Share

Ketakutan Seorang Ibu

Author: Mommykai22
last update Last Updated: 2025-05-27 13:48:33

Brata langsung menutup teleponnya sebelum Cintya sempat membalas ucapannya lagi.

Bukan hanya menutupnya tapi Brata juga langsung mematikan ponsel Nerisa dan menyimpan ponsel itu ke kantongnya.

"Apa yang kau lakukan? Kembalikan ponselku! Kembalikan ponselku!" teriak Nerisa frustasi sambil masih terus memberontak.

"Tidak, Sayang. Aku tidak mau kau menelepon wanita itu lagi!" sahut Brata lembut di telinga Nerisa.

"Brengsek kau, Brata! Lepaskan aku dan jangan memanggilku sayang! Kau menjijikkan! Kau sudah berani melakukan hal-hal yang di luar batas dan aku tidak akan pernah memaafkanmu!"

"Oh, ini belum apa-apa, Nerisa Sayang! Aku bahkan belum melakukan apa-apa! Bagian mana yang di luar batas? Hanya sedikit menyentuh! Anggap saja ini hidangan pembuka, apa kau sudah tidak sabar untuk langsung ke intinya bersamaku, Nerisa?" bisik Brata lagi di telinga Nerisa.

Nerisa pun mengangkat bahunya geli dan jijik. "Minggir kau, pria brengsek! Lebih baik aku mati daripada harus melakukan hal menji
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Saat Dua Iblis Bertemu

    "Akkh, lepas!" jerit Patra. Brata tidak tahu siapa yang lewat. Ia hanya mendengar ada yang mendekat dan ia pikir itu anak buahnya. Brata pun sudah bersiap meminta pertolongan namun ia membelalak saat tatapannya bertemu dengan tatapan Patra. "Patra, awas!" teriak Nero. Dan Patra yang tegang pun langsung saja melayangkan tongkat pemukulnya ke wajah Brata dengan asal. Tang!Tongkat itu pun mendarat dengan sempurna ke pipi Bram sampai Bram kembali memekik. "Akkhh!"Rasanya seperti baru saja ditampar oleh raksasa, perih dan sangat keras. Patra gemetar dan ketakutan karena tindakannya sendiri namun ia tidak punya waktu untuk meratapinya. Patra pun segera berlari ke arah Patrick dan Nerisa lalu langsung memukul punggung satu anak buah. Buk bukPatra memukulinya 2x hingga anak buah itu membungkuk kesakitan dan saat anak buah lain melihatnya, dengan asal namun sekuat tenaga, Patra pun mengayunkan tongkatnya. Tang!Lagi-lagi tongkat itu mendarat di pipi seorang anak buah sampai pria it

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Dicekal

    Zen adalah orang pertama yang menemukan lokasi Patrick dan Nerisa. Zen langsung membunyikan klaksonnya saat melihat Brata di sana. Tin tin tin tin tinNero yang terus berkomunikasi dengan Zen pun mendengarnya dan langsung melesat mengikuti Zen hingga ia juga bisa melihat kerumunan orang di sana. Untuk sesaat, Brata dan semua anak buah menoleh kaget melihat mobil Zen, apalagi saat Zen menghentikan mobilnya dan langsung keluar dengan wajah garangnya. "Serang!" teriak Zen yang langsung saja maju menghajar beberapa anak buah. Satu anak buah Zen sempat menghubungi teman-temannya sebelum ia juga maju bersama satu orang lainnya. Mereka hanya bertiga di mobil Zen sehingga secara jumlah mereka kalah dari anak buah Brata namun kondisi tubuh mereka yang masih fit tentu saja lebih bertenaga dibanding anak buah Brata yang sudah bertarung sejak tadi. Buk buk bukBaku hantam pun tidak terhindarkan lagi sampai para pria yang sedang menjaga Nerisa dan Patrick pun ikut panik. "Sialan! Masukkan m

