Share

Aku Merindukanmu

Penulis: Suhadii90
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-06 14:47:18

Waktu sudah menunjuk angka sebelas malam.

Seperti permintaan John tadi pagi. Ia menginginkan Nora malam ini. Meski sampai saat ini ia masih belum tahu jika Nora bercinta dengan anaknya, bukan dengan dirinya.

“Kemarilah. Aku sudah tidak sabar ingin menjamahmu kembali. Karena kemarin malam aku sedang mabuk, jadi tidak tahu apa yang kita lakukan semalam itu.”

Hati Nora bertalu. Pikirannya malah tertuju pada Allard yang hingga saat ini masih belum juga pulang ke rumah itu.

“John. Ada yang ingin aku tanyakan padamu.”

John menatap lembut wajah Nora. “Apa, hum? Kau mau bertanya apa padaku?” ucap John kemudian memangku Nora agar duduk di atas pahanya.

Nora kemudian melingkarkan tangannya di ceruk leher pria gagah itu. Ya, meskipun usianya sudah lima puluh lima tahun, akan tetapi wajahnya masih sangat awet muda dan tentunya terawatt.

“Mengapa Allard belum juga pulang? Bukankah ini hari Minggu? Dia tidak pergi ke kantor, bukan?”

“Oh, ya. Biasanya dia akan berkumpul dengan teman-temannya, Sayang. Dia akan kembali di pagi buta. Kau tak perlu mengkhawatirkan anak itu. Dia sudah dewasa dan tahu jalan pulang.”

Nora mengulas senyum kecil. Kemudian mengangguk, meski sebenarnya masih ada rasa cemas dalam dirinya, harus ia sembunyikan dalam-dalam.

John memulai aksinya. Membuka lingerie yang dikenakan oleh Nora dan mulai menjamah wanita itu. Tak lupa dengan alat kontrasepsi yang ia pasang pada miliknya.

Seperti janjinya pada Allard. Tak akan memberi adik pada anak semata wayangnya itu. Karena menikahi Nora pun hanya untuk memuaskan hasratnya, bukan untuk mendapatkan seorang anak dari wanita itu.

Meski sama saja, John juga begitu lihai membuatnya orgasm, tetap saja ia tak bisa melupakan permainanya dengan Allard. Saat selesai bercinta, Nora langsung mengenakan kembali bajunya dan menutupi tubuhnya dengan selimut tebal berwarna putih.

“John. Mengapa kau tak memberi tahu aku soal bulan madu yang kau rencanakan seorang diri? Kita akan pergi ke mana?” tanya Nora dengan suara lembutnya.

John menoleh dan menatap wajah Nora. “Italia. Ada banyak pekerjaan yang mesti aku selesaikan juga di sana. Jadi, sekalian kita berbulan madu di sana. Kau pasti akan menyukai bulan madu kita, Sayang.”

Nora menghela napasnya dengan panjang. “Ke Italia?” tanyanya kemudian.

John mengangguk. “Ya. Kau benar. Besok kita berangkat ke Italia. Kau akan menikmati suasana di sana penuh dengan suka cita.”

“Berapa lama, waktu yang akan kita habiskan di sana, John?” tanya Nora kembali.

“Mm! Mungkin sepuluh hari. Apa kau mau menambahkannya lagi?” tanya John.

Nora menggeleng. Justru karena dia ingin bertanya mengenai berapa lama di sana, sebab tak ingin berlama-lama di sana. Allard akan semakin menggila jika harus ditinggal dua minggu lamanya.

“Tidak, John. Sepuluh hari sudah cukup bagiku,” ucap Nora lalu mengulas senyum kepada John.

**

Nora dan John memutuskan untuk menghabiskan bulan madu mereka di Italia, sebuah destinasi yang penuh dengan keindahan sejarah, seni, dan budaya.

John sangat bersemangat dengan rencana ini, dan begitu juga dengan Nora, meskipun ia pandai menyembunyikan perasaannya yang semakin meredup terhadap suaminya.

“Apa kau menikmati pemandangan di balik jendela apartemen kita, Sayang?” John—tiba-tiba saja datang dan memeluknya dari belakang.

