Share

Aku Sudah Pulang, Sayang

Author: Mommykai22
last update Last Updated: 2025-04-12 23:19:29

"Ayo cepat, Greedy!"

"Tunggu dulu! Kau tahu tubuhku sebesar ini, aku tidak bisa berlari cepat! Kau duluan saja, cari Patra di ruang cleaning service, aku akan menyusul!" sahut Greedy dengan napas yang sudah tersengal karena berlari mengikuti Selly.

Selly dan Greedy baru saja datang bersama ke kantor tadi saat beberapa karyawan lain bergosip tentang insiden kemarin malam.

Awalnya Selly hanya memasang telinganya untuk sekedar ingin tahu saja, tapi begitu mendengar nama Patra disebut, Selly langsung panik dan mereka pun mencari Patra.

Patra sendiri baru saja selesai mengganti seragam cleaning servicenya, tapi hatinya sendiri tidak tenang.

"Apa benar para karyawan itu menatapku dengan aneh atau itu hanya perasaanku saja? Mengapa rasanya seperti ini? Apa karena masalah kemarin?"

Patra mengernyit dan mengingat kembali lirikan para karyawan lain saat ia masuk ke lobby tadi, bahkan baru saja teman sesama cleaning service juga buru-buru keluar saat ia masuk. Entah masalah apa lagi ini.

Pat
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Pria yang Dirindukan

    "Kau baik-baik saja, Patra?" Greedy memeluk bahu Patra dengan sayang saat mereka sudah duduk bersama di kantin, sedangkan Selly sendiri memeluk lengan Patra yang satunya. "Hmm, aku baik-baik saja," sahut Patra sambil mencoba tersenyum singkat. Greedy dan Selly saling melirik seolah memberi kode untuk menghibur Patra. Selly pun mengangguk dan langsung memasang senyum cerahnya. "Hei, Patra! Baguslah kalau kau baik-baik saja! Jangan dipikirkan lagi ya! Sebenarnya ada bagusnya juga kau tetap di sini jadi kita bisa terus bersama. Pokoknya kau jangan khawatir, selama ada Selly dan Greedy di sini, tidak akan ada yang bisa menjahatimu lagi!""Benar, Patra! Setiap siang aku juga akan memasak makanan khusus untukmu, semua makanan yang enak-enak agar kau senang! Bagaimana? Ayolah, tersenyumlah!" Greedy terus menyenggol bahu Patra. Selly kembali mengangguk bersemangat. "Kalau pekerjaanku sudah selesai pun aku akan membantumu, jadi kau tidak akan merasa berat!" ucap Selly dengan penuh keyaki

    Last Updated : 2025-04-13
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Pak CEO dan Tunangan Cantiknya

    Ya, Nero adalah tunangan Kania selama tiga tahun terakhir ini. Ada banyak alasan mengapa Nero setuju bertunangan dengan Kania, namun yang pasti tidak ada alasan cinta di dalamnya. Sepanjang hidupnya, Nero hanya mencintai satu wanita. Dan salah satu cara untuk melupakan wanita yang dicintainya itu adalah berhubungan dengan wanita lain, walaupun setelah dijalani, ternyata cara itu juga tidak berpengaruh apa pun. Nero pun masih menatap Kania sambil tersenyum tipis. "Welcome home, Kania!""Hmm, kau selalu tidak romantis. Maafkan aku tidak memberitahumu kapan aku pulang dan baru menghubungimu setelah aku sudah sampai karena aku tahu kau juga tidak akan menjemputku kan?" seru Kania pengertian sambil melangkah mendekati Nero. Nero tertawa pelan mendengarnya. Alasan lain mengapa Nero bertunangan dengan Kania adalah karena Kania sangat pengertian, bahkan Kania tetap menerima walaupun tahu kalau Nero sama sekali tidak mencintainya. "Hmm, aku senang kalau sedikit kata-kata dariku bisa memb

    Last Updated : 2025-04-13
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Mereka Sangat Serasi

    "Mereka sudah tidak melirikku, Selly!" bisik Patra saat ia dan Selly sudah duduk di meja sudut di kantin karyawan. "Mereka juga pasti lelah melirikmu, Patra. Lagipula kau tidak melakukan kesalahan apa pun sampai harus terus dilirik seperti itu jadi santai saja!" Patra bernapas lega mendengarnya. Tidak lama kemudian, Greedy datang sambil membawa masakannya dan mereka pun makan bersama dengan bahagia, sebelum kehebohan terjadi karena Nero dan Kania masuk ke kantin. Apalagi saat Greedy mengenali mereka dan langsung sumringah. "Mereka adalah pasangan terfavoritku! Pak CEO dan tunangan cantiknya!" Jantung Patra langsung berdebar kencang tidak terkendali mendengar ucapan Greedy dan ia pun langsung menatap ke arah Nero. Tanpa Patra sadari, Nero dan Kania pun juga sedang menatap ke arah mereka. Namun, kalau Kania fokus pada Greedy, Nero malah fokus pada Patra. Untuk sesaat, Nero dan Patra hanya bertatapan dari jarak yang begitu jauh dan Patra bertanya-tanya dalam hatinya tentang kenyat

