Share

17. Rencana Cadangan (2)

Penulis: pramudining
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-12 18:17:03

Happy Reading

*****

Kedua lelaki beda generasi tersebut meninggalkan tempat semula, menuju rumah orang tua Zaki. Keduanya mengendari kendaraan masing-masing.

Beberapa menit kemudian, Burhan dan Zaki sudah sampai. Namun, ketika keduanya mengucapkan salam, tak ada sahutan dari dalam rumah. Kediaman yang cukup luas tersebut sepi dan sunyi padahal pintu depan terbuka lebar, tetapi tak ada salah satu penghuni di dalamnya.

"Om, duduk dulu saja. Saya cari Bunda di dapur. Kalau sudah memasak, beliau pasti nggak inget apa pun," ucap Zaki yang membuat Burhan tersenyum.

"Sepertinya, memang sudah menjadi kebiasaan semua perempuan, Mas. Kalau di dapur pasti lupa semuanya," sahut Burhan.

"Bentar, ya, Om."

"Iya." Tanpa dipersilakan lagi, Burhan duduk dengan tenang di ruang tamu saudara kandungnya.

Zaki pun melangkah ke arah dapur, mencari keberadaan bundanya dan benar saja. Perempuan kesayangannya itu, sedang asyik mengolah makanan.

Penuh senyuman, pria berkulit putih yang terbilang tinggi it
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak Permainan Cinta Sepupu   47. Tentang Cinta dan Cemburu

    Happy Reading****Doni berusaha menatap penuh cinta pada sang pujaan. Berusaha mengungkapkan apa yang tidak pernah bisa diutarakan lewat rangkaian kata dari bibirnya. "Cobalah ingat-ingat. Adakah lelaki lain yang memberimu begitu banyak perhatian dan juga kasih sayang, tapi kamu malah mengabaikannya.""Siapa maksudmu?" kejar Naima."Aku misalnya?""Aku mau ke toilet. Permisi," pamit Naima. Dia berjalan dengan cepat menuju toilet wanita, sebelum semua mengetahui air matanya. Perkataan Doni memang benar, dia terlalu fokus mengejar cinta Zaki hingga melupakan semua kebaikan dan perhatian yang diberikan lelaki tersebut.Zaki menoleh ketika Naima berjalan cepat ke arah toilet bahkan si mas juga bisa melihat dengan jelas jika perempuan itu sudah meneteskan air mata."Don, kamu apain dia?" tanya Zaki. Mulai kepo dan penasaran, mengapa cewek setangguh Naima bisa mengeluarkan air mata. "Apaan? Aku cuma ngasih dia semangat aja," sahut Doni. "Kamu tuh yang buat dia ...."Zaki melempar tisu yan

  • Terjebak Permainan Cinta Sepupu   46. Tentang Keikhlasan

    Happy Reading*****"Kok, jawabnya malah hmm. Mas, butuh kepastian, Ca. Kamu mau menerima pernikahan ini apa nggak?" Zaki memegang pergelangan Aisyah yang bersiap membuka pintu. Si gadis tersenyum, menatap si mas yang wajahnya begitu melas dan penuh permohonan. "Mas mau jawabanku gimana?""Hmm, kalau Mas, sih, maunya kamu jawab iya dan menerima pernikahan ini." Tatapan Zaki begitu menghiba."Ya, sudah, gitu saja," ucap Aisyah, terkesan santai dan main-main. Tangannya bahkan sudah membuka pintu dan kakinya bersiap menapak di tanah."Ca, apa jawabanmu ini serius?" tanya Zaki begitu bahagia."Hmm. Apa Mas mau, aku menolak pernikahan ini?" "Nggak mau?" jawab Zaki cepat. Aisyah pun tertawa keras mendengar jawaban si mas. *** Kecipak kolam ikan nila, terdengar disela-sela perbincangan teman-teman Zaki. Duduk di antara rekan kerja si mas, membuat Aisyah sedikit canggung. Gurauan demi gurauan mereka lontarkan kepadanya dan Zaki. Ingin sekali bergabung dengan menjawab setiap gurauan terseb

