Beranda / Romansa / Terjebak Permainan Mr. Sean / 7| Sienna Selalu Menghancurkan Pakaian Sean

Share

7| Sienna Selalu Menghancurkan Pakaian Sean

Penulis: Vaanella
last update Terakhir Diperbarui: 2022-11-04 12:47:04

Di kota Barcelona, Richard dan juga Jacqueline sedang duduk di kursi yang menghadap ke jendela yang menyuguhkan pemandangan kota Barcelona dari ketinggian lantai tiga puluh apartemen ini. Sejak tiba di kota ini beberapa jam yang lalu, Richard langsung disibukkan dengan beberapa pertemuan dan Jacqueline menemani suaminya dengan sangat sabar.

Mereka baru bisa beristirahat di apartemen yang beberapa tahun lalu dibeli oleh Richard.

“Kamu capek?” tanya Jacqueline sambil menyentuh lengan suaminya.

Richard tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Meskipun lelah, ia selalu merasa lebih baik setiap kali bersama dengan istrinya. “Kamu sudah menelepon Sean untuk menanyakan keadaan Bie?”

“Ya,” jawab Jacqueline.

Kali ini, raut wajah Jacqueline yang awalnya serius berubah menjadi lebih antusias dan penuh senyuman kegembiraan. Melihat raut kegembiraan itu, Richard mengubah posisi duduknya menjadi berhadapan dengan Jacqueline.

“Kamu bahagia karena Bie tidak menangis?” tanya Richard, berusaha untuk mengetahui dari mana asal kegembiraan itu.

“Bie sangat kuat. Tapi, ada hal lain yang harus kamu tahu,” jawab Jacqueline. “Sean mengirimi aku foto. Lihat.”

Kemudian, Jacqueline mengeluarkan ponselnya dan memberikan gambar yang ia maksudkan. Richard menatap layar ponsel yang menampakkan gambar Sienna yang sedang menggendong Blaire. Tidak ada hal aneh dari gambar itu, dan ia tidak tahu apa yang membuat Jacqueline sangat senang.

“Bukankah Sienna sangat cocok dengan Sean?” tanya Jacqueline. “Aku melihat masa depan Sean akan menjadi seperti ini, sayang.”

“Jacqueline,” panggil Richard. “Aku tahu kalau kamu sangat dekat dengan Sienna. Tapi, kita semua tahu kalau Sienna dan Sean tidak akan pernah bersama. Sean sendiri yang mengatakan kalau dia menginginkan Ivanka untuk menjadi istrinya.”

Mendengar itu, Jacqueline menghela napas dan meletakkan ponselnya ke atas meja. “Aku cuma sedikit khawatir. Ivanka mungkin adalah seseorang yang Sean pilih. Tapi.. dia tidak pernah selalu ada untuk Sean.”

“...”

“Sienna dan Ivanka sama-sama sibuk, tapi selama ini hanya Sienna yang selalu ada di sisi anak kita, Richard. Aku mengatakan ini karena sudah hidup dengan kamu selama lebih dari dua puluh lima tahun. Sean memerlukan seorang wanita yang bisa berada di sisinya, sesibuk apapun dia,” kata Jacqueline lagi.

Jacqueline tahu kalau mungkin yang ia lakukan ini sangat berlebihan. Ia memaksa Sienna dan Sean untuk selalu bersama selama satu minggu ke depan. Namun, Ia tidak ingin Sean hanya mencintai wanita yang lebih mencintai pekerjaannya, daripada mencintai Sean.

Sementara Richard sekarang mengerti maksud dari ucapan istrinya. "Aku mengerti maksudmu."

"Aku tidak bisa menahan perasaanku, Richard. Aku harus bertindak sebelum semuanya terlambat."

"Terlambat?" tanya Richard.

"Ya. Walaupun mungkin pada akhirnya, semua ini tidak sesuai dengan keinginanku, setidaknya aku sudah bertindak yang terbaik," balas Jacqueline.

Richard menganggukkan kepalanya. Ia juga tahu kalau pada akhirnya, pria seperti mereka sangat memerlukan seorang wanita yang bisa selalu mencintai dan mendukung mereka.

Seperti dirinya yang tidak pernah bisa berjarak sedikitpun dengan Jacqueline, Sean juga harus memiliki tempat bersandar seperti itu. Sementara Ivanka, wanita itu selalu berkeinginan untuk mengejar cita-citanya, hingga terkadang lupa kalau wanita itu memiliki Sean untuk ia perhatikan.

