Share

118. Mengingat kembali

Penulis: Amegatari
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-17 22:12:22

Pecahan gelas terlihat berserakan di lantai, sedangkan Ardan tampak sedang memijat dahinya.

“Maaf, kamu terbangun? Aku tidak sengaja…,” ucap Ardan dengan suara parau.

“Kamu baik-baik saja?”

“Ya… aku hanya sedikit pusing. Kamu bisa melanjutkan tidur mu.”

Lita memandangi Ardan yang masih duduk sambil memijat kepalanya. “Berhentilah, kamu harus segera tidur, ini sudah larut malam.”

Senyum tipis terlihat di wajah Ardan. “Kamu mengkhawatirkan ku?”

“Tentu saja tidak. Bukankah kamu sudah berjanji ke Alen akan mengajaknya jalan-jalan besok? Aku hanya tidak ingin Alen merasa kecewa karena kamu membatalkannya tiba-tiba.”

Ardan memandangi gelas di meja dengan eskpresi tenang. “Baiklah…”

“Tunggu – “

Saat pria itu baru saja akan turun dari sofa, Lita menariknya dari sisi samping hingga Ardan kembali terduduk di sofa. Lita yang kehilangan keseimbangan karena perbedaan berat badan akhirnya ikut terjatuh di sofa dengan posisi memeluk lengan Ardan.

“Hei! Kamu baru saja memecahkan gelas, di lantai ada
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjebak Sandiwara Bos Besar   118. Mengingat kembali

    Pecahan gelas terlihat berserakan di lantai, sedangkan Ardan tampak sedang memijat dahinya.“Maaf, kamu terbangun? Aku tidak sengaja…,” ucap Ardan dengan suara parau.“Kamu baik-baik saja?”“Ya… aku hanya sedikit pusing. Kamu bisa melanjutkan tidur mu.”Lita memandangi Ardan yang masih duduk sambil memijat kepalanya. “Berhentilah, kamu harus segera tidur, ini sudah larut malam.”Senyum tipis terlihat di wajah Ardan. “Kamu mengkhawatirkan ku?”“Tentu saja tidak. Bukankah kamu sudah berjanji ke Alen akan mengajaknya jalan-jalan besok? Aku hanya tidak ingin Alen merasa kecewa karena kamu membatalkannya tiba-tiba.”Ardan memandangi gelas di meja dengan eskpresi tenang. “Baiklah…”“Tunggu – “Saat pria itu baru saja akan turun dari sofa, Lita menariknya dari sisi samping hingga Ardan kembali terduduk di sofa. Lita yang kehilangan keseimbangan karena perbedaan berat badan akhirnya ikut terjatuh di sofa dengan posisi memeluk lengan Ardan.“Hei! Kamu baru saja memecahkan gelas, di lantai ada

  • Terjebak Sandiwara Bos Besar   117. Palsu

    Lita langsung menoleh kearah sumber suara. Ia mendapati Lisa tersenyum canggung ke arahnya.‘Ah… sebaiknya aku harus bersikap bagaimana? Haruskah aku berpura-pura mengabaikannya karena dia sempat meminta untuk dijadikan istri kedua Ardan?’Dahi Lita mengernyit, ia memejamkan mata sambil mengatur eskpresinya. ‘Tapi aku tidak boleh terlihat bersikap jelek padanya di tengah acara begini kan?’“Maaf, jika anda ingin berbicara dengan Lita sepertinya itu baru bisa dilakukan setelah saya, soalnya saya sudah membuat janji untuk berbicara dengannya terlebih dulu,” ucap Davin yang tiba-tiba mendekat.Lisa menoleh kearah Lita dengan penuh harap lalu melihat ke arah Davin. “Begitu ya? tapi bisakah saya berbicara dengan Lita sebentar saja?”“Tidak bisa,” jawab Davin tegas.“Maaf ya Lisa, mungkin lain kali, Davin memang sudah membuat janji dengan ku lebih dulu,” jawab Lita tanpa tersenyum.“Ah… ehmm, baiklah…,” ucap Lisa dengan ekspresi kecewa kemudian melangkah pergi.Setelah Lisa sudah melangkah

