Rangga, 27 tahun . Mahasiswa terancam DO karena tak kunjung lulus. Naima, 30 tahun, Dosen cerdas yang didesak untuk menikah. Bagaimana jika menikah dengan beberapa kesepekatan? Naima membantu Rangga dalam menyelesaikan skripsinya dan Rangga membantu Naima menanggalkan cap perawan tua?
Lihat lebih banyakNaima memijit kepalanya lelah, setiap hari perdebatan dengan sang ibu seputar itu itu saja. Ibunya mengeluh seolah-olah dia adalah Ibu yang paling malang di dunia karena anak gadisnya tak laku-laku.
Andaikan mencari seorang suami semudah menemukan kucing Anggora, pasti dia sudah menikah dari dulu, apa lagi yang bisa di lakukannya, laki-laki di luar sana lebih memilih wanita tamat SMA dari pada perawan tua sepertinya."Kau ini, jangan lagi memilih-milih, Pak Broto belum terlalu tua, dia baru empat puluh lima tahun, anaknya pun sudah besar, kau tinggal dapat enaknya saja."Ibunya mengomel sambil merajang sayur di dapur."Ibu, tidak adakah yang lebih baik dari itu?"Ibu Naima membalikkan badan, memandang Naima geram."Kau terlalu pemilih, aku sungguh malu kepada warga satu RT, yang selalu menanyakan kamu kapan nikah."Naima memejamkan matanya lelah, rasanya dia lebih memilih menghabiskan waktu di kampus dari pada berdebat tanpa akhir dengan ibunya.Naima meninggalkan ibunya, gadis berhijab dan berwibawa itu masuk kedalam kamar dan akan keluar di saat saat tertentu saja, supaya tidak ditanya lagi, kapan nikah? kalau ada jodoh, dia mau menikah sekarang juga.Apa yang kurang darinya, dia cukup cantik, tubuhnya bagus, karirnya mantap, tapi laki-laki selalu mundur bahkan sebelum mengenalnya lebih jauh.Naima membuka hijabnya, sungguh dia sangat lelah sekarang ini. Seharian di kampus mengurus Rangga Paradipta, mahasiswa tua yang belum juga tamat.Rangga baru saja dipindahkan oleh ketua jurusan kepadanya, dia bertindak menjadi Penasehat Akademik anak itu setelah para Dosen lain mengatakan menyerah.Naima sudah lama mendengar namanya, karena Rangga sangat populer dengan gelar Mahasiswa Abadi yang disandangnya. Benar saja, dia bahkan sudah semester tiga belas dan terancam DO, kesempatannya cuma tinggal satu semester lagi.Naima menggeleng melihat rekap transkrip nilainya, nilai C dan D bertaburan seperti bintang di langit. Rangga hanya menanggapi dengan lesu saat Naima memaksanya menunjukkan rekap nilainya itu.Skripsinya masih bab satu, dan itupun belum tuntas. Naima heran, apa saja yang dilakukan Rangga selama bertahun tahun di kampus.Rangga adalah kasus sulit yang harus di selesaikannya, saat ini keprofesionalannya sedang di pertaruhkan.Rangga... Naima hampir tertawa jika membayangkan wajah itu, wajah bak model tapi kualitas IQ yang rendah, ditambah dengan sifat pemalas akut yang dideritanya.Rangga sampai bersimpuh di kaki Naima supaya dia bisa lulus dengan bantuan Naima."Buk, sawah ladang sudah tergadai menguliahkan saya, kalau saya DO, saya akan digorok oleh bapak di kampung."Seharusnya Naima prihatin dengan keluh kesah mahasiswanya itu, tapi dia malah tertawa. Seolah-olah dia tengah dilamar.Naima menghela nafas mengingat kejadian tadi, sekarang dia siap tempur menyelamatkan mahasiswa abadi yang bernama Rangga."Oke, aku harus buat list dulu untuk menyelesaikan masalah Rangga satu persatu."