Share

CHAPTER 2

Selamat membaca semua!!!

Damian sedikit mengerutkan keningnya ketika mencari wanita yang dimaksud oleh tuannya.

Damian menghentikan tatapannya pada wanita yang sangat cantik dan berwajah datar. “Aku akan segara mencari tahunya tuan,” kata Damian dan Atland mengangkat tangannya.

“Tidak perlu”. Kata Atland karena merasa bahwa tindakannya saat ini sangat berbeda dari biasanya karena Atland tidak pernah memperdulikan wanita-wanita yang akan dijual di clubnya. Atland keluar dari ruangannya dan menuju lantai satu dimana interaksi penjualan ‘barang’ mereka sedang terjalin.

Semua orang membuka jalan ketika Atland masuk kedalam kerumunan dan Atland berhenti didepan wanita yang tadi dilihatnya. Atland dapat melihat wajah cantik wanita itu dari jarak sedekat ini dan Atland tersenyum tipis ketika melihat wanita itu menatapnya dengan tatapan yang sangat datar tanpa menunjukkan rasa takut.

“Bebaskan dia,” kata Atland dan membuat para pria yang sedari tadi menunggu giliran wanita itu langsung kecewa tetapi tidak ada yang berani membantah. “Apakah tuan yakin?” kata salah satu bodyguardnya dan membuat Atland menatapnya tajam. Apalagi Atland tidak suka mengulang perintahnya. “Aku tidak suka mengulang perkataanku.”

Salah satu bodyguard langsung melepaskan wanita itu dan Atland melihatnya sekilas sebelum berjalan keluar dari dalam club. Aphrodite langsung berlari mengejar Atland dan ketika Atland ingin masuk kedalam mobil wanita itu langsung menahan tangannya. Bodyguard yang ditugaskan untuk menemani Atland langsung mengeluarkan senapan mereka karena wanita itu sangat berani menyentuh tuan mereka.

“Kenapa kau melepaskanku dengan cuma-cuma seperti ini?”. Wajah Atland tetap datar padahal Atland merasa bingung dengan pertanyaan wanita yang sedang berdiri di depannya tanpa rasa takut padahal sedang di todong dengan banyak senjata.

Atland tetap diam dan menatap tajam wanita yang tadi diselamatkannya. “Baiklah lupakan pertanyaanku yang bodohku tadi dan bagaimana cara aku membalas kebaikanmu?” kata wanita itu dengan mengedipkan matanya polos kearah Atland dan membuat Atland sedikit terpukau ketika bulu mata lentik itu saling bersentuhan dengan lembut.

“Pulang,” Kata Atland dengan singkat dan membuat Aphrodite mengerutkan keningnya tak paham dan membuat Atland merasa gemas dengan wajah bingung wanita di depannya ini tetapi tetap mempertahankan wajah datar miliknya.

“Tuan menyuruh anda untuk pulang ketempat anda tinggal nona,” Kata Damian dan membuat Aphrodite melihat kearah Damian. “Tetapi rumahku sangat jauh dan aku tidak tahu bagaimana caranya kembali. Apakah aku bisa bekerja denganmu dan membalas kebaikanmu tuan? Aku bisa melakukan apa saja,” Kata Aphrodite itu dengan tatapan yakin padahal itu hanya alasan saja supaya dia bisa masuk kedalam kediaman Atland.

Aphrodite harus menjalakan rencana kakaknya walaupun sebenarnya dia tidak tahu rencana apa yang sedang di jalakan oleh kakaknya.

Atland merasa interaksinya sudah cukup dengan wanita itu dan berjalan masuk kedalam mobil tetapi wanita itu tidak menyerah.

“Namaku Aphrodite dan aku akan membalas kebaikanmu dengan bekerja untukmu. Aku tidak memerlukan gaji sedikitpun karena yang aku inginkan adalah membalas kebaikanmu karena sudah menolongku dan kau cukup memberikan aku makan saja.”

Atland menghempaskan tangan mungil yang memegang lengannya dengan kasar dan membuat wanita itu terkejut. “Jangan menyentuhku!”.

“Bekerja denganku tidaklah gampang karena ketika kau berani untuk menghianati ku kau akan mati dan bukan hanya kau saja tetapi semua orang yang berkaitan denganmu tanpa terkecuali.” Kata Atland dengan dingin dan membuat Damian terkejut karena baru kali ini tuannya berkata dengan kalimat yang cukup panjang.

“Aku berjanji aku tidak akan mengkhianati mu tuan dan aku bekerja denganmu sebagai bentuk balas budi karena kau sudah membantuku”. Kata Aphrodite dengan suara tegas dan membuat Atland menaikkan alisnya sambil menatap remeh wanita didepannya ini.

“Aku tidak tahu harus beralasan apalagi untuk membuatnya percaya tetapi semoga saja dia tidak menolaknya karena aku harus masuk kedalam kediamannya,” kata Aphrodite didalam hatinya.

Atland menatap mobil yang dimana Aphrodite berada dengan tatapan yang cukup rumit dan Atland merasa ada yang ganjal di sini tetapi Atland tidak tahu apa itu.

Aphrodite menyandarkan kepalanya di sandaran mobil dan menutup matanya. Suara hembusan napas kasar berulang kali dikeluarkan oleh Aphrodite karena pada akhirnya Aphrodite benar-benar menyerahkan dirinya pada Atland. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat dan mereka telah tiba di mansion megah milik Atland.

