Beranda / Romansa / Terjerat Hasrat Dunia Gelap / Bab 23. Negosiasi Darah

Share

Bab 23. Negosiasi Darah

Penulis: Shenna
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-02 14:42:08

Ketegangan menggurat wajah Alexander. Rahangnya mengatup, nyaris bergetar oleh kemarahan yang tak lagi bisa dibendung. "Kenapa bajingan itu belum sampai juga?"

"Tuan Francesco belum kunjung membalas pesanku, Sir," jawab Lionello.

"Dasar idiot sialan!" Alexander bangun dari duduknya. "Apa benar ini tempatnya?"

"Benar. Diriku sudah mengecek lokasinya dengan tepat. Asisten Tuan Fransesco menempatkan Casino ini sebagai tempat pertemuan."

"Mereka yang menentukan dan sekarang tidak ada sehelai rambut pun yang terlihat!"

Dari sekian banyak orang yang berada dalam ruangan, tidak ada yang berani menyela atau menenangkan bos besarnya itu.

"Sir, Mr. Ben baru mengabari bahwa Tuan Francesco beserta bawahannya datang ke mansion," ucap Lionello akhirnya.

Mendengar kabar tersebut, Alexander langsung berbalik, melangkah keluar dari casino tanpa sepatah kata pun. Orang-orang di belakangnya buru-buru mengikutinya, memahami bahwa badai tengah bergerak.

Mobil melesat di jalanan malam, dipacu kencang ses
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 40. Menolak, tapi Merintih

    Mulut Ella terbuka, tak bisa berkata-kata lagi dengan pria di hadapannya. "Kau benar-benar pria mesum! Tidak tahu malu! Bajingan! Pengecut! Semua sifat buruk kau borong," geramnya. "Sekarang keluar!" "Tidak mau. Kalau kamu ingin aku keluar ... usir saja aku dengan tanganmu.” "Tubuhmu terlalu besar untuk diseret, bodoh." "Kalau begitu, aku akan tetap di sini. Tidak bergerak sedikit pun." Ella mendecak kesal. "Sungguh merepotkan." Tapi ia berjalan mendekati Alexander. Menarik lengan Alexander dengan sekuat tenaga, namun pria itu sama sekali tidak bergeser dari tempatnya, bagaikan batu besar. Usahanya jelas akan sia-sia. "Argh sialan," umpatnya melepaskan lengan Alexander, lelah. Ella menyerah, tubuh pria itu jauh lebih besar daripada dirinya. Alexander tertawa remeh. "Hanya itu?" "Hanya itu? Wah ... ternyata kau belum sadar, tubuhmu sebesar lemari es." Dengan napas

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 39. Tak Tahu Kata 'Cukup'

    Hari itu, pukul 05:00 PM, senja mulai merambat turun di langit Milan ketika Ella dan kedua orang tuanya berdiri di terminal keberangkatan. Suasana bandara begitu riuh, namun, di antara keramaian itu, dunia Ella terasa sepi. Lima hari telah mereka lewati bersama di kota yang gemerlap ini, dan kini tiba waktunya untuk berpisah."Bisakah kita tinggal bersama lebih lama di sini?" lirih Ella. Tangannya menggenggam erat tangan ayah dan ibunya, berharap waktu ikut berhenti bersamanya."Kami juga ingin bersamamu lebih lama, tapi tidak bisa kami lakukan, sayang," jawab Rachel mengelus lembut rambut Ella."Kita akan kemari lagi bersama dua kakakmu. Mereka pasti merindukan adiknya juga," imbuh Ryan."Akh, aku tidak peduli pada mereka. Aku hanya ingin Mommy dan Daddy."Ryan menarik napas, lalu mengecup dahi putrinya. "Daddy akan mengusahakan agar bisa ke sini dalam waktu dekat.""Aku inginnya sekarang.""Jangan berkata seperti itu,

