Share

Terjebak Gairah Tuan El
Terjebak Gairah Tuan El
Author: Galuh Arum

Satu

Author: Galuh Arum
last update Last Updated: 2022-10-01 13:55:57

“Bella, selamat ya, aduh kamu beruntung loh. Menikah dengan Pak Edo.”

“Iya, mana kaya raya, ganteng. Paket komplit, beruntung deh kamu.”

Bella tersenyum mendengar komentar-komentar para temannya di hari bahagia ini.

Walau berasal dari keluarga sederhana, Bella memang merasa dirinya adalah salah satu wanita beruntung karena dicintai oleh pria yang kini menjadi suaminya. Ia menoleh pada Edo yang berdiri di sampingnya dan tersenyum makin lebar. Pria dengan kulit hitam manis itu tersenyum lalu mengelus pucuk rambutnya.

“Sayang,” ujar Bella. Hatinya sangat bahagia.

“Ya, Nyonya Edo?”

Sahutan suaminya membuat Bella tersipu.

Hubungan keduanya sangat harmonis, apalagi Edo yang sama sekali tidak mempermasalahkan latar belakang Bella yang hanya lulusan SMA dan hanya bekerja sebagai SPG obat di sebuah mal. Edo yang bekerja di sebuah perusahaan besar pun jatuh cinta pada kelembutan Bella.

“Apakah kita langsung ke hotel setelah ini?” tanya Bella setelahnya. Mereka masih berdiri di podium dan bicara di sela-sela sesi foto bersama kerabat dan teman dekat. Meski tidak ada pesta pernikahan dan hanya sekadar ijabqabul, Bella cukup puas dengan acara ini. “Tidak perlu membantu membereskan sisa-sisa acara?”

“Kita pengantin baru, Bella,” sahut suaminya. “Serahkan saja pada yang lainnya. Kita harus segera ke hotel”

Meskipun merasa heran dengan jawaban suaminya, Bella mencoba berpikir positif kalau Edo ingin segera melakukan kegiatan suami istri dengan Bella dan pemikiran tersebut membuat gadis itu tersipu.

Ia berniat memberikan yang terbaik untuk suaminya.

***

“Tunggu di sini ya. Aku akan segera kembali.”

Bella menatap heran kepergian suaminya dari kamar hotel tempat mereka akan menghabiskan malam. Pria itu tampak gugup dan resah sejak tadi, lebih dari Bella yang sebenarnya juga merasakan hal yang sama menyongsong malam pertama. Namun, gadis ini tidak ambil pusing. Ia bergegas membersihkan diri di kamar mandi.

Gadis itu tidak tahu, di luar, tubuh Edo langsung ditahan oleh dua pria berbadan besar. Wajah Edo pucat pasi saat salah satu dari mereka sudah menodongkan pistol di tubuhnya.

“Mana wanita itu?” tanya pria bertubuh besar juga tampan. Aroma parfum maskulinnya membuat harum sekelilingnya.

“Di—dia—“

“Jangan bilang kau mau lebih dulu menikmatinya?” Suara rendah Elvaro, yang biasa di panggil dengan sebutan Tuan El itu meninggi.

Tuan El adalah salah satu penyumbang dana di sebuah perjudian. Dia mengambil banyak keuntungan dari hal itu. Selain menjadi pemimpin perusahaan keluarga, pria itu pun memiliki beberapa bisnis terlarang. Seperti perjudian dan lelang uang.

“Kamu sudah tak memiliki apa pun dan tidak ada uang untuk membayar hutang. Bukankah kamu akan memberikan wanita yang baru saja kau nikahi untuk menjadi milikku?”

Tubuh pria yang baru saja menikah itu bergetar. Ia tidak berpikir pria ini akan mengejarnya sampai lubang semut. Tuan El memberikan sesuatu pada Edo. Sebuah minuman yang harus dia berikan pada Bella.

Edo mengambil dengan ragu, tangannya gemetar. Perasaan bersalah menyelimuti hatinya saat memutuskan memberikan Bella pada Tuan El. Langkahnya gontai memasuki kamar hotel.

Edo mengetuk pintu, lalu terlihat wajah ceria Bella dengan menggunakan handuk kimono. Netra Edo tak berkedip, sayangnya malam ini dirinya tak akan bisa menikmati malam pertamanya.

“Do, kamu dari mana?” tanya Bella. Wanita itu sama sekali tak sadar ada bahaya di hadapannya.