  • Terjebak Sandiwara Bos Besar   116. Status

    Lita langsung menoleh kemudian mendapati Davin sedang berjalan di samping Zan. Keduanya memakai setelan formal berupa kemeja biru muda dan jas navy senada dengan celana. Perbedaan pakaian mereka hanya ada pada dasi yang dikenakan.Ekspresi kaget terlihat jelas di wajah Lita dan Davin. Namun perempuan bermata coklat itu langsung tersenyum menutupi rasa terkejut yang dirasakannya.“Davin? Aku tidak menyangka bisa bertemu kamu disini.”Setelah memandang ekspresi Lita yang langsung berubah, Ardan tersenyum tapi tidak mengatakan apapun dan membiarkan ketiga orang di depannya itu bingung.Saat menjemput Lita di acara reuni pada waktu lalu, Ardan memang melihat Davin, tapi ia masih belum yakin karena sudah lama tidak bertemu dengan adik Zan tersebut. Oleh karena itu setelah menyelidiki sedikit tentang pria itu, Ardan langsung mengundangnya ke acara pesta.Zan memandang ke arah Davin dengan eskpresi bingung. “Kamu kenal dengan bu Lita?”Ardan tersen

  • Terjebak Sandiwara Bos Besar   115. Hari jadi H&U

    “Papa seharusnya memberitahu ku kalau membawa tamu penting kesini.”“Ardan, hentikan sikap kekanakan seperti itu,” balas Jerry dengan eskpresi masam.“Maaf saya datang tanpa memberitahu terlebih dahulu,” ucap Dimas dengan sedikit menundukan kepala.Ardan duduk di kursinya tanpa menjawab ucapan pria muda yang baru saja berbicara. Namun Jerry langsung melirik dengan tatapan mata tajam.“Jadi kapan kamu akan mulai bekerja disini?” tanya Ardan asal dengan ekspresi dinginnya.“Dimas akan mulai bekerja setelah hari jadi H&U nanti,” sela Jerry lagi.Ardan tersenyum tipis. Ia merasa sang ayah terlalu memanjakan dan melindungi putra keduanya tersebut. Pria tua itu bahkan tidak memberi kesempatan kepada Dimas untuk menjawab secara langsung.“Ya, sepertinya bintang utama pesta itu sudah ditentukan, dengan begitu pasti semua orang akan mengenalnya.”“Maaf kak, saya akan bekerja setelah hari jadi, tapi tidak ikut dalam perayaan,” balas

  • Terjebak Sandiwara Bos Besar   114. Perasaan

    Ardan menyilangkan tangannya. “Itu karena kamu menyibukkan diri dengan mengerjakan banyak hal tanpa menyempatkan diri mengobrol santai dengan yang lain bukan?“Kamu juga tidak pernah mau ku ajak makan bersama atau pulang bersama, tentu wajar jika mulai ada rumor seperti itu,” tambah Ardan.Lita terdiam, ia selama ini memang sengaja mengambil pekerjaan sebanyak mungkin untuk mengalihkan pikiran juga untuk menghindari pertemuan yang terlalu sering dengan Ardan.‘Sial… aku terlalu fokus dengan diriku sendiri tanpa memperhatikan apa yang terjadi di sekitar,’ keluh Lita dalam hati.“Maaf, aku tidak berpikir kalau akan ada rumor seperti itu.”Ardan menatap ‘istrinya’. Namun Lita tidak bisa memahami makna dari ekspresi tersebut.“Apa kamu bertemu dengan teman masa kecil mu lagi?”“Teman masa kecil? Siapa?” Lita mencoba mengingat semua kegiatannya lalu menggeleng. “Aku tidak bertemu dengan teman ku selama sebulan ini, yang ku temui hanya rekan kerja.”“Aku tidak tau sebenarnya ada apa, tapi fo

  • Terjebak Sandiwara Bos Besar   113. Percikan

    Lita memijat dahinya pelan. Ia tidak tahu harus bersikap seperti apa lagi. Perasaan terlarang yang tumbuh alami tanpa bisa dihentikan itu membuat ia merasa benci dengan dirinya sendiri.Meski ia sudah berusaha menepis dan mengalihkan perhatiannya kepada hal lain. Ia tetap tidak bisa mengurangi perasaan itu. Walaupun ia berusaha bersikap ketus dan dingin, ia kembali merasa hanyut saat Ardan bersikap hangat.Waktu sudah berlalu satu bulan sejak Ardan menegurnya, tapi Lita masih enggan menggunakan uang jatah bulanan yang ia dapatkan. Perempuan itu masih saja menggunakan uangnya sendiri untuk keperluannya dan juga membelikan makanan maupun mainan untuk Alen. Meski statusnya dalam keluarga itu hanyalah sebatas perjanjian, ia ingin menunjukkan rasa sayangnya yang tulus kepada Alen.Tentu saja Ardan masih memantau penggunaan uang yang diberikannya. Namun karena awal tahun disibukkan dengan berbagai macam pekerjaan, ia masih belum menegur Lita lagi secara langsung.Lita sengaja mengambil bany

