Inicio / Horor / Terjebak Gairah Siluman / 103. Kamera pengintai

Compartir

103. Kamera pengintai

Autor: Lincooln
last update Última actualización: 2025-12-23 22:00:20

Lantai marmer lobi apartemen itu memantulkan cahaya lampu kristal yang dingin, sejuk oleh embusan penyejuk udara yang menyapu aroma parfum ruangan mahal.

Wulan melangkah masuk, membiarkan tumit sepatunya mengetuk permukaan lantai dengan irama yang tenang, meski di dalam dirinya, sisa-sisa guncangan dari dalam mobil tadi masih berdenyut.

Di belakangnya, langkah Tagor terdengar berat, seperti derap kaki binatang buas yang dipaksa masuk ke dalam sangkar emas.

Seorang perempuan muda di balik meja resepsionis langsung menegakkan punggung begitu melihat mereka mendekat. Senyum profesionalnya terkembang, namun matanya tak bisa menyembunyikan getaran saat tatapannya bersinggungan dengan sosok raksasa di belakang Wulan.

"Selamat siang, Kak. Ada yang bisa saya bantu?"

Wulan menyandarkan sebelah tangannya di atas meja granit yang dingin, memberikan senyu

Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Terjebak Gairah Siluman   103. Kamera pengintai

    Lantai marmer lobi apartemen itu memantulkan cahaya lampu kristal yang dingin, sejuk oleh embusan penyejuk udara yang menyapu aroma parfum ruangan mahal.Wulan melangkah masuk, membiarkan tumit sepatunya mengetuk permukaan lantai dengan irama yang tenang, meski di dalam dirinya, sisa-sisa guncangan dari dalam mobil tadi masih berdenyut.Di belakangnya, langkah Tagor terdengar berat, seperti derap kaki binatang buas yang dipaksa masuk ke dalam sangkar emas.Seorang perempuan muda di balik meja resepsionis langsung menegakkan punggung begitu melihat mereka mendekat. Senyum profesionalnya terkembang, namun matanya tak bisa menyembunyikan getaran saat tatapannya bersinggungan dengan sosok raksasa di belakang Wulan."Selamat siang, Kak. Ada yang bisa saya bantu?"Wulan menyandarkan sebelah tangannya di atas meja granit yang dingin, memberikan senyu

  • Terjebak Gairah Siluman   102. Pencarian

    Cahaya matahari pagi menyusup paksa melalui celah gorden apartemen, menikam mata Wulan yang masih terasa berat. Setiap inci ototnya menjerit, memprotes gerakan sekecil apa pun."Nnghh.."Ia mengerang pelan saat mencoba duduk di tepi ranjang, merasakan sisa-sisa perlakuan Tagor semalam yang meninggalkan jejak nyeri berdenyut di pangkal pahanya.Di ruang tengah, suara gesekan ritsleting koper terdengar garing. Wulan menyeret langkahnya, tangannya bertumpu pada dinding sebagai penyangga.Di sana, Broto sedang merapikan beberapa helai kemeja ke dalam tas kulit kecil, sementara Tagor berdiri di dekat jendela, sosok besarnya menghalangi pemandangan kota."Mbah..." suara Wulan parau, hampir hilang.Broto menoleh sekilas, lalu kembali pada kegiatannya. "Sudah bangun? Bagus. Mandi dan bersiaplah. Tagor sudah menunggu."Wulan melirik Tagor. Pria itu berbalik, codet di wajahnya tampak lebih mengerikan di bawah cahaya pagi yang jujur.Mata hitamnya menyapu tubuh Wulan yang hanya dibalut jubah man

  • Terjebak Gairah Siluman   101. Ujian

    Sofa kulit yang panjang itu terasa dingin di balik paha Wulan. Ia duduk tegak, kedua tangannya terkepal di pangkuan, merasakan setiap helaan napas berat dari dua pria yang mengisi ruangan bersamanya.Keheningan pasca pertemuan dengan William Sanjaya terasa lebih menekan daripada kebisingan kota di luar jendela apartemen yang menjulang tinggi.Di sebelahnya, Broto menyandarkan punggungnya yang lebar, jempolnya mengusap-usap tepi foto Sovia yang kini tampak kusam di bawah cahaya lampu yang temaram. Matanya menatap kosong ke depan, pikirannya jelas berada di tempat lain.Di seberang mereka, di kursi tunggal, Tagor duduk seperti sebuah patung granit. Diam, besar, dan mematikan. Namun, matanya tidak diam.Tatapannya yang kelam terpaku pada Wulan, sebuah pandangan tanpa kedip yang terasa seperti sentuhan fisik.Setiap detik, Wulan merasakan aliran hitam pekat dari pria itu. Aliran itu tidak lagi hanya sekadar aura, tetapi sudah menjadi sesuatu yang lebih nyata.Ia terasa seperti sulur-sulur