***Rangga menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sudah dua jam dia membaca bab satu proposal skripsinya, dan sampai sekarang dia sendiri tidak mengerti dengan apa yang dibuatnya. Mungkin dia menulisnya sambil mengingau.Judul ini dicarikan oleh juniornya sehingga bisa lulus saat seleksi pengajuan judul proposal penelitian, sekarang adik tingkatnya sudah wisuda, meninggalkan Rangga yang merana dengan proposal nya sendiri.Satu tahun sudah, proposal itu didiamkan dan dimasukkan ke dalam kardus harta karunnya. Sekarang dibuka kembali, ah! andai saja menulis proposal itu semudah menulis surat cinta.Bapaknya begitu berharap kepadanya, dia anak satu-satunya yang dibanggakan, mendapatkan gelar sarjana adalah mimpi bapaknya dari dulu, walaupun di masa SMA tinggal kelas satu kali.Dia anak kepala dusun di kampungnya, bapaknya sangat di hormati dan dituakan, apa kata dunia jika dia pulang tanpa membawa ijazah.Selama ini dia berhasil mencari alasan, ketika sang Bapak bertanya kenapa belum juga lulus, bahkan dua bulan terakhir, uang sakunya sudah dikurangi. Terpaksa wajah ganteng bak Aamir Khan semasa muda itu terkena sinar matahari karena dia sekarang bekerja sebagai tukang ojek online.Mau bagaimana lagi, tidak bekerja ya tidak makan, uang yang dikirim Bapak dari kampung hanya cukup membayar biaya kuliah.Saat ini mereka bedua pergi konsultasi dengan Dokter Kandungan, usia kehamilam Naima sudah memasuki delapan bulan. Naima masih aktif mengajar dan melakukan berbagi aktifitas. Syukurnya bayi mereka tidak banyak tingkah, palingan minta dibelikan bubur ayam setiap malam, permintaan yang begitu enteng.Mereka sama-sama melihat layar monitor, takjub dengan bayi yang sudah terbentuk sempurna. Jenis kelaminnya laki-laki. Dia bergerak aktif di perut Naima sehingga membuat permukaan perut itu bergelombang."Duh, lincahnya," kata Dokter wanita itu sambil tersenyum."Selincah saya, Dok," jawab Rangga yang dikasih pelototan galak oleh Naima."Nah, mulai sekarang Bu Naima lebih banyak makan buah dan sayur, kurangi makan karbohidrat, karena berat bayinya sudah melebihi berat seharusnya."Apa yang dikatakan dokter itu benar, Naima dan makanan adalah pasangan yang tidak bisa dipisahkan, dia menyukai apa saja. Makan di tengah malam sudah berjalan rutin selama beberapa bulan ini."Baik, Dok," jawab Nai
Galeri Rangga resmi dibuka hari ini, banyak pengunjung yang penasaran dengan karya Rangga yang dinilai unik dan berbeda dari pelukis lainnya. Sebagian besar karya Rangga adalah sketsa hitam putih yang terlihat detail dan sempurna. Rangga cukup puas dengan para pengunjung yang rata rata adalah penikmat karya seni dan pengusaha.Semua ini berkat kegesitan Naima dalam berselancar di dunia maya untuk mempromosikan galeri milik Rangga. Banyak juga pengunjung yang langsung tertarik dan minta dilukis secara khusus, bahkan pesanaan itu berasal dari luar negri."Selamat, ya." Naima mengulurkan tangan, mereka baru saja beristirahat setelah melayani pengunjung seharian. Sebenarnya Rangga melarang istrinya itu terlalu sibuk dengan acara ini, namun dasarnya Naima yang keras kepala, dia mencari alasan agar keinginanannya terlibat diacara ini dikabulkan Rangga."Kalau yang mengucapkan selamat adalah kamu, harus disertai dengan hadiah," goda Rangga."Kau mau apa? Komik Doraemon?" ejek Naima. Rangga m
Kedua keluarga itu berkumpul bersama di rumah pohon, bapak Rangga tertawa terkekeh saat ayah Naima kalah terus main kartu. Sekali kalah hukumannya adalah berlari lima puluh kali keliling pekarangan rumah Naima yang luas, ayah Naima sudah banjir keringat, namun dia tidak mau berhenti, terus saja mengajak main kartu dan bertekad akan berhenti jika dia berhasil mengalahkan bapak Rangga.Rangga sibuk dengan komiknya, sedangkan Naima duduk bersama dengan ibu Rangga dan ibunya. Mereka baru saja selesai membakar ikan, merayakan hari Wisuda Rangga yang berakhir beberapa jam yang lalu.Jika ditanya siapa yang paling bahagia, maka bapak Ranggalah orangnya, dia sangat membangga- banggakan Rangga saat selesai acara sambil memuji anaknya itu, padahal Rangga sudah berdehem karena sang Bapak tidak berhenti membuatnya malu, seisi kampus tau dia adalah mahasiswa paling tua yang terancam DO dan diselamatkan oleh Naima, tapi sang Bapak terus saja memuji seakan dia adalah manusia terhebat di dunia yang a
