Share

Terjebak Pesona Tuan Johnson
Terjebak Pesona Tuan Johnson
Author: Rainbloom

Bab 1; Taruhan

Author: Rainbloom
last update Last Updated: 2024-10-23 15:24:52

“BERAPA KALI ARUNA BILANG, ARUNA TIDAK MAU!” Suara gadis itu menggelegar di ruang makan. Dia hanya menyentuh dua sendok nasi dan langsung tidak berselera makan. Lagipula kenapa ayahnya itu membicarakan perjodohan saat makan seperti ini?

            “Sayang … kamu cobalah berkenalan dulu dengan dia, ya?” Suara laki-laki paruh baya itu tampak melas. Dia juga terlihat sedikit pucat. Bukan, laki-laki itu bukan tengah sekarat dan mengharapkan segera menimang cucu. Pria dengan nama Danurdara itu baru saja memberanikan diri bicara pada anak sematawayangnya tentang perjodohan setelah dimarahi habis-habisan oleh sang istri. Bukan tanpa alasan, laki-laki itu baru saja melakukan kesalahan yang membuat hartanya terkuras hanya dalam satu malam.

            “Kamu tidak punya kekasih, kan?” bujuk ayahnya lagi.

            “Iya, tapi usia Runa masih 24 tahun, perjalanan Runa masih panjang dan tidak mau menikah!” ujar gadis itu semakin ketus. Dia mencoba mencari pembelaan ibunya, tapi wanita anggun itu hanya diam dan melirik ayahnya dengan tatapan kesal.

            Danurdara adalah sebuah keluarga yang cukup terpandang. Ia memiliki bisnis properti yang sudah lama menjadi turun temurun. Meski begitu, popularitasnya belum setara dengan konglomerat lain di negara ini. Beberapa minggu yang lalu, Danurdara hadir dalam sebuah pertemuan antarkepala keluarga pengusaha. Karena jengah dengan omong besar pada konglomerat sepanjang malam, Danurdara jadi terpancing dan ingin menyombongkan diri.

            “Aku akan menang tender dengan perusahaan asing, aku berani jamin 95 persen proyek besar itu akan menjadi milikku! Jika ada yang berhasil merebutnya, aku akan siap memberikan apa pun yang kalian mau!” ujarnya sombong. Para kepala keluarga yang lain tampak tertarik, jika beruntung mereka bisa bekerja sama. Wajah Danurdara tampak yakin tidak akan ada yang bisa mengalahkannya di proyek ini. Dia merasa di atas angin.

            Sayangnya, masih ada peluang lima persen yang tidak dihitung Danurdara. Laki-laki itu rupanya telah kalah. Beberapa hari kemudian di pertemuan yang serupa, ada laki-laki yang usianya tak jauh beda darinya memegang sebuah cek sebagai bukti kontrak. Wajah Danurdara berubah sangat pucat. Penyesalan memang datang belakangan. Dia tidak tahu bagaimana nasib dirinya keluarga ini. Pemenang tender yang sebenarnya adalah keluarga Johnson. Sangat tidak masuk akal bagi Danurdara karena keluarga Johnson adalah pemilik bisnis di bidang ekspor impor. Meski skalanya sudah multinasional, urusan properti Johnson masih terbilang kecil. Kenapa keluarga yang sudah menjadi jajaran top pengusaha itu masih tertarik dengan taruhannya?

            “Bagaimana, Danurdara? Sudah siap memberikan yang saya mau?” Senyum kepala keluarga Johnson membuat Danurdara ngeri. Dia takut mendengar keinginan keluarga yang sudah memiliki segalanya itu. Apakah dia orang yang tamak?

            “Aku mau 95 persen saham perusahaan Danurdara,” ujar Johnson sambil tersenyum. Semua kepala keluarga tampak terkejut dan ikut pucat. Bagaimana bisa memberikan 95 persen saham? Bukankah itu berarti kepemilikan perusahaan juga hampir berubah?

            “M-mana bisa begitu, 95 persen itu angka yang mustahil!” jawab Danurdara panik.