  • Terjebak Sandiwara Bos Besar   112. Tanda

    “Apa ini? Ada yang berulang tahun?” tanya Lita memastikan. Ardan mendekat lalu memberikan buket bunga dan hadiah ke Lita. “Tidak, tapi ini hari yang penting.” Lita menerima buket bunga dan hadiah itu sambil tersenyum meski merasa bingung. Ia berusaha menyembunyikan perasaan sebenarnya karena kakek dan neneknya sedang melihat. “Kamu pasti lupa kalau pada tanggal ini kita bertemu untuk pertama kalinya dulu,” ucap Ardan lagi. ‘Dia gila ya? apa perlu sejauh itu berpura-pura?? Lagi pula kakek dan nenek tidak perlu diperlihatkan seperti ini pun tetap percaya kalau dia suami ku…’ Pandangan mata Lita beralih ke Alen lalu menampilkan senyum senang. “Tentu aku ingat, itu hari yang spesial, tapi aku tidak menyangka kalau kamu menyiapkan ini.” “Ya, yang ku maksud urusan penting itu untuk menyiapkan ini.” ‘Seharusnya dia memang jadi aktor saja…’ gerutu Lita dalam hati. “Oh begitu? Kamu masih saja tetap romantis seperti dulu,” balas Lita dengan senyum yang dipaksakan. “Dia sangat perhatian

  • Terjebak Sandiwara Bos Besar   111. Teman lama

    “Ehmm, sepertinya tidak bisa sekarang. Aku sudah janji akan langsung pulang begitu selesai acara…” “Janji?” Davin memandang ragu ke arah Lita lalu mengangguk pelan. “Oh begitu… maaf membuat mu tidak nyaman karena malah menawarkan minum kopi bersama.” “Tidak, tidak… aku senang, mungkin lain kali aku bisa meluangkan waktu.” “Tidak perlu memaksakan diri, aku bertemu dengan mu begini saja sudah senang.” Percakapan keduanya terhenti saat Rini tiba-tiba mendekat. “Lita, kamu sudah ingat dengan teman mu yang ini?” “Tentu aku ingat, walau tadi sempat tidak mengenali…” “Dia Davin yang ku maksud, yang titip salam untuk mu.” Dahi Lita mengernyit, ia baru teringat saat Rini mengatakan ia mendapat salam dari seseorang. Pandangan matanya beralih ke arah Davin yang tersenyum ke arahnya. “Oh… maaf, karena sudah lama tidak bertemu, aku jadi lupa…” “Kamu melupakan teman masa kecil mu?” tanya Davin yang kemudian tertawa. “

  • Terjebak Sandiwara Bos Besar   110. Reuni

    Alen sejak tadi menatap Lita yang sedang bersiap untuk acara reuni. Ekspresi bocah itu terlihat sedih meski sudah dijelaskan bahwa ibunya hanya pergi sebenar.“Aku tidak boleh ikut?” tanya Alen lagi.“Alen, mama hanya pergi sebentar kok.”“Tapi mama akan kembali kan?”“Tentu saja, kenapa bertanya begitu?”Bocah kecil itu tidak menjawab. Ia masih terlihat murung tapi tidak sampai menangis atau menahan Lita agar tidak pergi.Lita mendekati ‘putranya’ lalu mengusap pelan kepala bocah itu. “Mama hanya bertemu dengan teman-teman mama, setelah selesai nanti langsung pulang.”“Bagaimana kalau mama bertemu dengan orang lain?”‘Apa maksudnya? Orang lain? Tentu saja aku bertemu teman-teman ku yang adalah orang lain?’/klek…/Obrolan keduanya terhenti saat Ardan masuk ke ruangan itu. Pandangan mata pria itu menyelidik penampilan Lita mulai dari sepatu sampai anting yang dipakai.“Teman mu sudah datang.”“Oke.”Pandangan mata Lita beralih ke Alen lalu ia mencium keningnya. “Mama pergi dulu ya?”B

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status