Share

KEBELET

last update Last Updated: 2024-09-06 14:05:54

"Nggak cuma panas aja, Nilam. Masalahnya aku kebelet nih." Jean terlihat menggoyangkan pantatnya, dia merasa tidak nyaman karena ingin buang air kecil.

"Bapak mau pipis?" tanya Nilam dengan polosnya.

"Iya nih."

"Tapi kan kita lagi di mobil."

"Nah itu masalahnya, mana mobilnya nggak gerak sama sekali."

"Saya punya ide Pak," ucap Nilam dengan semangat.

Jean menautkan alisnya. "Ide apa? Kamu nggak ada niatan buat nyuruh aku turun dan pipis di pinggir jalan kan?" tanyanya.

"Pipisnya masukin ke botol itu aja Pak!" Dengan begitu entengnya, Nilam menunjuk ke arah botol kosong yang tergeletak di pintu mobil bagian belakang.

Jean otomatis syok saat mendengar penuturan Nilam, apalagi wajah polos gadis itu ketika mengutarakan idenya, makin membuat ia terperangah.

"Yang bener aja kamu?"

"Tenang aja Pak, saya bakal tutup mata kok. Daripada Bapak nahan pipis, malah bisa jadi penyakit entar," ucap Nilam lagi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (10)
goodnovel comment avatar
Ifat Fatmawati
bagus siih ceritanya,tapi selalu terjuci di setiap babnya,jadi patah semangat bavanya...
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
seumur hidup... ku jangan bilang Dikta suka sama elisha
goodnovel comment avatar
Haji Erlina
keren ceritanya lanjut
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Tidak Ada Yang Cocok

    Setahun kemudian…Di sebuah apartemen, suara gerutuan kecil terdengar dari kamar utama. Dan itu berasal dari si pemilik kamar. Siapa lagi kalau bukan Nilam.Wanita itu berdiri di depan cermin besar dengan ekspresi kesal. Lemari sudah setengah terbuka, isinya berantakan. Beberapa baju tergeletak di ranjang jelas ia sudah mencoba beberapa tapi tak ada yang cocok di matanya.“Kenapa semua baju kelihatan aneh sih di badan aku?” gerutunya pelan, menatap pantulan dirinya sendiri dengan frustasi. Tangannya memegang perutnya yang mulai membuncit—kehamilannya baru masuk bulan kelima, tapi Nilam merasa dirinya sudah seperti bola berjalan.Jean, yang dari tadi sibuk mengancingkan kemeja, akhirnya menoleh. Ia tersenyum kecil melihat istrinya yang gelisah sendiri. Tanpa banyak bicara, Jean berjalan pelan, memeluk Nilam dari belakang dengan kedua tangannya yang hangat.“Kenapa cemberut?” bisiknya di telinga Nilam.Nilam mendesah panjang, menyandarkan kepala ke dada Jean. “Baju aku gak ada yang coco

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Mencari Restu

    Begitu Dion membuka pintu, Elisha langsung mencium aroma khas rumah tua. Hangat… tapi asing. Ia nyaris menelan ludah ketika matanya menangkap sosok wanita paruh baya yang berdiri tegak di ambang ruang tamu. Usianya mungkin sekitar enam puluh, rambutnya disanggul rapi, dan sorot matanya… tajam. Tegas. Seperti semua desas-desus yang pernah Elisha dengar.“Selamat siang, Nek,” sapa Dion dengan nada ringan, seolah tak merasa terintimidasi sama sekali.“Hm,” jawab si Nenek, sekilas menatap cucunya lalu langsung mengarahkan pandangan dinginnya pada Elisha.Sejenak, Elisha terpaku.“Ini Elisha,” Dion memperkenalkan dengan santai. “Orang yang aku ceritain kemarin.”Nenek Dion tidak langsung bicara. Tatapannya menyapu Elisha dari atas sampai bawah, menilai tanpa kata. Elisha nyaris merasa ingin kabur dari rumah itu.“Masuk,” ucap si Nenek akhirnya, nada suaranya datar. “Ayo duduk!"Elisha otomatis mengikuti Dion melangkah masuk. Mereka duduk di sofa ruang tamu. Elisha berusaha menyembunyikan t