“Mungkin karena mereka belum menikah,” kata Richard. “Mungkin, mereka ingin hidup dengan jalan mereka masing-masing sebelum akhirnya memutuskan untuk menyamakan jalan mereka, sayang.”

Meskipun enggan mengakuinya, namun Jacqueline merasa kalau ucapan suaminya itu benar. Mungkin, apa yang ia rasakan ini hanyalah keinginan sesaat.

Mungkin, ia memang harus membiarkan Sean memilih pendampingnya sendiri. Karena, ada banyak hal yang tidak bisa Sean pilih sendiri.

“Tapi, selama menunggu jawaban itu, aku akan terus mendekatkan Sienna dan Sean. aku ingin Sean memilih secara adil,” jawab Jacqueline dengan senyumannya.

***

“Itu Sean, kan?”

“Wah.. Gue enggak nyangka kalau sarapan pagi ini ditemenin sama ciptaan tuhan seindah ini..”

Sienna menatap ke sekitar mereka dan mendapati pandangan juga bisik-bisik dari hampir semua pengunjung yang datang di sini. Setelah menyelesaikan pertemuannya dengan rekan residennya, Sienna mengajak Sean untuk makan di sebuah restoran cepat saji karena perutnya sangat lapar sekarang.

Sienna yakin kalau sebelum pergi, dirinya sudah memakan banyak sekali pancake. Namun hanya berselang beberapa jam, perutnya sudah sangat lapar sekarang.

“Kamu tahu? Aku rasa makan di sini bukan hal yang bagus. Aku lupa kalau aku lagi jalan sama The Sexiest Man Alive dua tahun berturut-turut versi majalah People,” kata Sienna.

Sean yang pagi ini mengenakan kaus putih yang dipadukan dengan jaket berwarna hijau daun menatap Sienna, terlihat tidak terganggu dengan keributan yang berhasil ia timbulkan karena berada di sini.

“Tapi siapa cewek itu? Apa dia baby sitter nya Blaire?” tanya seseorang yang bisa didengar oleh mereka. “Tapi dia terlalu cantik gak sih buat jadi baby sitter?”

Sienna tertawa, membuat Blaire yang sedang duduk dan memainkan mainannya menatap Sienna dengan tatapan ingin tahu. Sienna pun berkata, “aku cuma dikira baby sitter di sebelah kamu.”

“Apa aku harus bilang kalau kamu adalah putri dari pemilik Mount-Sien Hospital Center?” tanya Sean.

Sienna membulatkan matanya. “Diem dan makan aja deh, Sean.”

“Cuma kamu yang makan dua ayam goreng di pagi hari setelah makan seratus pancake, Sienna.”

Kening Sienna berkerut. “Sebanyak itu?”

Pagi ini, Sienna tidak memakai riasan apapun. Dengan wajah yang tidak dirias, dengan rambut yang hanya digelung seadanya dan mulut yang penuh dengan ayam goreng, Sienna terlihat sangat cantik.

Ia jadi berpikir, pria manapun yang berhasil mendapatkan hatinya adalah pria yang sangat beruntung di dunia ini. Lalu satu detik kemudian, ia merasa kesal jika berpikir kalau ada pria yang akan mengisi hati sahabatnya ini.

Sepertinya, pria brengsek manapun itu tidak akan bisa mendapatkan hati Sienna dengan mudah. Ia sendiri yang akan memastikan hal itu. Kecuali sudah lulus dari kualifikasinya, tidak akan ada pria yang bisa mendekati Sienna.

“Sean,” panggil Sienna, membuat Sean membuyarkan lamunannya. “Kayaknya.. Aku tahu kenapa beberapa hari terakhir aku rakus banget.”

“Kamu memang selalu rakus, Sienna,” jawab Sean dengan tidak berperasaan.

“Bukan,” jawab Sienna. “Kayaknya aku dapet. Aku merasa ada sesuatu yang keluar.”

Meskipun ia adalah seorang lelaki tulen, namun pengalaman selama sepuluh tahun bersahabat dengan Sienna membuatnya tahu maksud dari ucapan wanita ini. “Apa sudah tembus?”

Perlahan, Sienna menggelengkan kepalanya. Ia tidak tahu.

“Biar aku cek,” kata Sean akan berdiri.

Melihat itu, Sienna memelototkan matanya. “Di tempat rame gini?”

Sienna tidak masalah jika Sean akan memeriksa apakah ada noda merah di kursinya. Namun, tidak boleh di tempat ramai seperti ini. Mereka sudah melewati batas antara pria dan wanita, namun yang mereka lakukan pasti akan terasa aneh di mata orang lain.