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Doa yang Terkabul

    Cintya akhirnya tiba di rumah di tengah sawah sesuai dengan lokasi yang dikirimkan Brata. Ia pun menatap lekat pada rumah kecil itu dan mendadak ia teringat bahwa tempat ini sepertinya familiar, walaupun Cintya sendiri tidak ingat kapan ia pernah ke sini. Cintya keluar dari mobilnya. Dengan langkah yang tergesa ia berjalan sambil menatap para anak buahnya yang sekarang sudah berbalik mengabdi pada Brata. Para anak buah itu berkumpul di depan rumah itu dan semua perhatian teralih pada Cintya. "Brengsek kalian! Berapa banyak dia bisa membayar kalian, hah? Brata itu hanya pria miskin yang brengsek tanpa aku!" seru Cintya saat ia sudah menatap salah satu mantan anak buahnya. "Kami hanya menjalankan perintah dari orang yang selalu bersikap baik pada kami, Bu Cintya. Pak Brata bersikap baik tapi kau tidak," jawab pria itu dengan berani. "Kurang ajar kau!" Cintya mengangkat tangannya untuk menampar pria itu namun belum sempat tangan itu menyentuh pipi pria itu, tangan Cintya sudah ditah

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Satu Kali Tepuk, Dua Lalat Mati

    Cintya menyetir mobilnya sendiri menuju ke alamat yang diberikan oleh Brata dengan jantung yang sudah berdebar kencang. Sementara Juan dan Axel pun mengikuti di belakang bersama satu mobil anak buah lainnya dengan tetap memperhatikan jarak aman agar kalau ada yang mengawasi, mereka tidak ketahuan. Saat akan keluar rumah tadi, para anak buah Cintya langsung mengenali teman mereka yang mengabdi pada Brata dan langsung mengeroyok mereka sehingga tidak ada yang bisa memberikan laporan pada Brata tentang Cintya. Sedangkan beberapa polisi pun juga mengikuti mobil Cintya dari jarak yang tetap aman. "Apa menurutmu Tante Cintya itu cukup stabil untuk menyetir sendiri? Aku khawatir dia akan berhalusinasi dan membuatnya tertabrak sendiri!" seru Juan yang masih menyetir. "Entahlah, Kak! Tapi sejak tadi laju mobilnya cukup stabil walaupun kecepatannya di atas rata-rata!""Justru itulah yang aku takutkan! Dia akan menabrak dan mati sendiri! Bukannya sampai ke sawah tapi malah sampai ke alam

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Saling Menyelamatkan

    Semua orang masih terdiam menatap Cintya dan mendengar suara tegasnya, namun tidak ada satu pun yang berani membantah lagi. Ekspresi wajah Cintya sudah terlihat begitu yakin dan sorot mata itu pun sudah begitu tajam. "Apa lagi yang kalian tunggu? Semakin kita terlambat, entah apa yang akan dilakukan Brata brengsek itu pada Nerisa!" seru Cintya yang memang hanya peduli pada Nerisa. Bahkan Cintya pun sudah tidak peduli lagi pada keberadaan Patra, wanita yang sangat ia benci. Nero yang mendengarnya hanya melirik Axel dan Juan sebelum ia mengangguk. Baru saja mereka akan melangkah, namun ponsel Cintya sudah berbunyi sampai Cintya pun mengernyit. Dengan cepat Cintya mengeluarkan ponselnya dan ia langsung menegang melihat nama Brata di sana. Brata sendiri juga masih ada di mobil menyusul para anak buahnya mengejar Nerisa. Anak buah yang ia utus untuk menangkap Cintya mengalami kesulitan mendekati rumah wanita itu yang masih dijaga polisi hingga akhirnya Brata memutuskan untuk menele

  • Terjerat Cinta dan Dendam sang CEO   Harus Menyelesaikannya Sendiri

    Untuk sesaat, suasana hening karena Nero dan Patra masih terlalu syok mendengar suara Nerisa.Sampai Nerisa yang merasa tidak mendapat jawaban pun berteriak lagi. "Patra, kau mendengarku kan? Kami sedang melarikan diri dengan motor dan ada 2 mobil yang mengejar kami! Tolong kami! Beritahukan Nero untuk menolong kami!" teriak Nerisa lagi. Seketika Nero dan Patra pun langsung panik. Nero langsung menyambar ponsel Patra dan berbicara dengan Nerisa. "Nerisa! Nerisa! Kau benar Nerisa kan? Kau benar Nerisa kan?""Nero! Kau Nero kan? Nero ...." Nerisa langsung menangis senang dan haru. "Aku Nerisa! Aku dijebak oleh Brata dan disekap di hotel murahan! Dia mencoba melecehkanku tapi aku menusuk alat vitalnya dengan pecahan kaca! Aku tidak tahu bagaimana keadaannya tapi sekarang 2 mobil anak buahnya sedang mengejar kami dan terus berusaha menabrak kami!""Di mana kau sekarang? Katakan di mana posisimu? Zen!" Nero makin panik dan langsung berteriak memanggil Zen. "Aku ... Patrick, di mana ki

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status