            “Oh? Bukankah kemarin kau berjanji akan memberikan apa pun yang diminta oleh si pemenang?” Johnson tertawa menatap kepala keluarga lain sebagai tanda meminta persetujuan. Para pengusaha lain ikut berbisik-bisik. Ucapan Danurdara kemarin memang begitu.

            “T-tapi ….”

            “Aku menyisakan lima persen, sama seperti kesempatanku untuk merebut proyek itu darimu. Cukup, kan?” ujar Johnson masih dengan senyumannya. Danurdara tampak lemas dan pucat. Bagaimana dia akan menyampaikan ini pada anak dan istrinya di rumah?

            “Dan aku ingin satu lagi ….” Johnson tampak sedang berpikir. Para keluarga lain mulai ikut riuh, sebab tidak bisa membayangkan usaha yang telah diperjuangkan sepanjang hidup bisa habis dalam waktu satu malam.

            “Anak perempuanmu itu lumayan cantik, kan? Aku mau dia,” ucap kepala keluarga Johnson tanpa rasa bersalah.

            “HAH? Tidak mungkin aku memberikan Aruna padamu!” Danurdara setengah berteriak. Ruangan yang harusnya menjadi tempat pertemuan berkelas itu langsung menjadi sengit.

            “Tidak, bukan untukku. Aku belum segila itu untuk meminta anakmu untukku. Aku mau kau menikahkan anakmu itu dengan anak pertamaku, Sean,” ucapnya sedikit terkekeh.

            “Apa? Kenapa?” Danurdara terkejut. Kenapa tiba-tiba ingin anaknya dijodohkan? Bukankah kalau begini terdengar seperti pernikahan bisnis yang menguntungkan? Setelah dipikir lagi, akan sangat tidak menguntungkan baginya kalau nama kepemilikan saham berubah dan harus kehilangan puterinya. Danurdara sudah mengenal anak pertama keluarga Johnson. Laki-laki itu sering ikut atau bahkan menggantikan ayahnya untuk hadir ke beberapa pertemuan. Sebenarnya, dia yakin hidup anak perempuan sematawayangnya itu akan terjamin jika hidup bersama keluarga Johnson. Namun, Danurdara tidak yakin gadis cantiknya itu akan bahagia.

            “Kau tidak perlu tahu alasannya, tapi aku harap kau bisa menyampaikan pada istri dan anakmu tentang pernikahan ini. Aku akan mengirim pengacara, sekretaris, dan notarisku ke kantormu minggu depan, persiapkanlah apa pun yang kau butuhkan,” ujar Johnson langsung meninggalkan ruangan yang membuat Danurdara semakin pening.

            Jadilah dia membicarakan dengan istrinya tentang apa yang terjadi. Meski berakhir dipukuli istrinya karena gemas dan kesal, istrinya itu menangis. Dia tidak bisa membayangkan anaknya yang bahkan belum bekerja di kantornya secara resmi harus terpaksa di jodohkan. Mereka menebak bahwa gadis itu tidak akan mau. Dan kenyataannya memang begitu.

            “Menikah dengan siapa tadi? Keluarga Johnson? Kami bahkan tidak saling mengenal. Apa-apaan, sih?!” Gadis dengan nama Aruna itu semakin ingin mengamuk. Danurdara dan istrinya memilih tidak membicarakan alasan perjodohan mereka dengan jujur karena takut gadis itu panik akan kondisi keluarga. Minimal jika dengan Johnson, Aruna tidak akan susah, begitu pikir mereka.

            “Coba kamu bertemu dulu, kami akan mengatur beberapa pertemuan, ya?” ujar ayahnya lagi. Aruna berdecak keras dan memilih pergi ke kamarnya. Dia benar-benar kesal dan ingin meluapkan emosinya di kamar, dengan menangis.