“Aku harus cuci tangan dan kita harus pergi. Tapi gimana?” tanya Sienna lagi.

Akhirnya, karena tidak boleh memeriksa kursi Sienna, Sean berdiri dan melepaskan jaket yang ia kenakan. Ternyata, hal yang ia lakukan justru membuat orang-orang yang sedari tadi memperhatikan mereka terkejut.

Beberapa wanita pun tidak bisa menyembunyikan pekikan terkejut mereka.

“God! Dia bener-bener seksi. Lengannya–”

“Gue bisa lihat perutnya yang berotot di balik kaus putih itu.”

Sekali lagi, Sean tidak menghiraukan keributan itu dan menyampirkan jaketnya di pinggang Sienna. “Kamu bisa cuci tangan sekarang.”

“Kamu gak apa-apa kalau Zegna ini kena darah aku?” tanya Sienna.

ia tahu kalau jaket ini adalah edisi terbatas dari merek Ermenegildo Zegna yang harganya sekitar tiga puluh juta rupiah.

Sean sedikit tersenyum dan tidak peduli dengan jaketnya yang akan rusak jika Sienna gunakan untuk menutupi tubuhnya. Lagipula, wanita ini sudah merusak tuksedo Armani miliknya dengan muntahan wanita itu. Sepertinya, Sienna memang memiliki keahlian untuk menghancurkan pakaian mahalnya.

“Tunggu,” kata Sienna pada akhirnya.

Ketika Sienna berdiri untuk mencuci tangannya, Blaire menangis dan mengulurkan tangan ke arah Sienna. Sepertinya, bayi berusia satu tahun itu berpikir kalau Sienna akan meninggalkannya, membuat Sean menggendong adiknya itu.

Setelah tangan Sienna bersih dan ia sudah mengeringkan tangannya, ia berlari dengan cepat dan segera mengambil Blaire dari gendongan Sean.

Kemudian, Sean mengambil tas Sienna dan mereka bertiga keluar dari restoran cepat saji.

“Mereka.. Kok.. hm.. Sean masih pacaran sama Ivanka, kan?” tanya seorang wanita yang sedari tadi diam dan memperhatikan apa yang baru saja terjadi.

“Gue bingung..” kata orang lainnya.

Bersambung

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   BAB 31

    "Seseorang sudah mengantarkan paket obat dan vitamin yang kamu minta kemarin, Sienna," kata Ariana ketika Sienna menerima panggilan wanita itu. Suara Ariana terdengar sangat khawatir. Walaupun kini COVID 19 sudah lebih bisa ditangani, namun Ariana sangat mengkhawatirkan dua orang sakit yang ada sangat jauh di pondok perkebunan. Ia pun tidak bisa melakukan apa-apa karena Sienna selalu mengatakan kalau wanita itu akan menjaga Sean. Benar. Sienna adalah seorang dokter yang juga pernah berjuang di garis depan ketika COVID 19 masih menjadi wabah menakutkan di negara ini, dan bahkan di seluruh dunia. Benar, Sienna adalah seorang dokter yang berpengalaman dan bisa menjaga Sean. Namun, Siapa yang akan menjaga Sienna? Gadis itu juga sakit dan akan menjadi parah jika tidak diobati. Sienna pasti akan selalu mementingkan Sean dan akan selalu menjaganya. Dan siapa yang akan menjaga Sienna? Tentu saja Sean tidak akan banyak membantu karena Ariana tahu betapa menyebalkannya Sean ketika d

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   BAB 30

    Seolah tubuh mereka memahami diri masing-masing, kini giliran Sean yang menjaganya. Tepat setelah ia meminta Sean untuk memasak sesuatu, dirinya jatuh tertidur. Tubuhnya tidak bisa lagi menahan kantuk karena semalaman dirinya terjaga untuk memastikan demam Sean membaik. Sementara itu, Sean yang sudah selesai menyiapkan sarapan untuk mereka pun kini sedang duduk di lantai kayu yang beralaskan tatami. Awalnya, ia ingin membangunkan Sienna, namun dirinya justru hanya duduk dan menatap wajah Sienna yang terlihat pucat. Kulit Sienna bersih dan sangat pucat, bahkan ketika wanita itu tidak sedang sakit. Ia juga mendapati semburat kemerahan pada pipi Sienna, menandakan kalah tubuhnya sedang sangat panas. Mata Sean turun ke lengan Sienna yang begitu kurus. Ia mengetahui semua yang terjadi di dalam hidup Sienna dan karena itu, Sienna menyebutnya sahabat. Namun, belakangan ini dirinya—bagian di dalam hatinya—tidak lagi bisa menerima gelar itu. Dirinya tidak ingin hanya sekedar menjadi sahab

