Gawat!"Seru Galaksi panik ketika melihat di depannya muncul tiga orang anggota Mata Iblis. Kemudian di belakangnya mengejar tak kurang dari tujuh orang. Dua orang lainnya muncul dari pintu kanan dan satu lainnya muncul dari lorong sebelah kiri. Galaksi terkepung di tengah."Mau kabur kemana lo?" Para anggota mafia Mata Iblis itu merangsek maju mereka mengambil pistol dan pisau yang terselip di pinggangnya. Siap menyerang Galaksi.Galaksi berhenti. Ia memejamkan matanya."Walaupun aku bisa bela diri tapi menghadapi semua musuh bersenjata ini rasanya peluang kalahku lebih besar daripada peluang menangku. Ditambah lagi aku belum bisa mengaktifkan infinity weapon system. Bagaimana ini?" Grep!Seseorang meraih leher Galaski. Mencekiknya. Galaksi yang kaget langsung meronta."Aakhhhhh!!!" Leher Galaksi tercekik. Ia tak bisa berteriak. Kondisi ini membuat ia tak berdaya untuk melawan. Gawat! Riwayat Galaksi akan segera tamat.Disaat keadaan semakin memburuk tiba-tiba semua orang bisa meliha
Galaksi melangkahkan kakinya pulang ke kediaman Uncle Sam dengan keadaan letih. Ia memang melarikan diri dari sekolah setelah membunuh anggota Mata Iblis. Susah payah bersembunyi agar tidak tertangkap.Sesampainya di dalam rumah ia melihat seseorang tengah bertamu. Galaksi berhenti di depan pintu."Nah, itu dia anaknya. Bocah nggak berguna yang hidupnya cuma nyusahin gue!" Tunjuk Uncle Sam dengan wajah bengisnya. Ia masih marah lantaran ditipu Galaksi yang pura-pura mati dan malah menakut-nakutinya hingga ia terkencing di celana.Sampai kapan pun jika teringat kejadian itu Uncle Sam ingin rasanya menggorok leher Galaksi.Orang yang berperawakan tinggi dan berwajah tanpa ekspresi itu menatap Galaksi dengan intens, seolah sedang menyelidiki sesuatu dari Galaksi. Beruntung saat ini tubuh Galaksi terlihat normal. Warna matanya juga kembali normal. Tidak ada tanda-tanda aneh seperti saat ia di sekolah tadi."Kelihatannya biasa saja" Orang itu tampak meragukan Galaksi."Ck, apa lo masih bisa
Bu Sukma meloncat ke atas motor sport berwarna hitam metalik yang terparkir di depan rumah Uncle Sam. Tangannya cepat mengenakan helm full face."Naik cepat!" Perintah Bu Sukma.Galaksi ragu."Yang benar saja naik motor? Bu Sukma bisa mengendarainya untuk melarikan diri?""Cepat! Jangan bengong. Resna bisa pulih dan mengejar lagi!"Galaksi tersadar. Bisa mengendarai motor atau tidak terserah. Pokoknya yang penting melarikan diri dulu. Galaksi tak bisa berlama-lama disini.Galaksi naik.Bbrrummm... Brrruummmm... Bbrrruummmm!!!Bu Sukma menggeber motor sport-nya. Tak berapa lama kemudian ia menekam koplingnya. Mengoper gigi ke depan sekali, dilanjutkan ke belakang beberapa kali. Ketika kopling perlahan dilepaskan dan gas mulai ditarik, kendaraan itu langsung melesat dengan kecepatan tinggi meninggalkan kediaman Paman Ron."Woe Galaksi bocah kurang ajar! Balik nggak lo!!!"BBBBRRRUUUMMMMM!!!Motor sudah jauh saat Uncle Sam mengejar dengan badan bongsornya."Melarikan diri ya?" Resna menye
Motor Bu Rukma terus berjalan pelan melewati jalanan sepi menuju pinggiran kota. Rumah Bu Rukma memang terletak jauh dari pusat kota. Itu sih sangat jauh sekali dari wilayah pedesaan Galaksi tinggal. Kurang lebih hampir dua puluh lima kilometer jaraknya. Galaksi tidak menyangka bahwa guru berambut ikal itu menempuh perjalanan begitu jauh setiap harinya pulang-pergi untuk mengajar.Ckit!Motor sepenuhnya berhenti. Galaksi turun lebih dahulu daripada Bu Sukma."Padahal aku belum mempercayaimu. Sialnya aku justru mengikutimu sejauh ini," oceh Galaksi sembari mengitarkan pandangan kesekitaran rumah Bu Sukma.View di sekitar rumah Bu Sukma memang cukup menawan. Rumahnya dibangun di atas dataran tinggi. Di bawahnya terdapat lembah hijau yang langsung menyatu dengan danau. Sisi kirinya terdapat hamparan barisan bukit-bukit tinggi. Udara di sini sangat sejuk dan jauh dari hiruk pikuk manusia.Bu Rukma melepaskan helm dari kepalanya."Ck, kau ternyata anaknya tidak mudah percaya ya Gala."Galak
"Banyak omong!"DDOORRR!!!TTTTRRAAAANNNGGGG!!!Peluru yang Galaksi tembakkan ditangkis oleh Belinda. Peluru berbelok arah menyerempet kepala Aurota. Itu hampir saja membuat kepalanya meledak. ."Woe kalian bener-bener kek bocah ya..."BBBRRRAAAKKK!!!Galaksi menendang meja di depannya. Meja melayang cepat ke arah Belinda.CCCRRAAASSSSHHHHH!!!GGGGRUUMMPPYYAAANNNGGG!!!Meja yang terkena tebasan Renata terbelah menjadi dua bagian. Puingnya teronggok menyedihkan di lantai.Bbuuugghhhh!!! Bbbuugghhh!!!Galaksi dan Belinda terlibat baku hantam serius. Mereka saling melepaskan pukulan keras, saling menghindar dan berkelit lincah, dan saling tangkis serangan. Bisa dikatakan jika kekuatan mereka berimbang. Sesekali senjata mereka juga beradu kuat, menimbulkan suara benturan logam yang keras."Hyyattt!!!"Duuaakkkk!!!Belinda berhasil menendang dada Galaksi, membuat bocah itu terpelanting tinggi.BBBRAAAKKK!!!Tubuh Galaksi menghantam lantai papan hingga ambrol melesak ke bawah."SIAALLLL!!!"
