Share

10. Janji yang terlupakan

Tak terasa kini hari mulai gelap. Lampu penerangan di dalam kamar gadis itu belum menyala. Dan itu membuatnya tersadar jika seharian ini aku benar-benar mengurung dirinya sendiri, tanpa ada orang lain yang mempedulikan dirinya.

"Apakah aku tidur di lantai seharian sambil meringkuk seperti ini?" gumam Fiza sambil menyandarkan tubuhnya di dinding kamar.

Lalu Fiza memandangi jendela yang masih terbuka, kini angin pun berhembus kencang dan menerobos masuk ke dalam.

Perlahan gadis itu berdiri dan melangkah menuju ke balkon dan menelusuri gelapnya malam, tanpa secercah cahaya di dalam kamarnya. Saat tiba di balkon Fiza mendongakkan kepalanya dan menatap ke atas awan yang di penuhi dengan taburan bintang-bintang, sambil tersenyum getir.

"Seandainya saja aku bisa sebebas bintang yang bertaburan di sana, bersinar menembus gelapnya malam. Menjadi penerang setiap makhluk hidup di bumi ini. Ah, benar-benar khayalan tingkat tinggi." gumam Fiza sambil tersenyum kecut.

Saat Fiza ingin merenggangk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status