            Sebenarnya Aruna sudah pernah bertemu dengan laki-laki yang bernana Ocean Mallory Johnson itu. Mereka pernah hadir di acara peluncuran aplikasi yang mengundang para kepala keluarga pengusaha, tapi laki-laki itu tidak meninggalkan kesan yang bagus padanya. Dia adalah laki-laki yang jarang bicara dan senyumannya hanyalah senyuman bisnis. Usianya mungkin sudah 32 tahun, terpaut delapan tahun dengan Aruna. Laki-laki yang biasa dipanggil Sean itu tinggi dengan struktur badan yang proporsional, tampan, dan terlihat pintar. Sayangnya semua kelebihan itu berbanding terbalik dengan cara bicaranya yang dingin dan tidak menyenangkan. Gadis itu tidak bisa membayangkan menikah dengan orang yang bukan tipenya itu.

            “Kenapa tiba-tiba membahas pernikahan, sih? Lagipula si Ocean Sean itu mana mungkin tidak punya pacar!” Aruna menghentak-hentakkan kakinya kesal. Dia sangat bingung karena orang tuanya yang tidak pernah membicarakan pernikahan sedikitpun tiba-tiba menyuruhnya menikah.

            “Apa tadi katanya? Mau bertemu beberapa kali lalu menikah? Dih, si Johnson itu tidak mungkin suka denganku. Memangnya mau kalau aku tinggal di rumahnya dan tersiksa selamanya?” ujar gadis itu masih bergumam sendiri. Kalau di pikir lagi, perusahaan Johnson adalah dambaan semua orang. Menikah dengan putra pertama sekaligus calon penerus perusahaan itu bukanlah hal yang buruk. Apalagi menggabungkan dua perusahaan besar, mereka bisa saja menjadi penguasa bisnis di sana.

            “Tapi kenapa tiba-tiba ya? Apakah aku dijual karena perusahaan ayah bangkrut?” gumam gadis itu, namun segera menggeleng kencang.

            “Ah tidak mungkin, lagipula kalau benar bangkrut mereka tidak akan memintaku yang menikah.” Gadis itu mengangkat bahu dan memilih merebahkan badannya ke kasur. Tidak mungkin dirinya akan menikah. Dia belum siap.

            Aruna Danurdara adalah gadis manis berusia 24 tahun. Gadis itu sedang melakukan internship di kantornya karena belum memiliki pengalaman bekerja sejak kuliah. Gadis yang kerap disapa Aruna itu menggambil jurusan management bisnis. Meski secara hak dia bisa saja langsung menjadi bos karena bekerja di kantor ayahnya sendiri, gadis itu tidak mau melakukannya. Dia sadar diri kemampuan implementasinya pada proyek yang sesungguhnya masih sangat kurang meskipun dirinya adalah lulusan terbaik saat kuliah. Jadilah dia menjadi anak magang di kantornya. Rekan-rekan kantor Aruna tentu tahu kalau gadis itu adalah anak pemilik perusahaan, tapi mereka tetap baik dan mengajari Aruna sesuai dengan standar kantor.

            Aruna senang bekerja dengan orang-orang di kantornya. Terkadang dia bimbang, dia ingin mengembangkan sayapnya ke perusahaan lain dan belajar lebih banyak di luar. Aruna sadar ada beberapa orang yang baik padanya karena dia adalah anak pemilik perusahaan. Jadi dia berusaha mencari pengalaman dulu, lalu bekerja di tempat orang lain untuk mencari pengalaman lain. Gadis itu pernah mengungkapkan pikiran itu pada orang tuanya, dan mereka terus mendukung anaknya. Orang tua gadis cantik itu adalah orang yang sangat supportive dan tidak pernah memaksakan kehendak anaknya. Karena itulah Aruna bingung ketika tiba-tiba dijodohkan dengan orang yang bahkan hanya pernah dia temui sekali.

