Home / Romansa / Terjerat Cinta Sang Fotografer / Pertemuan Pertama Yang Berkesan

Share

Terjerat Cinta Sang Fotografer
Terjerat Cinta Sang Fotografer
Author: Zizara Geoveldy

Pertemuan Pertama Yang Berkesan

last update Last Updated: 2025-01-22 22:58:06

Aku mengambil kacamata hitam yang kugantung di depan baju tepat di bagian dada lalu membingkai wajahku untuk menangkis serangan cahaya matahari begitu turun dari pesawat.

Indonesia ternyata jauh lebih panas dari yang diceritakan Mama dan Papa padaku. Setidaknya itu yang kurasakan saat ini.

Sembari kakiku berjalan, mataku mengedar mencari-cari sosok Devanka, sahabatku, yang katanya akan menjemput.

Lima belas menit menunggu dia tidak kunjung datang, padahal janjinya tidak akan telat. Aku bisa saja sendiri tapi Devanka mewanti-wanti agar menunggunya sampai datang.

Ini bukanlah kunjungan pertamaku. Tahun-tahun sebelumnya aku juga pernah ke Indonesia, tapi hanya dalam waktu yang singkat. Sedangkan kedatanganku kali ini untuk waktu yang cukup lama. Ada project yang harus kukerjakan di sini.

Awalnya Mama melarang mengambil project itu. Mama yang sangat menyayangi dan memanjakanku sejak kecil menahan sekuat yang bisa dilakukannya agar aku tidak berangkat. Tapi Papa memberi pengertian pada Mama sehingga Mama akhirnya luluh lalu dengan berat hati melepasku pergi. Papa lebih sepemikiran denganku. Entah karena kami sesama laki-laki atau karena memiliki passion yang sama.

Yup, I’m a photograper like my dad.

Aku sudah menempelkan ponsel di telinga, bermaksud untuk menelepon Devanka. Tapi sosok jangkung mengenakan kemeja putih dan celana pipa hitam yang sedang berjalan ke arahku membuatku mengurungkan niat itu.

Devanka muncul juga. Melihat senyum tipis yang terukir di bibirnya membuat kekesalanku sirna.

“Sorry, gue telat, macet,” ucapnya.

“Klise.” Aku mencibir.

Devanka terkekeh. “Jadi kita langsung ke rumah Alan?”

“Yup.”

Kami meninggalkan bandara lalu membelah jalan raya. Selama perjalanan ke rumah Alan, rekan bisnisku.

"Ini rumah Alan, Fai."

Aku menegakkan duduk. Tampak di hadapan kami rumah bertingkat dua dengan pilar-pilar besar dan tinggi. Ini adalah kunjungan pertamaku ke rumahnya.

Aku dan Alan pernah bertemu sebelumnya saat Alan ke Amerika untuk membahas kerjasama kami.

Turun dari mobil, aku menyejajarkan langkah dengan Devanka.

Setelah membunyikan bel, pintu lalu terbuka, menampakkan seorang asisten rumah tangga berusia kira-kira empat puluh tahunan.

"Alan ada, Bi?"

"Ada, Mas Dev, sudah ditunggu dari tadi, sebentar saya panggil. Mari silakan duduk dulu."

Aku dan Devanka masuk ke rumah lalu menunggu di ruang tamu.

Tanpa sengaja mataku menemukan pigura besar yang terpajang di dinding. Potret Alan dan seorang wanita cantik terbingkai di sana. Keduanya sama-sama tersenyum ke arah kamera seakan menunjukkan betapa bahagianya mereka.

"Itu istrinya Alan," cetus Devanka yang tahu arah pandangku ke mana.

"Oh." Aku mengalihkan tatapan dari potret itu.

"Cantik ya?"

Aku hanya tersenyum.

"Nggak cuma cantik tapi juga sexy, lo lihat aja nanti," ucap Devanka lagi dengan suara berbisik.

"Cantik dan sexy kalo udah milik orang apa gunanya,” suaraku datar.

Devanka terkekeh pelan mendengar jawabanku.

"Hai, Dev, Fai, kalian udah lama?" Kemunculan Alan mengakhiri penantian kami.

"Baru lima menit." Devanka yang menjawab.

Alan memusatkan perhatian padaku lalu tersenyum hangat. "Welcome to Indonesia, Fai. Semoga betah di sini."

"Semoga," harapku.

"Nyampe jam berapa tadi?"

"Jam dua belas kalo nggak salah."

"Stay di mana? Hotel?"

"Di rumah Tante. Malam ini dia minta menginap di sana."

"Nggak masalah mau tinggal di mana. Tapi istriku udah nyiapin apartemen untuk kamu, seperti perjanjian kita."

Di dalam kesepakatan kerja kami Alan memang menyediakan tempat tinggal untukku selama aku berada di Indonesia.

"Apartemennya fully furnished. Besok istriku akan mengantar kamu ke sana,” imbuhnya lagi.

