Share

Bab 7

Author: Hopefulen
last update Last Updated: 2025-07-26 14:48:40

“Bisa tidak?”

“Diam aku ini juga sedang berusaha jangan banyak tanya dulu.”

Takkk ….

“Yuhuuu!!”

Plak …

“Aduh … kenapa kau memukul kepalaku?”

“Kau berisik, cepat sana masuk.”

“Kau saja duluan aku di belakangmu.”

Pria itu menghela napas pelan, tanpa banyak bicara pria itu membuka jendela dan melopat masuk disusul oleh rekannya.

“Tutup kembali jendelanya.”

“Kamu saja yang tutup.”

“Ck ….”

“Iya … iya … begitu saja marah.”

Brakkk ….

“Ck … pelan-pelan, kau mau mengundang si pemilik rumah bangun.”

“Iya-iya maafkan aku.”

Sedangkan di dalam kamar Jasper dan Natasha sudah waspada. Wajah gadis itu memucat takut bahkan tanpa sadar dia memegang erat lengan kekar Jasper.

“Tunggu di sini.”

“Tidak … tidak … aku ikut denganmu. Tolong, jangan tinggalkan aku.”

“Apa kau lupa siapa aku? Aku pembunuh, kau ingat?”

“Aku ingat, tapi paling tidak saat ini kau tidak mungkin membunuhku. Aku tidak tahu di luar itu siapa, tapi paling tidak kau masih cukup baik untuk aku jadikan pelindungku.”

Jasper menatap Natasha dengan tatapan datar, bahkan Natasha saja tidak tahu apa yang ada di otak pria itu saat ini. Apakah Natasha perduli? Antara iya dan tidak—yang pasti dia saat ini hanya bisa percaya pada Jasper.

Jasper berdiri dari duduknya yang otomatis membuat salah satu tangan gadis itu terangkat, dan mau tidak mau Natasha juga harus berdiri. Jasper menarik Natasha agak keras supaya gadis itu tetap berada di belakangnya, sehingga tubuh tegap dan kekar mafia itu menjadi tameng hidup untuknya. “Tetap di belakangku apapun yang terjadi.” Jasper mengarahkan kedua tangan Natasha sehingga sekarang memegang kedua sisi samping kemeja pria itu.

“Jangan dilepaskan dan tolong terus ikuti pergerakkan tubuhku, saat aku ke kanan kau ikut ke kanan dan saat aku ke kiri kau ikut ke kiri, paham?”

Natasha mengangguk cepat dengan perintah Jasper.

Jasper mengeluarkan senjata api laras pendek berjenis Glock Meyer 22 dari balik kemejanya. Pria itu dengan santai mengisi pelurunya dan langsung mengokangnya tanpa ada pikir panjang, bahkan dengan santai mengarahkan moncong senjata itu ke depan.

Sedangkan suara-suara berisik terdengar di dapur. Percakapan-percakapan kecil dan bunyi-bunyi barang tersenggol menghiasi malam sunyi dan rasa takut Natasha.

Jasper merasakan genggaman Natasha makin rapat pertanda gadis itu takut. Mafia tampan itu menoleh sedikit melihat Natasha menatap punggungnya dengan wajah tegang dan napas pendek-pendek. “Jangan takut ada aku.”

Natasha menatap Jasper dengan tatapan seperti anak kecil yang ketakutan, dan jujur saja pria itu merutuki dirinya sendiri karena masuk ke rumah seorang gadis yang jelas-jelas hidup sendiri tanpa siapa pun disisinya pasti dia berusaha untuk kuat dan berani.

“Tidak apa-apa, jangan khawatirkan aku—aku berusaha untuk tidak merepotkanmu.”

“Repotkan aku, karena aku berhutang banyak hal padamu.”

Natasha menelan air liurnya sulit tiba-tiba ada rasa berdebar yang tidak bisa dijelaskan tapi gadis itu tahu ini tidak benar.

‘Gila kamu Nat, masa kamu terkena Sindrom Stockholm. Nggak-nggak … masa kamu berdebar sama psikopat, gila kamu. Dia tampan sih, hanya saja kamu jatuh cinta sama dia sama saja kamu jatuh cinta sama badut ET.’

“Ini rumah atau kandang kuda?”

“Jangan menghina, jangan sombong kita bahkan pernah tinggal di tempat yang lebih buruk dari ini.”

“Bukannya menghina tapi ini kenyataan, kita pernah tinggal di tempat yang lebih buruk tapi bersih dan terawat tidak seperti ini.”

“Tapi kita harus berbagi tempat tidur dengan tikus dan kecoa, apakah itu yang dinamakan bersih dan terawatt? Jangan banyak bicara lihat kacanya sudah kau kunci atau belum.”

“Sudah … sudah … lihat sudah ter-”

Clakkk ….

Tiba-tiba terdengar suara tarikan pelatuk yang menggema di telinga mereka berdua. Keduanya saling pandang dan seperti telepati dua orang itu diam-diam meraba pinggang kiri mereka mencoba mengambil senjata api yang tersimpan rapi di balik jaket mereka.

