Home / Rumah Tangga / Terjerat Gairah Pembantu Cantik / [S2] Apa Tidak Ada Cara Lain?

Share

[S2] Apa Tidak Ada Cara Lain?

last update Last Updated: 2025-03-24 22:04:51

Restoran bergaya klasik yang Talita datangi itu cukup tenang di sore hari, dengan pencahayaan hangat yang memberi kesan nyaman.

Talita melangkah masuk dengan anggun, masih mengenakan setelan kantornya—blazer krem yang dipadukan dengan blouse putih serta celana panjang berpotongan rapi.

Sisi rambut sebelah kirinya, hanya diselipkan ke belakang telinga di satu sisi, memperlihatkan anting mutiara kecil yang elegan. Wajahnya tampak sedikit lelah setelah seharian bekerja, tapi aura percaya dirinya tetap terpancar kuat.

Di salah satu sudut restoran, seorang pria sudah duduk menunggunya. Dikta.

Berbeda dengan Talita yang masih dalam mode pulang kerja, pria itu tampak santai dengan setelan rumahan yang terkesan misterius—hoodie hitam berlengan panjang dan celana jogger senada. Seakan baru keluar dari rumah tanpa niatan terlalu formal, tapi tetap punya aura yang sulit diabaikan.

Rambutnya sedikit berantakan, tapi bukan dalam cara yang sembarangan, lebih seperti gaya yang disengaja. Matanya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Nyai Mahesa Jenar
loh kok cuma sampai di situ...wah pernikahan nya gimana....
goodnovel comment avatar
Akun Baru
Lama" bikin bosan nii ceritanya ngantung bngt
goodnovel comment avatar
Tri Astuti Cahyani
lhooo.. kok cepet selesai nya. lagi lagi
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Sibuk Melarikan Diri

    Tiba-tiba ponselnya bergetar...Dikta merogoh saku celananya, menatap layar sebentar, lalu menelan ludah pelan."Mama?" Ia membatin.Dikta lalu menarik napas sejenak sebelum menggeser ikon hijau.“Halo, Ma…”[“Dikta?”] suara lembut tapi penuh kekhawatiran terdengar dari seberang. ["Kamu di mana sekarang, Nak?”]Dikta mengusap wajahnya yang berkeringat. “Aku lagi kerja, Ma. Ada apa?"[“Tapi kamu belum juga kasih kabar dari kemarin-kemarin, belum lagi kamu bilang ke Mama kalau bakal ngajak Mama pindah ke sana. Tapi sampai sekarang belum ada kepastian. Jujur Mama khawatir.”] Suara Bu Sinta terdengar makin cemas. [“Kamu makan teratur nggak? Tidur di mana, Nak? Kamu baik-baik aja kan?"]“Iya, Ma. Aku makan dengan baik kok, jangan khawatir,” jawab Dikta pelan. Ia tidak ingin membuat ibunya semakin panik, meski dalam kenyataan, perutnya belum benar-benar terisi sejak pagi.[“Kamu nggak bohong, kan?”]Dikta terdiam sejenak. Lalu menjawab, “Enggak, Ma. Aku baik-baik aja.”Ada hening sebentar

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Belom Ada Kabar?

    Di tengah tawa mereka, tiba-tiba Rina bertanya dengan nada yang sedikit pelan, hampir seperti bisikan."By the way, Nilam..." Rina mencondongkan tubuhnya sedikit ke depan. "Gimana kelanjutan kasusnya Talita? Aku dengar-dengar belum ketangkep juga pelakunya ya?"Pertanyaan itu langsung membuat senyum di wajah Nilam sedikit meredup. Ia meletakkan sendoknya perlahan ke atas piring. Matanya mengarah ke jendela, kosong, seakan menimbang harus jawab sejauh mana."Belum ada perkembangan Mba," jawab Nilam singkat, suaranya sedikit lebih datar dari biasanya."Seriusan?" Rina menaikkan alis, terlihat kaget. "Padahal kan kasus ini udah hampir sebulan? Masa belum ada perkembangan juga?"Nilam mengangguk pelan. "Iya. Polisi bilang masih investigasi. Belum ada bukti kuat buat menangkap siapa pun. CCTV di sekitar tempat kejadian juga gak banyak bantu." Ia mencoba tersenyum, meskipun jelas terlihat itu senyum yang dipaksakan.Rina menatap sahabatnya itu dengan sorot prihatin. “Ya ampun… Polisi pada k