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   BAB 29

    Sean.. Sean.. Tuhan Yesus! Sean! bangun! Sean membuka matanya ketika dirinya merasakan sebuah tamparan keras pada pipi kanannya. seketika, rasa panas menjalar di pipi itu dan beberapa detik kemudian, ia sadar kalau Sienna—yang sedang berjongkok di tepi ranjang menghadap ke arahnya—terlihat sangat kesal. Sienna pasti menamparnya karena dirinya tidak kunjung terjaga. mengingat apa yang sudah ia katakan pagi tadi, Sean tersenyum. "Kenapa kamu senyum?" tanya Sienna. "karena apa yang sudah ku akui tadi pagi." "apa yang kamu akui? pagi? Sekarang masih jam empat pagi. kamu mengakui apa?" tanya Sienna yang begitu bingung dengan apa yang diucapkan oleh Sean. Sedari tadi, di pondok ini, hanya dirinya yang terjaga. Lebih tepatnya, dirinya tidak bisa tidur nyenyak karena Sean yang terus saja bergumam dalam tidurnya. Tentu saja ini bukan masalah karena ia melakukan hal ketika berjaga di rumah sakit. Ia akan memantau kondisi pasien, terutama pasien yang baru saja menjalani ope

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   28| Perasaan Yang Berbalas

    Terjadi hujan yang sangat lebat pada pagi itu. Sienna yang lebih awal terjaga memutuskan untuk membuat dua cangkit teh. Untuk dirinya dan juga sean. Pasiennya. Pada dini hari, ia tidak bisa melanjutkan tidurnya karena tiga hal. Pertama, karena bunyi gemuruh yang saling bersahutan, kedua karena bunyi engsel pintu yang berderik di kejauhan karena tertiup angkin kencang, dan ketiga adalah karena Sean terus menerus bergumam dalam tidurnya Sekarang Sean memang adalah pasiennya, karena demam pria itu tak kunjung turun sampai sekarang. Sienna meletakkan dua cangkir teh itu ke atas meja makan karena mendengar suara ponselnya. Ariana yang meneleponnya. “Sienna? Apa kamu dan Sean baik-baik saja di sana?” tanya Ariana yang terdengar sangat khawatir. “Kami semua sudah melakukan tes dan tidak ada yang tertular.”Sienna menghela napas lega karena tidak ada yang tertular lagi. “Kami baik-baik saja, Ariana. Cuma Sean yagn sekarang sedang sangat demam.”“Cucuku akan sangat merepotkan ketika dia de

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   27| Keras Kepala

    Sekarang sudah pukul dua pagi dan Sean sama sekali tidak bisa tidur. Ia sudah memutuskan untuk merawat Sienna, maka ia akan menjadi pria yang siap siaga sekarang. Sienna sekarang tidur. Di dalam pelukannya, setelah dirinya memenangkan perdebatannya dengan wanita ini. “Aku tidak akan pernah tidur di dalam pelukan seorang pria yang memeluk sangat banyak wanita, Sean,” kata wanita itu tadi, dengan sangat keras kepala dan menghempaskan pintu kamar di depan wajah Sean. Walaupun Sienna melarangnya untuk masuk ke dalam kamar wanita itu, namun Sean tetap berjaga di depan pintu. Benar saja, tiga puluh menit kemudian, Sienna batuk dan Sean langsung masuk untuk memberikan bantuan. Ia memberikan Sienna air hangat yang ia pikir bisa membantu meredakan batuk wanita itu. Sean lupa bagaimana sekarang mereka bisa saling memeluk seperti ini. Namun yang pasti ia sangat bahagia. “Kamu tidak tahu kalau aku tidak pernah memeluk wanita lain seperti ini, Sienna,” gumam Sean sambil tersenyum lebar. “Ka

