Terjerat Cinta Sang Fotografer

Terjerat Cinta Sang Fotografer

last updateLast Updated : 2025-03-17
By:  Zizara GeoveldyCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
4 ratings. 4 reviews
97Chapters
12.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Awalnya kedatangan Fai Mahanta dari Amerika ke Indonesia hanya untuk kerjasama bisnis. Tidak ada dalam rencana hidup Fai untuk meniduri wanita bersuami.Lantas bagaimana jika suami wanita itu yang menginginkannya? IG Author: zizarageoveldy

View More

Chapter 1

Pertemuan Pertama Yang Berkesan

Aku mengambil kacamata hitam yang kugantung di depan baju tepat di bagian dada lalu membingkai wajahku untuk menangkis serangan cahaya matahari begitu turun dari pesawat.

Indonesia ternyata jauh lebih panas dari yang diceritakan Mama dan Papa padaku. Setidaknya itu yang kurasakan saat ini.

Sembari kakiku berjalan, mataku mengedar mencari-cari sosok Devanka, sahabatku, yang katanya akan menjemput.

Lima belas menit menunggu dia tidak kunjung datang, padahal janjinya tidak akan telat. Aku bisa saja sendiri tapi Devanka mewanti-wanti agar menunggunya sampai datang.

Ini bukanlah kunjungan pertamaku. Tahun-tahun sebelumnya aku juga pernah ke Indonesia, tapi hanya dalam waktu yang singkat. Sedangkan kedatanganku kali ini untuk waktu yang cukup lama. Ada project yang harus kukerjakan di sini.

Awalnya Mama melarang mengambil project itu. Mama yang sangat menyayangi dan memanjakanku sejak kecil menahan sekuat yang bisa dilakukannya agar aku tidak berangkat. Tapi Papa memberi pengertian pada Mama sehingga Mama akhirnya luluh lalu dengan berat hati melepasku pergi. Papa lebih sepemikiran denganku. Entah karena kami sesama laki-laki atau karena memiliki passion yang sama.

Yup, I’m a photograper like my dad.

Aku sudah menempelkan ponsel di telinga, bermaksud untuk menelepon Devanka. Tapi sosok jangkung mengenakan kemeja putih dan celana pipa hitam yang sedang berjalan ke arahku membuatku mengurungkan niat itu.

Devanka muncul juga. Melihat senyum tipis yang terukir di bibirnya membuat kekesalanku sirna.

“Sorry, gue telat, macet,” ucapnya.

“Klise.” Aku mencibir.

Devanka terkekeh. “Jadi kita langsung ke rumah Alan?”

“Yup.”

Kami meninggalkan bandara lalu membelah jalan raya. Selama perjalanan ke rumah Alan, rekan bisnisku.

"Ini rumah Alan, Fai."

Aku menegakkan duduk. Tampak di hadapan kami rumah bertingkat dua dengan pilar-pilar besar dan tinggi. Ini adalah kunjungan pertamaku ke rumahnya.

Aku dan Alan pernah bertemu sebelumnya saat Alan ke Amerika untuk membahas kerjasama kami.

Turun dari mobil, aku menyejajarkan langkah dengan Devanka.

Setelah membunyikan bel, pintu lalu terbuka, menampakkan seorang asisten rumah tangga berusia kira-kira empat puluh tahunan.

"Alan ada, Bi?"

"Ada, Mas Dev, sudah ditunggu dari tadi, sebentar saya panggil. Mari silakan duduk dulu."

Aku dan Devanka masuk ke rumah lalu menunggu di ruang tamu.

Tanpa sengaja mataku menemukan pigura besar yang terpajang di dinding. Potret Alan dan seorang wanita cantik terbingkai di sana. Keduanya sama-sama tersenyum ke arah kamera seakan menunjukkan betapa bahagianya mereka.

"Itu istrinya Alan," cetus Devanka yang tahu arah pandangku ke mana.

"Oh." Aku mengalihkan tatapan dari potret itu.

"Cantik ya?"

Aku hanya tersenyum.

"Nggak cuma cantik tapi juga sexy, lo lihat aja nanti," ucap Devanka lagi dengan suara berbisik.

