Sesaat tak ada kalimat lagi yang terucap, Nela menyiapkan pakaian untuk suaminya. Lalu dia meminta izin untuk keluar kamar."Mau kemana?" cegah Nauval."Aku ingin ke dapur!" jawab Nela."Jangan biasakan meninggalkan suami sendirian, apakah kau tak ingin tahu siapa wanita tadi?" tegur suaminya.Nela mengurungkan niatnya untuk membantu menyiapkan makan siang di dapur. Akhirnya dia duduk di tepi ranjang."Siapapun dia kurasa kalian cukup dekat, bukankah tak ada hak bagiku untuk mengetahuinya?" Ucapan Nela membuat Nauval berusaha untuk mendalami perasaan istrinya. "Kau punya hak untuk bertanya sayang, sekarang kau adalah istriku. Wanita tadi namanya Zaskia, dia mantan kekasihku!"Nela sudah menduganya, saat ini dia tak ingin merusak momen indah di hari ke dua pernikahannya."Oh, aku sudah menduganya, kulihat sepertinya dia masih menginginkan dirimu!""Apakah kau cemburu?" pancing Nauval."Selama kau tak memberinya ruang untuk mengisi hatimu kenapa harus cemburu?" jawab Nela sambil terse
Setelah mengunci pintu kamarnya, Nauval bergegas ke kamar mandi. Dia tersenyum melihat Nela yang tertidur kelelahan akibat ulahnya. Nela selalu menyetel ponselnya setiap tiba waktu sholat. Ketika azan berkumandang dari ponselnya dia segera bangun. Saat dia bangun Nauval telah keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di pinggang. Nampak air menetes dari ujung rambutnya.Dengan mata yang masih mengantuk dia segera bangun dan meraih bajunya yang berserakan lalu mengenakannya. "Ku kira kau masih menikmati tidurmu, ayo buruan mandi setelah itu kita makan siang," ucap Nauval.Dengan wajah malu-malu Nela mengambil handuk dari dalam kopernya lalu bergegas masuk ke kamar mandi. Sebelumnya dia masih mendengar suara Nauval."Jangan lama-lama mandinya!"Nela membersihkan dirinya dia harus mandi sebersih-bersihnya sebelum dia sholat. Kemudian dia segera keluar dari kamar mandi dengan memakai jubah mandi dan handuk yang melilit di kepala."Maaf kak, belum terlalu lapar kan? Aku sholat dulu!"
Zaskia menelpon sambil menangis, dia mengadukan semua tingkah Nauval pada ibu Astrid."Jangan menangis nak, masih banyak cara untuk menyatukan kalian berdua, jika kau masih ingin menunggunya maka bersabarlah," hibur ibu Astrid dari balik telepon.Ibu Yanti menghampiri kakaknya tuan Budi."Kak, awasi istrimu, aku tak tahu apa yang akan dia lakukan pada menantumu itu, kulihat dia sangat ingin menyatukan Zaskia dengan Nauval."Tuan Budi menghela nafas dan berkata, "Aku sih tergantung Nauval saja, jika dia benar-benar mencintai Nela, bagaimanapun upaya Astrid semua tetap kembali pada pribadinya sendiri."Yanti merasa tidak puas dengan jawaban kakaknya, "Bagaimana jika Astrid menghalalkan segala cara untuk memisahkan mereka berdua?""Kau Ini seakan tak percaya Tuhan, jika Allah sudah menjodohkan mereka berdua maka tak ada yang bisa memisahkan mereka, sudah begini saja, sebaiknya kau tinggallah dulu di sini selama beberapa hari sampai Nela bisa beradaptasi di dalam rumah ini," pinta tuan Bu
Selama seminggu berada di rumah mertua, Nela melakukan semua rutinitas seperti biasanya, karena saudara ayah mertuanya terus mendampinginya sehingga tak ada rasa sungkan lagi, para maid menghormatinya sebagai nyonya Nauval.Ibu Astrid tersenyum sinis dia belum melakukan sesuatu sampai ketika adik iparnya kembali ke rumahnya dan Nauval kembali aktif di kantor mulailah dia berulah. Para maid dilarang membantu Nela memasak, semua pakaian kotor harus Nela sendiri yang mencucinya."Maafkan kami nyonya, nyonya besar melarang kami membantu anda" kata salah seorang maid yang bernama Eka.Nela sudah menduganya, tak biasanya tak seorang maid pun di dapur ketika dia bangun tidur hendak menyiapkan sarapan untuk suaminya sebelum ke kantor."Tidak apa-apa bi, aku bisa melakukannya sendiri," ucap Nela dengan tersenyum.Mungkin Tuhan sedang menguji kesabarannya, dulu ibu tirinya sekarang ibu mertuanya."Satu lagi nyonya, menurut nyonya besar pakaian kotor milik tuan dan nyonya muda di cuci sendiri, so