  • Terjebak Permainan Cinta Sepupu   45. Akhirnya Terungkap

    Happy Reading*****Beberapa detik keduanya diam dan menatap lurus ke depan, jantungb Aisyah berdebar hebat. Menebak-nebak kebenaran apa yang sebenarnya di sembunyikan oleh si mas.Zaki menggerakkan kepalanya, melirik Aisyah sebentar. Lalu, berkata kembali, "Ca, mau dilanjut nggak ceritanya?""Iya, mau," sahut Aisyah, menunduk karena tatapan Zaki yang terlihat begitu memuja.Zaki kembali mengambil tangan Aisyah. Kembali menelusupkan jemarinya dan menaruh di atas pangkuan. Tak mau lagi melepaskan genggaman tangannya dari sang pujaan."Sebenarnya, Mas, nggak pengen ngasih tahu teman-teman kerja tadi, kalau Mas ini sudah menikah. Tapi, karena ada salah satu temen kerja cewek yang menyatakan cinta kemarin, jadi Mas terpaksa mengakui pernikahan yang seharusnya memang belum boleh dipublikasikan," jelas Zaki.Aisyah dengan cepat meanrik tangannya dari genggaman si mas. Wajahnya seketika berubah kecewa. Tak menyangka jika Zaki sudah menikah dan masih berusaha untuk membuatnya berharap lebih k

  • Terjebak Permainan Cinta Sepupu   44. Tentang Rasa

    Happy Reading*****Asiyah memutuskan unntuk menghubungi si mas dan bertanya tentang bagaimana baiknya. Si gadis mengambil inisiatif sendiri dan berangkat ke tempat pelatihan setelah mendapat alamat gedung yang dikirimkan Zaki. Beberapa puluh menit kemudian, si gadis sudah sampai di gedung tersebut. Sekali lagi, Aisyah mengecek letak gedung yang dikirimkan Zaki. Setelah yakin, gadis itu turun dari mobilnya. Lobi gedung masih terlihat sepi, sepertinya si mas belum selesai materi. Aisyah duduk di sebuah sofa tepat di samping pintu masuk.Beberapa menit berlalu, Zaki keluar dari sebuah ruangan di gedung tersebut. Lelaki tersebut melihat Aisyah yang duduk tenang sambil bermainkan ponsel. Zaki menarik garis bibirnya ke atas saat melihat Aisyah mengenakan gamis yang dibelinya kemarin."Cantik," gumam Zaki pelan ketika jaraknya masih sangat jauh dengan sang pujaan.Si mas melangkah ke arah Aisyah. Tanpa disadari di belakang Zaki, Naima mengikutinya. Perempuan itu masih penasaran jika Zaki t

  • Terjebak Permainan Cinta Sepupu   43. Kotak Hadiah

    Happy Reading*****Sepeninggal Zaki dan teman-temannya, termasuk perempuan cantik yang belakangan diketahui Aisyah bernama Naima itu. Pujaan hati si mas masuk dan segera membersihkan diri. Beberapa menit kemudian ketika Aisyah sudah menyelesaikan semua riasan dan berpakaian rapi, gadis itu mematut diri di depan cermin. BUkan cuma duduk di depan meja rias, tetapi berdiri.Menatap pantulan dirinya di cermin, melihat dari sisi samping kanan dan kiri. Rasanya, betuk tubuh Aisya tidak terlalu buruk. Namun, karena sedari remaja sudah diajari untuk mengenakan pakaian longgar yang tidak menampilkan lekukan tubuhnya, si gadis merasa rendah diri ketika bertemu dengan Naima yang memiliki bentuk tubuh nyaris sempurna. "Kayaknya, aku nggak jelek-jelek amat. Kalau aku merias diri dan berpenampilan seperti dia, pasti Mas Zaki nggak akan bisa berpaling dan mengabaikan keberadaanku lagi," kata Aisyah berbicara sendirian di depan kaca. Puas menatap tampilannya di cermin, Aisyah turun dan bersiap unt

  • Terjebak Permainan Cinta Sepupu   42. Mulai Tumbuh Cemburu

    Happy Reading*****"Hmm, kok pura-pura lupa sama pertanyaan Mas barusan. Apa perlu Mas mengulangnya?" tanya Zaki. Ingin rasanya berbuat lebih saat itu juga pada sang pujaan, tetapi teringat perkataan Burhan. Tidak boleh melakukan hal-hal yang di laur batas sekalipun sudah halal. Zaki pun akhirnya melepas cekalan.Aisyah menoleh, tetapi tidak menjawab pertanyaan Zaki, hanya bergumam tak jelas. Rona merah di pipi si gadis membuat Zaki gemas. Si mas menarik kembali tangan Aisyah hingga terduduk di atas pangkuannya. Gadis itu salah tingkah, hanya diam dan menunduk malu."Bagaimana kalau, Mas, suapi? Kamu juga butuh asupan makanan untuk mengerjakan semua tugas rumah." Zaki memainkan alisnya naik turun."Jangan aneh-aneh, Mas!"Di duduk di pangkuan Zaki membuat keamanan jantung Aisyah tak bagus, detaknya makin cepat. Tanpa berkata lagi, si gadis segera berdiri dan berlari menuju dapur. Aisyah mengambil air putih dan meminumnya dengan cepat. Belum selesai rasa gugupnya, si mas sudah berdir

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status