Share

Bab 6

"Maaa, bangun ma, jangan tidur terus..."

"Sudah Diva, jangan menangis. Mama kamu sudah bahagia di tempat yang jauh di sana. Kamu harus ikhlas, Diva."

Terlihat netra kesedihan dari wajah wanita muda itu, dia baru saja kehilangan ibunya. Tapi yang membuatnya semakin sedih adalah kelakuan ayahnya yang membawa wanita simpanannya ke rumah duka. Dengan air mata yang mengalir di pipinya, Diva memandang ayahnya penuh kebencian.

Bisa-bisanya Ayahnya membawa wanita selingkuhannya di rumah duka, dia tidak akan memaafkan ayahnya. 

"I'm proud of you," ujar Renata mengelus pundak Diva lembut, "kamu harus kuat. Yang tabah ya, Va."

"Makasih Re, aku cuma punya kamu yang menguatkanku. Sedangkan yang semestinya berada di dekatku malah bersama gundiknya."

"Bahwa kebenaran yang utuh baru kamu dapatkan setelah Tante Maya meninggal. Dia menyimpan kesedihannya sendiri sampai akhir hayatnya." Sejenak Renata terdiam, merasa ngeri membayangkan hal itu terjadi padanya.

"Aku ingin membuat ikrar. Kamu jadi saksinya, bahwa aku gak akan pernah mau menjadi diposisi ibuku suatu saat nanti. Gak akan menjadi wanita yang tersakit."

"Ikrar apa itu?" Renata mengernyitkan keningnya.

"Gak ada yang tahu kehidupan ke depannya akan seperti apa, kalau hal itu terjadi dalam hidupku. Aku gak mau mengalami hal yang sama seperti ibuku."

Mendengar itu kepala Renata langsung menoleh pada Diva. Mendapatkan wajah Diva yang terlihat serius, seakan ucapannya sungguh-sungguh. Dan Diva masih tetap menatap lirih ke depannya melihat ayahnya di sebelah ibunya yang berbaring pucat seperti kapas.

Diva melihat bagaimana ayahnya memusatkan perhatian untuk wanita yang telah menghancurkan hati ibunya dan itu menyakitinya dan membuatnya sekaligus mual.

Diva memutuskan untuk kembali ke apartemennya setelah pemakaman selesai. Di sekitar halaman rumahnya bisa dilihat begitu banyak karangan bunga yang terpampang.

Malam di Jakarta tanpa bintang dan bulan. Dua bulan terakhir ini adalah musim hujan, setiap hari hujan tak henti. Seperti hati Diva yang dihujani kesedihan, tapi ia tidak ingin terlihat lemah. 

🌹🌹🌹

Setiap hari ibunya masuk ke kamar tidurnya dengan ekspresi hangat yang menunjukkan penuh kasih sayang. Dan pertanyaan pertama yang keluar dari mulut ibunya adalah, "Bagaimana kabarmu hari ini, sayang?"

"Bad. Semua tidak berjalan lancar." Jawab Diva, ketika ibunya sudah duduk di ranjangnya. Diva mengerutkan kening, memegang maps berwarna coklat berisi berkasnya untuk melamar kerja.

Diva membuang nafas panjang. Dia tidak menyangka ternyata mencari pekerjaan sangatlah susah, beberapa perusahaan telah ia masukan lamaran, tapi sampai saat ini belum ada panggilan.

"Sabar sayang, mama doakan kamu cepat dapat kerja."

"You the best, Mom." Diva tersenyum pada Ibunya lalu memeluknya. Dia merasa sangat beruntung mempunyai ibu yang sangat pengertian.

"Mama hanya tidak ingin kamu menyakiti diri sendiri. Kamu harus jadi wanita kuat dan mandiri." Dia tersenyum gugup, kerutan terbentuk di tepi bibirnya. Wajahnya memerah seperti menahan sesuatu. 

Diva meringkuk, menyandar di dinding. Diva memejamkan kedua matanya mengenang sosok ibunya. Hanya sebentar. Ia mengingatkan dirinya bahwa semua yang ada di dunia ini hanya sementara.

"Maa, Diva sangat merindukan mama..."

Diva menatap ke arah dinding dimana foto keluarga terpajang dengan pose tersenyum bahagia. Seorang wanita anggun berdiri di belakang kursi di sebelah pria berpakaian jas hitam, dan Diva duduk di kursi tersenyum bangga memiliki orang tua seperti mereka. Pada saat itu dia adalah anak yang paling bahagia di muka bumi ini.

Semua hal buruk yang terjadi pada ibunya sangat sempurna di simpan oleh ibunya. 

Diva mengusap air matanya, "Apa mama pernah menyesali masa lalu dan mengutuk hal yang terjadi pada masa sekarang?"

....

"Tapi, bagaimana bisa mama menahan semua seorang diri? Dihianati dan dibohongi. Hidupmu berantakan, mam."

"Kalau menikah hanya pengalaman, aku gak mau hidup menahan penghianatan. Semua akan berubah jika kita diposisi yang beruntung."

Diva tersenyum seorang diri, satu kalimat yang telah ia ucapkan suatu saat akan kembali padanya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status