“Beli jus, ini buat kamu. Sengaja kuberi untuk kamu.”

Bella mengambil jus tersebut lalu duduk di kursi. Wanita itu meminumnya, lalu menaruh kembali di meja. Edo merasa sangat bersalah juga kasihan karena dirinya akan membuat hidup Bella menderita.

Dalam hitungan detik, Bella pun sudah tertidur. Wajah cantik itu sangat disayangkan bukan dirinya yang menikmatinya.

“Jangan sentuh. Biar aku yang menggendongnya.” Tuan El menyingkirkan tangan Edo, lalu menggendong tubuh Bella ke ranjang.

“Bawa dia pergi dari sini!” titah Tuan El pada para pengawalnya.

Edo tak punya pilihan lain, wajah cantik Bella terlihat sangat cantik. Namun, kini sang istri sudah menjadi milik pria lain karena ulahnya sendiri.

Setelah memastikan mereka semua mengusir Edo menjauh, Tuan El kembali membopong Bella dan memasukkan ke mobil.

Tuan El mengendarai mobil sembari memerhatikan Bella sesekali yang masih tertidur. Merasa tidak nyaman di hotel, pria itu pun membawanya ke salah satu rumah miliknya.

Jarak tempuhnya tak jauh dari hotel. Tidak butuh waktu lama untuk sampai dan singgah sementara bersama Bella. Kembali ia membopong wanita itu, lalu menidurkannya di sebuah kamar.

“Siapa wanita yang Tuan bawa itu?”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Saimah
sngat mnarik
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh Empat (Tamat)

    Setelah mendapat ancaman dari suaminya, Deswita pun diam. Kali ini apa yang di katakan Ferdinand membuat wanita itu tidak berkutik. Ibu dari Elvaro itu bungkam seribu bahasa dan memilih masuk kamar. Terdengar suara pintu begitu keras hingga membuat telinga sang suami perih. Ferdinan hanya menggeleng melihat apa yang di lakukan oleh Deswita. Ia sudah sangat muak dan tidak bisa mentolerir semua perbuatannya. Hanya itu yang bisa ia lakukan, mengancam dengan cara itu yang bisa membuatnya diam dan bungkam. Ferdinand pun terduduk lesu membayangkan bagaimana nasib Elvaro kini. Dengan kaki yang lumpuh, apa bisa dia melakukan aktivitas, pikirnya. Pria itu mendesah, mungkin besok ia bisa berpikir jernih jika sudah beristirahat.Sementara, di kamar Deswita beberapa kali bergumam kesal kenapa bisa hanya karena Bella sang suami dan anaknya sampai membuat dirinya tersudut. Ia kali ini kalah dengan ancaman sang suami yang baginya adalah musibah dan perkara terbesar jika hal itu terjadi. "Lebih ba

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh Tiga

    Bella menahan emosinya dengan ucapan Melani kali ini. Di hadapan semua orang mantan istri suaminya mencoba mempermalukan dirinya. Bella bukan wanita lemah seperti dulu, ia kini siap melawan siapapun yang ingin merusak rumah tangganya maksud Melani."Jangan mengarang cerita, anak yang kau kamu ini adalah anak Elvaro. Kamu pikir dengan mengatakan hal itu suamiku akan peduli dan lebih percaya dengan ucapan dari wanita yang berselingkuh di belakangnya."Wajah Melani mulai panik dengan setiap ucapan yang terlontar dari mulut Bella. Gimana bisa wanita kampung itu membuat dirinya tidak berkutik."Bahkan menunda punya anak dengan alasan karir padahal dirinya hanya ingin bebas bermain dengan pria manapun tanpa takut hamil dan tahu anak siapa yang akan ia kandung." Lagi Bella mulai mempermalukan Melani. Lagi Bella siapa yang memulai Ia yang harus menanggung semua resikonya.Elvaro meminta Bella untuk sabar dengan menggenggam tangannya. Sang suami meminta untuknya diam dan tidak meladeni setiap

