共有

Menuju Kebenaran Terakhir

last update 最終更新日: 2025-10-20 09:00:41

Pagi itu langit tampak sendu, tertutup awan tipis yang seolah ikut merasakan beratnya suasana hati keempat orang yang sedang bersiap.

Liam berdiri di depan mobil, menatap jauh ke arah jalan yang masih sepi, sementara Evi tengah membawa sebuket bunga mawar merah yang dibungkus kain putih sederhana.

Di belakang mereka, Ardi dan Selly tampak sibuk memeriksa beberapa botol air mineral dan tas kecil berisi perlengkapan untuk berziarah.

“Sudah siap semua?” tanya Ardi sambil menutup pintu bagasi.

“Sudah,” jawab Liam singkat dengan nada datar tapi terdengar dalam.

Evi menatap suaminya dari samping. Ada sesuatu dalam tatapan mata Liam yang berbeda pagi itu — tenang tapi sekaligus penuh emosi yang terpendam.

Ia tahu, kunjungan ke makam ini bukan sekadar formalitas, melainkan perjalanan batin yang selama ini Liam tidak pernah tahu arah dan ujungnya.

Dalam perjalanan menuju makam, tidak banyak yang bicara. Hanya suar

この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター
コメント (1)
goodnovel comment avatar
Kania Putri
baru mengetahui fakta yang ada itu mang sakit Liam tapi dengan begini kamu bisa atur strategi ini balas dendam ya kan
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Kedatangan Tamu tak Diundang

    Dua hari sudah Evi melewati masa rawat di rumah sakit, dan kini akhirnya dia kembali ke rumah yang selalu membuatnya merasa aman. Tapi baru saja melangkah melewati pintu, matanya langsung membulat.Balon warna-warni tergantung di langit-langit, pita biru dan putih membentang dengan tulisan besar “Welcome Home, Mommy & Baby Lucas!” di tengahnya.Di bawahnya, Selly berdiri dengan wajah sumringah sambil membawa kue kecil bertuliskan “Selamat Datang di Dunia, Lucas!”.Ardi berdiri di sampingnya, bertepuk tangan dengan gaya berlebihan seperti pembawa acara televisi.“Selamat datang kembali, Evi, Liam, dan … pangeran kecil Lucas!” seru Ardi dengan suara lantang.Evi yang masih agak lemah tertegun di tempatnya. Bibirnya bergetar menahan haru dan matanya memanas.Ia menatap Selly dan Ardi bergantian, sebelum akhirnya tersenyum dan tertawa kecil. “Ya ampun, kalian … bikin aku hampir

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Lucas Aditama

    Setelah beberapa jam di ruang bersalin, Evi kini sudah dibawa ke ruang rawat.Di ruang rawat yang remang, hanya terdengar suara alat infus dan desahan napas lembut dari Evi yang sedang tertidur pulas.Wajahnya masih tampak lelah, tapi di balik keringat dan pucatnya, tersimpan ketenangan yang luar biasa.Tangannya yang mungil terkulai di sisi tempat tidur, dengan jari-jari yang masih sedikit menggenggam selimut putih itu.Liam duduk di kursi di samping ranjangnya, tak beranjak sejak Evi dipindahkan dari ruang bersalin.Tatapannya lekat pada wajah istrinya itu, seolah takut kalau sebentar saja dia mengalihkan pandangan, semuanya akan menghilang begitu saja.Dengan gerakan lembut, dia mengusap pucuk kepala Evi, membenarkan beberapa helai rambut yang menempel di keningnya.Senyum lirih terbit di bibir Liam. “Kamu hebat sekali, Vi,” gumamnya dengan pelan, suaranya nyaris tak terdengar.“Kamu … benar-benar lu