Nora yang awalnya terkejut langsung menetralkan kondisinya dan mengulas senyum kepada sang suami.

“Ya. Tentu saja aku menyukainya, John. Kau sangat pandai mencari tempat bulan madu,” ucap Nora memuji sang suami.

Di mata John, perjalanan mereka ke Italia adalah awal dari babak baru dalam pernikahan mereka, tetapi bagi Nora, ada rasa tidak puas yang menggerogoti hatinya.

Ia merasa semakin jauh dari John, bahkan saat mereka menjelajahi kota-kota indah dan menikmati hidangan lezat Italia bersama.

‘Sial! Mengapa pikiranku terus tertuju pada Allard? Padahal sudah lima hari aku berada di sini. Bahkan lelaki itu tidak pernah menghubungiku sekali pun,’ ucap Nora dalam hati.

Hatinya gundah bercampur kesal. Sebab Allard menghilang, tidak ada kabar dari lelaki itu sekali pun saat dirinya berada di sana.

“Nora. Apa kau ingin jalan-jalan? Kau bisa lakukan sendiri karena sudah hapal dengan tempat ini,” kata John sembari melingkarkan jam tangan di pergelangan tangan kirinya.

“Oh, ya. Memangnya kau mau pergi ke mana, John?” tanya Nora ingin tahu.

“Santa Hotel. Aku harus menemui clien-ku di sana.”

“Baik, John. Aku akan pergi jalan-jalan ke kota Florence.”

“Ya. Kalau begitu, aku pergi dulu.” John kemudian mencium kening Nora dan keluar dari apartemen tempatnya dengan Nora tinggal selama di sana.

Nora memutuskan untuk pergi seorang diri tanpa ditemani siapa pun. Berjalan menyusuri trotoar dan melihat-lihat pemandangan yang ada di sana.

“Huft! Sangat menyebalkan,” ucap Nora pelan. Ia kemudian duduk di kursi panjang dekat taman dengan background danau buatan di depannya.

Ia menoleh ke kanan dan kiri demi membunuh rasa bosannya di sana. Namun, ia dikejutkan oleh sesuatu. Ia melihat Allard, anak John, berada di sana. Ia tidak pernah menyangka akan bertemu dengan Allard di Italia, dan hatinya berdegup kencang.

Tak lama setelah itu, Allard mendekati Nora dengan langkah-langkah hati-hati. Ia tersenyum, tetapi ada ketegangan yang terlihat di matanya. "Nora," katanya dengan lembut, "Apa yang kau lakukan di sini seorang diri? Apakah semuanya baik-baik saja?"

Nora sangat terkejut dan tidak tahu bagaimana harus menjawab pertanyaan itu. Ia berusaha untuk tetap tenang, tetapi hatinya berdebar keras.

“Harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu. Apa yang kau lakukan di sini, Allard? Dari mana kau tahu aku ada di sini?” Nora menuntut jawaban dari Allard.

Senyum smirk terbit di bibir lelaki itu. “Cukup mudah bagiku setelah kau mengenal ayahku, Nora. Tentu saja aku bertanya padanya, kalian pergi ke mana. Dengan detail, Daddy memberi tahu kau ada di mana.”

Nora menggeleng-gelengkan kepalanya. “Lima hari ini kau tak ada kabar. Kemudian tiba-tiba saja kau ada di sini. Kau mengejutkanku, Allard!” ucap Nora pelan.

Allard kemudian mengusap sisian wajah ibu tirinya itu. “Hei, Ibu Tiri. Aku sedang sibuk di sana. Sibuk memikirkan bagaimana cara agar aku bisa terbang ke sini tanpa harus meninggalkan pekerjaanku di sana.

“Beruntung, Jemmy bisa kuandalkan. Dia asisten pribadiku. Sangat pintar mengelola pekerjaannya. Akhirnya aku bisa menyusulmu kemari.”

Allard mendekatkan dirinya pada Nora. Sampai membuat jantung wanita itu berdegup tak karuan.

“Apa kau senang, aku ada di sini, Nora?” tanya Allard kemudian mengulas senyum kepada wanita itu.

Nora mengadahkan kepalanya menatap Allard. “Tentu saja aku senang. Namun, apa kau bisa menjamin semuanya baik-baik saja? Jika John tahu, kau bisa mati, Allard!”