    Last Updated : 2025-04-14
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Diam-Diam Mengumpatinya

    "Aku menyukai wanita itu. Cleaning service itu ... siapa namanya tadi?" tanya Kania saat ia dan Nero baru saja kembali ke ruang kerja Nero.Alih-alih menjawab, Nero malah mengembuskan napas kesal. "Sudahlah, namanya sama sekali tidak penting, dia hanya cleaning service, Kania!""Hei, kau kenapa sih marah-marah saja, Sayang? Aku tahu dia hanya cleaning service, tapi sungguh aku menyukainya. Pa ...." Kania mengernyit. "Pa ... siapa dia bilang tadi? Aku sempat menyebutkan namanya tadi tapi mengapa sekarang aku sudah lupa ya?"Nero pun menggertakkan giginya kesal. "Patra! Namanya Patra! Patra Aurora!" sahut Nero akhirnya. "Ah, iya, Patra. Eh, tapi ... Patra Aurora? Wow, kau menghafal nama lengkapnya? Ini kejutan. Bukankah kau tidak pernah memperhatikan sedetail itu. Apalagi dia hanya seorang cleaning service."Nero berdecak malas sambil mengempaskan tubuhnya ke kursi kebesarannya. "Itu tidak penting, Kania! Hanya ingatan random!" Kania mengerjapkan matanya dan akhirnya mengangguk. "Hmm,

    Last Updated : 2025-04-14
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Aku Tidak Cemburu

    Patra melonjak kaget melihat Nero duduk di sana dan menatapnya tajam. "Astaga! Membuatku terkejut, seperti hantu saja!" pekik Patra refleks. Nero tertawa kesal mendengarnya. "Hantu? Kurasa itu tidak tepat untukku karena aku bukan tiba-tiba muncul! Aku sudah sejak tadi berada di sini!""T-tapi kata sekretaris di luar ....""Apa aku perlu menjelaskan padamu juga kapan aku datang dan kapan aku pergi? Kau itu bukan siapa-siapa untukku, Patra! Jadi aku juga tidak perlu melaporkan apa pun padamu!"Patra mengernyit mendengarnya. "Apa? Memangnya siapa juga yang mau tahu?"Nero pun menatap Patra sambil memajukan tubuhnya. "Jadi ... kau sering melakukannya, Patra? Mengumpatiku?" ulang Nero. Patra agak canggung sejenak. "Itu hanya luapan emosiku, Pak. Maafkan aku! Tapi karena ternyata Anda masih di sini, aku akan pergi saja dan tidak mengganggu. Permisi!"Dengan cepat Patra membalikkan tubuhnya namun seperti biasa, Nero menghentikannya dengan ucapannya. "Akhirnya aku tahu semua keluh kesahmu

    Last Updated : 2025-04-14
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Belum Bisa Membalas Perasaannya

    "Kau kenapa, Nero? Suasana hatimu buruk lagi ya?" tanya Juan yang sudah memeluk bahu sahabatnya itu. Juan dan Nero sedang berada di ruang VIP salah satu restoran mewah dan mereka sedang menunggu keluarga Kania datang untuk makan malam bersama menyambut kepulangan Kania. "Jangan menyentuhku, Juan!" sahut Nero ketus. "Ups, kau benar-benar mengerikan! Tolong jangan menunjukkan wajah seperti itu di depan orang tua Kania nanti ya atau mereka akan berpikir kau tidak menyukai kepulangan Kania! Dan kalau mereka mengadu pada Tante Cintya, ibumu, aku bisa digorok!" Juan membuat gaya menggorok leher dengan tangannya. "Ck, brengsek kau, Juan! Menyingkirlah!" Nero mendorong Juan menjauh lalu kembali meneguk winenya. Perasaan hati Nero sedang tidak baik. Sejak ditinggalkan Patra tadi sore, Nero tidak berhenti mengumpat bahkan merusak beberapa barang di ruang kerjanya. Mungkin saat Patra membersihkan ruang kerja Nero besok pagi, Patra akan menemukan barang-barang itu. Sial! Sejak bertemu Patr