"Okay, thanks." Aku menjawab walau agak risih. Kenapa bukan Alan langsung yang mengantar? Kenapa lewat istrinya? Apalagi aku belum kenal dengan orang itu.

"Fai, wait a minute."

Alan kemudian mengambil ponsel dari dalam saku lalu menempelkan ke telinga, selanjutnya kudengar dia bicara.

"Sayang, ke sini sebentar."

Hanya itu. Alan meletakkan ponselnya lalu kembali memusatkan perhatian pada aku dan Devanka. Kami mengobrol seputar pekerjaan lalu menyelingi dengan sedikit candaan. Aku harap aku bisa cepat akrab dengan Alan seperti aku dekat dengan Devanka agar lebih memudahkan hubungan kerjasama kami.

Percakapan kami bertiga terhenti saat seseorang muncul. Dia adalah wanita yang kulihat di pigura.

Cantik. Dia bahkan sangat cantik dari yang terlihat di foto. Itu kesan pertama yang kudapat.

Tingginya semampai. Badannya langsing tapi berisi di mana-mana. Dia berlekuk di tempat yang tepat. Payudaranya membusung. Bibirnya ranum dan basah. Pinggangnya kecil namun melebar di bagian pinggul. Tanpa perlu melihat aku yakin dia juga memiliki bokong yang sexy.

"Sayang, sini!” pinta Alan sambil melambaikan tangan agar istrinya mendekat.

Wanita itu berjalan menghampiri lalu duduk di sebelah Alan.

"Fai, ini istriku, Cataleya." Alan mengenalkannya padaku. Lalu dia beralih menatap istrinya. “Sayang, ini Fai, fotografer pilihan kamu."

Ucapan Alan membuatku bertanya di dalam hati. Apa maksudnya ini? Kenapa dia bilang aku pilihan istrinya? Kami bahkan belum ada interaksi satu kali pun.

Aku masih sibuk dengan pikiranku saat istri Alan mengulurkan tangan.

"Cataleya," ucapnya menyebutkan nama. Bibirnya yang ranum mengukir senyum menawan.

Aku menyambutnya. Tangan Cataleya terasa begitu lembut dalam genggamanku. Bahkan lebih lembut dari sutra aku rasa.

"Fai." Aku balas menyebutkan nama.

"Nice to meet you, Fai," ucap Cataleya lagi dengan tatapan penuh arti.

Dan aku baru menyadari bahwa bukan hanya tubuhnya saja yang indah, namun bola matanya yang berpijar lebih dari indah.

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Oppo Celluler
sangat bagus
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Tamat

    FAINggak terasa sudah cukup lama aku dan Cataleya berumah tangga. Sejauh ini hubungan kami berjalan dengan harmonis walau ada pasang surut. Tapi setiap kali aku dan Cataleya bertengkar, senyum si kecil Xena membuat kami kembali akur. Xena menyadarkanku dan Cataleya bahwa kami sudah sejauh ini. Kami bisa bersatu seperti sekarang setelah melewati banyak rintangan dan jalan yang berliku. Jadi setelah segala perjuangan panjang itu rasanya terlalu sayang jika mengisinya dengan perpecahan dan perselisihan yang tidak penting.Xena adalah putri kecilku dan Cataleya yang saat ini sudah berumur tiga tahun.Anak itu sekarang sedang aktif-aktifnya dan hampir tidak bisa diam. Dia selalu bergerak lincah ke sana kemari dan ingin tahu segalanya. Rasa ingin tahunya terhadap sesuatu begitu besar. Mama bilang Xena seperti aku waktu kecil.Belajar dari pengalamanku dulu yang kekurangan kasih sayang Papa di awal-awal kelahiranku ke dunia, aku menghujani Xena dengan curahan kasih sayang. Aku memanjakan X

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Bersamamu Selamanya

    FAIMama dan Papa menatapku dan Cataleya heran karena kami ikut pulang ke rumah bersama mereka.“Lho, kenapa malah pulang ke rumah?” tanya Mama.“Jadi mentang-mentang udah nikah aku nggak boleh lagi pulang ke rumah ya, Ma? Jadi aku bukan anak Mama lagi nih?”"Bukannya begitu, tapi ini kan malam pengantin kalian, nggak mau stay di hotel aja memangnya?""Di rumah aja deh, Ma," jawabku menolak. "Mau di hotel atau di rumah sama aja kok.""Yakin?" Papa ikut bertanya padaku."Yakin, Pa. Lagian udah mainstream banget malam pengantinan di hotel," jawabku beralasan sambil tertawa.Mama dan Papa hanya geleng-geleng kepala tidak mengerti apa yang ada di pikiranku lalu mengajakku dan Cataleya pulang bersama mereka.Setiba di rumah kami langsung menyerbu kamar. Tak lupa menguncinya buat jaga-jaga karena dulu Cleo suka nyelonong masuk untuk menggangguku."Fai, bantuin bukain dong." Cataleya membelakangiku.Aku lalu berdiri di belakangnya. Kukaitkan kedua tanganku di perutnya. Dengan sedikit membung

