Share

Bab 10. Dua Jantan

Baper. Mungkin itu bahasa anak gaul zaman sekarang. Aku tidak tahu sejak kapan kata-kata itu menjadi sangat populer, karena yang kutahu, kata itulah yang tepat menggambarkan suasana hatiku sekarang.

Baik aku jujur atau tidak, sepertinya si tuan licik tahu kalau sekarang aku sedang gugup, akibat pelukannya yang sangat erat.

Bagaimana tidak? Kami masih saja berada di posisi intim, meski Nenek dan Pak Ridwan sudah menghilang sejak tadi dari kamar.

"Eheum! Aman."

Pak Al menarik napas lega, begitu pun aku. Kami terdiam lagi sampai mataku menangkap hal-hal yang aneh terasa mengganjal di bawah selimut. Tepatnya di bawah handuk yang dikenakan Pak Al.

Oh Tuhan! Mataku yang perawan ini sudah teracuni oleh pemandangan yang terlalu dewasa. Mana kulitku dan kulitnya seolah tertempel sempurna.

Geurah!

Aku harus menghentikannya sebelum berkeringat, entah karena kepanasan atau memang kini jantungku terlalu ekstra berolahraga.

"Pak!" panggilku memberanikan diri. Sepengamatanku, tak ada tanda-tanda Pak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status