Alex turun dari Lamborgini Veneno miliknya di salah satu parkiran kelab malam di California. Tepatnya ‘Blue Pride Club’ yang merupakan kelab terbesar dan ternama, dan tempat yang mempertemukan dirinya dengan gadis yang kini sudah menjadi tunangannya sekaligus calon istri.
Alex menarik kedua sudut bibirnya mengingat malam yang mampu mengubah ritme kehidupannya menjadi lebih indah dan bermakna.
“Lo mau senyum sampai kapan di situ?” gerutu Tommy yang kesal dengan tingkah Alex malam ini.
“Gue lagi mengingat sebuah kenangan indah yang tak akan pernah terlupakan,” ucap Alex dengan senyum yang semakin mengembang.
Tommy menatap ngeri dengan tingkah sahabat sekaligus bos sombongnya, yang aneh menurutnya.
“Lo nggak kesambet kan, Lex?”
“Sembarangan, lo,” Alex melotot dan menoyor kepala Tommy.
“Ish, otak Gue bisa sakit kalau Lo begituin,” Tommy mengusap kepalanya&nbs
Hati seorang wanita akan menjadi mudah rapuh ketika mengenal cinta. Apalagi wanita yang sudah mengalami kegagalan dalam menjalin cinta. Sedikit goresan saja dapat melukai hingga ke setiap sel di hatinya.Wanita memang makhluk yang unik dan menggunakan seluruh hatinya untuk mencintai laki-laki, dan menjadi pihak yang sering disakiti.Begitu juga dengan yang Adelia alami malam ini. Tanpa sadar, gadis dua puluh enam tahun itu telah menautkan dan melabuhkan hatinya pada sosok laki-laki yang menjeratnya dalam hubungan singkat, dan membuatnya menjatuhkan diri sedalam-dalamnya.Adelia yang tadi bercanda dengan Vivi dan Merry, terkejut melihat berita di media online yang berasal dari California di ponsel miliknya. Bukan hanya ponsel Adelia saja. Vivi dan Merry pun mendapatkan notifikasi sama. Dan tentunya bukan mereka saja yang mendapat. Tapi seluruh penjuru Amerika Serikat.Adelia yang saat ini sudah masuk ke kamar, menangis sejadi-jadinya melihat berita yang be
Alexander Johnson harus menahan diri agar tak memukul lawan bicaranya yang sangat membosankan. Sejak dimulai meeting, pikiran laki-laki itu sudah berada di New York. Bahkan saat karyawan dari rekan bisnisnya melakukan presentasi, Alex tak bisa menangkap apa pun darinya. “Semoga kerja sama kali ini bisa lebih baik dari sebelumnya Mr. Johnson,” ucap Alvaro Sanders. “Tentu saja,” jawab Alex percaya diri. Setelah basa-basi beberapa menit lamanya, Alex melirik ke arah Tommy untuk segera pergi. “Adelia masih marah sama Lo?” tanya Tommy yang kini duduk di balik kemudi menuju landasan pribadi milik Johnson Corporation. “Dia nggak bisa Gue hubungin sejak semalam,” Alex mendesah lelah.Bertengkar dengan Adelia adalah hal yang tak ingin ia lakukan karena ini akan menyiksa dirinya sendiri. Dan sejak semalam, Alex bahkan tidak tidur memikirkan wajah Adelia yang akan berubah menjadi sembab karena menangis Tommy memilih mempercepat laj
Alexander Johnson harus mati-matian menahan gejolak gairah yang sengaja Adelia sulut. Lucunya ia tidak bisa berbuat banyak untuk melayangkan protes kepada gadis itu. Atau ia akan kembali tersiksa jika tak di sapa Adelia. Di sebelahnya Adelia duduk dengan tenang tanpa rasa bersalah, menatap layar datar di hadapannya untuk sekedar meneliti pekerjaannya yang masih tersisa. Penampilan Adelia siang ini cukup membuat Alex menderita. Pasalnya pakaian yang terlampau mini menampilkan lekukan tubuh Adelia yang terlihat menggairahkan di mata Alex. Dan sayangnya laki-laki itu tidak bisa menyentuh Adelia barang sedikit saja. “Apakah hari ini kamu tidak punya pekerjaan?” “A-aku ... tidak ada,” ucap Alex gugup. Astaga! Untuk pertama kalinya Alexander Johnson gugup di depan seorang wanita. Dan ini sungguh memalukan! Adelia menarik sudut bibirnya karena merasa menang bisa membuat Alex menjadi seperti itu. “Aku ingin makan malam di luar malam in