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 38. Mimpi Basah

    Pintu kamar hotel tertutup rapat. Dua manusia langsung bercumbu tanpa tahu arti menunggu. Chloe mencabik kancing kemeja satu per satu, lalu membuangnya ke lantai asal. "Bukakan pakaianku," bisiknya, tak sabar.Alexander menurut, ia membuka baju dan rok mini Chloe hingga hanya tersisa sepasang pakaian dalam yang nyaris tak menutupi apa-apa. Ia merengkuh tengkuk wanita itu, mencium bibirnya penuh hasrat, memeluk luka yang tidak pernah ia pahami.Kini mereka berada di atas ranjang. Bibir saling menjelajah, menghapus batas. Alexander mencium leher Chloe, lalu turun ke dada, dan akhirnya ke perutnya yang bergetar oleh napas yang cepat. Namun tiba-tiba, datang sesuatu yang menahan langkahnya. Bukan, sesuatu itu sebenarnya sudah ada sejak tadi. Sejak di bar. Bayangan Ella menghantuinya diam-diam. Alexander mencoba melupakannya, dengan cara menenggelamkan diri dalam tubuh wanita lain. Tapi tetap saja. Tak ada yang bisa menyelamatkannya dari kehampaan ini. Sialan.

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 37. Dalam Pangkuan Gairah

    Langit Milan malam itu bagaikan kain hitam yang tengah dihiasi titik-titik cahaya redup dari lampu kota. Suara klakson sayup terdengar, menyatu dengan gemuruh mesin dan semilir angin malam yang menelusup di sela-sela jendela mobil yang melaju."Kamu ingin ke mana?" tanya Alexander akhirnya, memecah hening yang sejak tadi menekan suasana dalam mobil. Ia mengemudi tanpa arah, hanya mengikuti Chloe yang tiba-tiba saja menyeretnya keluar dari mansion Ayahnya. Tatapannya sempat mencuri-curi pandang ke arah wanita itu. Wajahnya pucat, gelisah, seakan menyembunyikan badai di dalam dadanya. Namun, Alexander tidak berniat bertanya lebih dalam."Kita ke mansionmu saja," jawabnya dengan nada sedikit bergetar. "Kamu juga belum pernah mengajakku ke sana.""Sudah kubilang tempat itu tidak nyaman. Kamu tidak akan suka.""Aku bahkan belum pernah ke sana, tapi kamu malah sudah mengambil kesimpulan. Biarkan diriku sendiri yang menilai.""Nanti saja."

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 36. Rose dan Duri-durinya

    "Alice," panggil seseorang. Suara berat nan dalam itu menelusup masuk ke telinga Chloe. Walau milik seorang pria dan terdengar tidak asing, tapi itu bukan suara Alexander. Langkah-langkah tenangnya terdengar mendekat, hingga sosoknya kini berdiri di sisi Chloe. Pria itu berbincang sebentar dengan Alice, sebelum akhirnya menoleh dan menatap dirinya."Hai, kita bertemu lagi ... Rose," sapa pria tersebut. Mata Chloe membesar. Napasnya tercekat. Dunia seakan berhenti berputar sesaat saat mengenali pria itu. Francesco Itu namanya, Chloe masih ingat dengan jelas. Seseorang yang pernah berbagi malam liar dengannya di ranjang yang sama. "Kalian saling mengenal?" tanya Alice sedikit terkejut, sebab setahunya selama pertemuan dengan keluarga Landtsov, Ayah hanya memperkenalkan Alexander dan dirinya sebagai anaknya. Tapi mungkin saja, Ayah memberitahu mengenai putra sulungnya itu yang sempat tidak diakui."Ya, kami s

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 35. Tumbal Sebuah Nama

    Hari itu, matahari masih bergelantung malas di langit barat, seolah enggan turun meski jarum jam telah menunjukkan waktu sore. Di dalam ruang kerja kepala keluarga Hoffa, dua sosok duduk saling berhadapan dalam keheningan yang terasa berat. Tempat yang lebih sering digunakan untuk urusan penting daripada kebersamaan keluarga."Bagaimana hasilnya? Apa Alexander mendengarkanmu?" tanya Reagan akhirnya memecah sunyi.Alice menghela napas, malas membahas persoalan yang tak kunjung selesai. "Tidak. Dia bahkan tak menggubris sepatah kata pun dariku.""Coba lagi. Gunakan pilihan kata yang lebih tepat, atau kalau perlu, berikan ancaman. Buat dia tunduk.""Alexander tidak akan takut pada apa pun, apalagi hanya kepadaku. Dan ayah tahu itu.""Jika tidak segera di desak, pernikahannya tidak akan pernah berlangsung.""Kalau begitu kenapa tidak dibatalkan saja? Maksudku, mungkin Alexander memang tidak menyukai tunangannya. Siapa tahu, dia sudah

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status