Pria itu tertawa mendengarnya. “Jika kita melakukan adegan waktu itu di depannya, mungkin bisa jadi kita akan mati di tangannya. Namun, jika kita melakukannya di kamarku, maka semuanya akan baik-baik saja.”

Nora menaikan kedua alisnya menatap datar wajah Allard. “Apa maksudmu bicara seperti itu, Allard?” tanyanya kemudian.

Allard menarik tangan Nora dan menatapnya. “Aku merindukanmu. Bisakah kita mengulang malam panas satu minggu yang lalu?” bisik Allard kemudian menggigit telinga wanita itu penuh sensual.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjerat Cinta Ibu Tiri   Akan Menemui John

    Allard menjawab pertanyaan ibunya dengan serius, mengungkapkan ketakutannya dan pertimbangannya dalam situasi yang rumit ini.Allard menghela napasnya dengan panjang. “Mom, sebenarnya aku sangat ingin membawa Nora ke sini, tapi aku tidak bisa. Aku tahu bahwa Daddy masih sangat marah padaku, dan dia mungkin akan mencari setiap kesempatan untuk merusak reputasiku. Dia mungkin akan melihat kehadiran Nora sebagai peluang untuk menyerangku.”Melinda mulai memahami kekhawatiran Allard. Dia tahu bahwa hubungan antara Allard dan John telah sangat tegang sejak insiden tersebut terjadi. Melinda juga tahu betapa pentingnya reputasi dan karier Allard sebagai seorang pebisnis sukses.“Aku paham sekarang. Kau benar, Allard. John akan melakukan apa pun untuk merusakmu, terutama jika ia mengetahui bahwa Nora ada di sini. Kau harus berhati-hati.”Melinda memberikan dukungan kembali kepada sang anak.Allard merasa lega karena ibunya memahami situasi yang rumit ini. Dia tahu bahwa menghadapi John adalah

  • Terjerat Cinta Ibu Tiri   Bertemu Melinda

    “Tentu saja tidak, Mark. Tapi Jemmy bersikeras, dan aku tidak bisa mengabaikan hal ini. Jemmy begitu meyakinkan diriku jika yang kau lihat itu adalah salah besar. Dan aku pun tahu, jika Jemmy telah memiliki seorang istri.”Mark tampak berpikir sejenak. “Mungkin Jemmy hanya mencoba menutupi sesuatu darimu, John. Kita tahu bahwa ini adalah situasi yang rumit, dan mungkin mereka takut hal ini akan merusak hubunganmu dengan Allard. Yang akan semakin tegang dan berisiko.”John menganggukkan kepalanya. “Kamu mungkin benar. Tapi apa yang sebenarnya terjadi di balik semua ini? Aku merasa perlu tahu kebenaran.”“Ya. Kita harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kita harus mencari tahu ini. Mereka mungkin akan berusaha menyembunyikannya darimu.”“Ya, kau benar. Aku harus mencari tahu sendiri. Kita akan tetap berkomunikasi dan berusaha memecahkan teka-teki ini.”Setelah percakapan itu, John merasa lebih yakin dengan rencananya untuk mencari tahu kebenaran di balik semua ini.Dia tahu bahw

  • Terjerat Cinta Ibu Tiri   John Langsung Percaya

    Hari itu, John merenung dengan penuh ketidakpastian, mencoba memahami bagaimana hal ini bisa terjadi.Pikirannya mulai terjerat dalam pertanyaan yang tak terhitung jumlahnya. Bagaimana bisa Nora hamil? Siapa yang menjadi ayah dari anak yang dikandungnya? Dan yang paling membingungkan adalah mengapa Allard, tiba-tiba mengaku sebagai ayah dari anak yang dikandung Nora?Semua ini benar-benar membuatnya memanas. John merasa semakin yakin bahwa Nora dan Allard pasti sudah lama saling kenal.“Aku yakin, Allard dan Nora memang menyembunyikan hubungan rahasia mereka selama ini. Bahkan Allard begitu yakin, bahwa anak yang sedang dikandung Nora adalah anaknya.”Setelah begadang semalaman dalam perenungan dan ketidakpastian, John merasa bahwa dia harus mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menghantuinya.Keesokan harinya, dia memutuskan untuk pergi ke kantor Allard, yang bekerja sebagai seorang pengacara terkemuka di kota tersebut.John ingin memastikan kebenaran dari pengakuan Allard,

