"Ferdi duduk di tepi tempat tidur sambil terus memijit-mijat kaki Nur. Di lihatnya jam yang sudah jam 11 malam. "Mama gak tidur?" Tanya Ferdi.
"Gak, mama masih nungguin Alisa pulang. Biasanya Alisa akan menyempatkan waktunya untuk pulang sebentar lihat mama," ujar Nur. Raut kesedihan tergambar jelas di wajahnya nan pucat.
"Bentar ya Ma aku coba telepon Alisa dulu," ucap Ferdi yang kemudian menghubungi no ponsel Alisa.
"Halo Fer?" ucapan Alisa yang mengangkat sambungan teleponnya.
"Sa, kamu di mana?" Tanya Ferdi.
"Aku lagi di parkiran ini mau langsung pulang," jawab Alisa.
"Ya sudah kalau gitu mau aku jemput?" Ferdi menawarkan.
"Nggak usah, aku pulang sendiri aja," jawab Alisa
"Kamu hati-hati ya." Pria itu menasehatinya.
"Iya kamu mau aku belikan apa, biar aku langsung beli," ucap Ali
Selesai shalat subuh Ferdi masuk ke dalam kamar mama Nur. Dilihatnya mama Nur yang sudah bangun. "Mama apa sudah shalat?" tanyanya."Sudah," jawab Nur."Aku jemput Alisa sebentar ya ma," Ucapnya Ferdi yang menyalami tangan Nur."Iya hati-hati ya nak," ucap Nur.Ferdi mengemudikan mobilnya menuju pom bensin tempat Alisa bekerja. Dilihatnya ponselnya yang berdering, panggilan masuk dari Alisa. " Halo Sa," ucapnya yang menempelkan ponsel itu di telinganya."Fer, aku udah pulang," ucapan Alisa."Iya ini aku udah dekat pom," ucap Ferdi.Alisa memutuskan sambungan telepon saat melihat mobil Ferdi yang sudah masuk kedalam pom bensinnya.Alisa tersenyum memandangnya saat membuka pintu mobil. Dilihatnya pria itu yang sudah berganti baju. "Pulang ke rumah semalam?" tanyanya saat sudah duduk dalam mobil.&nb
Ferdi memberhentikan Mobilnya di parkiran kampus Alisa. Pria itu menjemput Alisa pulang dari kampus. Ferdi menyandarkan punggungnya di sandaran kursi dan mengirim pesan chat untuk Alisa.FerdiAku sudah di parkiran.AlisaTunggu sebentar.Ferdi duduk di dalam mobil sambil mendengarkan musik yang diputarnya. Saat ini hatinya sudah mulai merasa lega. Ferdi memandang gadis yang mendekati mobilnya. senyum gadis itu sudah mengembang di bibirnya."Apa sudah lama nungguin aku," ucap Alisa yang sudah membuka pintu mobil dan duduk di kursi di sebelah kemudi."Belum," jawab Ferdi."Mestinya kamu itu nggak perlu repot-repot jemput aku, kalau aku tadi bawa motor sendiri.kamu itu mau berangkat malah sibuk ngurusin aku," ucap Alisa memandangnya."Aku pengen kamu merepotkan aku," ucapnya sambil tersenyum. "Barang-bara
"Kenapa nggak mau diajak ke mall!" ucap Ferdi yang menggigit bakso bakar di tangannya. Alisa menggelengkan kepalanya. "Aku tadi bilang ke rumah sakit," ucapnya yang takut ada yang mengenalinya saat ke mall. Ferdi hanya tersenyum saat mendengar ucapannya. "Kamu udah nggak pernah ikut balapan lagi?" tanya Ferdi. Alisa menggelengkan kepalanya. "Jangan ikut-ikut balapan lagi," ucapnya yang memandang gadis yang duduk di depannya. "Iya kamu udah larang nggak boleh ikut balapan, ya aku nggak ikut," ucap Alisa yang kemudian minum jus di tangannya. Ferdi tersenyum dan mengarahkan bakso ke mulutnya. Alisa memakan bakso dari sahabatnya itu. "Kemarin aku menabrak," ucap Alisa yang mengunyah bakso di mulutnya. Ferdi membuka matanya dengan sangat besar. "Bagaimana keadaa
Alisa memberhentikan motornya di depan teras rumahnya dan langsung turun dari atas motor.Alisa berlari masuk ke dalam kamar mamanya dengan air mata yang membanjiri pipinya.Alisa melihat Ibu Aminah duduk di bibir tempat tidur sambil menangis."Ibu, gimana mama Isa," ucapnya yang menangis dan memeluk mamanya."Mama kamu masih hidup kamu cepat telepon taksi biar bisa dibawa ke rumah sakit," ucap Ibu Aminah."Iya Bu," ucap Alisa yang memasukkan tangannya ke dalam tas kuliahnya dan mencari ponselnya. Alisa memesan taksi online yang ada di aplikasinya saat ponselnya sudah di tangannya."Kenapa taksinya lama kali datangnya," ucap Alisa sudah tidak tahu lagi apa yang akan dilakukannya saat ini. Taksi yang dipesannya terasa begitu sangat lambat sampai di rumahnya."Sabar nak, semoga mama Isa gak apa-apa," ucap Aminah yang berusaha menenangkan Al