Tuan Budi menghubungi dokter keluarga, dia menyuruh maid mengangkat tubuh istrinya ke dalam kamar. Cukup kerepotan mengangkat tubuh berat majikannya, sehingga Dewi membantu mereka mengangkat sampai ke lantai dua. Tujuannya bukan untuk membantu mertua jahat itu tetapi membantu para maid agar tidak kerepotan.Dokter keluarga segera datang, dan langsung di tuntun maid ke kamar majikannya. Nampak oleh Dr. Leo dahi ibu Astrid lebam."Nyonya kenapa?" tanya Dr. Leo pada tuan Budi."Dia terpeleset di dapur!" jawab tuan Budi singkat.Dia masih marah pada istrinya, mungkin semua itu akibat dosa yang dilakukan Astrid pada menantunya makanya dia tak terlalu mempermasalahkannya. Dr. Leo melakukan tugasnya dengan baik, lalu menyerahkan beberapa butir obat yang harus di minum dan salep yang digunakan untuk mengobati lebam di dahi ibu Astrid."Sebentar lagi nyonya akan siuman, jangan lupa minumkan antibiotiknya sesuai aturan, saya permisi!"Dr. Leo di antar tuan Budi sampai ke ujung tangga, lalu tuan
Di rumah tuan Budi mempekerjakan asisten rumah tangga sebanyak dua puluh orang, tapi kemarin ibu Astrid telah memberhentikan enam orang di antaranya Koki dan tukang cuci.Ibu Astrid sengaja bekerja sama dengan maid kepala yang bernama Eka untuk mengerjai Nela.Eka yang sudah tahu kedatangan tuan mudanya segera menuju ke tempat jemuran."Bi Eka, aku ingin bicara!" Maid Eka terkejut saat melihat Nauval telah berdiri menghadangnya di depan pintu."Kemana maid yang lain?" tanya Nauval garang.Eka yang baru saja menaruh pakaian di keranjang terkejut dan mendongak."Eh tuan muda, maaf saya tak melihat anda. Ada enam maid mengundurkan diri hari ini tuan," jawab bibi Eka."Bagaimana mereka bisa mengundurkan diri bersamaan?" tanya Nauval."Saya tidak tau tuan, maafkan saya!" Maid kepala berdiri dengan kepala menunduk, dia kembali ke dapur dan melihat isterinya sudah membuka celemek lalu menyiapkan makan malam di atas meja."Temani aku makan!" pinta Nauval.Nela menatap suaminya sambil terseny
Gara-gara kejadian kemarin, hari ini Nauval enggan ke kantor, dia ingin menunjukkan pada ibunya akan kepeduliannya terhadap istrinya."Hari ini kau tak ke kantor?" tanya ibu Astri saat melihat Nauval hanya memakai pakaian rumahan ketika menikmati sarapannya di ruang makan."Sepertinya aku minta cuti untuk bulan madu agar kami secepatnya bisa memberikan cucu buat mama!" jawab Nauval.Dia menatap wajah ibunya lalu beralih ke wajah ayahnya yang terlihat tersenyum. Ibu Astrid cukup terkejut mendengar pengakuan anaknya ini."Mama masih tidak sehat, sampai kita belum menemukan pengganti maid yang mengundurkan diri jangan pergi dulu. Untuk memiliki anak kan tidak harus pergi berbulan madu, di rumah pun bisa."Ibu Astrid bersikap biasa saja, Dewi mendengar apa yang dikatakan ibu mertua Nela, maka dia harus mengawasinya. Setelah sarapan, ibu Astrid bersiap-siap pergi."Mama mau kemana? Bukankah dahinya masih lebam tuh!" tanya tuan Budi sambil mengingatkan."Mama mau ke tempat yayasan tenaga ker
Dewi pulang ke perumahan dan memberitahu Nathan dan Abilon apa yang sekarang terjadi di rumah mertua Nela. "Sebenarnya apa sih tujuannya?" tanya Nathan.Dia sedikit gusar mendengar cerita Dewi, adiknya itu belum juga menemukan kebahagiaannya. Sejak kecil sudah di intimidasi, sekarang setelah menikah mendapat perlakuan yang sama."Aku menduga mertua Nela mendesak Nauval agar segera punya anak, jika dalam beberapa bulan ke depan Nela tak kunjung hamil maka ibunya akan menyarankan pada Nauval untuk menikah lagi dan menceraikan Nela," jawab Dewi."Rasanya aku ingin membuat perhitungan dengan ibu Astrid!" ucap Abilon.Baginya Nela walau tak ada ikatan darah dengannya tetapi dia sudah menganggapnya sebagai ponakan."Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Nathan."Nela telah memintaku mencari beberapa jenis tanaman obat, dia meminta bantuan istrimu untuk meraciknya," jawab Dewi.Mereka terdiam beberapa saat, Linda muncul dari dapur membawa dua gelas teh hangat dan kudapan."Kenapa hanya ba