Share

Kesempatan Yang Belum Ada

Aku terbangun entah pada pukul berapa. Ah, kenapa aku tidak melihat jam tanganku? Kan, aku membawa jam tangan dari bumi. Nah, benar, sekarang pukul sembilan malam. Tapi, Nai dan Nia masih belum sadar dari tidurnya. Rupanya, mereka berdua memang sangat lelah dan lemas. Saat-saat seperti inilah, rasa bersalahku kembali hadir menyelimuti. Tidak terasa, air mataku mengalir beberapa saat, bebas mengalir menuju tarikan gravitasi.

Tidak lama aku menangis, dengan tidak mengeluarkan suara, akhirnya Nai dan Nia terbangun. Aku cepat-cepat menghapus air mata, sebelum mereka berdua mengetahui kelemahanku. Inilah kelemahanku satu-satunya, mudah merasa bersalah, tapi jarang menangis.

“Kau sudah bangun?” tanya Nia yang mengerjap-ngerjapkan matanya.

“Iya, baru saja bangun.” Jawabku lirih, dengan menunjukkan senyuman semu.

Nampaknya memang tidak ada kesempatan untuk menyelamatkan diri dari semua kejadian ini. Tidak ada yang bisa kami lakukan kecuali

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status