  • Terjerat Cinta Ibu Tiri   Membuat John Murka

    "Tentu, Nak. Tapi bukankah kau sedang sibuk dengan produk barumu? Aku tidak ingin mengganggu pekerjaanmu." Melinda masih ingat jika anaknya baru saja meluncurkan produk barunya."Aku bisa mengatasi pekerjaan itu dalam waktu yang singkat, Mom. Yang paling penting saat ini adalah membantu Nora. Aku merasa bertanggung jawab atas situasi ini dan aku ingin membuatnya merasa aman."Melinda tersenyum bangga pada keputusan anaknya untuk memprioritaskan kepentingan Nora."Aku bangga padamu, Nak. Kau memang memiliki hati yang baik. Mari bertemu dan temui solusi bersama-sama."Mereka pun sepakat untuk bertemu di kedai kopi favorit mereka sampai Melinda tiba di Texas.“Ada yang ingin kau sampaikan lagi padaku, Nak? Aku akan selalu ada untukmu, ingat itu, Allard. Kau adalah anakku. Yang sangat aku sayangi.”Allard menghela napasnya dengan panjang sebelum mengatakan hal yang ingin ia katakan pada sang mama."Aku pikir langkah pertama adalah membantu Nora untuk bersembunyi dari John. Sebisa mungkin

  • Terjerat Cinta Ibu Tiri   Berita Besar

    Nora mengangkat kepalanya dari tumpukan pakaian yang tengah dia lipat dan tersenyum saat melihat Allard."Apa itu, Allard?" tanya Nora dengan suara lembutnya.“Seperti yang telah aku prediksi. John datang ke rumahku yang lama tadi pagi.”Nora tampak terkejut mendengar penuturan Allard tadi. Yang memberi tahu jika John telah tiba di rumahnya."John? Apa yang dia lakukan di sana? Apakah dia sudah tahu, jika aku ada di sana?” tanya Nora sedikit cemas.Allard mengangguk. "Ya. Dia mencarimu, Nora. Sejak dulu pun dia sudah curiga padaku. Tentu saja dia akan mencarimu ke rumahku.”Nora menghentikan pekerjaannya sejenak dan menatap Allard dengan tatapan campuran antara kebingungan dan kekhawatiran.“Ya. Kau benar, Allard. Mungkin John sudah mengetahuinya. Namun, ia tak memiliki bukti untuk membuktikannya.”Allard melangkah mendekati Nora dan meraih tangan gadis itu dengan lembut.“Kau tak perlu khawatir, Nora. John mungkin sudah mencurigai kita. Namun, aku tidak akan membiarkan dia datang unt

  • Terjerat Cinta Ibu Tiri   Ada hal yang ingin Aku Sampaikan Padamu

    Malam harinya, keduanya tengah makan malam bersama. Sembari berbincang hal random yang keluar dari mulut mereka."Kau tahu, Nora. Aku sudah tidak sabar menunggu momen di mana aku akan menggendong bayi kita."Nora terkekeh mendengarnya. "Kau bercanda, Allard? Bahkan kandunganku saja baru tujuh Minggu." Nora geleng-geleng kepala mendengarnya.Allard menyunggingkan senyumnya. "Aku serius, Nora. Karena setelah aku berhasil membuat John melepaskan dirimu, kita akan bersama selamanya tanpa ada yang mengganggu."Nora menatap wajah Allard yang berbicara begitu serius. "Apa kau yakin, Allard? John akan mengalah tanpa melibatkan perusahaanmu?"Allard menghela napasnya dengan panjang. "Nora. Apakah kau sangat mencemaskan hal itu? Bukankah aku sudah bilang padamu, jangan pernah memikirkan apa pun. Aku tak ingin kau dan calon bayi kita stress karena hal ini. Aku sendiri yang akan memikirkan semuanya."Kau tak perlu cemas, Nora. Meski itu tidak mudah. Namun, aku akan melakukan yang terbaik untuk hu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status