Beranda / Romansa / Terjebak Obsesi Sang CEO / 81. Berlutut Untukmu

Share

81. Berlutut Untukmu

Penulis: feynaa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-15 16:03:25

Hamparan awan putih tak berujung di luar jendela oval menjadi suatu pemandangan yang menarik untuk Ella sejak ia duduk di pesawat jet ini. Pandangannya kosong, seolah-olah jiwanya telah tertinggal di suatu tempat yang jauh.

Di seberangnya, Lorenzo tidak dapat mengalihkan pandangan dari Ella yang duduk kaku bak patung. Gadis itu sama sekali tidak mengubah posisinya sejak naik ke pesawat.

Ella ada di sana, begitu dekat dengannya secara fisik, tapi sangat jauh secara emosional, sama sekali tidak bisa dijangkau Lorenzo. Gadis itu bernapas, berkedip, tetapi terasa tidak benar-benar hidup.

Keningnya berkerut dalam, kesunyian yang memancar dari dirinya membuat Lorenzo frustrasi. Lorenzo menghela napas berat. Ia tidak tahan lagi dengan keadaan ini. Perlahan, ia bangkit dari kursinya. Berlutut di hadapan Ella.

Posisi yang menunjukkan bahwa ia menurunkan ego dan harga dirinya seolah Ella lebih penting dari ego dan harga dirinya. Tangannya yang besar dan hangat meraih jemari dingin gadis
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak Obsesi Sang CEO   86. Membunuh Atau Dibunuh

    Tubuh Ella menegang. Matanya membulat menatap Lessa. Jantung Ella mulai berdetak lebih cepat. Matanya sontak memperhatikan sekelilingnya. Khawatir jika ancaman yang dimaksud Lessa ada di dekat mereka. Lessa tersenyum tipis melihat reaksi Ella, seolah sedang mengejeknya. “Ada masalah dengan pesaing, Ella. Persaingan bisnis yang sudah berlangsung puluhan tahun, diwariskan dari generasi ke generasi. Kami mencoba mengatasinya dari jauh, tapi ternyata tidak berhasil. Keadaannya semakin buruk, mereka semakin berani karena mereka mengira kami akan terus bersembunyi.” Lessa menatap Ella tenang, seolah mencoba menepis kekhawatiran Ella. “Tenang saja, kupastikan kau aman bersama kami. Jangan ragukan kemampuan bertahan hidup kami yang sudah terasah sejak kami sekolah dasar.” Gadis itu menatap Ella yang wajahnya masih tegang sembari bertopang dagu. “Lorenzo dan Alfonso sedang menangani maalah langsung di lapangan saat ini. Sedangkan aku bekerja di balik layar. Bergerak ketika diminta, biasan

  • Terjebak Obsesi Sang CEO   85. Dunia De Luca

    Sinar matahari sore berwarna keemasan menembus kaca-kaca jendela mobil ketika Ella dan Lessa tiba di pelataran rumah yang megah. Supir dan beberapa pelayan berseragam rapi bergegas membawakan kantong-kantong belanja dari berbagai brand terkenal. Begitu banyak, hingga tidak cukup dibawa menggunakan kedua tangan mereka. Alhasil mereka harus bolak-balik beberapa kali untuk mengangkut semuanya dari bagasi. Ella berjalan berdampingan dengan Lessa menuju dapur yang didominasi warna putih dan cokelat. Ia membuka kulkas berukuran besar dan mengambil dua botol air mineral dingin serta sekotak stroberi segar yang tersisa dari sarapan pagi. Ia meletakan botol itu di atas pantry dan duduk berdampingan dengan Lessa, mengistirahatkan kaki mereka yang pegal setelah berkeliling mal lima lantai. Lessa meraih botol mineral itu dan meneguknya. Matanya menatap Ella yang sedang menikmati stroberi. “Aku senang sekali Lorenzo membawamu ke sini dan memperkenalkanmu padaku, Keadaan jadi tidak membosa

