Share

Bab. 49. Keputusan.

     Ryan memeluk Amelia erat, tak ingin wanita di cintainya saat ini menangis. Apalagi terpuruk. Ryan mengusap air mata Amelia. 

"Maafkan aku sayang," ucap Ryan mencium puncuk kepala istrinya. Amelia menangis di dada bidang suaminya. Mendengar telah menceraikan Tania. Sedikit terobati sakit hati ini.  

Ryan merangkul pundak Amelia. Mereka berjalan mendekati Tania dan Mamanya di ruang tamu. 

"Tania maafkan aku, semoga kau mendapatkan  lelaki yang lebih baik dari aku," ucap Ryan tenang sambil kembali merangkul pundak Amelia. 

Mata Tania membelalak, menatap tajam Ryan. Luruh sudah harapan memiliki Ryan seutuhnya. Tak terima dengan keputusan Ryan secara sepihak. Amarah memuncak. Ia memukul- mukul dada Ryan. 

"Kamu jahat Ryan, setelah merengut kesucianku kau lempar aku tempat sampah ! Kau akan membayar semua Ryan!" Ancam Tania menuding wajah Ryan. 

Mama kemudian bangkit, selalu membela Tania. 

"Ryan, kasihan Tania. Baru dua minggu menjadi istrimu, kenapa kau ceraikan? Apa salahnya ? Kamu menyakiti perasaan Tania !" 

"Mama yang  tak tau perasaan aku!, Aku anak Mama tapi kenapa selalu membela Tania? Aku udah pernah bilang tak pernah menyukai Tania. Tapi Mama selalu mendekatkan aku  dengan Tania. Walaupun Sekarang Ryan punya istri? Apa Mama tau perasaanku?" Ryan mengeluarkan semua uneg- uneg di dalam hati yang selama ini di pendam. 

Mama langsung terdiam mendengar ucapan Anak bungsunya. Tengorokanya terasa tercekat. Amelia mendengar suaminya merengut kesucian Tania langsung terduduk lemas. Air mata kembali menetes. Masih kurangkah aku dalam melayani suamiku? Batin Amelia merasa hati terkoyak. Perih. 

Ryan berjongkok di hadapan Amelia, ia menangkup wajah istrinya, dan mengusap air matanya. Ia tahu saat ini Amelia terguncang mendengar berita ini. 

"Sayang, ini tak  seperti yang kamu pikirkan, aku di jebak !" 

"Jebakan yang Nikmat kah?!" Ryan merasa Frustasi, ia mengacak rambutnya sendiri. Mencoba tenang menghadapi seperti ini.  Harus bisa menjelaskan agar Amelia mengerti. Ia tak mau Amelia menyuruhnya bertanggung jawab. 

"Saat itu ketika aku nonton tivi, dia membawakan teh. Setelah itu aku merasa pusing. Kemudian aku tak tau lagi apa yang terjadi," ucap Ryan sendu berharap Istrinya memaafkanya. Ia sangat takut kehilangan Amelia. 

"Tapi aku sudah kehilangan sesuatu yang sangat berharga bagi perempuan Mas ! Kau tak boleh menceraikanku!" teriak Tania. 

Ryan tak tahan dengan rengekan Tania. Ia cengkeram rahangnya. 

"Itu karena kau murahan! Menyerahkan sesuatu untuk kepentinganmu!" Ryan melepaskan cengkeramanya dengan kasar. 

Ryan mendorong Tania hingga jatuh. Mama segera menolong Tania. Ryan menarik tangan Amelia ke kamar. Amarahnya tak bisa di bendung lagi. Kali ini ia tak bisa menuruti keinginan Mamanya. 

Mama dan Tania menangis sambil berpelukan. Mereka terduduk lemas. 

"Sudahlah Tania, lebih baik kita pulang saja ke Indonesia," 

"Tapi Ma ...." 

Mama segera bangkit, tapi Tania masih termenung. Ia tak terima di perlakukan seperti sampah. 'Aku harus balas dendam' batin Tania. Segera mengusap air matanya. Mengikuti Mama mertuanya keluar, mengambil koper di Hotel. 

Amelia menangis dikamarnya. 

"Sayang, udah jangan menangis terus," ucap Ryan kemudian merengkuh tubuh istrinya ke dalam pelukanya. Di dalam dekapan Ryan. Amelia sedikit tenang. Pikiran yang sempet ingin kabur dari Ryan kini menguap entah kemana. Perasaanya gamang saat ini. Shock mendengar Suaminya menikah lagi, tapi Tania mengunakan cara licik untuk menjebaknya. Ryan tak sepenuhnya salah. Memaafkan adalah tindakan bijak saat ini. 

Bersambung..

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status