Dalam kehidupan Alex tiga tahun terakhir hanya terisi dengan beban-beban pekerjaan yang menguras otak dan waktunya. Semua itu ia lakukan hanya untuk melupakan sebuah kenangan pahit dalam kisah percintaannya. Dan sejak kehadiran Adelia malam itu, hati Alex yang lama tak terjamah oleh cinta menjadi ribut setelah bertemu dengan gadis mabuk yang jatuh di pelukannya. Alex masih mengingat dengan jelas bagaimana hatinya berdebar kencang hanya dengan menatap kedua bola mata bening Adelia di dalam kamar hotel di California. Dan malam ini, gadis yang sempat merajuk dan marah karena berita dari salah satu media, terengah-engah setelah mendapatkan pelepasannya. Penampilan yang acak-acakan, bibir membengkak dan kedua pipi merona, hanya sebagian yang tampak setelah Alex memuja dan memberinya sentuhan. Laki-laki yang masih berpakaian formal tampak menyunggingkan senyuman di bibirnya ketika bibir Adelia melirihkan namanya. “Felix,” “Baga
Seorang wanita berusia lima puluh tujuh tahun duduk di sofa, salah satu unit apartemen di California, menunggu seseorang yang lama tak pulang ke rumah. Klik ... Wanita itu menoleh ke arah pintu saat mendengar kunci pintu terbuka. Di sana menampilkan sang putra yang masuk dengan seorang wanita yang bergelayut manja di lengan putranya. “Richard!” seru Charlotte Andromeda. “Mommy?” Richard segera menghampiri Charlotte bersama Gracia. Richard melayangkan lirikan agar Gracia duduk di sofa lain. “Kenapa Mommy tiba-tiba ke sini?” Charlotte tersenyum masam. “Kalau Mommy tidak ke sini, kamu tak akan pernah pulang ke rumah lagi. Kenapa? Kamu tidak mengijinkan Mommy datang? Iya?” ucap Charlotte dengan wajah memerah. Bagaimana tidak! Putra kesayangannya sudah lama tak pulang ke rumah. Dan saat ia menyelidiki, ternyata Richard tinggal di apartemen dengan seorang wanita dan sering keluar masuk kelab malam. “Bukan begitu,
Drrt .... drrt ... drrt ... Jenny yang baru saja membuka mata mengulurkan tangan untuk meraih ponselnya. “Halo, Jim. Bagaimana?” >> “Semua bersih, gadis itu benar-benar tidak punya catatan buruk di mana pun, bahkan dia menjadi salah satu karyawan terbaik di salah satu perusahaan di California.” “Lalu?” >> “Dia bertemu Mr. Johnson di salah satu kelab malam, dan Mr. Johnson membawanya ke Palace Hotel, dan tidak ada apa pun yang terjadi di sana, berdasarkan rekaman CCTV yang berada di lorong kamar hotel, di mana Mr. Johnson membawa gadis itu masuk.” “Mana mungkin?” Jenny memijit pelipisnya. >> “Saya yakin, Nona. Semua bukti sudah saya kirimkan ke surel Anda, dan saya jamin keasliannya.” “Baiklah. Tapi ... kamu harus ingat! Jangan ada yang tahu apa yang kamu lakukan, termasuk Kakak dan Daddy.” >> “Saya akan selalu ingat, Nona.” Setelah sambungan telepon terputus, Jenny mem
“Makan dulu, Nak,” bujuk Maria kepada Alex yang kini duduk di luar ruangan ICU, di mana Adelia terbaring. Alex tak merespon ucapan Maria yang sudah ke sekian kalinya. Laki-laki dengan tampilan kusut dan berantakan itu bahkan tak memedulikan keadaannya saat ini. Yang ia pedulikan hanya Adelia yang sedang berjuang di antara jurang kehidupan. Vonis yang diucapkan Dokter kemarin, membuat dunia Alex runtuh dan hancur. Alex yang biasa berdiri dengan tegap, tegas dan arogan, kini tak lebih dari lelaki yang menyedihkan. Selama dua hari ini, ia tak beranjak dari depan pintu ruang ICU, menunggu Adelia bangun dan pulang bersamanya ke rumah. Mungkin semua itu hanya mimpi yang Alex inginkan, karena sampai hari ini, Adelia tidak menunjukkan perkembangannya. “Kapan Adelia bangun, Mom ?” lirih Alex yang kini berada di samping Maria. “Sabar ya, Sayang. Adelia pasti bangun. Dia, wanita yang kuat. Mommy yakin sebentar lagi dia akan bangun. Kamu tidak boleh menyi
Alexander Johnson tak henti-hentinya mengembangkan senyuman ketika semalam dokter menyatakan ada perkembangan pada Adelia. Bahkan gadis yang kini masih dibantu beberapa alat- alat kedokteran itu, sudah bisa membuka kedua matanya. Alex pun di izinkan untuk masuk kembali menemani Adelia dengan memakai pakaian steril. “Selamat pagi, Baby,” sapa Alex yang kini sudah duduk di kursi yang tersedia, dan menggenggam salah satu tangan Adelia. Adelia mengerjapkan kedua matanya saat mendengar satu suara familiar tapi terasa asing baginya. ‘Dia siapa?’ gumamnya dalam hati. Adelia yang masih kesulitan berbicara hanya menggerak-gerakkan kedua bola matanya. “A-aku merindukanmu, Baby. Ayo segera bangun dan kita menikah!” ucap Alex antusias, mengingat Jenny sudah mengiyakan. Senyum di bibir Alex mengembang sempurna. “Kamu tahu, Jenny sudah menerima kalau kita menikah. Semalam, dia sudah memanggilmu ‘Kak Delia’. Ah, nanti aku minta dia masuk