Share

Kejujuran Naima

Naima meringkuk menghangatkan dirinya sendiri dengan pakaian basah, dia memeluk lututnya, menumpukan dagunya yang bergetar kedinginan, tak ada percakapan karena Naima sengaja membelakangi Rangga, menyembunyikan tubuhnya karena baju basah yang lengket di kulit.

Rangga menghidupkan lentera kecil, meletakkannya di dinding berdekatan dengan lukisan pegunungan, cahaya temaram berpendar ke penjuru ruangan, hujan belum juga berhenti, malah angin semakin kuat menerpa ke dalam rumah pohon.

Rangga menarik tali penutup jendela, mengurangi angin yang masuk dan membuat mereka menjadi beku. Naima semakin mengigil, meremas lengannya sendiri.

Rangga mendekatinya, meraih bahu bergetar itu berlahan. Mata Naima agak membesar kaget, tapi dengan cepat dia kembali menguasai diri.

"Ibu, lapar?"

Naima menggeleng, kemudian mengetatkan lagi tangannya untuk memeluk kakinya sendiri.

"Maafkan saya," lirih Rangga, ke adaannya juga tak kalah basah, tapi dia kuat dan tidak terlihat kedinginan sama sekali.

Hujan teru
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status