            “Kalau aku bilang ingin lanjut kuliah Master’s Degree, apakah mereka tetap menyuruhku untuk menikah ya?” Aruna menghela napas dan mulai membuka laptopnya. Tujuannya adalah mencari informasi tempat kuliah, biaya pendaftaran, dan lain sebagainya. Menikah sama sekali tidak masuk ke dalam wishlist yang harus dilakukan Aruna saat usia 24 tahun. Gadis itu berniat kabur.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Pesona Tuan Johnson   Bab 15; Berubah

    “Kalian sungguh akan menikah?” Mata Celine berbinar melihat undangan pernikahan yang tersebar di grup divisi.“Iya,” jawab Aruna. Sejak pagi, gadis itu sudah menerima ratusan ucapan selamat dari orang-orang di kantornya. Semalam, pihak Johnson sudah menyebarkan undangan pernikahan kepada para pekerja di dua perusahaan. Undangan itu juga sebagai pertanda bahwa penggabungan Johnson dan Danurdara akan semakin dekat.“Padahal sepertinya baru kemarin kalian makan bersama, kenapa tiba-tiba menikah?” tanya Celine tertawa, gadis itu berusaha bercanda.“Entahlah,” Aruna tersenyum kecil dan mengangkat bahu.Menatap banyaknya ucapan selamat di ponselnya membuat gadis itu tersenyum getir. Beberapa hari lagi dia akan menikah dengan Ocean. Laki-laki yang bahkan kemarin sore masih terlihat berciuman dengan seorang wanita setelah mengaku tidak punya kekasih di depan keluarga besar. Aruna tidak percaya nanti dia akan mencoba baju pengantin dan menunjukkan pada laki-laki yang tidak akan pernah menjadi

  • Terjebak Pesona Tuan Johnson   Bab 14; Calista

    “Sayang, sudah waktunya makan malam.” Suara itu membangunkan Aruna dari tidur. Ketukan di pintunya semakin kencang. Aruna tau, kini ibunya ada di depan pintu dengan khawatir. Sebab, pintu kamar yang biasanya hanya ditutup biasa, kini terkunci rapat.Aruna menghela napas panjang dan pergi ke kamar mandi sebentar untuk membersihkan wajahnya. Gadis manis itu menyesal sudah tidur dalam keadaan menangis, kini wajahnya tampak bengkak. Beberapa saat kemudian, Aruna keluar dan mendapati ibunya mondar mandir di depan kamarnya.“Apa yang terjadi? Kenapa kamu menangis?” tanya ibunya semakin panik.“Tidak apa-apa, Bu.” Aruna tersenyum dan memilih berjalan menuju ruang makan. Sebenarnya, gadis itu tidak ingin pergi makan malam, tapi gadis itu yakin ibunya akan mendobrak pintu itu jika dia tidak muncul.Aruna tidak menjawab semua pertanyaan ayah dan ibunya ketika waktu makan. Namun, mereka menduga bahwa tangisan Aruna hari ini adalah karena pernikahannya yang semakin dekat. Tadi gadis itu pulang de

  • Terjebak Pesona Tuan Johnson   Bab 13; Hancur

    Wajah Aruna mendadak berubah pucat. Gadis itu kini dibiarkan duduk berdua dengan laki-laki yang telah mencari kekasih pura-puranya. Pestanya belum usai, mereka hanya ditempatkan berdua agar orang tua mereka bisa berkeliling. Ocean sebenarnya hendak ikut, sebab tentu saja penerus keluarga Johnson itu harus mengenal lebih banyak orang. Sayangnya, kali ini ayahnya menyuruhnya duduk bersama kekasihnya tanpa perlu melakukan apa pun.Ocean tidak melakukan pembicaraan sedikit pun dan hanya memeriksa ponselnya serta beberapa kali menyapa orang. Aruna juga sebenarnya harus berkeliling bersama ayahnya. Posisinya sebagai anak magang saat ini memang tidak terlalu terlihat, meski begitu Aruna tetaplah anak pemilik perusahaan Danurdara.“Haruskah kita ikut berkeliling dan berbincang dengan mereka?” tanya Aruna memutus rasa hening yang sejak tadi ada pada mereka.“Tidak perlu,” jawab Sean masih memandang ponselnya.“Tapi bukankah kita harus membangun relasi juga?” Aruna bertanya lagi.“Iya, tapi seh

