Share

Bab 6

Author: ning idos
last update Last Updated: 2022-07-08 14:06:05

Di tempat yang berbeda Almira termangu dengan tatapan kosong. Pakaian suaminya ia pegang erat dengan menahan emosi yang hampir saja membuncah. Bau parfum wanita menyeruak di seragam kerja suaminya.

'Kurang apa lagi aku sebagai istrimu pa? Teganya kamu mengulangi kesalahan yang sama.' Bathin Almira menjerit menahan sakit yang teramat dalam.

"Assalamualaikum, papa pulang." Seru Jordan yang sudah masuk rumah dan segera melepas sepatu kerjanya.

"Papaaaa,, Dira sudah siap mau berangkat sekolah. Tapi mampir beli es krim dulu ya pa." Sambut Dira dengan suara khas anak kecil. Anak Jordan yang ke tiga memang masih duduk di kelas TK B. Di antara 3 anaknya Jordan, Dira lah yang paling dekat dengan papanya.

Jordan tersenyum melihat putri cantiknya sudah rapi dan siap berangkat sekolah. Dira berhambur kepelukan papanya. Jordan menciumi pipi Dira dengan penuh sayang.

"Ini kan masih pagi adek, beli susu sama Snack lainnya saja gimana?" Tawar Jordan pada Dira yang sudah berada dalam pangkuannya.

Dira berpikir sejenak dengan mengetukkan telunjuknya ke samping kepalanya. " Oke dah pa. Tapi pulangnya janji ya beliin Dira es krim?!" Kelingking mungilnya di arahkan ke Jordan. Dengan senyum Jordan menyanggupinya.

"Kok mama tidak kedengaran suaranya ya dek?" Tanya Jordan sambil melangkah ke arah dapur.

"Hey ma, kok papa ngucap salam tidak di jawab?" Tegur Jordan yang mendapati istrinya berada di depan mesin cuci. Almira bersikap acuh dan terus memasukkan pakaian kotor ke dalam mesin cuci.

Jordan yang menyadari istrinya cuek tidak melanjutkan pertanyaannya lagi. Dia memilih pergi mengantarkan Dira sekolah. Walaupun penuh tanda tanya akan sikap istrinya, Jordan enggan untuk membahasnya. Jadwal piket jaga di Polsek semalaman juga padat. Karena semalam terjadi kecelakaan lalu lintas yang mengharuskan Jordan dan teman piketnya sibuk mengurus korban kecelakaan.

"Parfum wanita jal*ng mana lagi yang kamu kencani pa?" Serang Almira pada Jordan yang baru pulang dari antar Dira sekolah.

Di serang pertanyaan seperti itu, membuat Jordan terperanjat kaget. Tapi secepat kilat Jordan mampu bersikap setenang mungkin.

"Mama ini pagi-pagi sudah ngelantur saja ngomongnya. Papa kalau libur ya di rumah. Kalau piket, tiap sore ya pulang buat mandi dan makan malam di sini. Kapan papa ada waktu buat neko-neko. Mama pasti capek, jadi ngomongnya mulai ngawur. Mending mama istirahat, cucian dan urusan rumah biar papa yang urus ya sayang." Ujar Jordan lembut dan meyakinkan. Tapi Almira tetap tak bergeming. Sorot matanya tajam menatap Jordan.

"Tidak perlu mengalihkan pembicaraan. Kamu cukup jelasin siapa perempuan Jalal*ng yang sudah kamu tiduri." Teriak Almira seraya melempar pakaian Jordan yang ada bekas parfum wanita.

"Itu bukan parfum aku pa! Itu pula bukan parfum kamu, kamu masih mau ngelak lagi pa? Belum puas kamu dengan satu istri hah!" Hardik Almira sambil menangis tergugu.

Jordan mengacak rambutnya dengan frustasi. Berbagai alasan sudah dia berikan, tapi Almira tetap tak percaya.

