Share

Bab 5

Malam ini seperti biasa aku tidur sendirian tanpa Kelvin. Termenung meratapi nasib yang seolah mempermainkan hatiku. Entah sampai kapan aku akan bertahan dalam rumah tangga yang seperti ini. Setiap malam selalu kesepian. Tidak ada tempat untuk berbagi keluh kesah.

Jordan..

Sebuah nama yang saat ini mampu mengubah segala kehidupanku. Membuat hari-hari penuh senyum dan bahagia. Jordan selalu pandai untuk mengembalikan mood aku menjadi baik. Dengan obrolan yang kocak, mampu membuat aku terhibur dan balas dengan saling bercanda. Ya walaupun semua hanya lewat telpon atau sekedar chat unfaedah. Tapi bersamanya aku merasa bahagia.

"Sayang, ayolah kapan-kapan kita keluar bukan sekedar makan. Aku ingin lebih leluasa memandang wajah kamu." Ujar Jordan di ujung seberang. Aku menghela nafas kasar. Haruskah ini akan terjadi?

"Sayang? Kamu masih disana kah? Kok diem?" Tuturnya lagi.

"Iya mas, aku di sini kok. Hmm, masalah itu aku pikirkan dulu ya?" Jawabku lirih dan sangat hati-hati takut menyinggung Jordan.

"Boleh aku tanya sesuatu yank?"

"Boleh kok mas. Kamu mau tanya apa?" Jawabku lagi sambil membetulkan posisi tidurku menjadi duduk bersandar di sisi ranjang.

" Kamu cinta nggak sama aku?" Tanya Jordan yang membuat aku tersenyum geli mendengarnya.

" Kamu ngomong apa sih mas? Jelas saja aku mencintaimu sayangku. Aku selalu ada disaat kamu ingin telpon aku. Aku selalu dengan cepat balas chat kamu walaupun aku lagi bersama keluarga aku. Kenapa kamu masih mempertanyakan itu sayang?" Jawabku dan balik bertanya kepada Jordan.

"Kamu mau melakukan apa saja buat aku? Buat perjuangan hubungan kita?" Tanyanya lagi.

"Pertanyaan aneh apalagi ini mas? Selama aku bisa melakukan hal agar kita tetap bersama, aku akan lakukan apapun itu." Jawabku mantap agar Jordan percaya dengan ucapanku saat ini.

"Termasuk kita check in?" Pertanyaan yang membuat aku tercekat sulit menelan saliva. Aku terjebak dengan pertanyaan yang di buat Jordan.

"Kenapa hubungan kita harus berakhir di ranjang mas?" Aku balik bertanya ke Jordan. Aku mendengar hembusan nafas yang berat di ujung telpon.

"Karena aku ingin menjadi prioritas utama di hatimu sejajar atau bahkan lebih di atas Kelvin." Jawaban yang sungguh di luar dugaan ku. Wajahku seketika memanas. Ada rasa bahagia yang tersirat di lubuk hatiku. Bahagia rasanya di cintai oleh dua orang sekaligus.

"Baiklah ayangku jika itu membuatmu yakin akan perasaan aku terhadapmu bukanlah sekedar main-main." Akhirnya akupun menyanggupi ajakan Jordan. Entah bagaimana aku harus meminta ijin pada Kelvin nantinya.

"Trimakasih ya sayang, aku mencintaimu." Ucapan terakhir sebelum Jordan menutup telponnya.

Aku termangu sendiri merutuki kebodohanku. Tidak seharusnya aku mengiyakan ajakan Jordan. Apakah cinta harus di definisikan dengan cara berakhir dalam penyatuan keringat di atas ranjang?

******

"Mam, liburan semester ini boleh ya aku kerumah eyang uti. Kangen ma, udah lama banget kita tidak pulang kampung. Sejakawal covid kita tidak pernah kerumah eyang uti mam." Ujar Farah di sela-sela obrolan saat sarapan sebelum berangkat ke sekolah.

"Kalau mami sih oke-oke saja dek. Tapi tanya papi dulu saja ya untuk keputusan akhirnya." Jawabku seraya menyuapkan makan ke mulutku. Aku melirik Kelvin yang tak bergeming sambil fokus menyantap makanan kesukaannya.

"Boleh ya pap? Lagian kasihan eyang uti sama eyang Kakung berduaan terus di masa tuanya." Jelas Farah menjelaskan keinginannya agar dapat persetujuan dari Kelvin.