"Gala..." Pupil mata Bu Sukma seketika melebar. Ia seperti melihat suatu bahaya."AWAS!!!"Bu Sukma mendorong tubuh Galaksi hingga terjungkal ke belakang.DDDOOOOORRRRRRRR!!!Galaksi masih memejamkan matanya. Ia tidak tahu mengapa Bu Sukma tiba-tiba saja mendorongnya.Tes... Tes...Galaksi merasakan tetesan cairan anyir di wajahnya. Ia mengelap wajahnya dan mendapati noda merah di telapak tangannya. Lalu ketika ia mendongak ia melihat dada Bu Sukma sudah berlubang."HAH?!" Galaksi terkejut bukan kepalang."La-ri Galak... si. Selamatkan dirimu..."BRRRUUUGGGHHHH!!!Tubuh Bu Sukma ambruk ke tanah dalam posisi tengkurap di samping Galaksi."Apa semua ini?" Galaksi masih syok dengan hal yang baru saja dialaminya. Ia tak menyangka Bu Sukma mengorbankan dirinya demi melindungi Galaksi.Antariksa menurunkan shotgun ditangannya. Wanita itu menyandang senjatanya di bahunya. Ia berjalan mendekati Galaksi dengan tatapan mata yang dingin.Grep!Antariksa menjambak rambut Galaksi memaksa bocah itu
"Siapapun bisa mendapatkannya Tuan. Tergantung harga. Kami tidak memiliki kepentingan lain selain uang. Lima belas menit lagi kami akan tiba di sana. Pastikan Tuan menjadi orang dengan tawaran tertinggi jika ingin mendapatkannya," kata Antariksa melalui sambungan telepon."Baiklah jika begitu maumu. Aku akan memberikan apa yang kau inginkan."Galaksi mulai mendengar suara-suara orang mengobrol. Semakin lama suaranya semakin jelas."Akhhh! Aku tidak bisa membuka mata," batin Galaksi.Ternyata ia berusaha membuka matanya tapi tak bisa. Lampu di ruangan itu terlalu membuat silau.Grep!Galaksi merasakan ada yang memegang dagunya untuk menegakkan kepalanya."Sudah mulai sadar rupanya."Galaksi tahu itu suara Antariksa. Berarti wanita itu berhasil membawanya setelah Galaksi tak sadarkan diri."Sial!" Batin Galaksi."Bangun Gala!"BBYYYUURRR!!!Segelas air disiramkan ke wajah Galaksi. Bocah itu terjingkat. Tubuhnya meronta, hampir saja terjerembab bersama kursi yang didudukinya. Beruntung An
"Tidak mungkin! Resna Demario!!!"Laki-laki yang disebut namanya itu hanya menyeringai ke arah Galaksi.BBBBBRRRRRRRRAAAAAAAAAKKKKKKKKK!!!Atap ruang itu jebol. Seorang wanita muncul dari reruntuhan."Yaaahhhooooo!!! Kalian semua!!!" Suara cempreng itu berteriak keras. Kedua lengannya sudah teracung bertransformasi menjadi basoka."Aurora???" Galaksi nyaris tak percaya jika Aurora bisa muncul di sini."Cepat bangun Gala. Emangnya lo mau dibawa tuh Om-om sangar ya?" Om-om sangar yang dimaksud oleh Aurora tentu saja Resna."Penyusup! Pasukan penjaga serang!!!" Teriak MC acara lelang tersebut.Tak berapa lama kemudian anggota mafia Mata Iblis berderap mendekat. Mereka mengepung area panggung seraya melindungi para peserta lelang di belakangnya."Bangun? Aku diikat Ra!""Ya ampun Galak, rantai berapa sih kekuatannya? Aktifin IWS lah. Itumah nggak ada apa-apanya buat lo dalam mode IWS aktif."Eh, masa sih? Galaksi tidak tahu jika IWS juga memberikan daya tenaga tambah yang luar biasa."Cepe