Aphrodite tercengang melihat mansion milik Atland yang sangat megah dan berwarna hitam disertai beberapa warna keemasan. “Silahkan turun nona,” kata salah satu pria yang membukakan pintu untuk Aphrodite. “Terima kasih,” kata Aphrodite dengan nada datar miliknya.

Semua mata memandang ke arah Aphrodite karena wajahnya yang sangat cantik dan bukan itu saja yang membuat mereka memandang ke arah Aphrodite tetapi karena Atland yang selama ini menjauhi wanita dan tidak pernah membawa wanita kedalam mansionnya. Didalam mansion sendiri lebih banyak di pekerjakan laki-laki dibandingkan wanita dan wanita yang bekerja disana juga bukanlah wanita sembarangan.

Atland masuk tanpa menunggu Aphrodite yang masih melihat mansion miliknya dan Atland yakin Aphrodite akan mengeluarkan air liurnya jika tidak segera menghentikan kekagumannya.

“Hei apakah kau akan terus berdiri di situ dan menganggumi keindahan mansion milik tuan Atland?” kata Dames dan menyadarkan Aphrodite dari kekagumannya.

Kaki jenjangnya melangkah ke dalam mansion dan lagi-lagi Aphrodite tidak menghentikan rasa kagum yang ada di wajahnya karena desain dan perabotan yang berwarna hitam putih yang sangat cantik. Aphrodite yakin semua barang-barang yang dipajang memiliki nilai jual yang fantastis.

“Berikan dia salah satu kamar yang ada di mansion utama dan layani dia dengan baik karena dia adalah pelayan yang dipilih langsung oleh tuan,” kata Dames kepada salah satu pelayan wanita yang masih berjejer didepan pintu mansion.

“Nona tolong ikut saya kemari karena saya akan menunjukkan kamar anda,” kata kepala pelayan dan Aphrodite berjalan mengikuti wanita yang masih terlihat muda di depannya.

Aphrodite melihat kamarnya yang sangat rapi dan juga wangi.

Sedangkan didalam ruang kerja Atland sedang berdiri didepan kaca yang langsung menunjukkan hutan yang sangat luas dan tidak menunjukkan setitik pun pencahayaan.

“Saya sudah menyuruh salah satu pelayan untuk melayani wanita tadi tuan,” kata Damian dengan nada sopan. “Cari tahu tentang wanita itu dan berikan aku data-datanya dalam lima belas menit,”kata Atland tanpa memandang lawan bicaranya.

Atland memberikan waktu yang singkat karena kemampuan bawahannya yang tidak bisa dianggap remeh. Mereka bisa saja menyabotase atau mencuri salah satu dokumen penting salah satu negara dan karena hal itu banyak orang yang ingin menjalin kerja sama dengan Atland dan juga berhati-hati dalam mencari masalah dengan Atland.

“Baik tuan saya akan membawakan berkasnya kurang dari lima belas menit,” kata Damian dan ketika melihat usiran halus dari tangan Atland maka Damian langsung keluar dari ruangan kerja Atland.

Aphrodite baru saja menghabiskan mandinya dan keluar dengan handuk yang melilit di tubuh rampingnya. Aphrodite memilih baju tidur berbahan satin yang sangat nyaman untuk digunakan.

Aphrodite seharusnya takut karena ini pertama kalinya dia jauh dari panti asuhan dan masuk kedalam kediaman milik seorang pria. “Aku tidak tahu apakah pilihan ini salah atau tidak tetapi aku mencoba bertahan demi kakakku walaupun aku tidak tahu apa yang sedang direncanakannya,” Kata Aphrodite yang kembali mengingat wajah datar Atland yang tampan.

Di sisi lain telah mendapatkan seluruh data Aphrodite dengan mudah dan Dames bergegas untuk kembali ke ruang kerja milik Atland. “Ini data pribadi nona Aphrodite tuan,” kata Dames sambil meletakkan map yang berisi data Aphrodite.

Atland membaca biodata milik Aphrodite dengan teliti dan tidak ada yang ganjal dengan biodata milik Aphrodite tetapi Atland tetap harus mencari tahu dengan detail karena Aphrodite sangat pandai dalam bela diri dsn Atland hanya tidak ingin kecolongan terhadap musuh.

Aphrodite mendapat sabuk hitam pada taekwondo dan ahli dalam menggunakan senjata seperti pistol. “Cari tahu lagi tentangnya karena aku merasa ada yang salah dengan biodatanya dan juga cari tahu dari mana dia bisa melatih bela diri dan menembak karena sangat tidak mungkin dia belajar seperti itu didalam panti asuhan”. Kata Atland kemudian menutup berkas tadi.

“Baik tuan saya akan mencari tahu lebih dalam lag,” kata Dames karena apa yang di katakan tuannya tidak pernah meleset sedikit pun.

“Kau tahu apa yang harus kau lakukan untuk menyambut prajurit baru kita kan?” kata Atland setelah tadi membaca biodata Aphrodite yang langsung diangguki oleh Dames. “Saya mengerti tuan”.

Bersambung…

Terima kasih karena kalian sudah membuka chapter ini dan jangan lupa untuk mendukung cerita ini dengan memberikan vote sebanyak mungkin

Terima kasih ^_^

Salam hangat Mrs. Styles

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status