"Iya sudah. Tapi papi tidak bisa antar kamu. Biar kakakmu yang antar ya?" Kelvin menyetujui permintaan Farah anak kesayangannya tersebut. Seketika Farah tersenyum senang.

" Farhan tidak bisa antar adek ke rumah eyang pi. Aku ada acara ke puncak B 29 sama teman-teman." Tolak Farhan seketika dengan raut wajah yang kesal.

"Terus kamu mau membiarkan adek kamu berangkat sendirian begitu? Adek kamu itu masih SMP. tidak baik keluar kota sendirian. Orang cuma 2 jam perjalan dari sini ke rumah eyang utimu." Cerocos Kelvin sedikit membentak anaknya.

Anak-anak mulai terdiam mendengar suara bariton Kelvin yang sedang ngomel. Mereka sudah hafal kebiasaan Kelvin jika marah. Akan terus mengomel sepanjang hari kalau sedang di bantah.

"Ehem.. baiklah kalau memang kakak tidak bisa antar adeknya ke rumah eyang uti. Biar mami saja yang mengantar adek. Sekarang kalian selesaikan sarapannya. Udah gitu langsung berangkat ya, takut terlambat." Aku akhirnya memberikan jalan tengah buat anak-anak.

" Tidak usah gitu mam, biar Farah liburan di rumah saja." Tutur Farah pelan.

" Sudah dek, kamu tetap liburan. Biar kakak antar kamu." Jawab Farhan cepat tapi wajah masih tetap di tekuk.

"Tadi di suruh, nolak. Sekarang giliran mami kalian yang mau antar, banyak drama." Dengan sinis Kelvin menatap ke dua anaknya.

" Sudah sudah berhenti debatnya. Mami yang antar ke rumah eyang nanti. Tidak ada penolakan dan tawaran. Ini sudah keputusan. Sekarang kalian buruan berangkat kesekolah." Timpalku menengahi perdebatan.

Mereka akhirnya patuh dan berangkat kesekolah. Aku melanjutkan pekerjaan rumahku. Membereskan sisa piring kotor bekas sarapan kami. Setelah itu aku melanjutkan packing skincare. Karena ada janji dengan kurir yang akan menjemput paketan pagi ini.

"Kamu mau menginap di rumah ibumu mi?" Celetuk Kelvin yang sudah berada di depan TV sambil menghisap rokoknya dan membuat bola asap dari mulutnya.

"Iya, kebetulan aku kangen sama beliau. Kangen masakan ibu juga." Jawabku santai dengan masih menulis alamat paket customerku.

"Kenapa kamu membuat keputusan sendiri tanpa meminta persetujuan aku, suamimu." Tanyanya dengan kesal.

Sudah aku duga, ini akan menjadi sebuah masalah kecil yang akan di sulut Kelvin yang pada akhirnya menjadi sebuah masalah besar. Sudah terbaca dari awal aku mengambil keputusan untuk anak-anak pagi tadi.

"Ada kalanya aku akan mengambil keputusan tegas untuk anak-anak tanpa persetujuan kamu, pi." Jawabku datar dan bersiap menerima makian dari Kelvin nantinya.

"Oh sudah berani ngelunjak kamu ya, lupa surga itu ada di mana? Kamu tahu hukum agama kita yang menyebutkan bahwa ri,,,"

" Ridho Allah terletak pada ridho suami. Jika suami ridho, maka Allah Kan ridho." Potongku cepat. Karena aku tahu dalil itu yang akan Kelvin ucapkan sebagai senjata jika aku menolak apa yang Kelvin perintahkan.

"Kamu.... Ah sudahlah. Terserah, aku lagi malas berdebat sama kamu. Makin hari kamu makin sering membantah. Setan apa yang mempengaruhi kamu saat ini hah." Bentak Kelvin yang hampir kehabisan kata-kata buat membungkam mulutku. Aku hanya tersenyum menang dalam hati. Adakalanya memang kita harus sedikit memberontak agar tidak selalu tertindas.

"Itu hanya pikiran kamu saja. Aku merasa biasa saja kok. Aku bukan membantah. Hanya saja aku ingin meluruskan kekacauan yang ada tadi." Pungkasku lagi seraya merapikan alat packing yang sudah selesai aku kemas.

