Tanpa basa basi Linda memeluk mantan pacarnya. Rudi Widjaya, umur 26 tahun, menempuh pendidikan di universitas yang sama dengan Linda. Sudah lulus dan memiliki pekerjaan tetap sebagai staf di kantor kelurahan.
Rudi mengetahui apa yang terjadi pada Linda dari statusnya yang berubah di kelurahan. Karena itulah Rudi langsung datang saat Erik memancingnya dengan menyamar sebagai Linda.Sekarang hp Linda disadap dan taman ini dikuasai oleh suaminya yang kejam. Linda ingin menyelesaikan tugasnya dengan cepat, namun niat itu luluh saat melihat Mas Rudi."Linda, kamu pasti kesusahan ya,""Mas Rudi ... Mau gak duduk bareng aku sebentar?"Linda dan Rudi duduk di kursi taman, sambil diperhatikan oleh beberapa pengunjung.Linda mulai bercerita soal pernikahannya dengan Erik. Linda membagikan keluh kesahnya termasuk rasa tertekannya selama 2 hari menjadi istri Erik.Rudi mendengarkan dengan penuh kesedihan. Selain tidak bisa mendapatkan Linda, Rudi harus menerima kenyataan pahit bahwa Linda telah menikah dengan orang yang tidak bisa dia lawan.Linda meminta Rudi melakukan sesuatu. "Mas, aku sangat menderita, aku tidak mau putus dengan mas! Tolong lakukan sesuatu!" Tuntut Linda.Dengan polosnya Rudi mengajak Linda kabur ke arah yang berlawanan dari Erik dan supirnya, namun Linda menjelaskan bahwa semua orang di taman ini adalah suruhan Erik.Seketika harapan Linda pun putus, saat sekelompok pria tidak dikenal menahan Rudi mencoba meninjunya.Linda berteriak dengan histeris, menarik tangan Rudi bahkan memukul pelipis seseorang.Rudi yang kaget segera berlari bersama Linda. Keduanya terjebak dalam taman yang dikelilingi dinding semak, sedangkan jalan keluar dijaga oleh bawahan detektif Erik Bayroad.Erik mengawasi pelarian istrinya dengan teropong hingga supirnya menyerahkan sebuah buku padanya."Saya membawakan buku harian beliau," Ucap si supir.Itu adalah buku harian Linda. Rupanya Linda suka menuliskan keluh kesahnya di buku itu. Erik memanfaatkan semua data yang tertulis untuk mendekati Linda."Linda suka main petak umpet dengan bocah komplek. Mari kita lihat ada fun fact apalagi," Erik membalik per halaman.Sementara itu Linda berusaha mencari jalan keluar dari taman kota yang berbentuk labirin. Satu-satunya petunjuk adalah patung pahlawan yang ada di tengah labirin.Waktu yang diberikan sudah habis. Erik memerintahkan para preman yang bersembunyi di antara aktor untuk menangkap Rudi dan Linda.Tidak butuh waktu lama Linda pun tertangkap dan dibawa ke hadapan Erik."Kamu sangat kekanakan mas!" Protes Linda.Erik mengabaikan Linda dan berjalan ke arah Rudi. Di hadapannya Rudi tidak lebih dari seorang pegawai rendahan.Erik tersenyum licik, merasa inilah saatnya memulai pertunjukkan kedua."Lihat kesini Linda! Inilah yang akan terjadi kalau kamu tidak menuruti perintahku."Erik memukuli Rudi di hadapan Linda. Tinjunya yang terlatih menghancurkan tulang hidung Rudi."Hentikan mas, jangan anarkis seperti ini!!!"Erik menunjukkan tatapan matanya yang sangat tajam seperti ingin membunuhnya. Refleks Linda menampar Erik. Semua orang pun terdiam menyaksikan keberanian Linda.Erik terkejut dengan kekuatan pukulan Linda. Pasalnya Linda lebih kuat dari beberapa penjahat wanita yang pernah Erik hadapi.Erik menghadap Linda yang berdiri dengan kaki gemetar. Laki-laki itu sangat marah hingga wajahnya berubah pucat. Bola matanya membulat dan giginya menggertak.Tanpa ampun Erik menyeret Linda yang tidak tahu terima kasih. Rudi pun tidak tinggal diam, dia berhasil melepaskan diri dari orang-orang yang menahannya, lalu berlari secepat kilat