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Semakin Serius

    Dion menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya sendiri.“Boleh aku jujur malam ini?”Elisha diam sejenak sebelum akhirnya mengangguk pelan.“Aku serius sama kamu, El.” Suara Dion terdengar tenang, tapi sorot matanya jelas. “Aku suka kamu. Udah lama. Sejak kita ketemu lagi di rumah sakit… perasaan itu makin jelas.”Elisha tertegun. Ia tidak langsung menjawab.Dion melanjutkan, nadanya pelan namun penuh keyakinan. “Aku gak minta jawaban sekarang. Tapi aku gak mau pura-pura lagi.”Elisha menggigit bibirnya. Lama. Tangannya mengepal di atas meja, napasnya terdengar berat.“Dion… aku…” suaranya nyaris berbisik. “Aku gak yakin.”“Gak yakin soal aku?” tanya Dion lembut.Elisha menggeleng cepat. “Bukan soal kamu. Kamu terlalu baik.”Dion mengernyit.“Aku yang merasa gak pantas.” Suara Elisha bergetar. “Aku ini mantan napi, seorang janda, punya anak. Masa laluku terlalu kelam. Gimana sama pendapat orang-orang? Jujur, aku merasa takut."“Kalau cuma karena masa lalu, kamu g

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Berawal Dari Kerja Sama

    Begitu sampai di sebuah kafe kecil dekat rumah sakit, Dion membukakan pintu untuk Elisha dengan sopan. Mereka memilih duduk di pojokan, sedikit terpisah dari pengunjung lain. Suasana cukup tenang, ditemani alunan musik jazz ringan yang membuat udara pagi terasa lebih santai.Elisha masih terlihat kaku. Sesekali ia mengusap telapak tangan ke celana jeans-nya sendiri, mencoba menyembunyikan kegugupan yang sebenarnya tidak perlu.Tak lama, setelah mereka memesan minuman, Dion langsung masuk ke topik tanpa basa-basi.“Aku ajak kamu ketemuan bukan buat ngobrolin masa lalu,” katanya sambil menatap Elisha langsung. “Bukan juga buat… urusan pribadi.”Elisha mengangguk cepat. “Iya. Aku paham kok.”Dion tersenyum tipis. “Tapi ada satu hal yang aku ingat soal kamu, El.”Elisha mengerutkan kening. “Apa?”“Kamu kan jago masak.”Elisha tertegun. “…hah?”“Aku masih inget tiap ada acara kecil di lapas, kamu yang paling sibuk di dapur. Kadang suka ngasih aku nasi goreng atau cemilan waktu aku keliling

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Digoda Abis-abisan

    Malam itu, suasana ruang makan di rumah Bu Mala terasa lebih hangat dari biasanya. Makanan terhidang rapi di atas meja bundar. Jean duduk di sisi kanan Nilam, sementara Elisha duduk berseberangan. Di sampingnya, Qila sibuk menuangkan sup ke dalam mangkuk sendiri.“Makan yang banyak ya, Qila,” ucap Bu Mala sambil menyendokkan ayam bakar ke piring cucunya. “Biar besok sekolahnya semangat lagi.”“Iya, Oma,” jawab Qila ceria.Beberapa saat makan berlangsung dalam obrolan ringan. Namun mendadak, Qila berhenti mengunyah dan menoleh pada Jean.“Pa… tadi Qila ketemu Om dokter loh.”Jean yang tengah memotong daging, langsung mengerutkan kening. “Dokter? Maksudnya siapa?”Nilam refleks melirik Elisha sekilas, sementara Elisha langsung berhenti makan, nyaris tersedak saking paniknya.“Om Dion!” jawab Qila polos. “Dokter Dion!”Jean menatap kosong. “Siapa?”“Dokter di rumah sakit tadi. Yang bantu Mama Nilam sama Mama Elisha. Omnya baik banget! Kasih Qila roti. Terus dia temennya Mama Elisha.”Nil

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Cocok Ama Pak Dokter

    "Om tadi kayaknya suka sama Mama deh."Elisha nyaris tersedak ludah sendiri saat mendengar kalimat polos namun menohok dari mulut Qila.“A-apa?!” Elisha membelalak, hampir tersedak. “Kamu ngomong apa barusan?”Qila hanya nyengir santai. “Aku bilang… Om dokter tadi kayaknya suka sama Mama.”Elisha langsung menggeleng kuat-kuat, pipinya memerah. “Qila! Jangan ngomong aneh-aneh. Dari mana kamu bisa mikir begitu? Kamu kan masih kecil.”“Ya dari cara dia liat Mama tadi. Kan keliatan banget. Beda. Kayak… hmm, Papa kalau liat Mama Nilam,” jelas Qila polos.Elisha terdiam sejenak, mencoba mengatur napas. “Qila… Om Dion itu cuma teman Mama. Teman lama. Udah gitu aja. Lagian dia dokter.”“Dokter kan keren Ma!"Elisha memutar bola matanya. “Ya Tuhan, anak ini... Udah ya jangan aneh-aneh!"Qila tertawa puas. Ia tahu komentarnya berhasil membuat Mamanya salah tingkah.Namun belum sempat Elisha membalas, langkah kaki terdengar mendekat.“Elisha! Emm... Qila..."Suara lembut yang familiar membuat El

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status