Pada dasarnya laki-laki dan perempuan terjaga sebelum menikah bukanlah orang yang memiliki kadar nafsu lebih rendah dari orang yang biasa berhubungan bebas tanpa ikatan pernikahan. Mereka malah cendrung lebih dominan dan lebih agresif karena keinginan primitif yang tersimpan rapi dan belum tersalurkan di jalan yang sah. Naima dan Rangga adalah manusia terjaga, mengenal arti gairah setelah mereka menikah, berciuman setelah menikah dan berhubungan seksual pun setelah menikah. Hubungan yang dikatakan surga dunia bagi manusia itu, tidak berakhir begitu saja hanya dengan pelepasan paling indah di antara keduanya, hubungan tempat tidur yang dimulai dengan berwudhuk, membaca doa untuk menyingkirkan syetan-syetan yang ingin ikut menontonnya, akan menjadi tabungan amal tersendiri.Naima dan Rangga terkapar tak berdaya dengan tubuh berenang dengan keringat, cinta bertaut, tubuh menyatu, keringat membaur. Apa yang lebih indah dari bercinta setelah menikah? tak ada yang lebih indah dari itu.Ran
Hari ini adalah hari yang paling spesial bagi Rangga, karena hari ini adalah pertarungan puncak meraih gelar sarjana yang selama ini diidam- idamkam sang Bapak dan keluarganya. Rangga mengikuti sidang skripsi beberapa menit lagi, selama itu pula dia menempel pada Naima di ruangan istrinya itu, berulang- ulang dia membolak-balik buku dan lembaran skripsinya."Bu Naima yang seksi, doakan saya biar berhasil, ya," katanya, Naima sekarang sedang duduk di pangkuan Rangga sambil bermanja-manja, sejak hamil ini bawaannya ingin menempel terus dengan suaminya itu."Yang jelas kau harus percaya diri menjawab semua pertanyaan yang dilontarkan tim penguji, jangan gugup, jawab semua pertanyaan dengan penuh keyakinan, kuasai dirimu dengan baik "Rangga menempelkan kepalanya kebahu Naima, menghela nafas dan membuangnya perlahan."Siap, Bos.""Ayo, sepuluh menit lagi kau harus berada di ruang sidang."Naima melangkah keluar lebih dulu, wajah manja itu sudah berubah datar seperti biasa, tidak ada senyu
Pagi ini Naima dan Rangga kembali ke apartement. Sebelum pulang Naima menyempatkan diri untuk mampir ke apotek, membeli alat tes kehamilan dengan merk yang berbeda sebanyak lima buah. Ketika Rangga bertanya, Naima beralasan dia tengah membeli obat dan suplemen agar tubuhnya kembali membaik. Rangga tidak bertanya lagi, dengan bersiul-siul kecil, laki-laki tampan itu mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.Sesampainya di apartemen, Naima langsung mengeluarkan sarapan pagi yang sempat dibawanya dari rumah ibunya, membuatkan kopi kesukaan Rangga, sedangkan suaminya itu sudah duduk manis di kursi meja makan sambil membaca buku."Kenapa kopi ini lebih enak dari biasanya, mungkin istriku ini menambahkan bumbu cinta kedalamnya," goda Rangga, dia senang istrinya itu sudah kembali tersenyum dan ketus seperti biasa."Pagi-pagi sudah gombal," jawab Naima sambil meletakkan piring di atas meja makan."Kau semakin hari semakin cantik." Naima memutar bola matanya. "Aku menjadi kenyang dengan r
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen