"Ethan turunkan aku!" Teriak Adaline pada Ethan yang menggendong nya mulai dari perushaaan hingga sampai ke rumah mereka dan naik ke kamar mereka di lantai atas."Diam lah Adaline. Kalau kau bergerak terus maka kita akan jatuh bersama." Ujar Ethan terus menaiki tangga sambil menggendong Adaline ala bridal style."Tapi aku itu bisa berjalan sendiri Emmanuel Ethan! Kau tidak perlu menggendong ku seperti ini." Protes Adaline lagi dan lagi, tapi kali ini Ethan tidak menggubris sama sekali dan mendorong pelan pintu kamar nya yang memang sudah ia pesan kan ke anak buah nya untuk tidak di tutup rapat agar ia mudah membawa Adaline masuk ke dalam kamar.Ethan membawa Adaline ke tempat tidur dan membaringkan nya, pelan. "Nah diam dan beristirahat lah. Nanti aku mengakupuntur kaki mu setelah aku selesai mandi." Ujar Ethan dengan santai."Dan ya- aku sudah mengatakan pada tuan Erlan bahwa kita tidak jadi ke rumah nya malam ini." Sambung Ethan."Seperti ya dia tidak keberatan aku membatalkan janji
Adaline tersenyum mendengar apa yang Ethan katakan," apa dia bilang barusan? akan menghajar Dom? Menghajar Dom karena apa?" Adaline tertawa sendiri sambil memegang kedua pipi nya yang terasa di hinggapi ribuan kaki kupu-kupu yang sedang melakukan Senam SKJ 90 an.Sedangkan Ethan yang telah keluar dari kamar, bukan nya berlari mengejar Dom yang sudah turun ke lantai bawah. Ethan tersandar lemas di pintu kamar nya itu, lalu perlahan tubuh nya terduduk lemas di depan pintu, sambil memegang dada nya yang masih bergemuruh."Astaga!! hampir saja aku kawin..." Ucap nya, menutup mulut nya sambil senyam senyum sendiri.Setelah Ethan pergi, Dom datang ke kamar Ethan."Kakak ipar...?" terdengar suara Dom dari luar kamar."Kakak Ipar?" seru Adaline kemudian bangun dan berjalan untuk melihat siapa yang datang ke kamar."Ya?" ujar Adaline begitu pintu itu terbuka."Hi kakak ipar, kenalkan aku Dom." Dom memperkenalkan diri nya secara resmi pada Adaline. "Aku adik angkat nya Ethan." lanjut nya."Hi..
Tepat pukul 7 pagi, Ethan telah selesai mandi dan dengan isi kepala yang telah terbersihkan dengan sempurna menurut nya,ia mendekati tempat tidur di mana Adaline sedang tertidur pulas bak seorang bayi."Apa dia tidak ada niatan untuk ke kantor pagi ini?" seru Ethan sambil meletakan handuk yang dia pakai untuk mengelap kepala nya ke bahu nya.Ya, Ethan baru saja selesai mandi dan sama sekali belum berpakaian saat ini. Handuk saja masih terlilit rapi di pinggang nya, menandakan kalau dirinya masih belum mengenakan apapun di dalam sana.Ethan menghela nafas melihat kekhusukan tidur Adaline yang sepertinya walau gempa bumi terjadi, pasti tidak akan bangun dari tidur nya."Heiii..." Ethan pun memegang pergelangan kaki Adaline, bermaksud untuk membangun kannya.Adaline membuka mata nya sedikit, benar- benar sedikit, saat kaki nya di sentuh oleh sebuah tangan yang terasa dingin. Dengan mata nya yang hanya segaris itu, sayup - sayup Adaline mendengar suara Ethan yang sedang memanggil-manggil
"Ethan kau dimana?" tanya Dom melalui handphone nya."Aku, aku sedang bersama Adaline di kantor." Jawab Ethan, sambil melihat ke arah Adaline yang sedang sibuk berbicara dengan beberapa dewan direksi termasuk pria berwajah korea yang Ethan tidak sukai beberapa hari ini."Apa kita bisa bertemu sebentar Ethan, ada hal penting yang ingn aku bicarakan pada mu. Tapi tidak bisa aku sampaikan via telpon seperti ini." Ujar Dom."Apa ada masalah dengan Mr. Sean?" Tebak Ethan, yang mengira pasti ini ada kaitan nya dengan Mr. Sean."Tidak. Semua baik-baik saja di sini. Tapi ini lebih ke kakak ipar." sebut Dom."Adaline Whit ?" Seru Ethan kaget, mengapa apa yang akan Dom bicarakan yang kata nya sangat penting itu malah berkaitan dengan Adaline."Ya, Adaline White, kalau seandainya kau belum mengganti nya menjadi Adaline Milik Ethan Seorang." seloroh Dom yang benar-benar minta jitak oleh Ethan kayak nya."Ada apa dengan Adaline?" tanya Ethan sambil dari ekor mata nya melihat ke arah Adaline."Aku