ke Linda.Rudi memegang tangan kiri Linda dan Erik memegang tangan kanannya. Linda terkejut Rudi bisa melepaskan diri. Namun bahaya yang tantangan yang sebenarnya adalah Erik Bayroad."Mas Rudi... lebih baik kamu pergi! Mas hanya akan terluka jika mengejarku!" Teriak Linda sambil mendorong Rudi menjauh."Tidak!!" Tolak Rudi dengan tegas.Erik yang muak mengeluarkan pistol dari saku jasnya, mengakhiri drama yang dibuat Rudi dengan menembaknya 3 kali di kaki kirinya.Linda yang syok langsung menjauh dari Erik, dan Rudi yang terkapar. Rasa takutnya sudah tidak tertahankan. Pria yang menikahinya ternyata adalah seorang psikopat.Dengan senyum lebar dan mata melotot Erik menatap Linda. Sementara Linda yang ketakutan menyeret tubuhnya hingga ke sudut dinding semak.Erik menikmati proses menyingkirkan orang-orang yang berusaha merebut Linda darinya.Dengan penuh kelembutan Erik memegang dagu Linda sementara tangan satunya masih memegang pistol. Dengan penuh kelembutan pula mengusap air mata yang membasahi pipi Linda."Make up kamu luntur. Jangan khawatir, dia akan baik-baik saja.""Ayo kita pulang!"Linda menyeret kakinya ke mobil. Itulah kali terakhir dia bertemu Rudi. Lalu, seakan alam mendukung perbuatan Erik hujan turun dengan derasnya."Hujan ini akan menghapus jejak darah di lokasi. Syukurlah kita tidak perlu membayar mereka lebih banyak, ha ha ha!"Linda tidak bisa berhenti memikirkan Rudi. Kondisinya saat itu sangat memprihatinkan.Linda mengalami krisis. Pacarnya dipukuli dan ditembak di depan matanya tapi dia hanya merasa sedikit marah. Mungkinkah hati Linda telah berpindah ke pria jahat itu?Hati Linda bersuara. "Mas Erik, jika kamu ingin menguasai aku, aku akan menerimanya tanpa perlawanan seperti tadi malam. Tapi kalau kamu mencelakai orang yang aku sayangi kamu akan menyesal!"Erik mengembalikan hp Linda yang sudah dibersihkan dan mengembalikan buku hariannya setelah membaca semua isinya.Erik menyatakan keinginannya untuk melakukan semua hal yang ditulis Linda di bukunya. Salah satunya adalah bermain petak umpet dengan anak-anak komplek. Rencananya nanti sore mereka akan pergi ke komplek tempat tinggal Linda sebelumnya untuk bermain dengan anak-anak."Jika ini metode kamu untuk mencuri hatiku, maka aku tidak akan melarang kamu berusaha." Ucap Linda dengan suara yang lebih tenang.Erik tersenyum seraya menggenggam tangan Linda dan berbisik pada Linda. "Sebaiknya kamu menjadi istri yang penurut, agar satu tahun ini tidak meninggalkan luka apapun. Kalau kamu menurut aku akan mengabulkan salah satu keinginan terbesarmu.""Kamu mengerti, istriku?""Iya," Jawab Linda dengan lirih.Erik membawa Linda ke salon untuk memperbaiki make up yang rusak, juga pergi ke butik untuk membeli baju baru.Erik menunjukkan perhatiannya dengan membeli puluhan lembar baju baru untuk Linda. Akibatnya, Linda harus mencoba semua baju itu. Bagaimanapun Erik tidak mau membelinya sebelum dicoba.Tiba-tiba Linda melihat sebuah cutter tergeletak di sudut ruangan. Entah apa yang dia pikirkan, Linda langsung menyimpan cutter itu."Akan kusimpan cutter ini jika sewaktu waktu mas Erik mengeluarkan pistolnya lagi. Jangan khawatir mas Rudi Jika waktunya sudah tiba aku akan menusuk pria ini!"Di sisi lain Erik sedang membaca salinan buku harian yang membahas makanan favorit Linda.Begitulah awal mula bagaimana pisau ini ada di tanganku.Apa yang harus kulakukan? Haruskah pisau ini menancap di punggung mas Erik demi membalaskan rasa sakit mas Rudi?Tapi mas Erik juga tidak sepenuhnya jahat, dia hanya overprotektif. Aku hanya harus menjauhkannya dari