Jam 3.30 dini hari ini, aku terbangun dengan hati bahagia karena akhirnya aku menjadi istri seutuhnya. Jika mengingat adegan semalam yang hot-marihot tiba-tiba aku merasa tak mampu untuk menjelaskannya khawatir yang baca ada yang jomblo.Kan, aku takut dosa dikira sudah memprovokasi. Namun, yang bisa aku jelaskan adalah semalam itu Mas Al sangat terlihat jantan.Dari mulai sentuhannya, bibirnya dan semua tentangnya membuatku melayang. Dia juga yang menjadi saksi bagaimana aku menahan perih karena ini pengalaman pertama kami melakukan 'ibadah terindah'.Ah, jadi ingin nyanyi.'Malam pertama kan, kuserahkan segala cintaku yang ... hanyalah untukmu.'"Loh, kamu udah bangun?" Suara yang sangat kukenal menyapaku yang masih bergelung di dalam selimut. Dengan gerakan cepat aku pun duduk dan memandang ke arah suamiku. Tak lupa kutarik selimut untuk menutup badan agar tidak terjadi hal-hal 'nganu' yang ingin diulang."Oh, wow!" pekikku spontan. Enggak nyangka, belum juga subuh sudah mendapat
Part 29. Menua Bersama.Hardworker. Mungkin itu satu kata yang pantas aku layangkan pada Mas Al, semenjak dia melepaskan banyak usaha milik Ayahnya dan memisahkan diri dari Bu Ana, sekarang dia makin sibuk walau acara bulan madu di kamar sendiri masih berjalan baik.Tidak perlu aku jelaskan, kan, bagaimana bulan madu ala kami? Yang jelas, icikiwir ehem-ehem.Nah, oleh karena alasan sibuk juga, aku yang biasanya menunggu dia di apartemen kini memutuskan ikut Mas Al sekalian jalan-jalan. Karena katanya, Mas Al akan mengajakku hangout setelah menemui klien dan pekerjaannya selesai.Ajaib, bukan? Bosque Mamas akhirnya mau berbaik hati mengajakku keluar.Serasa mendapat angin surga, tanpa berpikir panjang lagi aku pun menyanggupinya. Lagi pula, sekarang aku tak perlu masuk kantor karena setelah resign, aku memutuskan berjualan desain bajuku secara online dan hasilnya alhamdullilah bisa buat beli panci dan daster buat Emak.Coba, kalau aku enggak resign mungkin hari ini aku akan merelakan M
"Ini sih hormonnya berantakan Mbak, Mbak stress, ya? Jangan stres-stres ya Mbak. Kasian tubuhnya.""Bagaimana saya gak stres Dok, Bos saya nyebelin.""Kalau nyebelin, nikahin aja Mbak, biar gak stress."Terngiang terus ucapan Bu Dokter kandungan yang kutemui kemarin. Dokter muda berparas cantik itu bilang kalau penyebab aku tidak lancar haid selama tiga bulan itu karena hormonku yang berantakan dan stress, jadi daripada stress sambil bercanda Bu Dokter bilang nikah saja sama Bosnya.Eh? Emang semudah itu? Ah, ada-ada saja.Apakah aku kaget? Biasa saja. Aku sudah mengira hal ini akan terjadi karena sejujurnya aku memang sedang merasa tertekan sekarang.Iya, aku stress karena himpitan ekonomi yang di luar kendali. Kosan yang belum bayar, uang kiriman ke kampung dan biaya sekolah Puja semuanya menumpuk di otak.Udah itu, di kantor pun aku hanyalah dipandang sebagai gadis fotocopy. Di mana, aku dianggap ketika rekan kerjaku sedang membutuhkan bantuanku untuk memfotocopy sesuatu atau men
Hal yang paling gila di hidupku ternyata bukan naik roller coaster atau menunggak biaya kosan selama empat bulan. Hal yang paling gila itu adalah ketika aku disangka hamil oleh ibunya Bosku dan itu menyebabkan aku disidang selama sejam secara eksklusif di dalam ruangan Pak Al, Bosku yang paling aneh sejagat.Selama aku disidang, tolong jangan berpikir layaknya drama India bahwa masalah akan terselesaikan begitu saja, setelah menari-nari di pohon tinggi dan dalam rinaian hujan.Tidak! Sama sekali tidak. Wajah Pak Al itu terlalu kejam untuk disamakan dengan Shahrukh Khan mau pun Amir Khan. Buktinya, walau sudah menjelaskan pada Bu Ana bahwa kemarin aku sakit perut karena pengaruh obat dan juga kemarin adalah haid pertamaku setelah tiga bulan enggak haid, Pak Al tetap saja memasang wajah beku berbeda dengan ibunya yang mau mendengarkan penjelasanku dengan wajah yang cukup perhatian."Jadi kamu enggak hamil?" ulang Bu Ana menegaskan.Saat ini dia sedang duduk di sofa yang ada di depanku s