  • Terjebak Pesona Tuan Johnson   Bab 12; Pengumuman

    Waktu berlalu presentasi telah selesai dilakukan. Acara kini berganti dengan makan malam dan bincang-bincang biasa. Suasana saat ini justru tampak seperti sebuah pesta. Aruna terus mengkuti ayahnya kemana pun dia pergi. Gadis itu juga tidak sungkan untuk mencicipi beberapa camilan yang disediakan. Gadis itu sempat berpikir untuk menjalin relasi dengan pengusaha yang bergerak di bidang makanan, lalu mencoba untuk berbisnis bersama.“Wah, lama tidak berjumpa, Aruna!” sapa seseorang membuat fokus gadis itu beralih. Aruna sedikit terkejut dan segera menyalami tangan laki-laki di depannya.“Kamu kemana saja?” Danurdara ikut antusias dengan orang yang menyapa anaknya tadi.“Aku ikut anakku di luar negeri, rindu sekali rasanya.” Laki-laki itu tersenyum sumringah, akhirnya bisa bertemu lagi dengan kawan lamanya.“Astaga, apa yang kalian lakukan di sana? Perusahaan Nalendra bahkan hampir tidak terdengar di perkumpulan lagi,” ujar Danurdara tertawa.“Anakku itu sedang menempuh studi, jadi sekal

  • Terjebak Pesona Tuan Johnson   Bab 11; Kekasih

    “Wah siapa itu?” Suara Celine mengagetkan Aruna yang tengah duduk di kursinya sambil memandangi ponselnya. Mereka baru saja istirahat makan siang dan akan segera bekerja lagi.“Kekasihku,” ujar Aruna tersenyum.Celine membulatkan bola matanya, tadi yang dia lihat memang foto seorang laki-laki dan perempuan sedang berdiri sambil memegang buket bunga.“Kamu sungguh punya kekasih?” Celine terkejut, suaranya bahkan terdengar oleh orang lain yang membuat Aruna sibuk menutup mulut temannya itu.“Ya, bisa dianggap begitu. Ini baru hari kedua kami menjalin hubungan,” ungkap Aruna mengangkat bahu. Foto itu mereka ambil kemarin, alasannya karena ingin menunjukkan pada orang tua mereka.“Ini si Johnson itu, kan? Dia yang selalu datang ke kantor ini, kan?” Gadis dengan rambut sebahu itu masih menunjuk-nunjuk ponsel pintar Aruna yang masih menunjukkan foto itu karena Celine masih ingin melihat lebih lama.“Iya.”Jawaban Aruna langsung membuat Celine duduk di kursinya sambil menutup mulut. Gadis it

  • Terjebak Pesona Tuan Johnson   Bab 10; Rencana

    “Aruna,” panggil Ocean membuat gadis itu menatapnya.“Ya?” Perempuan itu hanya diam sebentar dan menatap lebih lekat pada laki-laki di harapannya.“Kamu sudah bisa menebak apa yang akan saya bicarakan saat ini?” tanya Ocean, gadis itu menggeleng kecil. Dia sedikit bisa menebak, tapi tidak berani mengatakannya.“Terkait pernikahan kita, apa kamu sudah memikirkannya?” tanya Ocean lagi.“Sudah, tapi sepertinya kita perlu saling mengenal lebih jauh satu sama lain,” jawab gadis itu kembali menundukkan kepalanya.“Saya sepertinya hanya punya waktu sampai bulan depan kalau terus menunggu, kamu sudah membaca kontrak yang saya kirimkan?” Ocean membuka kembali ponselnya, membaca file yang ia kirimkan pada Aruna tempo hari.“Iya.” Aruna mengangguk. Gadis itu benar-benar tidak percaya ketika Ocean mengirimkan berkas perjanjian yang akan mereka setujui. Aruna semalaman membaca berulang-ulang file tersebut.“Bagaimana menurutmu? Apa kita tidak bisa saling mengenal selama pernikahan itu? Kita hanya

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status