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh Dua

    Dua jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di rumah. Bella menatap sekeliling halaman tempat di mana lima bulan lalu ia meninggalkannya. Sembari tersenyum, Bella menggenggam tangan sang suami lalu mendorong kursi rodanya masuk. Sekian lama akhirnya Bella sadar jika dirinya begitu merindukan rumah itu. Begitu pun dengan sang suami. Mereka pernah salah paham, tapi kini semua telah berlalu. Bella bersama Elvaro masuk ke kamar, dia tidak menyangka akan kembali ke kamarnya. Setelah itu ia mulai merapikan pakaiannya. Lalu, menghampiri sang suami yang kini duduk memperhatikannya dirinya."Kamu bahagia?" tanya Elvaro."Aku sangat bahagia apalagi bisa kembali bersama kamu dan merasa dicintai saat sedang hamil.""Kondisiku seperti ini tidak bisa berjalan," ujar Elvaro terlihat murung.Bella menggenggam tangan sang suami, dirinya tidak tega melihat Elvaro bersedih sepeti itu. Ia menyesal karena ulah Edo telah membuat Elvaro menderita.Bella mencoba menyajikan sang suami untuk tetap bersabar. Y

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh Satu

    Walau masih sangat gengsi, Sinta pun menemui Bella di kamar. Ia pun langsung mengajak Bella berbicara empat mata. Memang harusnya dirinya ikut senang dengan permasalahan Bella yang sudah selesai. Bella pun sedikit canggung dengan kondisi keduanya setelah pertengkaran di rumah sakit kemarin."Aku tahu kalau semua yang terjadi salah. Aku pun mau mengakui jika memang selama ini aku begitu egois mementingkan perasaan sendiri dari pada kamu dan Mas Bagas."Sinta menatap kembali Bella yang masih bergeming di hadapannya. Apa yang terjadi kemarin sebenarnya masih membuat dirinya kecewa. Hanya saja, Bella sadar jika tidak usah memperpanjang masalah karena ia tahu sebenarnya Sinta itu orang baik.Sebenarnya tidak terpikirkan oleh Bella jika majikannya itu akan datang dan meminta maaf. "Sekali lagi aku meminta maaf, jika kamu tidak berkenan, setidaknya aku sudah meminta maaf." "Nyonya, sebelum itu aku pun mau meminta maaf. Aku paham apa yang di pikirkan oleh nyonya, hanya saja aku juga memili

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Tiga Puluh

    Sementara, di ruangan tidak jauh dari ruang Elvaro, Sinta sedikit kecewa karena sang suami mengizinkan Bella untuk menemui sang suami. Ia mesti nggak rela ketika Bella kembali pada Elvaro."Kamu tidak bisa seperti itu, biarkan Bella bahagia. Kamu harusnya berusaha bagaimana bisa membahagiakan aku. Sadar Sin, tidak ada yang mustahil di hidup ini. Kamu dan anak kita akan sehat sampai lahir." Bagas berusaha tidak emosi saat bicara dengan Sinta yang sedang merajuk.Sinta membuang wajahnya, kecewa dengan apa yang dikatakan oleh Bagas suaminya. Kenapa harus ada Elvaro kembali ke hidup Bella pikirnya. Bagas pun tidak mengambil pusing, ia telah menemui sang dokter kondisi istri sudah lebih baik dan diperbolehkan untuk pulang. Dirinya tinggal menunggu Bella kembali agar membantunya berkemas.Bella sudah berjanji sebelum ia kembali pada sang suami dirinya akan menyelesaikan semua dengan baik bersama Sinta. Hanya saja mungkin sang istri belum bisa menerima dengan baik. "Kita akan pulang hari i

  • Terjebak Gairah Tuan El   Seratus Dua Puluh Sembilan

    Dengan perasaan berdebar Bella bertahan di belakang David. Hingga David menyingkir dari ambang pintu, semua orang yang berada di dalam ruangan langsung tertuju pada Bella.Bella terpaku beberapa saat di ambang pintu. Tubuhnya memang berdiri tegak, tetapi rasanya seperti sedang berdiri tanpa tulang. Persendiannya seolah-olah hilang. Jika tidak bertahan, mungkin wanita itu akan jatuh melorot ke lantai.Tatapan Bella langsung tertuju pada seseorang yang terbaring lemah di atas ranjang. Dan sebaliknya, hingga mereka beradu pandang untuk beberapa saat. Rasa haru dan bahagia bercampur menjadi satu saat itu. Saat matanya kembali menatap laki-laki yang sangat dia sayang. Dia tidak menyangka jika akhirnya dia berada sedekat itu dengan sang suami. Sementara itu, di dalam ruangan tersebut, dua orang yang menemani Elvaro juga terkejut melihat kedatangan Bella yang sangat tiba-tiba.Mellisa dan Bu Siti saling pandang tidak percaya jika Bella kini ada di hadapan mereka. Bu Siti terutama, asisten r

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status