“Siapa kalian?”

Keduanya diam sesaat dan masih saling pandang senyum kecil terbit di bibir salah satu mereka, sedangkan yang satunya hanya menunjukkan mata berbinar saat mendengar suara itu. Perlahan keduanya berbalik sehingga Jasper bisa melihat wajah keduanya.

“Kalian!!” Jasper menurunkan senjatanya dan meletakkannya di meja makan.

“Kami datang Tuan.” Keduanya menunduk hornat pada Jasper.

“Kenapa kalian kemari? Bagaimana dengan mansion dan Vic, lalu orang-orang yang bersekutu dengan kita?”

“Maafkan kami Tuan, kami tidak bisa masuk ke mansion karena mereka sudah curiga pada kami berdua, tapi beruntung mereka tidak curiga pada anak buah yang bersekutu dengan kita sehingga kami tempatkan mereka sebagai mata-mata kita di sana. Soal Nona Victoria, beruntung saya dan Charlie bisa menyelinap dan mengambil jasad Nona Vic dan anda tidak perlu khawatir karena kami sudah memakamkan Nona Vic di samping makam kedua orang tuanya.”

Jasper menghela napas berat. “Paling tidak Vic beristirahat dengan damai dan layak. Terus pantau anak buah kita yang menjadi mata-mata jangan sampai mereka ketahuan itu bahaya untuk mereka, dia lebih peka dariku,” gumam Jasper di akhir ucapannya.

Natasha mengerutkan dahinya penuh tanda tanya. Apa lagi melihat dua pria berbadan tegap sama seperti Jasper dan mengenakan pakaian hitam-hitam.

‘Mereka siapa? Anak buah Jasper? Victoria? Apakah tunangannya Jasper, kalau Jasper yang membunuh kenapa dia khawatir Victoria tidak dimakamkan dengan layak? Dia? Dia siapa? Kenapa seperti ada orang lain dalam hal ini semua, seperti bukan Jasper pelakunya.’

Banyak pertanyaan berlalu lalang di otak Natasha, tapi pada dia sadar diri untuk tidak banyak ikut campur atau nyawanya melayang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Mafia Buron   Bab 13

    "Sudah-sudah jangan bahas itu, Nat tolong jelaskan mereka siapa? karena ini masih rumahku dan kamu masih menyewanya jadi kamu harus bertanggung jawab dengan siapa saja yang keluar masuk rumah ini.”Natasha diam sesaat menatap dalam gadis berkulit tan itu dengan wajah penuh pertimbangan. Bukan—bukannya dia tidak percaya pada teman-temannya itu tapi dia hanya takut Jasper akan marah.“Sebentar.” Natasha meninggalkan teman-temannya dan menghampiri Jasper.“Jas, boleh aku memberi tahu mereka berdua? Hmmm … itu—aku tidak mungkin tidak menjelaskannya pada mereka karena—”“Lakukan,” potong pemuda itu cepat.“Yakin?”Jasper menatap sepenuhnya pada Natasha dengan tatapan menusuk membuat gadis itu langsung menciut takut.“Kamu bilang harus menjelaskan pada mereka, bukan? Aku sudah memberi izin dan dirimu masih mempertanyakannya lagi?”Natasha menggeleng ribut dan langsung berbalik menuju kedua sahabatnya. Gadis itu menarik keduanya menuju dapur seperti akan membicarakan sesuatu yang penting.“D

  • Terjerat Cinta Mafia Buron   Bab 12

    Kleekkk … kleeekkk ….Keempatnya langsung melihat ke arah pintu. Wajah Natasha sudah memucat bahkan dia reflek berdiri sambil mendorong kecil lengan Jasper yang terlihat santai-santai saja.“Tenanglah Nat.”“Mana bisa tenang, bagaimana kalau itu kakakku atau –”“Benar itu kuncinya?”“Benar.”“Kenapa tidak bisa dibuka?”“Yang punya rumah siapa?“Kamu.”“Ya sudah, tunggu aku sedang berusaha membukanya.”“Ya Tuhan, ini lebih parah dari kakakku. Kenapa mereka ke sini malam-malam, aduh aku harus apa? Ohhh … kalian sembunyi di kamarku cepat-cepat.”“Tidak mau.”“Kau gila ya, bagaimana kalau mereka melihat kalian bertiga—aku harus menjelaskannya bagaimana?!”“Tidak perlu dijelaskan, mereka juga kalau berani bicara tinggal dihabisi.”“Kau gila!” teriak Natasha tanpa sadar dan langsung gadis itu membekap mulutnya sendiri.Jasper tertawa kecil melihat wajah panik Natasha. Baginya yang harusnya panik itu dia bukan gadis ini, tapi Natasha benar-benar sepanik itu sampai-sampai berteriak tanpa sadar