"Terserah kamu dah ma. Harus dengan cara apa lagi aku meyakinkan kamu. Bisa jadi itu parfum orang yang nempel waktu berdesakan saat kapan hari aku tugas jaga di kantor desa tepat hari pembagian dana bantuan. Warga berdesakan, kamu tahu sendiri itu. Bukannya kamu lihat sendiri saat Dira vicall aku saat aku lagi jaga di kantor desa." Terangku meyakinkan Almira.

" Umurku hampir 40 tahun. Anak-anak sudah pada remaja, tak perlulah kamu berpikiran yang tidak-tidak. Aku kerja fokus buat kebahagiaan kalian. Aku sangat berterima kasih sama kamu, karena kamu tidak gengsi berjualan baju online untuk membantu keuangan rumah tangga kita." Imbuh Jordan sambil membawa Almira dalam dekapannya.

"Entahlah, sulit untuk mempercayai penuh kamu lagi setelah kejadian 8 tahun silam." Almira berkata lirih dan melepaskan pelukannya. Almira berlalu meninggalkan Jordan yang tak bergeming .

***

Flashback on

8 tahun silam, tanpa sengaja Jordan bertemu dengan seorang wanita cantik di sebuah bus dengan tujuan kota yang sama. Jordan terlibat obrolan yang panjang. Wanita cantik yang bernama Tamara itu terlihat humble. Sehingga Jordan betah berlama-lama duduk dengannya.

Tamara pun bukan wanita sembarangan. Ternyata dia juga seorang istri TNI yang suaminya sedang tugas di Lebanon. Sedangkan Tamara sendiri bekerja sebagai seorang guru honorer di kota dengan julukan SURGA BURUNG

Jordan yang tengah tugas di kota tersebut dan sedang menjalani long distance relationship dengan Almira istrinya, merasa ada peluang untuk mendekati Tamara.

Setiap hari Jordan menghubungi Tamara. Menanyakan kabar dan basa basi lainnya. Sehingga di suatu hari saat Jordan dan Tamara lagi menikmati bakso urat yang ada di alun-alun kota, Jordan di kejutkan oleh keinginan Tamara.

"Aku ingin punya anak. Agar hari-hari aku tidak kesepian. Kamu mau menghamili aku?" Permintaan Tamara yang di luar dugaan Jordan menjadi sebuah Boomerang bagi dirinya.

Jika mengikuti nafsu, Jordan sih mau saja. Tapi resiko jika ketahuan, bukan hanya karirnya yang akan hancur, tapi rumah tangganya yang dia bangun pun akan tercerai berai.

"Mas, kenapa diam? Sejak pertama aku kenal kamu, aku sudah jatuh hati sama kamu. Seminggu lagi suamiku datang, dan saat ini aku sedang mengalami masa subur. Kita bisa melakukan hubungan intim selama seminggu. Aku ingin hamil anakmu mas." Jelas Tamara seraya menaruh tangannya di paha Jordan. Mendapat perlakuan seperti itu, munafik jika Jordan tidak bergairah. Keringat dingin mengucur di kening Jordan.

"Kamu serius Tamara? Jika kamu hamil, maaf aku tidak bisa menikahi kamu. Aku juga punya keluarga yang harus aku pertahankan." Kata Jordan menjelaskan.

" Aku tidak akan menuntut kamu apapun mas. Aku hanya ingin punya anak dari kamu. Karena jujur, hormon suami aku bermasalah. Sengaja aku tidak memberi hasil pemeriksaan medis suamiku. Karena aku juga tidak mau dia kecewa. Jika bulan depan aku hamil anakmu, aku yakin suamiku akan bahagia. Karena dia akan mengira kalau itu hasil karya suamiku." Terang Tamara dengan tatapan sendu. Jordan tidak bisa melihat wajah cantiknya yang berubah menjadi murung. Sehingga pada akhirnya Jordan pun menyanggupi permintaan Tamara.