    Last Updated : 2025-04-15
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Everything Happens for a Reason

    Sementara di sisi lain, Patra sudah duduk di kamarnya dengan perasaan yang tidak menentu juga. Di satu sisi hatinya, mengetahui fakta Nero yang sudah bertunangan dan ucapan menyakitkan pria itu masih membuat hati Patra tidak nyaman. Namun di sisi lain, Patra merasa lega luar biasa sudah berhasil membalas semua ucapan Nero. Patra merasa menang sekarang karena sudah berhasil mengangkat kepalanya di depan Nero dan mempertahankan harga dirinya di depan pria itu. "Ya, bagus, Patra! Memang itu yang harus kau lakukan di depan Nero! Saat ini posisi kalian sudah bukan sepasang kekasih lagi bahkan kata mantan kekasih pun terasa mengganjal. Kau hanyalah seorang wanita yang sudah tersakiti, tapi kau berhasil bangkit!""Benar, itulah aku! Walaupun dulu bukan Nero yang menyakiti aku secara langsung, tapi sekarang pria itu melakukannya dengan sama jahat."Patra pun mengembuskan napas panjangnya. "Lupakan Nero, Patra! Lupakan dia untuk selamanya dan angkat terus kepalamu di hadapannya! Harga diri

    Last Updated : 2025-04-15
  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Bertemu Pria Aneh

    Broom!Ngenggg ....Suara deru mesin mobil yang sudah dimodifikasi terdengar begitu menarik perhatian semua orang yang sedang menunggu di halte bus pagi itu, tidak terkecuali Patra. Patra menoleh ke arah sumber suara dan ia bisa melihat sebuah mobil mewah berwarna biru metali yang terlihat sangat keren melintas di jalanan. Untuk sesaat, Patra pun terpana melihatnya sampai ia tersenyum tipis membayangkan scene dalam drama-drama di mana ada mobil keren dengan pria keren juga di dalamnya.Sang pria akan menghentikan mobilnya di depan Patra lalu pria itu keluar sambil membuka kacamata hitamnya dan tersenyum pada Patra. Tanpa disadari Patra pun terkikik sendiri. Walaupun ia sudah melalui kehidupan yang begitu kelam, tapi tetap saja ia hanya seorang wanita muda yang terkadang baper saat menonton drama, apalagi saat perasaan hatinya sedang sangat baik pagi ini. "Astaga, Patra! Kau sudah tahu sendiri kalau hidup ini tidak seindah drama kan? Walaupun ya, terkadang halu itu perlu juga agar

    Last Updated : 2025-04-15

Latest chapter

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Akan Memutuskan Pertunangan Ini

    "Nero ... lepas ..." Patra masih mencoba bicara walau bibirnya saat ini sedang dikunci oleh Nero. "Mmphh ...." Beberapa kali Patra berusaha mendorong Nero namun semakin Patra mendorong, Nero semakin maju sampai Patra terhimpit dan tidak bisa bergerak lagi. Nero terus memagut bibir Patra begitu lama, mengabaikan Patra yang terus memberontak. Hingga akhirnya Patra pun menyerah, alih-alih mendorong, Patra malah mencengkeram kemeja pria itu. Tanpa disadari, Patra mulai membalas pagutan bibir pria itu. Nero yang merasakannya sempat tersenyum kecil, sebelum ia kembali melahap bibir Patra. Tubuh Patra pun mulai melemas, menandakan bahwa wanita itu sudah pasrah dan tangan Nero pun berhenti mengungkungnya. Tanpa melepas pagutan bibirnya, Nero pun mulai menangkup dan membelai kepala Patra dengan sayang. Dan untuk sesaat, mereka begitu menikmati tautan bibir mereka, sama seperti dulu saat mereka masih sepasang kekasih. Hanya saja, bedanya kalau dulu mereka hanyalah sepasang remaja yang m

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Ciuman Mengejutkan

    Nero memicingkan matanya mendengar pertanyaan Kania pada Patra.Walaupun Nero cukup kaget dengan pertanyaan kepo itu, namun Nero sendiri cukup penasaran apa jawaban Patra. Namun, Patra sama sekali tidak berniat menjawabnya. Patra pun melirik Axel, seolah meminta bantuan dan Axel yang pengertian pun lagi-lagi menyelamatkannya. "Haha, Bu Kania! Lagi-lagi Anda membuat Patra takut!" "Ya ampun, maaf ya, Patra! Aku tidak bermaksud membuatmu takut, aku hanya penasaran. Tapi kalau kau tidak mau bercerita juga tidak apa." Kania melirik Axel dan memberi kode tidak bisa membantu lagi. Patra tersenyum canggung, tapi Axel terus berusaha mencairkan suasana sampai pembicaraan mereka menjadi lebih santai, walaupun tatapan Nero tidak berhenti terpaku pada Patra. Sampai tidak lama kemudian, ponsel Kania dan Axel berbunyi pada saat yang hampir bersamaan. Mereka pun mendadak sibuk mengangkat teleponnya masing-masing. "Astaga, Nero! Maaf aku harus segera pulang. Ibuku baru saja dijambret dan dia san