  • Terjebak Gairah Siluman   100. Case 2: Puteri yang hilang

    Dentuman musik jazz yang lembut dan aroma kopi panggang yang mahal menyelimuti meja mereka di sudut restoran. Di luar jendela, menara-menara kaca Jakarta saling berebut langit.Broto, dengan balutan blazer kasual di atas kaos hitamnya, tampak seperti pengusaha yang tengah menunggu rekan bisnisnya. Perutnya yang buncit sedikit menekan meja marmer yang dingin.Di seberangnya, Wulan adalah sebuah oase ketenangan yang mencuri perhatian.Blus tanpa lengan yang ia kenakan membiarkan bahunya yang mulus dan putih terekspos, sebuah kontras yang tajam dengan rambut hitamnya yang digelung rapi.Rok panjang berwarna putih gading jatuh hingga ke mata kakinya, menyembunyikan namun sekaligus menonjolkan keanggunan bentuk kakinya.Ia adalah perpaduan yang aneh dengan Broto yang besar dan kasar, sebuah keindahan yang dijaga oleh seekor binatang buas, dan seluruh ruangan merasakannya.Wulan mengangkat cangkir teh porselennya dengan gerakan yang anggun. Sambil menyesap cairan hangat beraroma melati itu,

  • Terjebak Gairah Siluman   99. Menghisap gairah

    Bunyi kunci yang diputar di pintu depan memecah keheningan malam apartemen. Wulan, yang tengah duduk di sofa dengan kaki terlipat, seketika menegakkan punggungnya.Ia melompat berdiri, senyumnya terkembang saat pintu terbuka dan sosok Broto yang ia kenal melangkah masuk."Mbah!"Ia berlari kecil dan langsung menghambur ke dalam pelukan pria itu. Broto tertawa, lengannya yang kuat melingkari pinggang Wulan, mengangkatnya sedikit dari lantai.Namun, tawa dan kelegaan Wulan membeku saat matanya menangkap sosok yang berdiri menjulang di belakang Broto, mengisi seluruh kusen pintu.Tagor.Udara di sekelilingnya seolah menjadi berat dan dingin. Aura hitam pekat yang menguar dari tubuh besar dan kekar itu terasa seperti tekanan fisik, mencekik napas Wulan dan membuat bulu kuduknya meremang.Codet lebar yang mengoyak pipi hingga ke ujung bibirnya seolah menyeringai, bahka

  • Terjebak Gairah Siluman   98. Kenikmatan di mobil

    Rasa takluk yang ia pasang adalah kunci yang membuka gerbang nafsu pria itu. Sepanjang langkah mereka melintasi lobi mal yang dingin menuju pintu keluar yang megah, tangan pria itu tidak pernah lepas dari tubuh Wulan.Awalnya sebuah sentuhan sopan di punggung bawahnya, yang dengan cepat berubah menjadi usapan yang lebih berani, jemarinya menekan lekuk pinggangnya yang terbalut kain span hitam.Wulan tidak menepis. Ia justru melakukan hal yang sebaliknya. Ia merelakan tubuhnya sedikit limbung, menyandarkan kepalanya dengan manja di bahu pria itu yang kokoh.Aroma parfum mahal dan tembakau ringan menyergap indranya. Ia merasakan otot bahu pria itu menegang karena terkejut, sebelum akhirnya rileks dalam kepuasan."Kamu tidak takut dengan saya?"Bisikan berat itu terdengar tepat di samping telinganya."Kenapa harus takut?"Balasan Wulan sama lirihnya, diwarnai nada polos yang membuat pria itu terkekeh pelan. Ia sengaja merapatkan tubuhnya, menekan sisi payudaranya ke lengan pria itu.Blus

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status