" Terserah kamu, mau kamu pulang ke ibumu. Mau kamu minggat, bodo amat. Aku capek ngadepin kamu yang sudah mulai berubah." Kelvin dengan kesal langsung berlalu begitu saja. Aku tersenyum menang. Akhirnya aku ada jalan menuju Roma. Eh, menuju ke hati Jordan.

Aku mengeluarkan ponsel dan mencoba menghubungi Jordan. Aku ingin memberi kabar baik yang akan membuat seorang Bripka Jordan bahagia mendengar kabar dariku. Tanpa sadar aku senyum-senyum sendiri membayangkan bagaimana wajah tampan Jordan yang akan tersenyum bahagia mendengar berita baik ini.

"Halo istri mudaku yang cantik. Tumben vidcall duluan. Kangen ya cantik?" Suara lembut Jordan membuat mood ku kembali membaik.

"Sayang, seminggu lagi aku akan antar Farah ke Surabaya. Kerumah ibu aku. Katanya dia mau liburan begitu. Kita bisa atur jadwal buat ketemuan yank." Aku mau naik bus nantinya.

Benar dugaan ku. Jordan tersenyum sambil menatap aku sayu. Membuat aku ingin meraup habis wajah itu seandainya ada di depanku.

"Tapi aku kangennya sekarang sayang." Jawabnya sedikit menggodaku. Aku tersenyum geli melihat mimik wajahnya yang di buat sok polos.

"Aku lagi halangan sayang. Tidak bisa ketemuan sekarang." Jawaban yang keluar dari mulut aku membuat Jordan menarik nafas panjang dan menghembuskan dengan kasar.

"Sekarang di kantor aku sendirian sayang. Teman-teman yang lain lagi pada di lapangan. Ada eksekusi pembongkaran mayat yang terbunuh oleh tetangganya itu." Jelas Jordan.

" Kamu kesini sebentar ya sayang. Aku kangen sekali sama kamu. Please,,,, aku lagi tidak enak badan ini. Kepalaku pusing yank." Lanjutnya lagi dengan wajah melas.

"Aku takut mas. Kalau ada yang tahu bagaimana? Tunggu seminggu lagi ya sayangku?" Tolakku kemudian. Tapi Jordan kekeh memaksa aku untuk datang saat ini juga dengan alasan laporan kehilangan nanti sewaktu-waktu ada yang melihat aku kantor Jordan. Dengan berat hati aku menyanggupi ajakan Jordan.

Di ruangan yang sedikit terbuka, Jordan memeluk aku erat. Menciumi setiap inci wajahku. Melumat habis bibirku yang sudah basah. Tangannya pun ikut meremas setiap area sensitifku. Sehingga aku melenguh menahan banyak rasa yang membuncah.

" Sayang, makasih sudah datang kesini. Aku bahagia sekali hari ini. Sakitku mendadak sembuh setelah kedatangan dokter cinta." Ungkapnya sambil menggigit telinga aku pelan. Aku menggelinjang menahan geli yang di buat oleh Jordan.

"Apapun asal kamu bahagia. Bukti perjuangan cinta ku." Sahutku yang tidak kalah gombal. Jordan terkekeh kecil mendengar gombalanku.

Dalam pangkuan Jordan, kami pun terlibat percakapan yang seru dan nyambung.

"Menstruasi biasanya terjadi dalam 7 hari kan ya yank? Kira-kira Minggu depan ketika kamu ke Surabaya, kamu sudah bersih nggak yank?" Tanyanya dengan suara parau menahan gejolak hasrat yang ingin tersalurkan.

"Iya jelas sayang. Aku biasanya menstruasi 5-6 hari. Tenang saja, pasti dapat kok." Jawabku sambil berkelakar dan pada akhirnya aku dan Jordan tertawa lepas.

Suara mobil Sabhara terdengar dari luar. Dengan cepat aku dan Jordan merapikan pakaian dan rambut yang sedikit acak. Jordan duduk sambil pura-pura mengetik. Sedangkan aku duduk di depan Jordan dengan gugup.

" Lho, ini kan Bu Kelvin, ada masalah apa Bu Kelvin di sini?" Tanya pak Matius dengan heran melihat aku di kantornya.

Mati aku, pak Matius teman bermain bulu tangkis Kelvin bisa satu shift dengan Jordan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status