Share

8. Isi Hati Terpendam

Fathan yang sangat memahami bagaimana situasi saat ini hanya mengedipkan matanya, sebagai isyarat agar putrinya mengalah dan tidak membantah ucapan Mamahnya.

Tiba-tiba nafsu makan Fiza menghilang, kemudian dia meletakkan alat makannya di atas piring, lalu menyandarkan punggungnya di kursi.

"Kenapa tidak kamu habiskan makanan mu, Fiza? Bukankah tadi kamu bilang sangat menyukainya?" tanya Arumi sambil menatap lekat wajah putrinya yang tiba-tiba saja terdiam.

Sesaat suasana terasa hening, karena gadis itu masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Sejujurnya pagi ini Fiza hanya ingin tenang, dan menjalankan rencananya dengan sebaik mungkin.

Akan tetapi, pagi ini mood gadis cantik itu sudah memburuk, karena perdebatkan kecil yang baru saja terjadi.

"Aku sudah kenyang, Mah. Dan Fiza ingin kembali ke kamar, karena harus bersiap-siap untuk pergi." ucap Fiza sambil mendorong kursi ke belakang.

Kemudian Fiza pun berlalu meninggalkan mereka yang masih menikmati hidangan sarapan paginya.

"Ceklek!
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status