Hari sudah semakin siang, hawa panas terus menyebar ke setiap sudut kamar itu dengan dua orang yang masih bergulat di atas tempat tidur. Keringat dari keduanya mulai bercucuran, dan suara desahan sangat jelas terdengar.
"David ... kita harus menyudahinya sekarang!" lirih Elyana dari bawah tubuh pria itu sambil mencengkeram rambutnya. Ia tak kuasa merasakan sensasi yang timbul dari permainan David yang semakin lama semakin menggila.
"Sebentar lagi, Sayang! Aku masih ingin melakukanya!"
"Tadi kau bilang hanya minta satu kali. Tapi, sekarang sudah yang ke—"
"Emmmhh!" Pria itu segera menutup mulut Elyana dengan ciuman penuh gairah. Lalu berbisik di telinga Elyana tanpa menghentikan gerakan pinggulnya, "Ya, itu karena juniorku ingin terus masuk ke bawahmu. Aku tidak biasa mengendalikannya."
"Aahhhh!" Elyana semakin kuat mencengkeram rambut pria itu. Merasakan tubuhnya bergetar karena permainannya.
Entah sampai kapan mereka melakukan hal itu
"Kenapa tiba-tiba bertanya seperti itu? Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan lagi dariku?" tanya David sambil mengerutkan kening, tatapannya tajam menatap Elyana.Kebohongan Elyana kemarin yang berpura-pura menjadi anak dari Alex Danu, cukup membuat David terkejut. Apalagi mengetahui bahwa wanita ini hanya seorang pelayanan di rumah Alex. Kenyataan itu cukup berat bagi David.Jika orang tuanya sampai tahu ... mereka tidak akan setuju. Tapi, jauh dari Elyana, membuatnya tidak nyaman. Ia selalu gelisah dan tidak bisa tidur nyenyak. Setiap detik dan menitnya selalu mengingat wanita ini. Jadi, ia memutuskan untuk memaafkan Elyana dan memintanya untuk kembali.Tapi, jika Elyana membohongi David lagi, akankah dia memaafkannya?"Apa ada sesuatu yang kau sembunyikan, hemh?""Ti-tidak!" Elyana masih saja berkata tidak. Padahal, ia sudah lelah dengan kebohongan ini."Hanya saja ... aku takut, jika aku berbohong lagi, kau sungguh tidak akan memaa
Di malam hari, Elyana begitu gelisah terus memikirkan ucapan wanita muda yang menjadi ibu tiri David. Ia khawatir juga, jika nanti Darwis akan benar-benar melaporkan dirinya ke polisi. 'Bagaimana jika itu terjadi? Apa yang harus aku lakukan?' tanyanya dalam hati. Elyana yang saat ini sedang berbaring di tempat tidur, memunggungi David karena tidak ingin pria itu melihat kegalauannya. Ia tidak ingin membuat David bertengkar dengan ayahnya nanti, jika sampai dirinya menceritakan pertemuannya tadi dengan Lauren. Lebih baik, Elyana memendam hal ini sendiri. "Ada apa?" Tiba-tiba David memeluk Elyana dari belakang, menarik tubuh ramping itu agar mendekat ke arahnya. "Sejak aku pulang, kau begitu murung. Apa aku berbuat salah? Jika iya, coba katakan, sikapku yang mana yang membuatmu tidak nyaman?" David semakin menarik tubuh Elyana, agar wanita itu berbalik ke arahnya. "Sini, coba, katakan padaku apa yang membuatmu tidak nyaman?" goda David sambil terus mena
Pukul 01:00 dini hari, David dan Edwin baru tiba di kota Lyon, mereka segera menghentikan taksi, masuk ke dalamnya dan segera pergi ke rumah keluarga Louis. Di dalam mobil, Edwin masih belum mengerti, mengapa majikanya ini malah bertamu ke rumah orang lain jam satu pagi. Padahal, mereka berdua bisa tidur di hotel dulu, dan besok pagi, baru datang ke rumah keluarga Louis untuk mencari Elyana. Bukankah sekarang semua orang sudah tidur? Tidak mungkin pemilik rumah menerima tamu jam satu pagi. Itu sama saja dengan tidak sopan. "Maaf, Tuan! Bukankah lebih baik kita mencari hotel dulu untuk menginap? Besok pagi, baru kita ke rumah keluarga Louis untuk mencari Nona," ucap Edwin pada majikannya, yang saat ini sedang duduk di sampingnya. "Saya khawatir, kita akan sia-sia saja datang ke rumah Tuan Louis sekarang." Edwin sudah tahu semuanya dari David, bahwa, Elyana sebenarnya adalah adik dari wanita yang bernama Rosyana, cucu dari Tuan Yuan Louis. Bahkan, nama
