sakit hati kan
goodnovel comment avatar
SumberÃrta
Naah kan nala gimana rasanya di tolak... sakittttt Naah begitu juga selama ini kau menolak liamm sakit buat Liam... tapi kamu tetap acuh
goodnovel comment avatar
Nining Mulyaningsi
baguss Liam. kamu cerdas membalikan omongan c Nala .biar kelimpungan tuh c Nala kemakan omongan sendiri.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Harga yang akan Didapat

    Suasana di dalam kamar hotel itu masih dipenuhi sisa hawa panas. Seprai berantakan, aroma tubuh bercampur dengan wangi rokok Rafael yang menempel di udara.Nala berbaring miring dan tubuhnya masih lengket oleh keringat, sementara Rafael bersandar dengan santai di kepala ranjang lalu menyalakan rokok dengan tatapan malas.Nala, dengan rambut acak-acakan menutupi sebagian wajahnya lalu mengulurkan tangan.“Bagi satu batang,” ucapnya pelan dengan nada serak setelah permainan panas yang baru saja terjadi.Rafael mengangkat alis dan sedikit menyeringai, lalu menyerahkan rokok yang sudah diisapnya itu.“Habis bercinta, kamu malah ngerokok. Nggak takut cepat tua, hah?” godanya lalu mengepulkan asap tipis.Nala mengambil rokok itu dan menarik dalam-dalam, lalu menghembuskan asap ke arah langit-langit kamar.Matanya menatap

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Kenapa Harus Evi yang Dijadikan Pelampiasan

    Di ruang kerja Liam. Pria itu sudah kembali ke kantor usai cuti satu hari saat pergi ke kampung Evi.Tumpukan berkas di atas meja tampak tak tersentuh sejak pagi. Liam hanya duduk bersandar di kursinya, kedua tangannya bertaut di depan wajah, seakan sedang menahan pikiran yang terlalu menyesakkan.Pintu diketuk pelan. Ardi masuk dengan wajah serius lalu menutup pintu rapat-rapat agar tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka. Dia langsung mendekat dan duduk di kursi berhadapan dengan Liam.“Gimana kondisi ibunya Evi sekarang?” tanya Ardi membuka percakapan.Liam mengangkat kepalanya perlahan kemudian menghela napas kasar. “Masih dirawat di rumah sakit. Keadaannya belum stabil dan Evi, dia belum mau kembali ke sini kalau ibunya belum sembuh. Atau setidaknya memaafkan dia.”Ardi menghela napas panjang. Bayangan Evi yang ditolak oleh ibunya sendiri terlintas di kepalanya dan membuat dadanya ikut sesak.“Kasihan sekali dia, Liam. Dibenci satu kampung, bahkan ibunya sendiri menolaknya. I

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Kamu akan Jadi Partnerku

    Malam itu, Rafael tidak bisa tidur. Pesan yang baru saja dia kirim akhirnya berbalas.Nama Nala muncul di layar ponselnya dan membuat jantungnya berdegup lebih cepat. Jemarinya bergetar ketika membuka pesan itu."Aku di sebuah motel pinggiran kota. Kamar 23. Jangan bawa siapa-siapa. Kita bicara besok pagi."Rafael menghela napas panjang. Ada rasa lega bercampur gelisah dalam benaknya. Ia tahu, langkahnya ini penuh risiko.Jika Sarah tahu, segalanya akan runtuh. Tapi ada sesuatu dalam dirinya yang tidak bisa berhenti menariknya kembali pada Nala—bukan hanya karena masa lalu, tapi juga karena potensi kekuatan yang bisa dia manfaatkan darinya.**Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi.Pagi-pagi sekali Rafael sudah pergi untuk menemui Nala di tempat yang sudah Nala kirimkan alamatnya.Rafael mengenakan jaket hitam dan kacamata gelap, mencoba menyamarkan identitasnya. Mobilnya meluncur ke arah motel yang dise

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Jangan Tuduh Aku Sembarangan!

    "Aku dengar Rafael masih sering bertemu dengan Nala. Katanya ada saksi mata yang lihat mereka di sebuah hotel minggu lalu."Sarah duduk dengan wajah muram di sofa, jemarinya menggenggam erat ponsel miliknya. Entah sudah berapa kali dia membaca pesan dari temannya yang baru saja menelpon dengan nada penuh rahasia.Kalimat itu berputar-putar di kepalanya, menusuk seperti jarum yang tak henti. Sarah menggigit bibir bawahnya, rasa gelisah menghantam dada.Hatinya menolak mempercayai, tetapi otaknya tak bisa menepis rasa curiga yang semakin menguat.Langkah kaki berat terdengar dari arah pintu. Rafael pulang. Jas kerjanya masih melekat, dasi longgar tergantung di leher, dan wajahnya tampak letih.Namun, begitu matanya bertemu dengan sorot tajam Sarah, ia tahu ada sesuatu yang tidak beres.“Ada apa? Kenapa tatapanmu begitu?” Rafael meletakkan tas kerjanya di meja dan tetap mencoba untuk tenang.Sarah menarik napas panjang, berus

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Tidak Bisa Ikut Pulang

    Telepon genggam Liam bergetar pelan di meja tunggu rumah sakit. Nama Ardi terpampang di layar dan membuat alis Liam langsung berkerut. Ia menghela napas sebelum menggeser layar untuk mengangkat.“Ardi? Ada apa?” tanyanya dengan lemas, sudah cukup lelah dengan segala kejadian belakangan ini.Di seberang sana, terdengar suara Ardi yang tergesa bahkan nyaris putus-putus karena emosi. “Liam, kabar buruk. Nala kabur.”Liam refleks berdiri dari kursinya dan membuat beberapa orang di ruang tunggu menoleh ke arahnya. “Apa maksudmu kabur? Bukannya polisi sudah melacak keberadaannya?!”Ardi menghela napas panjang. “Aku juga tidak percaya awalnya. Tapi polisi barusan mengonfirmasi. Mereka datang ke penginapannya di kampung, tapi kamar sudah kosong. Nala pergi sebelum mereka tiba. Jejaknya hilang, Liam. Hilang begitu saja.”“Bajingan!” Liam menghantam meja dengan kepalan tangannya. “Kenapa bisa sebodoh itu?! Polisi terlambat, padahal kita sudah punya bukti CCTV! Dia bisa ke mana sekarang?!”“Aku

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Panik

    “Sialan!” Nala menjerit histeris, tangannya meraih ponsel itu lalu melemparkannya ke dinding.Kamar penginapan murahan itu berantakan. Tirai jendela terayun-ayun ditiup angin malam yang masuk dari celah kaca, membawa aroma lembap yang bercampur dengan keringat dan parfum murahan Nala.Lampu kamar yang temaram menyorot wajahnya yang kusut—make up-nya luntur, lipstik merah menyala itu sudah berantakan, dan matanya sembab akibat kurang tidur.Puluhan akun gosip, berita daring, dan komentar netizen yang menyebut namanya tanpa ampun.Ia menjambak rambutnya sendiri hingga tubuhnya terhuyung maju-mundur.“Siapa?! Siapa yang berani memutarbalikkan fakta begini?!”Nala kembali berteriak, menendang kursi hingga terbalik, lalu meraih botol parfum dan melemparkannya ke cermin.Pecahan kaca berhamburan dan memantulkan wajahnya yang tampak lebih mirip wanita gila ketimbang wanita elegan seperti yang selalu ia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status