  • Terjerat Cinta Mafia Buron   Bab 11

    “Nat,” panggil Jasper membuat Natasha kembali dari imajinasinya“Hmmm? Apa?”“Kenapa kamu bilang aku bodoh?”“Ya memang kamu bodoh, kalau tidak bodoh mana mungkin kamu menyakiti dirimu sendiri.”Jasper menatap Natasha lekat seperti melihat betapa beraninya gadis ini menyebutnya bodoh, padahal selama ini tidak ada yang berani menyebutnya bodoh bahkan menatap matanya langsung saja banyak yang tidak berani kecuali tunangannya dan seseorang.“Kau boleh marah aku tidak melarang, kau boleh melampiaskan rasa marah dan emosimu pada hal apapun itu tapi ingat untuk tidak menyakiti diri sendiri. Aku tidak tahu apa yang terjadi dan aku tidak tahu apa yang kau sembunyikan dariku, tapi aku tahu bukan kau yang membunuh tunanganmu.”Jasper tersenyum mengejek seperti menganggap Natasha tahu apa. “Kau tahu apa Nona Calsine.”Natasha menatap Jasper dengan tatapan cuek tapi ada rasa kasihan pada pria yang ada di hadapannya ini. Natasha merasa Jasper itu tidak sekuat itu, ada sisi lemah yang pria itu tutu

  • Terjerat Cinta Mafia Buron   Bab 10

    Sebuah rumah bernuansa hitam dan merah dengan lampu remang-remang terasa mengerikan dan misterius bagi siapa saja yang melihatnya. Seorang pria dengan setelan jas perlente berdiri di depan jendela besar yang memperlihatkan hamparan pohon pinus yang berjejer rapi mengeluarkan bau lembab khas hutan basah.“Tuan, kami sudah menemukan makam tunangan Jasper Bravinson, kami harus apakan selanjutnya?”“Biarkan saja dulu, aku ingin melihat apa yang akan dilakukan Jasper selanjutnya.”“Baik Tuan.”“Tunggu Marlon, kalian sudah tahu di mana Jasper bersembunyi?” Pria itu berbalik berjalan ke sisi kursi kebesarannya."Belum Tuan.”"Charlie dan Hactor juga tidak kalian temukan?”“Maaf Tuan belum juga.”Prangg..."Cari mereka bertiga, bunuh mereka bawa kepala mereka padaku, jika tidak berhasil kepala kalian yang akan aku jadikan pajangan di rumah ini. Pergi!!" teriak marah pria itu."Siap Tuan!!"Pria itu menatap foto Jasper dan Victoria yang tertempel di papan dart arrow dan sudah sedikit sobek bek

  • Terjerat Cinta Mafia Buron   Bab 9

    “Tidak Tuan jangan begitu, sejak kami anda angkat menjadi pengawal anda kami sudah bertekad akan selalu melayani dan melindungi anda apapun yang terjadi, bahkan kami rela menyerahkan nyawa kami asalkan anda baik-baik saja,” Hactor menatap Jasper dengan tatapan serius bahkan bagi pria itu tatapan Hactor benar-benar langka.Charlie hanya diam manatap Jasper dengan tatapan tenang namun ada rasa sedih yang dia tutupi saat melihat wajah atasannya itu. Pria yang lebih tua tiga tahun dari Jasper itu melihat guratan lelah, sedih, marah, dan frustasi yang tertutupi dengan wajah dingin dan kaku Jasper. Tidak ada senyum atau candaan yang selama ini keluar dari mulut Jasper pada para bawahannya, atau tatapan bersahabat dan ramah yang biasanya ditampilkan Jasper pada sekutu-sekutunya atau orang-orang terdekatnya. Semuanya hilang terganti dengan Jasper yang kaku dan dingin layaknya balok es besar yang susah mencair.“Tuan, kami dulu hanya sampah bahkan kami adalah kotoran tidak berguna yang anda an

  • Terjerat Cinta Mafia Buron   Bab 8

    “Hmmm … maaf Tuan, it-”Jasper mengernyit saat mata salah satu anak buahnya melihat ke arah belakang tubuhnya. Jasper diam sejenak dan saat itulah dia sadar apa yang mereka lihat.“Keluarlah,” ucap Jasper pelan.Natasha hanya melongok sedikit melihat kedua anak buah Jasper yang menatapnya datar bahkan mereka tanpa sadar masih menggenggam senjata api mereka.“Hmmm … maaf … ap-apa ka-kalian akan te-tetap menggenggam it-itu?”Jasper sadar kalau mereka masih menggenggam pistol, pantas Natasha takut.“Masukkan pistol kalian,” perintah Jasper pada keduanya.“Tapi Tuan—dia.”“Kalian tidak mau menuruti perintahku?”Keduanya menunduk hormat dan langsung mematuhi perintah atasannya. Jasper dan kedua anak buahnya memasukkan kembali senjata api mereka ke kantong sehingga Natasha sudah tidak melihat senjata-senjata mereka lagi.“Kau boleh keluar, tidak apa-apa mereka bawahanku mereka yang menolongku.”Natasha mengintip sedikit melihat ke arah kedua pria berbadan tegap dan kekar sama seperti Jasper

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status