Dulu aku sempat berkhayal ingin memiliki calon suami itu yang tampannya seperti Song Jong Ki, lembutnya seperti Nick Jones, dan kekarnya seperti The Rock. Sekarang, akhirnya Tuhan datangkan Pak Al yang mungkin memiliki 80% kriteria yang disebutkan dan 20% hal yang tidak inginkan.Kenapa? Karena Pak Al itu berbeda. Dia tidak lembut mau pun perhatian karena yang kutahu Pak Al itu diam-diam menghanyutkan, bisa dibilang cenderung licik.Buktinya, setelah tiga hari kemarin dia menyatakan mau menikah denganku hari ini Pak Al kembali ke bentuk aslinya yaitu lelaki yang over disiplin ketika mendapatiku tidak memakai name tag perusahaan. Tanpa basa-basi dia langsung memanggil namaku lewat pengeras suara."Pengumuman! Bagi yang bernama Fey, bagian finance ditunggu sekarang di ruangan saya, karena Anda telah melanggar peraturan dengan tidak menggunakan name tag, jadi dalam hitungan ke-10 saya mau Anda ada di sini! Satu ... dua ...."Begitu pengumuman dadakan itu disampaikan sungguh rasanya mau t
Sepertinya jika nanti aku jadi menikah dengan Pak Al, hidupku pasti akan lebih banyak pahala dan tahan banting. Karena, belum saja jadi istri aku sudah dibuat kesal setengah mati.Aku tidak tahu, sebelumnya Bu Ana ngidam apa sampai melahirkan anak selicik ini. Kalau aku jadi Bu Ana sudah kuborgol dia sejak masih kecil, agar nanti ketika sudah besar Pak Al tak memborgol orang seenaknya seperti yang aku alami.Kemarin sepulang dari butik, dia benar-benar membuatku frustasi. Kukira, dia benar-benar menghilangkan kunci borgolnya, tapi ternyata dia hanya membohongiku saja. Entah apa maksudnya tapi dia seolah sengaja mempermainkanku sampai aku pulang."Biar kamu merasakan bagaimana jadi makmum yang baik." Begitu katanya kala kutanya apa alasan dia membuatku bagaikan anak ayam mengekor induknya, selama kami terborgol.Alamak! Dasar Kabayan menyebalkan.Sayang, walau aku bersyukur tidak jadi dinikahkan kemarin malam, tingkah Pak Al tidak berhenti sampai di situ. Hari ini pun dia kembali berul
Baru hari pertama menyandang istri seorang Althaf Pramoedya, aku hampir saja mau beli sianida ke toko kimia karena saking kesalnya. Sempat kukira, menikah dengan Bos sendiri minimal ada manis-manisnya-lah kayak iklan air mineral eh, tapi ternyata sama sekali 'nol' besar.Jauh ... sangat jauh dari ekspektasi. Tak kuduga selain licik Pak Al juga pendendam. Baru saja waktu menunjukan jam tiga subuh, tiba-tiba dia sudah membangunkanku dari lena untuk siap-siap mandi dan packing karena kami akan pergi ke bandara.Katanya tepat jam lima, kami akan naik pesawat menuju Yogya demi menemui Neneknya yang tak bisa menghadiri pernikahan karena sakit.Anehnya, Pak Al bilang kami akan menyusul datang pada Bu Ana yang sudah lebih dulu berangkat tadi malam. Lagi, lelaki itu memutuskan tanpa diskusi denganku sama sekali.Aku jadi curiga sepertinya lelaki itu sengaja tak memberi-tahuku karena mungkin masih kesal akibat perutnya aku tendang.Dasar Kabayan! Selalu saja bikin kesal."Sudah manyunnya? Haru
Baru hari pertama menyandang istri seorang Althaf Pramoedya, aku hampir saja mau beli sianida ke toko kimia karena saking kesalnya. Sempat kukira, menikah dengan Bos sendiri minimal ada manis-manisnya-lah kayak iklan air mineral eh, tapi ternyata sama sekali 'nol' besar.Jauh ... sangat jauh dari ekspektasi. Tak kuduga selain licik Pak Al juga pendendam. Baru saja waktu menunjukan jam tiga subuh, tiba-tiba dia sudah membangunkanku dari lena untuk siap-siap mandi dan packing karena kami akan pergi ke bandara.Katanya tepat jam lima, kami akan naik pesawat menuju Yogya demi menemui Neneknya yang tak bisa menghadiri pernikahan karena sakit.Anehnya, Pak Al bilang kami akan menyusul datang pada Bu Ana yang sudah lebih dulu berangkat tadi malam. Lagi, lelaki itu memutuskan tanpa diskusi denganku sama sekali.Aku jadi curiga sepertinya lelaki itu sengaja tak memberi-tahuku karena mungkin masih kesal akibat perutnya aku tendang.Dasar Kabayan! Selalu saja bikin kesal."Sudah manyunnya? Haru