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Sah

    This is the day.Hari ini adalah hari pernikahanku dengan Fai. Kami berdua menyerahkan segala penyelenggaraannya pada Daddy. Daddy lah yang mengurus, mengatur dan mewujudkan segalanya hingga acara pernikahan yang indah ini akhirnya terselenggara.Tadinya aku pikir intimate wedding yang Daddy maksud hanyalah acara pernikahan biasa yang sama seperti acara intimate wedding pada umumnya. Namun ternyata perkiraanku salah. Pesta buatan Daddy jauh lebih mewah dari yang kukira.Konsep acara buatan Daddy lebih ke acara pernikahan ala pesta kerajaan. Aku dan Fai menaiki kereta kencana yang ditarik oleh seekor kuda putih. Empat orang pengawal yang menggunakan kostum ala kerajaan mengawal kami pada sisi kanan dan kiri. Membuatku dan Fai merasa seperti raja dan ratu sungguhan.Setiba di lokasi acara kusir pun berhenti. Para orang tua kami sudah menanti.Daddy mengulurkan tangan untuk membantuku turun dari kereta. Wajahnya begitu bahagia.Setelahnya Daddy mengembalikanku pada Fai. Fai menggandengku

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Asal Jangan Fai

    CATALEYASaat Fai pulang aku langsung menyampaikan perihal kedatangan Daddy tadi dan keinginannya untuk mengajak kami dinner di rumahnya, juga mengenai pesta yang dikehendakinya.“Tadi Daddy ke sini, dia minta kita dinner di rumahnya. Katanya ingin membicarakan hal yang penting,” beritahuku.“Hal penting apa?” Fai menatapku lekat sambil melepas tali sneaker-nya.Aku mengangkat bahu. “Aku juga nggak tahu. Tapi Daddy bilang sangat penting. Kita wajib datang ke rumahnya, nggak boleh menolak. Selain itu tadi Daddy juga bilang akan mengadakan party untuk kita. Aku udah jelasin kalau itu nggak akan mungkin karena aku lagi hamil. Tapi Daddy bilang nanti cuma mau ngadain intimate wedding, jadi yang diundang hanya teman-teman dan koleganya Daddy. Gimana menurut kamu?”“Jadi nanti teman-temannya Mama dan Papa nggak diundang?”“Nggak sih. Pada awalnya Daddy mau pestanya diselenggarakan secara besar-besaran, tapi itu nggak akan mungkin. Jadi jalan tengahnya Daddy mau ngadain intimate wedding buat

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Menebus Dosa

    CATALEYA“Leya, yang ini bagus, suka nggak?”Aku memandang pada gaun putih berpotongan A line yang ditunjukkan Tante Zola padaku. Gaun itu cantik dan terkesan glamour. Modelnya yang juga strapless memperkuat kesan summer wedding.“Bagus, Tante, suka banget,” ucapku menjawab pertanyaan Tante Zola.“Cobain yuk!”Aku mengangguk setuju lalu mengikuti Tante Zola menuju fitting room setelah dia berbicara dengan penjaga butik.Selagi aku mencoba gaun tersebut Tante Zola menungguku di luar.Aku memindai diri sendiri dari puncak kepala hingga bagian paling bawah. Gaun pengantin itu kini melekat sempurna di tubuhku. Ukurannya yang longgar berhasil menyamarkan bagian perutku yang membola.Cantik. Tidak hanya gaunnya, tapi juga diriku.Karena Fai ada job hari ini maka Tante Zola yang menemaniku ke bridal butik. Beruntung kami menemukan persediaan gaun yang sesuai denganku tanpa harus memesan dulu.“Leya? G

  • Terjerat Cinta Sang Fotografer   Daddy

    CATALEYASejak kecil aku selalu bertanya pada Mama di mana Papa karena tidak sekali pun melihatnya. Mama bilang Papa bekerja di tempat yang jauh. Namun bukan berarti jawaban itu membuatku lekas puas. Para ayah teman-temanku juga bekerja tapi mereka pulang ke rumah setiap hari. Tapi kenapa papaku tidak?Aku menginginkan momen-momen di mana aku butuh seorang ayah. Aku ingin Papa hadir mendampingi saat merayakan ulang tahun di sekolah seperti temanku yang lain. Tapi nyatanya hanya Mama yang selalu ada untukku.Sampai setelah umurku beranjak lima belas tahun dan akal sehatku sudah tidak lagi bisa menerima alasan yang terus Mama kemukakan, aku mulai menuntut Mama kenapa Papa nggak pernah pulang. Memangnya Papa mau mencari uang sebanyak apa?Mama akhirnya jujur menceritakan kisah hidupnya. Dan aku pada saat itu begitu terguncang mengetahuinya. Tapi aku belajar ikhlas dan mencoba untuk menerima keadaan. Aku selalu menyimpan foto Papa di dompetku tanpa pernah berharap akan bertemu dengannya. K

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status