Alisa memandang mamanya dipindahkan ke ruangan perawatan. Alisa mengambil kamar kelas 3 untuk mamanya.Perawat tersebut mendorong mamanya masuk ke dalam kamar kelas kelas 3. Di dalam kamar tersebut, tersusun 5 bangsal. Perawat pergi meninggalkan kamar setelah mengecek infus dan memasang selang oksigen di hidungnya."Mama," ucapnya yang menangis memeluk mamanya.Nur tersenyum memandang putrinya.Alisa duduk di samping tempat tidur mamanya dan mencium-cium tangan mamanya tersebut."Gimana ma, apa ada yang sakit? tanyanya"Masih mati rasa, mama haus," jawab Nur."Tunggu buang angin ya ma," ucap Alisa yang memaksa senyum di bibirnya.Nur menatap sendu wajah putrinya. Mata putrinya bengkak karena menangis. Nur mencoba mengangkat tangannya yang terasa berat, ia ingin mengusap air mata putrinya
Alisa datang ke rumah sakit dan melihat kondisi mamanya semakin kritis. Dokter menyarankan untuk dilakukan operasi pengangkatan ginjal. Alisa hanya diam saat mendengar ucapan dokter tersebut. Kakinya terasa sakit lemas. Tubuhnya mulai kehilangan keseimbangan hingga hampir terjatuh. Dokter itu langsung memegangnya dan menahan tubuhnya.Dokter tersebut membantunya duduk di kursi yang ada di depan ruangan ICU.Alisa menangis tiada sudah tidak tau harus berbuat apa. Pihak rumah sakit sudah memberikan nya surat pemberitahuan tagihan. Bila dalam waktu 3 hari, Alisa tidak bisa melunasi biaya rumah sakit, maka semua alat yang menempel di tubuh mamanya akan dicabut. Alisa memandang kertas kecil yang di tangannya. Di pejamkannya matanya sambil menimbang-nimbang apa yang dikatakan temannya itu memang benar. Apa artinya keperawanan bila itu bisa menyelamatkan nyawa namanya. Namun setelah ini ia akan menyandang status PSK. Walaupun hanya sa
Setelah puas menangis, Alisa keluar dari ruangan ICU. Ia berjalan ke kamar mandi dan mencuci wajahnya.Dengan tubuh yang terasa lemas, Alisa berjalan menuju lift dan kemudian masuk ke dalam lift tersebut. Sesuai instruksi dari perawat rumah sakit Alisa berjalan ke arah pintu yang tertutup rapat. Alisa membaca tulisan yang terpampang di depan pintu tersebut. Setelah yakin bahwa ia tidak salah ruangan Alisa mengetuk pintu itu.Alisa mengusap air matanya sebelum membuka pintu saat mendengar sahutan dari dalam.Alisa masuk ke dalam ruangan dengan menundukkan kepalanya. Orang yang akan ditemuinya saat ini begitu sangat ditakutinya.Attar memandang gadis yang saat ini menundukkan kepalanya. Attar merasa Kasihan saat mengetahui apa yang terjadi terhadap gadis itu.Kaki Alisa gemetar saat berada di dalam ruangan yang tidak bisa diperhatikannya dengan jelas. Alisa berd
"Isa akan cari tahu di google om," jawabnyasambil memandang pria di depannya. Alisa seakan bermimpi saat ini."Bagus," ucap Attar.Alisa diam tanpa berani memandang wajah pria yang saat ini duduk di depannya. Alisa masih tidak mengerti dengan apa yang saat ini terjadi dengannya. Bagaimana mungkin hanya hitungan jam dia akan menikah. Ini semua tidak pernah ada dalam pikirannya. Dadanya berdebar-debar dan merasa grogi saat merasakan tatapan pria yang tertuju padanya. "Apakah orang kaya memang seperti ini, aneh," pikirnya dalam hati."Kamu bilang saya aneh?" tanya Attar.Alisa menelan air ludahnya yang terasa begitu sangat kering. Alisa tidak menduga pria itu mendengar ucapan yang tidak dikeluarkannya. Seingatnya, Ia hanya berbicara di dalam hati. Alisa mengangkat kepalanya dan memandang pria yang duduk di depannya tanpa berbicara.Attar memandang