"Selamat datang dalam perjalanan indah dan penuh warna bersama Jarvis." Ucap Jarvis yang sedang dalam mode penyambutan paling basik setelah sumber daya nya tercabut."WWow.. Woooow wwwwwwwwwwoooOoowww! Ada apa ini?" Teriak Jarvis setelah menyadari dia sedang berlari kencang saat ini."Bisa kau jelaskan pada ku apa yang sedang terjadi tuan Ethan?" teriak nya seakan-akan dia pun sedang ikutan panik."Mungkin majikan baru mu bisa membantu mu menjawab nya JaRvvvvvvvvvvvvviiss!" Seru Ethan dengan suara melengkung karena tiba-tiba saja Adaline memotong mobil yang ada di depan mereka."Hi Jarvis? Welcome back." Sapa Adaline dengan tampang tak bersalah nya, menyapa santai Jarvis."Hi nona Adaline, apa ada yang bisa aku bantu?" tanya Jarvis berbasa basi, bingung bagaimana cara nya mengambil alih kemudi tubuhnya tanpa melukai perasaan Adaline."Untuk saat ini tidak Jarvis. Kau duduk saja. Aku bisa menangani semua ini. Lagi pula kita sudah akan sampai." Jawab Adaline lalu memijak pedal gas dadak
"Suara mu!!" Seru Ethan masih dengan tangan yang menempel di bibir Adaline.Adaline auto diam. Dan memandang Ethan yang masih tidak sadar apa yang Ethan sentuh sekarang ini."Hmmm..." Gumam Adaline sambil menunjuk ke arah mulut nya."Ups! Sorry!" ucap Ethan dan langsung menurunkan tangan nya."Sebaiknya kita lanjutan pembicaraan ini di rumah. Kalau disini ekspresi ku sulit di salurkan." Sebut Adaline absurd, membuat Ethan terbengong.***Adaline dan Ethan sampai di rumah mereka."Kau serius dengan apa yang kau katakan tadi Ethan?" tanya Adaline yang ke sembilan puluh sembilan kali sejak sedari dalam mobil tadi."Aku sebenarnya belum 100 persen yakin dengan hal ini. Tapi penyelidikan anak buah ku mengerucut ke hal itu." Jawab Ethan, sambil jalan bersebelahan dengan Adaline."Mengapa selama ini aku sampai tidak tahu?" gumamnya, bermonolog dengan diri nya sendiri dengan suara pelan." Kalau memang Beldiq ada terlibat dengan hal-hal seperti ini. Di rumah, mengapa aku dan mommy ku sampai ti
"Kena kau........" gumam nya dalam hati, dan-"Adaline!! kepala!!!!!" Ethan melemparkan sebuah boneka berbentuk kepala ke Adaline."Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa......" Teriak Adaline dalam kaget nya lalu reflek melempar boneka kepala itu dan langsung memeluk Ethan.Ethan yang di peluk Adaline pun hanya bisa terdiam dan mata nya membola saat pelukan Adaline terasa begitu nyata."Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa......" teriak Adaline dalam kaget nya lalu reflek melempar boneka kepala itu dan langsung memeluk Ethan. Ethan yang di peluk Adaline pun hanya bisa terdiam dan mata nya membola saat pelukan Adaline terasa begitu nyata."Kau......-hmmmmmm." suara Adaline tertahan karena Ethan langsung membekap mulut Adaline yang hendak mengomeli nya dengan mulut nya.Adaline terkejut dengan apa yang Ethan lakukan. Adaline tidak menyangka, kejadian ini akan kembali terulang. Tapi Adaline pun tidak akan munafik pada dirinya sendiri, kalau dia sejujurnya juga menginginkan kejadian ini untuk kembali terula
Setelah dress itu turun hingga kaki Adaline, tiba-tiba keisengan Ethan."cup.."Ethan dengan iseng mengecup puncak gunung Himalaya itu bergantian.Tubuh Adaline bergetar. Mata nya tertutup. Dia terlalu malu untuk melihat ke arah Ethan/Ethan tersenyum dan berkata, “tubuh mu sangat indah sayang..” Suara Ethan yang berpacu dengan adrenalin Ethan yang telah terkontaminasi dengan hasrat yang terus membakarnya dari dalam saan, membuat suara Ethan terdengar sangat seksih di telinga Adaline.Adaline pun membuka mata nya, kemudian dipandangi nya wajah Ethan lekat-lekat.Setelah mendapatkan semua keberanian nya kembali, Adaline pun mengelus wajah Ethan lalu di kecup nya kedua pipi Ethan. Kemudian Adaline mulai mengecup bibir Ethan.Tiba-tiba Adaline menggigit nakal bibir pria yang selalu mengatakan menolak menikah dengan nya itu. Karena bisa-bisa nya bibir itu yang selalu saja berujar tidak ingin menikah dengan nya namun kini selalu saja menyapa lembut diri nya.Adaline melepas gigitan nakal n