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Ingin Tahu Kehidupan Pribadinya

    Kania sadar pertanyaannya begitu absurd, rasanya tidak mungkin Patra ke apartemen Nero. Namun, entah mengapa rasa penasarannya seperti bom yang akan meledak. Semakin Kania mengingatnya, wanita itu memang mirip dengan Patra, walaupun baju wanita tadi tidak mirip dengan baju Patra sekarang. Nero dan Patra sendiri langsung menegang mendengar pertanyaan Kania sampai tidak ada yang bicara selain mematung. Untungnya, Axel menyahuti lebih cepat. "Bu Kania, Anda benar-benar absurd ya! Anda membuat asistenku takut."Axel terus tertawa seolah pertanyaan Kania adalah hal yang sangat lucu. "Tidak mungkin Patra ada di apartemen Pak Nero! Kurasa di mana apartemen Pak Nero saja dia tidak tahu, bukankah begitu, Patra? Anda pasti salah orang, Bu Kania."Kania yang melihat Axel tertawa pun akhirnya ikut tertawa. "Ah, aku sudah menduganya! Kalian pasti mengira aku absurd kan? Tadi aku sedang menelepon dan mendadak berpapasan dengan seorang wanita yang tampak belakangnya mirip sekali dengan Patra."

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Pertanyaan Mengejutkan

    Kania pulang lebih cepat pagi itu dari luar kota. Ia sudah merindukan Neronya dan ia pun membawa sarapan untuk dinikmati bersama dengan Nero. Namun, saat ia melangkah di lobby sambil menelepon, mendadak ia melihat seorang wanita familiar yang berjalan dengan cepat melewatinya. "Patra?" gumam Kania antara yakin dan tidak. Kania pun masih terdiam sampai lawan bicaranya memanggilnya dan ia pun tersentak kaget. "Ah, iya, maaf! Sampai di mana kita?" Kania mengerjapkan mata sambil tersenyum lalu meneruskan mengobrolnya sambil melangkah naik ke apartemen Nero. Nero sendiri yang ditinggalkan oleh Patra masih mematung di tempatnya dan sama sekali belum beranjak walaupun sudah cukup lama Patra pergi. Nero masih berharap Patra kembali, sampai saat bel pintu apartemen berbunyi, tawa sumringah pun mengembang di wajah Nero. Dengan bersemangat, Nero membuka pintu apartemennya, berharap melihat Patra di sana, namun seketika tawanya menghilang saat alih-alih Patra, ia malah melihat Kania, tuna

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Wanita yang Familiar

    Nero mengerut dalam tidurnya. Rasanya ia baru saja mengalami tidur panjang dan ia sangat lelap.Nero pun mulai menggerakkan tubuhnya sambil perlahan membuka matanya dan hal pertama yang dilihatnya adalah wajah cantik Patra yang sedang tertidur lelap di sampingnya. Entah bagaimana gerakan mereka saat tidur kemarin, namun saat ini Nero sedang memeluk lengan Patra yang sedang tertidur pulas tepat di sampingnya. Mereka sama-sama tidur menyamping dan saling berhadapan. Nero pun hanya bisa tertegun menatap wajah cantik itu dan ia baru ingat bagaimana wanita itu merawatnya kemarin malam. Entah jam berapa sekarang namun belum terlihat cahaya sama sekali dari jendela, mungkin masih subuh, tapi untungnya Nero sudah merasa lebih baik, jauh lebih baik. "Kau menepati janjimu, Patra. Tidak meninggalkanku saat aku tertidur."Dengan hati-hati, Nero membelai pipi Patra dengan punggung tangannya. Nero pun menyingkirkan helaian rambut di sisi wajah wanita itu dan terus tersenyum. Baru saja Nero mem