"Kalau di mulai malam ini, kamu sanggup kan mas?" Bisiknya yang mampu membuat Jordan terkesiap mendengar suara Tamara yang sengaja setengah mendesah.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak cinta semu sang polisi   BB 39

    Aku berada dalam dua pilihan yang sulit aku putuskan. Memiliki keduanya dengan kelebihan masing-masing itu adalah impian aku. Terkesan serakah memang aku. Tapi hatiku telah bercabang dan terbagi antara Fiona dan Tsania. Fiona yang keibuan dan sabar dalam menghadapi sifatku. membuat aku takut untuk kehilangan dia. Tapi Tsania dengan kecantikan dan goyangan yang membuatku candu akan tubuhnya, tak menginginkan aku untuk mengakhiri hubungan gelap ini. "Sayang, bagaimana kalau untuk sementara waktu kita nikah di bawah tangan dulu. Aku tidak mau kita melakukan dosa lebih jauh lagi. Sambil kamu menyiapkan perceraian kamu dengan istrimu itu. " usul Tsania tiba-tiba membuyarkan lamunanku. "Apa beb? nikah? jangan dulu lah beb. Kita pasti nikah. Tapi kita ga perlu nikah di bawah tangan segala. Aku sudah bilang untuk bersabar terlebih dulu beb. " elak ku dengan menutupi kegugupan yang menyerang hatiku. "Halah, selalu itu terus yang kamu bilang yank. Sabar, sabar dan sabar. Apa harus n

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 38

    POV Kelvin " sayang,, kamu jangan pulang dulu. Aku masih kangen sama kamu." Rengek Tsania yang sedang bergelayut manja di lenganku. " Beb, jangan begitulah. Kamu tahu aku masih ada istri dan anak yang ada di rumah. Nanti mereka curiga kalau aku tidak pulang malam ini. " Tolakku halus. Sudah setahun lebih aku menjalin hubungan asmara dengan Tsania. Seorang gadis periang yang aku kenal saat motorku mogok kehabisan bensin diwaktu touring ke gunung Ijen. Seorang gadis tiba-tiba berhenti di sampingku dan menawarkan bantuan. Tanpa aku pinta, dia menawarkan diri untuk membelikan aku bensin eceran. Itulah awal pertemuan aku dengan Tsania. Sebagai ucapan rasa terimakasih aku yang sudah di bantu olehnya, aku mengajak Tsania untuk makan nasi goreng keliling yang kebetulan lewat. Siapa sangka, pertemuan yang tak sengaja membawaku pada sebuah hubungan yang terlarang bersama Tsania. Wajahnya yang cantik, periang dan memiliki wawasan yang luas membuat aku terpikat akan pesonanya. Awalnya aku men

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 37

    Udara malam ini terasa sangat dingin setelah diguyur hujan sejak sore tadi. Suara nyanyian kodok saling bersautan menambah sunyinya suasana di sekitaran perumahan yang aku tempati. Aku termenung seorang diri di teras rumah. Menunggu Kelvin yang sedari tadi susah di hubungi. Ku lirik jam tangan sudah menunjukkan pukul 23.18 WIB. Seharusnya Kelvin sudah sampai rumah sejam yang lalu. Kemana dia?"Mami belum tidur? " Tanya Farhan yang tiba-tiba nongol dengan membawa dua gelas coklat hangat. "Biasanya habis hujan begini enaknya itu minum yang hangat-hangat mi." Ujarnya dengan menyodorkan segelas coklat hangat. Aku menerimanya sambil mengulum senyum. "Makasih ya kak." Farhan membalas dengan senyum. Aku kembali menatap lurus ke arah jalanan. Pikiran yang menumpuk di otak sangat menggangguku." Nungguin papi ya mam?" Tanya Farhan melirikku. "Hu'um." Jawabku sambil menyeruput coklat hangat. " Boleh mami tanya sesuatu kak?""Mau tanya apa mam?" Jawabnya dengan balik bertanya." Kalau boleh