"Kau tidak perlu tahu, nona kedua keluarga Louis pergi ke mana. Itu bukan urusanmu!" ucap Yuan Louis dengan tajam. Sama sekali tidak bersikap ramah seperti yang pernah ia lakukan sebelumnya pada David. "Hah???" "O, iya ... Tuan David, kebetulan Anda datang kemari. Ada sesuatu hal yang ingin aku bicarakan denganmu," ucap Yuan Louis mengalihkan pembicaraan. Ia segera meletakkan alat makannya di piring, lanjut berkata, "Masalah kerjasama kita tentang proyek pembangunan gedung apartemen, pihakku akan segera membatalkannya. Kami akan membayar uang ganti rugi karena sudah memutus kontrak secara sepihak. Mungkin besok, Judis akan datang ke kota Paris untuk mengurus hal ini!" "Ta-tapi mengapa? Mengapa Anda ingin membatalkan kerjasama ini? Apa yang salah hingga pihak Anda ingin membatalkan proyek ini?" tanya David tidak mengerti. Belum selesai masalah Elyana, sekarang ada masalah baru lagi. Itu membuatnya semakin pusing. 'Aissshh, sial!' "Tidak
Di siang hari, setelah mengganti pakaiannya dengan mini dress di atas lutut, dipadupadankan dengan sepatu boots hitam, Elyana segera pergi ke bandara untuk melakukan penerbangan menuju kota Lyon Prancis. Ia hanya pulang sendiri, tanpa ditemani oleh pelayannya, karena nanti, ia harus kembali lagi ke kota Bren. Di bandara kota itu, Elyana yang hanya membawa tas selempang di tubuhnya berjalan dengan santai menuju "Waiting room". Ia duduk di salah satu kursi kosong yang ada di sana. Ketika baru mendaratkan bokongnya di atas kursi, tiba-tiba ada seseorang yang menyapanya dari kursi belakang. "El!" Dengan cepat Elyana segera menoleh ke belakang, penasaran dengan orang yang memanggilnya dengan nama "El". Panggilan itu khusus untuk orang teristimewa dalam hidupnya. Ketika Elyana menoleh ke belakang, alangkah terkejutnya ia ketika melihat siapa orang itu. "Kak Ar-Arvan?" lirihnya dengan pela. Pria yang bernama Arvan itu segera berdiri,
Malam ini di rumah besar keluarga Louis sudah berkumpul banyak orang, termasuk paman-paman dan istrinya, juga para sepupu yang semuanya adalah laki-laki. karena, cucu Yuan Louis yang berjenis kelamin perempuan hanya Elyana dan Rosyana saja. Itulah yang membuat kedua nona ini sangat diistimewakan di rumah besar keluarga Louis.Di meja makan yang sangat besar, semua orang sudah berkumpul, duduk berkeliling bersiap untuk makan sambil berbincang. Mereka semua saling bercerita tentang apa yang terjadi, dari hal kecil hingga hal besar, termasuk pertunangan Rosyana dengan Dimitri, dan pernikahan Elyana dengan David."Wah, wah, kedua nona ini sungguh lancang, bertunangan dan menikah sampai tidak memberitahu kami," canda anak kedua Yuan Louis yang bernama Logan Louis. Dia tinggal di luar negeri bersama istri dan kedua anak laki-lakinya."Maaf, Paman, pernikahanku hanya pernikahan yang tidak disengaja. Sama sekali bukan maksud untuk menyembunyikannya dari kalian semua," j
"Da-David??? Sedang apa kau di sini?" tanya Elyana dengan mengerutkan kening. Sama sekali tidak menyangka, dirinya akan bertemu dengan pria ini di kota Lyon.David membuyarkan lipatan tangannya, mulai melangkah ke depan menghampiri Elyana.Ia menatap tajam wanita itu. "Aku sedang mencari hiburan bersama Edwin, sambil membicarakan proyek baru di kota Lyon. Tidak sepertimu ... datang ke klub untuk bersenang-senang dengan seorang pria!""Hah??? " 'Dengan seorang pria? Apa David sedang cemburu? Siapa juga yang bersenang-senang dengan seorang pria?' gumam Elyana dalam hati.Sebelum Elyana berbicara, terdengar David berkata dengan penuh peringatan, "Selesaikan dulu surat perceraian kita, sebelum kau menggandeng pria lain. Jangan memperlihatkan sifat aslimu yang buruk. Begitu mudahnya pergi ke klub malam dan bersenang-senang dengan status yang belum jelas!""Apa???" Ucapan pria ini sungguh menyakitkan."Kau bilang apa, tadi? Status yang belum jelas
Di sebuah meja yang hanya ada dua kursi, Elyana dan Arvan duduk bersama sambil mencicipi hidangan makanan. Ia melihat Elyana hanya mengaduk-aduk makanan di atas piring, sama sekali tidak dimakannya."Kenapa hanya mengambil sedikit? Apa kau sedang tidak enak badan?" tanya Arvan ketika menyadari makanan di piring Elyana tidak lebih dari empat suap."Tidak!" Elyana menggelengkan kepala. "Aku sudah makan, tadi. Jadi masih kenyang. Hehe!"Padahal, dirinya belum makan apapun dari pagi hingga sekarang, perutnya masih tidak nyaman. Takut mual dan muntah lagi, jadi Elyana memilih untuk tidak makan saja."Oh, syukurlah kalau begitu." Arvan mulai mengalihkan pembicaraan. Ia bertanya tentang kedua teman mereka, "Katamu, Arani dan Daniel sekarang berada di kota Paris? Apa itu benar?""Hemm!" Elyana mengangguk. Ia menghentikan gerakan tangannya lalu menatap pria itu."Apa kau ingin menemui mereka di Paris?" tanyanya pada Arvan. Mungkin dia ingin bertemu d