Share

Bab 15

"papi.." gumamku pelan.

Tak salah lagi, aku melihat papi nonton bola dengan gadis yang seumuran dengan anaknya. Gila,,! siapa dia? Berbagai pertanyaan melintas dalam benakku. Aku tidak ingin Danu sampai mengetahui keberadaan papi. Bisa malu sampai ke akar-akarnya deh aku. Nggak tahu saja gimana jadinya kalau Danu sampai tahu. Beritanya bisa menyebar seantero sekolahan. Mau ditaruh di mana nanti muka aku kalau sampai teman-teman meledek keluarga aku.

"Nu,, pulang yuk.. gerah nih. " Ajakku yang disambut tatapan heran Danu. Pasalnya yang awalnya mengajak nonton bola juga aku. Sekarang tiba-tiba aku yang meminta pulang sebelum acara usai.

"Lagi PMS kau bro.. keluhanmu dah kayak gadis-gadis yang gak doyan panas saja. Sejak kapan kau bilang kegiatan nonton bola itu gerah. Aneh-aneh saja. Kagak ah, ini sudah nanggung nonton. Pantang pulang sebelum kelar." Ocehnya menolak mentah-mentah ajakan aku. Danu lanjut menyuarakan yel yel tim unggulannya.

'Tingalkan Ras, Tingalkan Suku..

Satu tekat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status