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   26| Terjangkit COVID-19

    Sienna kembali terjaga dan ia tidak tahu kalau dirinya sudah kembali terlelap. Ketika ia membuka matanya, ia mendapati seberkas cahaya dari pintu kamarnya. Seana pasti sudah menghidupkan semua lampu karena hari sudah benar-benar malam sekarang. Perlahan, ia duduk dan entah apakah karena ia tidak minum untuk beberapa waktu, ia merasa tenggorokannya sangat kering dan sedikit perih. “Uhuk-uhuk..” ia terbatuk. Satu detik kemudian, Sean masuk. Pria itu masuk seolah dirinya memang sudah menunggu Sienna di depan pintu kamar wanita itu. “Kamu baik-baik saja?” tanya Sean dengan segelas air di tangannya. Dengan sangat sigap, ia memberikan air itu untuk Sienna minum. “Awas,” kata Sienna setelah ia meminum air dan masih merasa tidak ada perubahan pada tenggorokannya. Ia berjalan menuju ke tasnya, dan mengambil alat tes swab dari dalam sana. Ketika dirinya sedang memeriksakan diri, Sean hanya berdiri di tepi ranjang dan menatap apa yang sedang dilakukan oleh Sienna. “Apakah kamu berpikir k

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   25| Bermalam Di Pondok Yang Sama

    Satu minggu kemudian, Sienna dan Ariana menuju ke rumah perkebunan yang akan menjadi tempat tinggal mereka selama seminggu. Richard, Jacqueline dan Blaire sudah tiba di rumah perkebunan, sementara Sean masih berada di Singapura dan akan sampai beberapa jam lagi. “Ah. aku sangat merindukan tempat ini,” kata Ariana ketika mereka memasuki jalanan berbatu yang mengarahkan mereka pada sebuah gerbang yang sangat besar. “Rumahmu dihitung dari gerbang ini, Ariana?” tanya Sienna. “Ya. dan kebun-kebun yang ada di sini adalah milikku. Tempat ini adalah tempatku menghabiskan waktu sebelum aku memutuskan untuk tinggal di berbagai negara sepuluh tahun yang lalu. Aku tidak menyangka kalau tempat ini masih terasa sama, walaupun sudah berjarak sepuluh tahun.”Sienna tersenyum karena dirinya melihat senyuman tulus di wajah Ariana. Ia juga seolah melihat wajah Ariana pada sepuluh tahun yang lalu. Setelah mobil mereka terus memasuki area kebun sekitar selama lima menit, akhirnya mereka mulai melihat

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   24| Belum Begitu Menyadari Perasaan

    Selama tiga hari berikutnya, Ariana benar-benar menepati janjinya untuk tidak membiarkan Sean masuk ke rumahnya. Ia mengizinkan siapapun untuk masuk dan menemui Sienna, kecuali Sean. Cucunya sendiri. Selama tiga hari pula, Sienna pulang ke rumah Ariana hanya untuk mengganti pakaiannya dan setelah itu ia kembali ke rumah sakit. Namun hari ini, ia mendapatkan cuti dan cuti itu ia gunakan untuk mengisi tenaganya lagi. “Selamat malam, Sienna,” kata Ariana sambil tersenyum. Sienna awalnya ingin melewatkan makan malam, namun ia mendapatkan pesan dari salah satu pelayan bahwa Ariana ingin makan malam bersamanya. Ia merasa sangat nyaman berada di sini, karena Ariana sangat tulus kepadanya. “Hari ini kamu sangat produktif dariku, Ariana. Selamat malam,” Sienna balik menyapa Ariana setelah ia duduk di kursi yang berhadapan dengan wanita itu. Walaupun seharian ini Sienna hanya menghabiskan waktu di dalam kamarnya, namun ia tahu kalau Ariana hari ini sangat sibuk dengan museum baru yang akan

  • Terjebak Permainan Mr. Sean   23| Semakin Rumit

    Sienna dan Ariana tiba di rumah Ariana yang sangat besar. Sienna tidak pernah datang ke rumah ini, karena selama sepuluh tahun terakhir, Ariana tidak pernah menempati rumah ini. Akan tetapi, meskipun pemilik rumah ini baru saja kembali, Sienna merasa rumah ini tetap hangat. “Rumah kamu sangat indah, Ariana,” kata Sienna yang merasa sangat takjub. Rumah ayahnya mungkin hanya setengah dari luas keseluruhan rumah ini. Di setiap matanya memandang, ia akan selalu tersenyum karena Ariana meletakkan banyak vas bunga mawar dengan berbagai warna di setiap sudut ruangan. “Aku sangat menyukai mawar. Walaupun pria yang memberikanku mawar pertama adalah pria yang sangat kubenci untuk seumur hidupku,” kata Ariana yang tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Sienna. “Aku akan berusaha untuk tidak membuat kamu mengingat hal yang tidak ingin kamu ingat,” jawab Sienna. Lalu, sesaat kemudian ia memikirkan sesuatu. “Walaupun rumah kamu sangat indah, tapi aku merasa kalau ini bukan tempatku, Ariana.”“Mak

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status