Share

Bab. 54. Aksi Arnold 2.

    Suplier menepuk jidatnya sendiri lupa menanyakan nama orang suruhan Ryan. Ia terlalu percaya saat ada orang nyang membawa surat kuasa dari Ryan. Suplier itu terlalu percaya pada Ryan. Hingga tak menyadari telah di tipu. 

"Bagaimana ciri- cirinya?" 

Suplier itu menjelaskan cirinya. Dan Ryan merasa tak punya karyawan seperti itu. 

"Akbar tolong cari tau siapa yang telah sabosate bahan!" 

"Iya pak," 

"Tuan tolong kirim lagi bahan yang premium seperti biasa," 

"Baik tuan Ryan, maaf karena telah mempercayai orang yang salah," ucap suplier seraya menangkup kedua tanganya. 

"Ya nggak apa- apa Tuan, nanti lagi konfirmasi aku dulu ketika orangku memesan bahan. 

"Baik tuan Ryan," 

Suplier itu menganguk hormat. Lega Tuan Ryan tidak marah kepadanya. 

"Karena Tuan sudah berbaik hati, saya kasih diskon," 

"Oke ... makasih," ucap Ryan menganguk ramah dan mengengam tanganya. Berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi. 

Lega Tuan Ryan tak marah. Sebagai ucapan terima kasih Suplier memberi diskon pada Ryan. 

"Oke ... terima kasih Tuan," 

"Sama-sama" Tuan Ryan. 

Ryan menyalami Suplier itu. Ia merasa sangat beruntung berbisnis dengan Ryan. 

Setelah urusanya selesai, Ryan dan Akbar meninggalkan ruangan tersebut. 

"Akbar, tolong selidiki siapa yang telah menukar bahan untuk Dress!" 

"Baik pak," 

Akbar kemudian melajukan mobilnya ke kembali ke pabrik. Ada beberpa berkas yang harus di tanda tangani. 

Sampai di Pabrik, Ryan langsung menuju meja kerjanya menandatangani berkas. Selesai tanda tangan Kangen akan istrinya. Udah dua hari tanpa kabar istrinya. Dia pun mengecek hpnya. Ternyata ada beberapa chat dari Amelia. Dua hari ini ia mematikan data hp. Urusan pekerjaan menyita konsentrasinya. 

'Aah ... pasti dia marah,' batin Ryan. Segera Ryan menelpon istrinya. Merasa bersalah tak menghubunginya. Urusan pekerjaan sangat banyak sangat menyita  waktu. 

Suara ponsel menyambung. Tapi tidak di angkat. 

'Angkat sayang, aku merindukanmu,' gumam Ryan lirih. 

Setelah dua panggilan kepada Amelia. Tapi tak ada jawaban. Ia mengirim chat pada Istrinya. 

'Sayang, aku merindukanmu,'  send ke Nomer Amelia. 

Kemudian meletakan gawai di atas meja. Pikiranya melayang saat di rumah Ibunya ketika Tania menjebaknya. Sekarang sadar keputusanya menceraikan Tania benar. Nyatanya dia juga tidak hamil. Selama menikahi Tania tak pernah sekalipun Ryan menyentuhnya. 

'Semoga istriku kembali menerimaku sepenuh hati' batin Ryan. 

Sementara itu Akbar gerak cepat bersama  seseorang menyelidiki  yang melakukan tindakan itu. 

****

Arnold masih di depan laptop. Mengotak atik data dari perusahaan Ryan. Salah satu usaha Arnold ada yang bergerak di bidang pakaian. Mencoba sekali lagi para investor mengalihkan sahamnya di perusahaanya. 

Tapi tetep saja sulit di lakukan. Para Investor terlanjur loyal dengan perusahaan Ryan. Walaupun Arnold telah menaikan keuntungan tapi tetep saja para Investor enggan melakukanya. Menurut mereka hanya di awal saja menaikan keuntungan. Karena tak ada perusahaan yang mau rugi besar. 

Arnold masih berpikir hingga kepalanya pening. Tapi wajah Tania sekelebat menari - nari di kepalanya membuat ia ingin melakukan segala cara untuk menjatuhkan perusahaan Ryan. 

Ia menyandarkan kepalanya. Jatuh cinta membuat seseorang bertindak di luar nalar. Kembali memikirkan strategi. Akhirnya ia menemukan ide,  ia ingin menghasut Distributor menghentikan pasokan dari Ryan. Dan mengantinya dengan Dress dari perusahaanya.  Ia segera mencari para Distributor Dress dari pabrik Ryan. Arnold menemukan data itu. Ia seperti menemukan sebongkah emas berlian. Menghubungi para  Distributor untuk pasokan Dress dari Ryan. Mengantinya dengan Dress dari perusahaan miliknya dengan harga yang lebih murah.  Ada yang setuju ada yang menolak. Beberapa butik menolak pasokan dress dari Arnold. Karena rancangan baju perusahaan Ryan bagus. Modelnya simple, modis juga elegan. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status