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Lihat Saja Nanti

    Dikta menyalakan rokok murahan, mengisapnya dalam-dalam, lalu menghembuskan napas dengan berat. Di tangannya, ponsel yang retak kembali digenggam.Ia membuka folder galeri lama.Satu foto muncul— Nilam.Perempuan itu tampak anggun dan cantik dalam balutan gaun pengantin mewahnya. Berdiri di depan pelaminan yang dihias sedemikian rupa hingga terlihat indah.Jemari telunjuk pria itu bergerak menyusuri wajah dan tubuh Nilam dalam foto tersebut. "Kamu cantik sekali, Nilam," Ia bergumam pelan. Matanya menyorot penuh obsesi."Dari dulu kamu memang selalu mempesona. Kamu selalu berhasil membuatku tertarik." Ia menatap foto Nilam dengan begitu lamat. "Kamu memiliki daya tarik yang dapat membuatku jatuh cinta. Sayangnya..."Dikta memberi jeda atas kalimatnya sendiri. "Sayangnya kamu justru memilih bersama si miskin itu.""Asal kamu tau, aku masih sangat terobsesi padamu, Nilam. Tapi bukan untuk mencintaimu, melainkan..." Dikta meremas ponsel di tangannya dengan kuat hingga ototnya terpampang j

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Nanti Kamu Selingkuh!

    Jean memiringkan tubuhnya, menatap istrinya dengan ekspresi yang serius tapi tetap lembut. Alisnya berkerut, dagunya terangkat sedikit seperti sedang menantang argumen yang belum selesai.“Diet?” ulang Jean pelan. “Kenapa kamu diet?”Nilam menggeliat malas di pelukannya. “Biar kurusan dikit. Sekarang pipi aku udah mulai kayak bakpao. Kamu nggak lihat?”Jean langsung mencubit pipi istrinya pelan. “Justru aku suka pipi kamu yang kayak bakpao ini. Gemesin Nilam sayang!”Nilam mendengus kecil. “Itu kan menurut kamu."Jean menggeleng pelan, lalu menatap istrinya lebih serius. “Aku ngomong jujur. Kamu tuh udah cantik, udah pas. Badan kamu juga bagus, enggak kurang apa-apa. Aku suka badan kamu yang begini, seksi."Nilam mengerjap. Jean menangkup wajah Nilam dengan kedua tangannya. “Inget! Kamu gak boleh diet! Aku cinta kamu apa adanya. Bahkan kalau kamu naik 10 kilo pun, aku tetap cinta kamu. Kamu tahu kenapa?”Nilam menggeleng pelan, matanya masih menatap Jean dengan pandangan bertanya-tan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kesenjangan Sosial

    Nilam reflek menampol lengan suaminya. "Emang pernah ya saldo kamu kosong?"Jean terkekeh menatap wajah polos istrinya. Mungkin ini yang dinamakan kesenjangan sosial. "Yah, yaah. Aku kan beda ama kamu yang kaya dari lahir."Nilam mencubit lengan Jean pelan, lalu bersungut-sungut. Tapi saat suara jeritan dari layar menggema keras, Nilam langsung melompat kecil dan bersembunyi di balik lengan suaminya, separuh wajahnya menempel di bahu pria itu.“Ish! Bikin kaget!” serunya pelan.Jean akhirnya menutup laptop setengah tertutup dan mengusap kepala istrinya."Mau ganti film aja?"“Tapi aku penasaran…” Nilam menjawab sambil masih menunduk. “Aku pengen tau kenapa hantunya punya dendam.”Jean tertawa pelan. "Kepala batu."Sepanjang film, Nilam terus menempel, kadang meringis, kadang memekik pelan. Sementara Jean akhirnya menutup laptopnya, menyerah pada suasana dan lebih memilih melindungi istri kecilnya yang ketakutan tapi keras kepala.Saat film selesai, Nilam langsung memeluk Jean erat. “A

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Peluk Dulu Sebentar

    Sore itu, sekitar pukul lima, Jean baru saja membuka pintu apartemennya. Suasana rumah tampak sepi, hanya terdengar dengungan lembut AC dan aroma harum dari diffuser di sudut ruang tamu. Tidak ada suara langkah kaki, tidak ada sapaan manja yang biasanya langsung menyambutnya setiap kali pulang kerja."Sayang..." panggilnya pelan sambil menaruh tas kerja di dekat rak sepatu. "Nilam sayang, aku pulang..."Tak ada jawaban.Jean menutup pintu perlahan dan hendak melepas sepatu, tapi—“Surpriiise!!”“Hn?!” Jean tersentak kaget saat seseorang langsung melompat dari belakang pintu dan memeluknya dari belakang. Kedua tangan itu melingkari lehernya erat, dan tubuh ramping itu bergelantung di punggungnya.“Sayang?!” serunya sambil tertawa, mencoba menyeimbangkan tubuhnya agar tidak jatuh. “Kamu ngapain sih?! Hampir aja aku jantungan?”Nilam menyandarkan dagunya di bahu Jean, terkikik geli. “Ngasih kamu kejutan” kelakarnya.Jean tertawa kecil sambil menahan punggung istrinya agar tetap aman di g