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Welcome to the World

    Udara di rumah sakit malam itu terasa lebih dingin dari biasanya. Bau antiseptik menusuk hidung, berpadu dengan aroma samar cairan infus dan suara langkah kaki perawat yang sibuk berlalu lalang di lorong panjang.Evi terbaring di atas ranjang bersalin, wajahnya pucat, tubuhnya bergetar menahan rasa sakit luar biasa yang datang setiap beberapa menit.Napasnya tersengal, keringat mengucur deras di pelipisnya. Tangannya mencengkeram selimut hingga buku jarinya memutih.“Sudah masuk bukaan lima, Pak. Mohon bersabar, nanti kalau sudah lengkap kami bantu proses persalinan,” ujar seorang dokter kandungan dengan suara lembut namun tegas.Liam yang berdiri di samping ranjang langsung mengangguk cepat. “Iya, Dok. Tolong bantu istri saya, ya.” Suaranya terdengar bergetar dan matanya terus memandang Evi dengan campuran panik dan takut.“Mas Liam,” suara Evi bergetar lirih. “Sakit banget ….”Liam seg

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Ketubannya sudah Pecah

    Usia kandungan Evi sudah memasuki sembilan bulan.Langit sore tampak begitu tenang, awan tipis berarak lembut, seolah ikut menikmati momen bahagia sepasang suami istri yang kini tengah berjalan menyusuri koridor toko perlengkapan bayi.Evi dan Liam tampak menonjol di antara para calon orang tua lain—Liam dengan wajah serius dan tatapan penuh perhitungan, sementara Evi dengan perut besarnya tampak cantik dalam balutan dress putih longgar yang sederhana namun anggun.“Mas Liam, jangan asal ambil begitu! Itu baju biru lagi,” omel Evi sambil menatap suaminya yang tengah memegang setelan bayi berwarna biru lembut.Liam mendengus kecil sambil menatap label harga dan bahan bajunya, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi.“Tapi yang ini bagus, Sayang. Bahannya lembut, adem, dan biru itu netral, kan?”“Netral dari mananya? Biru itu identik dengan laki-laki!” sahut Evi cepat dan alisnya naik ke atas.“T

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Sudahi Semuanya Sebelum Ikut Hancur

    Waktu sudah menunjuk angka empat sore dan gedung Liam masih ramai oleh para tamu yang masih betah di sana.Sementara di luar gedung, dua wanita berdiri diam—dalam diam yang bukan karena kagum, tapi karena api yang membakar dada.Sarah menggenggam tas tangannya kuat-kuat, bibirnya mengerucut penuh kekesalan.“Sial,” desisnya pelan. “Kita bahkan tidak diundang. Aku tidak percaya Liam bisa berubah sedingin ini setelah semua yang kulakukan untuknya.”Tari, yang berdiri di sampingnya menatap ke depan tanpa ekspresi.Angin sore meniup rambutnya perlahan, tapi tatapannya tetap fokus ke gedung itu—ke tempat di mana putranya sekarang berdiri dengan bangga bersama wanita yang dulu hanya dianggap ‘mantan pembantu’.“Jangan terlalu berharap dia akan memandangmu lagi, Sarah,” ucap Tari dengan nada datarnya. Suaranya terdengar dingin dan tenang, tapi menusuk.Sarah menoleh cepat. “Ja

  • Terjebak Gairah Panas Majikanku   Grand Opening L'M Corp

    Dua minggu berlalu setelah pertemuan terakhir dengan Tari. Waktu berjalan dengan cepat, tapi bagi Liam, setiap detik terasa seperti langkah baru menuju kehidupan yang sepenuhnya ia pilih sendiri.Hari ini, pagi itu, udara masih segar, langit cerah tanpa awan—seolah turut merestui langkah awal yang akan diukirnya.Sebuah gedung dua lantai berdesain minimalis berdiri anggun di tepi jalan utama kota.Di depannya, berjejer karangan bunga ucapan selamat dengan pita-pita warna perak dan emas bertuliskan Selamat & Sukses atas Grand Opening The L’M Corp.Beberapa tamu mulai berdatangan, para klien, rekan bisnis, dan orang-orang yang pernah menjadi bagian dari perjalanan Liam dan Ardi.Di depan pintu kaca besar bertuliskan logo The L’M Corp, Liam berdiri mengenakan setelan abu-abu gelap yang rapi.Senyumnya hangat tapi sarat dengan kebanggaan. Di sisi kirinya, Evi tampak anggun mengenakan dress biru pastel, ram

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status