  • Terjebak Obsesi Sang CEO   84. Kakak Ipar

    “Aku tidak mengerti, apa maksudmu?” balas Ella dengan suara bergetar. Jantungnya berdegup kencang. Ia tidak pernah menghadapi situasi seperti ini sebelumnya. Namun, gadis itu malam semakin mendorong moncong sejata hingga kepala Ella terdorong ke belakang. “Jangan pura-pura tidak tahu. Jawab aku. Siapa kau, dan mau apa kau?” bentak gadis itu, tatapannya tajam dan tidak sekalipun berkedip. “Sentuh dia kau akan mati di tangan Lorenzo.” Suara berat itu mngintrusp ketengan di antara kedua wanita itu. Ella menoleh ke ambang pintu, keningny berkerut mendapati sosok Alfonso sedang menyeruput kopi di tangan kanannya sambil menatap mereka dengan ekspresi tenang seolah pemandangan senjata terhunus adalah hal biasa baginya. “Turunkan senjatamu, anak kecil. Sebelum Lorenzo mengamuk, dia sangat sensitif jika menyangkut wanita ini,” tegurnya lembut. Gadis itu yang tampang begitu galak sebelumnya, kini ekpsresinya berubah heran. Ia perlahan menurunkan pistolnya. Ella akhirnya bisa bernapas

  • Terjebak Obsesi Sang CEO   83. Obsesi

    Sisilia, Italia Pesawat mendarat di bandara Italia, namun perjalanan mereka belum berakhir. Rumah keluarga De Luca terletak jauh dari hiruk-pikuk kota, tersembunyi di antara perbukitan yang hijau dan kebun anggur. Ella duduk di samping Lorenzo, tubuhnya lelah setelah penerbangan panjang. Tanpa sadar, kepalanya perlahan bersandar ke bahu bidang pria itu. Napas Ella mulai teratur, ia telah tertidur lelap. Lorenzo meliriknya, hatinya berdesir melihat wajah damai gadis itu. Tangannya tergerak menarik pinggang Ella, mendekatkan tubuh gadis itu dengan tubuhnya hingga Ella hampir berada di pangkuannya dan hidung gadis itu menyentuh lehernya. Tangan gadis itu tergeletak di paha Lorenzo. Tatapan mata Lorenzo melembut menatap wajah damai gadis yang telah menjungkir balikkan dunianya. Jari-jarinya bergerak perlahan, menyingkirkan helai rambut cokelet yang menutupi wajahnya. Ia mengusap pipi Ella dengan sentuhan lembut, berhati-hati agar gadis itu tidak bangun. Dengan lembut Lorenzo

  • Terjebak Obsesi Sang CEO   82. Aku Mencintaimu

    Lorenzo menipiskan bibirnya, ekspresinya yang lembut jadi keras mendengar tuduhan Ella yang tidak berdasar. “Bukan,” jawab Lorenzo dengan tegas, tanpa ragu. Ella terkejut, matanya membola. Ia mencoba mencari-cari kebohongan atau keraguan dalam tatapan mata Lorenzo. Namun, tatapan tegas Lorenzo yang menatapnya tepat di matanya, tanpa berkedip, penuh keseriusan, berhasil mematahkan praduganya sendiri. “Justru karena aku tidak ingin kau memakai parfum dengan aroma yang sama dengannya. Seline juga menyukai parfum dengan aroma fruity dan floral karena itu aku ingin kau memakai parfum dengan aroma yang berbeda—aroma yang hanya akan kuingat sebagai aromamu.” Ella merasakan tenggorokannya tercekat. Jawaban itu tidak pernah ia duga. Selama ini ia pikir Lorenzo memaksanya memakai parfum itu karena menginginkannya menjadi seperti Seline, namun ternyata alasannya adalah kebalikannya. “Aku memperhatikanmu, Ella, setiap detail tentang dirimu bahkan latar belakang dirimu, aku tahu semua

  • Terjebak Obsesi Sang CEO   81. Berlutut Untukmu

    Hamparan awan putih tak berujung di luar jendela oval menjadi suatu pemandangan yang menarik untuk Ella sejak ia duduk di pesawat jet ini. Pandangannya kosong, seolah-olah jiwanya telah tertinggal di suatu tempat yang jauh. Di seberangnya, Lorenzo tidak dapat mengalihkan pandangan dari Ella yang duduk kaku bak patung. Gadis itu sama sekali tidak mengubah posisinya sejak naik ke pesawat. Ella ada di sana, begitu dekat dengannya secara fisik, tapi sangat jauh secara emosional, sama sekali tidak bisa dijangkau Lorenzo. Gadis itu bernapas, berkedip, tetapi terasa tidak benar-benar hidup. Keningnya berkerut dalam, kesunyian yang memancar dari dirinya membuat Lorenzo frustrasi. Lorenzo menghela napas berat. Ia tidak tahan lagi dengan keadaan ini. Perlahan, ia bangkit dari kursinya. Berlutut di hadapan Ella. Posisi yang menunjukkan bahwa ia menurunkan ego dan harga dirinya seolah Ella lebih penting dari ego dan harga dirinya. Tangannya yang besar dan hangat meraih jemari dingin gadis

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status