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Nafsu Banget (21+)

    "Ahh... Ahhh..."Tubuh seksi Nilam kembali mengejang hebat. Ia merangkul leher suaminya sembari melepaskan seluruh hasratnya entah yang keberapa kalinya malam itu. Jean yang duduk bersandar di kepala ranjang dengan Nilam di atasnya ikut mengeluarkan cairan semennya di liang sang istri."Haaa... Haaa... Malam ini kamu benar-benar hebat, Sayang." Jean berbisik di telinga Nilam, perempuan itu meletakkan kepalanya di bahu Jean sambil mengatur nafas sama sepertinya. "Kamu seperti kerasukan setan engas.""Mungkin karena seminggu kemarin kita gak ngelakuin ini, makanya aku jadi lebih bersemangat," balas Nilam lirih. Ia masih berusaha untuk bernafas dengan benar."Kamu mau mandi dulu atau langsung istirahat?" tanya Jean sambil mengusap punggung istrinya."Mandi. Tapi aku capek banget. Aku juga gak yakin kuat berdiri.""Mau ku gendong?" tawar Jean sambil menyeringai."Boleh aja ka— anghhh..." Dalam sekali sentak, Jean mengangkat tubuh ramping Nilam dan menggendongnya seperti Koala. Dan parahny

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Istri Yang Nakal 21+

    Sekitar dua jam setelah meninggalkan rumah Bu Mala, Jean dan Nilam akhirnya tiba di apartemen baru mereka yang terletak di lantai 10 sebuah gedung tinggi dengan pemandangan kota yang menakjubkan. Meski lelah, ada senyum puas di wajah keduanya. Ini adalah awal baru — rumah pertama mereka sebagai pasangan suami istri.Dibantu petugas apartemen, koper-koper dan kardus berhasil dipindahkan ke dalam. Jean mengucapkan terima kasih sebelum menutup pintu dan menghela napas panjang.“Finally…” ucap Nilam sambil menjatuhkan tubuhnya ke sofa empuk di ruang tengah. “Capek banget sumpah.”Jean tertawa kecil, lalu mulai mengangkat koper satu per satu ke kamar. Ia sesekali menyeka keringat di dahinya. “Kamu rebahan terus, minimal suaminya dibantuin sebentar dong,” godanya dari arah kamar.“Kalau aku angkat sendiri, terus fungsi suami apa dong?” sahut Nilam sambil nyengir, setengah membuka mata.Jean melongok keluar dari kamar dan menyipitkan mata. “Fungsi suami? Nih ya, suami itu juga bisa masak. Ma

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Sibuk Bikin Adik

    Sekitar dua jam kemudian, Nilam akhirnya turun dari kamar dengan rambut diikat seadanya dan wajah masih tanpa make-up. Ia mengenakan kaus longgar dan celana training, tampak santai tapi tetap manis. Di ruang makan, aroma nasi goreng buatan Bu Mala menyambutnya dengan hangat.“Pagi…” sapa Nilam setengah menguap sambil duduk di meja makan.Bu Mala yang sedang menemani Qila menyusun puzzle menoleh dan tersenyum lebar. “Pagi darimana? Ini udah hampir jam 11, Tuan Putri.""Ehehehe. Slow aja Ma," balas Nilam sambil mengangkat kedua tangannya.Qila melihat ke arah mereka berdua dan bertanya, "Mama ama Papa baru bangun?"Jean yang menyusul dari belakang Nilam pun menyahut, "Kita baru selesai beres-beres sayang."Bu Mala menyipitkan mata, lalu tertawa. “Ya ya, sibuk beres-beres atau sibuk nyetak adik baru buat Qila?"Nilam langsung tersedak air putih yang baru saja diminumnya. “Maa!”Jean spontan memegang perut karena menahan tawa, sementara Qila hanya senyam-senyum mendengar candaan sang Mama

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status