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Menemanimu Sepanjang Malam

    Patra langsung mematung mendengar ucapan Nero. Untuk sesaat, semua rasa dalam dirinya melonjak mendengar Nero mengatakan mencintainya. Siapa yang tidak senang mendengar pria yang masih dicintainya ternyata juga merasakan hal yang sama. Namun sedetik kemudian, kesadaran pun menyentak Patra. Tidak! Apa yang Nero katakan barusan? Nero masih mencintainya?Tidak! Semua ini salah. Tidak seharusnya Nero berkata begitu. Ya, ini salah dan yang namanya kesalahan harus segera dibenarkan atau Patra akan menjadi ikut-ikutan salah."Nero ... lepaskan! Kau sudah makin ngawur! Lepaskan aku, Nero! Lepaskan!""Tidak, Patra! Aku tidak ngawur! Aku masih sadar!"Patra mulai memberontak lagi dan Nero bertahan, namun rasa sakit di tubuhnya akhirnya membuatnya menyerah dan melepaskan Patra. Patra pun berlari menjauh dari Nero. "Kau sedang sakit, Nero! Otakmu tidak bisa berpikir dengan baik dan kau mengingau! Ingat itu, kau meracau! Kau hanya meracau!" ucap Patra berulang kali seolah berharap sugesti itu

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Aku Mau Mencintaimu Saja

    Nero masih tersenyum menunggu Patra-nya yang sedang ada di ruang wardrobe, tapi wanitanya tidak kunjung kembali.Sambil meringis, ia pun melangkah ke arah ruang wardrobe dan sungguh lantai kamarnya terasa dingin di telapak kaki Nero. Nero pun terus meringis dan mempercepat langkahnya, namun mendadak ia berhenti saat ia sudah sampai di ruang wardrobe. Nero tertegun sejenak menatap punggung Patra. Wanita itu sedang berdiri di depan lemarinya sambil memegang kaos berwarna biru muda dan tentu saja Nero langsung mengenali kaos apa itu. Kaos kenangan mereka. Nero membelinya agar mereka bisa memakai kaos couple, tapi sayangnya mereka tidak pernah bisa memakainya karena tidak lama kemudian mereka berpisah. Nero pun akhirnya tidak pernah memakai kaos itu sampai sekarang dan hanya menyimpannya. Bagi Nero, kaos couple itu harus dipakai bersama Patra. Untuk sesaat, Nero hanya berdiri diam. Bahkan Nero tidak mempedulikan lagi telapak kakinya yang terasa dingin karena mendadak ia melow menging

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Kenangan Masa Lalu

    Suara Nero terdengar lirih dan penuh harap sampai Patra yang mendengarnya pun hanya bisa tetap diam di tempatnya sambil masih berdiri mematung memunggungi Nero. "Kumohon ... jangan tinggalkan aku ...," ulang Nero lagi. Patra pun menahan napasnya. Ada sebagian dari dirinya yang merasa ini salah, berdua saja dengan Nero. Namun, sebagian lagi merasa lega karena Nero memintanya tinggal. Setidaknya ia punya alasan untuk tinggal karena ia sendiri tidak tega melihat kondisi nero.Sambil berdehem, Patra pun membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah Nero."Jadi kau sakit kan? Mengapa kau tidak menelepon seseorang untuk membantumu daripada kau sendirian di sini sampai malam? Bagaimana kalau aku tidak ke sini? Bukankah tidak ada yang menolongmu?" Kata-kata Patra meluncur begitu saja dari mulutnya menyiratkan kepedulian."Bukankah akhirnya kau datang, Patra? Itu yang penting!" Nero tertawa lemas. Patra sendiri tidak menanggapinya lagi. Ia langsung melangkah mendekati Nero sambil menyambar gelas

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Jangan Tinggalkan Aku

    Ucapan Patra terus berputar di otak Juan sampai Juan begitu gelisah malam itu. "Aku yakin pasti ada yang Patra sembunyikan. Dia bukan wanita seperti itu, tapi bagaimana membuktikan hal yang sudah lama berlalu, apalagi saat itu semua bukti pencairan uang ke rekening Patra juga sudah jelas.""Ah, membuatku pusing saja! Ck, tapi kurasa benar, kenyataan tidak akan mengubah apa pun jadi tidak perlu ditanyakan lagi!""Kalau begitu lebih baik aku membantu Patra saja. Daripada harus kehilangan karyawan kompeten, lebih baik aku membantunya bekerja saja! Aku akan memberinya proyek agar dia makin bersinar!" Mendadak Juan pun menjadi bersemangat membantu Patra. Sementara itu, Nero juga masih gelisah di apartemennya sendiri.Semakin Kania memakluminya, Nero semakin galau. Kania selalu bersikap positif, memakluminya, memahaminya, bersabar padanya, tapi sikap itu membuat Nero makin berasa bersalah. "Sial! Mengapa Kania harus bersikap seperti itu? Mengapa seolah dia tidak mempunyai emosi sama seka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status