mas Rudi dan semuanya akan berjalan tanpa ada masalah. Benar, ini hanya satu tahun. Anggap saja tahun ini sebagai penebusan dosa-dosa yang telah lalu. Kesucianku juga sudah direnggut, jadi aku tidak memikirkannya lagi.Aku keluar dari ruang ganti dengan pakaian yang bagus. Tapi baju itu terlalu longgar dan aku tidak menyadarinya. Mas Erik pun berinisiatif mengukur lingkar pinggang dan dadaku.Dengan cepat dia merebut tali pengukur dari si perancang busana. Tatapannya pada orang itu sangat bengis, dia terlihat aneh sekaligus berbahaya.Aku mendekati Mas Erik guna memenangkannya. "Sudahlah mas, aku juga maunya sama kamu kok." Najis!"Aku tidak marah sayang, hanya memperingatkan orang ini supaya tidak menyentuhmu."Desa
"Pak polisi, saya Komandan Detektif, Erik Bayroad. Bapak yakin mau menangkap saya?""Maaf pak Bayroad, atas laporan yang kami terima, anda terlibat dalam penyerangan seorang pemuda di taman kota.""Saya rasa bapak salah menangkap orang. Pelaku kejadian itu sudah saya amankan di kantor saya."Mendengar pernyataan itu kedua polisi pun tertarik untuk membuktikan ucapan Erik.Mobil polisi melaju dengan Erik di dalamnya, melaju ke kantor detektif Bayroad cabang selatan.Disana mereka dipertemukan dengan para preman yang memukuli Rudi. Kita semua tahu kejadian sebenarnya, tapi Erik dapat memanipulasi segalanya.Tidak ada rekaman kamera, cctv, maupun saksi mata dari kejadian itu. Semua aktor royal pada Erik bahkan mereka rela memberikan kesaksian palsu dan masuk penjara untuk melindungi Erik.Proses interogasi, pengumpulan barang bukti, dan pengadilan berjalan tidak lebih dari satu hari. Rudi yang melaporkan Erik pun menghilang setelah kalah dalam pengadilan.Merasa Rudi akan kembali lagi, Er
Ajakan mas Erik terngiang di telingaku.Untuk pertama kalinya aku menerima ajakannya sepenuh hati.Aku sudah muak memikirkan banyak hal. Setelah melihat ketulusan mas Erik saat melindungiku rasanya sulit untuk menjaga hati ini tetap pada mas Rudi.Malam itu menjadi saksi tumbuhnya rasa cinta. Adegan vulgar yang tidak bisa diceritakan secara eksplisit.Kehidupanku di rumah keluarga Bayroad mulai berubah. Jena tidak memusuhiku setelah kejadian itu, yang ada malah menjadi adik ipar yang baik.Mas Erik, suami yang overprotektif tapi sangat lembut. Setiap pulang ke rumah membawakan hadiah-hadiah kecil.Entah apa yang dia pikirkan. Menurut Jena, mas Erik memberi hadiah-hadiah kecil karena gagal memahami saran yang dia berikan.Aku tidak menolak hadiah aneh yang dia bawa setiap pulang kerja. Memiliki mas Erik saja sudah sebuah keberuntungan.3 bulan kemudian, kehidupan baru mulai terdeteksi di perutku oleh lensa kaca p
"Bertahanlah kakak! Jangan sampai keponakanku yang ada di dalam situ kesakitan!" Seru Jena padaku yang pucat.Aku menjelaskan pada Jena kalau bayi kami akan baik-baik saja.Aku tidak berani mengatakan hal yang buruk. Lagipula ini hanya demam biasa yang diperkuat oleh syok bumil muda. Ini bukan karangan tapi murni penjelasan dokter."Maaf Jena tidak bisa menjaga kakak semalaman. Sebagai gantinya mbak Tari akan merawat mbak.""Iya, terima kasih Jena. Besok kamu kuliah."Di tempat lain, Erik sedang mengawasi Rudi melalui cctv.Ingat perintahnya pada Kirishima beberapa bulan yang lalu? Tidak sedetik pun kantor detektif Bayroad melepaskan pandangan dari Rudi.Berita menghilangnya Rudi kemarin bukan hoax. Dia memang sempat menghilang sebelum ditemukan 2 hari kemudian oleh kamera tersembunyi yang dipasang oleh anak buah detektif Kirishima.Itu artinya penyamaran yang Rudi lakukan tempo hari juga diketahui oleh mereka.