"Cantik dan sexy kalo udah milik orang apa gunanya,” suaraku datar.

Devanka terkekeh pelan mendengar jawabanku.

"Hai, Dev, Fai, kalian udah lama?" Kemunculan Alan mengakhiri penantian kami.

"Baru lima menit." Devanka yang menjawab.

Alan memusatkan perhatian padaku lalu tersenyum hangat. "Welcome to Indonesia, Fai. Semoga betah di sini."

"Semoga," harapku.

"Nyampe jam berapa tadi?"

"Jam dua belas kalo nggak salah."

"Stay di mana? Hotel?"

"Di rumah Tante. Malam ini dia minta menginap di sana."

"Nggak masalah mau tinggal di mana. Tapi istriku udah nyiapin apartemen untuk kamu, seperti perjanjian kita."

Di dalam kesepakatan kerja kami Alan memang menyediakan tempat tinggal untukku selama aku berada di Indonesia.

"Apartemennya fully furnished. Besok istriku akan mengantar kamu ke sana,” imbuhnya lagi.

"Okay, thanks." Aku menjawab walau agak risih. Kenapa bukan Alan langsung yang mengantar? Kenapa lewat istrinya? Apalagi aku belum kenal dengan orang itu.

"Fai, wait a minute."

Alan kemudian mengambil ponsel dari dalam saku lalu menempelkan ke telinga, selanjutnya kudengar dia bicara.

"Sayang, ke sini sebentar."

Hanya itu. Alan meletakkan ponselnya lalu kembali memusatkan perhatian pada aku dan Devanka. Kami mengobrol seputar pekerjaan lalu menyelingi dengan sedikit candaan. Aku harap aku bisa cepat akrab dengan Alan seperti aku dekat dengan Devanka agar lebih memudahkan hubungan kerjasama kami.

Percakapan kami bertiga terhenti saat seseorang muncul. Dia adalah wanita yang kulihat di pigura.

Cantik. Dia bahkan sangat cantik dari yang terlihat di foto. Itu kesan pertama yang kudapat.

Tingginya semampai. Badannya langsing tapi berisi di mana-mana. Dia berlekuk di tempat yang tepat. Payudaranya membusung. Bibirnya ranum dan basah. Pinggangnya kecil namun melebar di bagian pinggul. Tanpa perlu melihat aku yakin dia juga memiliki bokong yang sexy.

"Sayang, sini!” pinta Alan sambil melambaikan tangan agar istrinya mendekat.

Wanita itu berjalan menghampiri lalu duduk di sebelah Alan.

"Fai, ini istriku, Cataleya." Alan mengenalkannya padaku. Lalu dia beralih menatap istrinya. “Sayang, ini Fai, fotografer pilihan kamu."

Ucapan Alan membuatku bertanya di dalam hati. Apa maksudnya ini? Kenapa dia bilang aku pilihan istrinya? Kami bahkan belum ada interaksi satu kali pun.

Aku masih sibuk dengan pikiranku saat istri Alan mengulurkan tangan.

"Cataleya," ucapnya menyebutkan nama. Bibirnya yang ranum mengukir senyum menawan.

Aku menyambutnya. Tangan Cataleya terasa begitu lembut dalam genggamanku. Bahkan lebih lembut dari sutra aku rasa.

"Fai." Aku balas menyebutkan nama.

"Nice to meet you, Fai," ucap Cataleya lagi dengan tatapan penuh arti.

Dan aku baru menyadari bahwa bukan hanya tubuhnya saja yang indah, namun bola matanya yang berpijar lebih dari indah.

***

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Tini Fitriani
suka sama alur cerita nya
2025-03-12 22:03:47
2
user avatar
Apris Aiteru Dwiyani
Suka ceritanya , kalimatnya pun bagus .. harusnya dapet rating ok ini , semangat buat penulis nya dan selamat membaca ... I like
2025-02-21 22:47:40
3
default avatar
Fsf_
Selalu keren karya karyanya ......
2025-02-13 16:04:21
2
user avatar
eld
demi apa sih fai ku masuk sini juga! aaaaaaak love you ka zi 🫶
2025-01-30 22:07:41
2
97 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status