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 36

    POV Fiona " Mamiii,,," seru Farah lemah ketika melihatku di pintu UGD. Aku menghambur memeluk Farah yang baru sadar. Putri manjaku menangis dalam pelukanku. " Adek apanya yang sakit sayang?" Tanyaku setelah mengurai pelukannya. Aku meneliti setiap inci tubuh anak gadisku. Tangan dan kakinya terdapat luka lecet-lecet. " Tidak apa-apa mi, hanya luka ringan." Jawabnya sambil meringis. Aku mengelus rambut anakku. Mataku menoleh ke ranjang di depan Farah. Ada Farhan yang masih di jahit pelipisnya oleh pihak puskesmas. Aku mendekati Farhan dengan hati yang miris. " Maaf ya mam, Farhan belum bisa jaga adek dengan baik. " Ujarnya setelah selesai ia di jahit. Aku mencium keningnya sesaat. " Tidak ada yang perlu di maafkan kak. Ini musibah. Jangan merasa bersalah begitu. " Jawabku lembut dengan mengelus rambutnya. " Farhan, motor kamu mengalami kerusakan. Papi mau bawa ke bengkel motor langganan kamu. Oh ya, apa kalian sudah hubungin pihak sekolah kalau hari ini tidak bisa masuk?" Kelvin b

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 35

    Aku membantu Almira menyiapkan perlengkapan Dira sekolah. Pagi-pagi aku sudah antri membeli sarapan untuk kami bertiga. Almira memang bisa di hitung kalau mau masak. Tidak seperti istri muda aku. Sesibuk apapun, selalu menyempatkan waktunya untuk menyiapkan makan untuk keluarganya. Ups,,, istri muda aku. Kedengarannya sangat menggelitik telinga. " Pa, habis antar Dira, langsung pulang! Jangan mampir kemana-mana dulu." Seru Almira saat aku tengah memanaskan mesin motor. " Iya. Kamu jangan balik tidur lagi. Mandi kek, atau beberes rumah gitu." Balasku dengan mengingatkan Almira akan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga." Ogah." Cibirnya sambil masuk ke dalam rumah. Istri macam apa yang telah aku nikahi ini. Andai tidak memiliki ke tiga anak, sudah aku kembalikan ke orang tuanya. Hampir semua kerjaan rumah aku yang handle. Kalau aku suami pengangguran mungkin aku tidak akan mengeluh, tapi disini aku sudah menjadi suami yang tidak melalaikan tanggung jawab aku untuk mencukupi kelu

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 34

    POV JORDANSetelah kejadian di puncak, aku semakin mencintai Fiona. Bukan hanya karena nafsu, tapi memang aku benar-benar mencintai dia. Karena kepribadian Fiona yang sangat menyenangkan. Bersama Fiona, aku merasa menjadi diri sendiri. Fiona yang humoris bisa mengimbangi sifat aku yang sebenarnya suka bercanda. Tapi sayangnya aku hidup dengan istri yang selalu serius dalam hidup. Susah diajak bercanda. Yang ada omelan yang kerap aku dapatkan. Tapi aku adalah seorang suami yang tidak suka mencari keributan, jadi jika istriku Almira suka uring-uringan, aku tidak pernah menanggapi. Memilih keluar rumah mencari ketenangan dengan kumpul bersama para pecinta burung.Sore ini Dira memaksa makan di gacoan. Almira juga merengek mengajak jalan-jalan. Kebetulan aku sedang tidak dinas, jadi aku menyanggupi ajakan Almira dan Dira. Kami menikmati makan dengan santai. Sesekali Dira bertingkah berlarian kecil. Aku hanya memantau saja. Wajar menurut aku,anak sekecil Dira bertingkah seperti itu. Tapi s

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status