"Aku tidak akan menganggapnya teman lagi.""Rudi adalah musuhku mulai hari ini!"Terdengar sirene mobil polisi. Seorang detektif muda berkebangsaan jepang menolong berlari di lorong rumah sakit lalu menolong Tari yang terluka. Detektif itu memperkenalkan diri sebagai Amano Kirishima, anak buah mas Erik."Pak Bayroad sedang mengejar penjahat. Jangan khawatirkan dia.""Tapi dia terkena tembakan ... ""Aku tahu itu, nyonya Bayroad. Aku melihatnya di kamera pengawas. Bahkan drone-ku sedang mengikuti mereka."Kirishima menggendong Tari ke ranjang yang aku tempati sebelumnya. Sementara aku dipindahkan ke ruangan lain yang berdekatan.Kirishima membuka laptopnya lalu menunjukkan siaran langsung kamera drone padaku.Tampak Rudi sedang berlari tidak tentu arah di kawasan perumahan padat penduduk, atau yang biasa disebut kawasan kumuh.Aku tidak suka menyebut 'kawasan kumuh' tapi tidak ada kalimat yang
"Apa ... ???"Mas Erik menyentuh perut Kenny. Tidak ada pergerakan nafas di perutnya. Jari mas Erik bergerak dengan lembut ke hidung Kenny, tidak terasa nafasnya.Mas Erik menggendong Kenny. Sekujur tubuhnya sangat dingin seperti boneka keramik terpapar udara dingin AC."Dia ... dia ... Kenny tidak bernafas!"Tidak percaya dengan ucapannya aku menggengam kaki kecil Kenny lanjut menyentuh pipinya. "Ini tidak mungkin ... KENAPA ... ?""KENAPA KENNY TIDAK BERGERAK ... ?!?!"Para baby sitter mengetuk pintu.Mas Erik membawa anak kami yang tidak bernyawa ke rumah sakit.Namun itu tindakan yang salah, sebab hati kami semakin hancur saat dokter memastikan kematiannya.Linda, Erik, Jena, Revan, Cindy, semuanya sangat syok."Bapak, ibu, yang sabar ya. Anak kalian mengisap penyakit RSV. Penyakit itu disebabkan infeksi virus pada paru-paru dan saluran pernapasan. Penyakit ini
Jual beli kata-kata kejam terjadi.Aku berusaha menahan diri agar tidak menyalahkan mas Erik. Bagaimana pun memang aku yang salah tidak bisa menjaga anak.Mas Erik pun mulai main tangan. Dia menampar pipiku dengan cukup kuat. Namun segera setelah menampar mas Erik merasakan sakit di tangan kirinya.Luka tembakan berdenyut sangat hebat. Rasa sakitnya kembali seakan tragedi penembakan itu diputar ulang. Namun Erik dengan jiwa berapinya justru semakin murka pada dirinya sendiri."AHH SIALAN ... !!!""Pertama gagal menangkap ter*ris, kedua gagal menjaga anak!""KENAPA AKU JADI SEMENYEDIHKAN INI?!?! "Aku berusaha menenangkan mas Erik, namun dia menolak sentuhanku. Mas Erik semakin jadi dengan menyebutku biang kelemahannya."Aku mengeti sekarang. Kehadiranmu membuatku lemah.""Rasa cinta membuatku lunak. Seharusnya sejak awal aku mengasingkan Rudi! Karena dialah kamu melahirkan prematur, karena dia
"Aku mencintaimu Linda. Kamu dan Kenny sudah dibuat menderita oleh pria itu.""Aku akan menemukan dan menunjukkan perbedaan antara kita dengannya."Di tempat lain Kirishima sedang mengejar Rudi dengan drone-nya. Bukan hanya Kirishima, seluruh detektif lapangan dikerahkan untuk menangkap Rudi.Kirishima berkata. "Aku sudah heran sejak tempo hari. Orang biasa tidak mungkin mampu kabur dari kami.""Siapa orang-orang di belakangmu?"Pernyataan Kirishima tersampaikan melalui drone-nya.Rudi yang sedang berlari tidak mendengarnya. Polisi menghadang jalan Rudi di depan, memaksa Rudi berbalik arah. Detektif menghadang di arah lainnya, memaksa Rudi lari ke arah samping.Tanpa diduga area barat dijaga oleh Erik Bayroad, sedangkan timur dijaga Kirishima.Senyum jahat Erik menyertai ledakan bubuk mesiu yang melontarkan peluru tepat ke bahu kanan Rudi.Dor! Dor! Dor! Dor! Kirishima bersorak di ka